Tag Archives: InfraDigital

Founder InfraDigital

InfraDigital Dapatkan Pendanaan Seri A dari AppWorks

Startup pengembang platform manajemen untuk lembaga pendidikan InfraDigital mengumumkan perolehan pendanaan seri A dengan nilai yang tidak disebutkan. Investasi didapat AppWorks, perusahaan memberikan investasi pada pendanaan tahap awal mereka bersama Fenox Ventures dan beberapa angel investor. Appworks sebelumnya juga berinvestasi pada pendanaan seri C Fabelio yang diumumkan bulan ini dan HarukaEdu di akhir tahun 2019 lalu.

Seperti diberitakan sebelumnya, layanan InfraDigital berupa SaaS yang memudahkan institusi pendidikan untuk memulai transformasi digital mereka dengan mendigitalkan data siswa dan keuangan, mengautomasi proses operasional, dan memfasilitasi pembayaran uang sekolah secara online ataupun offline. Menurut statistik yang disampaikan, InfraDigital kini aktif di 12 provinsi dan telah digunakan lebih dari 350 institusi dan 165 ribu siswa.

Di awal debutnya pada Maret 2018, InfraDigital hadir sebagai startup yang menghadirkan sistem pembayaran untuk beberapa kepentingan (sudah terdaftar di Bank Indonesia), termasuk pembayaran sekolah, tagihan apartemen, hingga pembayaran tempat parkir. Seiring perkembangannya, kini mereka fokus untuk mengkomodasi institusi pendidikan, mulai dari jenjang TK sampai universitas, termasuk institusi non-formal seperti pondok pesantren dan lembaga lainnya.

InfraDigital juga menjadi inovator di belakang “jaringan IDN”, yang merupakan jaringan pembayaran untuk lembaga pendidikan yang dibangun bersama startup dan ritel besar seperti Gojek, Tokopedia, LinkAja, Blibli, Alfamart, Indomaret dan berbagai macam provider pembayaran lainnya.

Pandemi mempercepat transformasi digital

Pandemi Covid-19 membuat institusi pendidikan harus menghentikan kegiatan di ruang-ruang kelas. Semuanya beralih ke online, dan mau tak mau memaksa semua sekolah untuk melakukan transformasi digital. InfraDigital melihat ini menjadi sebuah peluang, membantu mendigitalkan sistem administrasi mereka.

“Pandemi sebenarnya telah mendorong banyak lembaga pendidikan untuk menilai kembali proses manual yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan mengeksplorasi opsi digital yang dapat mengoptimalkan kerja dan biaya. Sejak awal krisis, kami telah melihat banyak permintaan untuk membantu di berbagai bidang manajemen sekolah, termasuk pendaftaran siswa online, pembayaran, dan fungsi administrasi digital lainnya,” ujar Co-Founder InfraDigial Indah Maryani.

Perusahaan saat ini mendedikasikan sumber dayanya untuk membantu lembaga pendidikan yang baru bergabung dalam memenuhi tuntutan dan kompleksitas operasional selama kebijakan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi. Terutama selama periode ketidakpastian ekonomi ini, solusi InfraDigital membantu mempermudah pembayaran dan pendaftaran siswa melalui PPDB/PMB, yang pada akhirnya membantu sekolah mengelola keuangan mereka dan membangun landasan operasional yang kokoh.

“Sekolah-sekolah di Indonesia telah lama menderita karena aliran uang yang tidak efisien akibat penggunaan sistem turunan berbasis kertas. Layanan digitalisasi InfraDigital adalah win-win solution untuk orang tua dan lembaga pendidikan, mempermudah mereka mengelola proses pembayaran uang sekolah dan meningkatkan keuangan sekolah dan kegiatan operasional secara keseluruhan,” ucap Partner AppWorks Jessica Liu.

Ke depannya, InfraDigital berharap dapat memperluas jejaknya ke wilayah lain di Indonesia dan pada akhirnya menjadi solusi digital yang lengkap untuk institusi pendidikan.

Funding will be allocated for feature development abd market expansion

InfraDigital Receives Seed Funding, Focused on Developing School Payment System

InfraDigital Nusantara as the school payment system development, today (2/20) announced to receive seed funding. The value is not mentioned, but participated investors are Appworks Ventures, Fenox Ventures, and two angel investors working for Google and Netflix.

Along with the latest funding, InfraDigital will be focused on improving service quality throughout school networks this year. Some additional features are prepared following consumer’s demand. Funding will also be allocated to expand market in all over Indonesia.

Since the launching in early 2018, InfraDigital has managed payments in 90 academic institutions involving up to 24 billion Rupiah and more than 20 thousand students. When first introduced, they targeting business process digitization which previously done manually, such as school payment, apartment bills, and parking fees.

“Paying school fee should be as easy as buying electricity token. Regardless of parents having bank account or not, nothing can stop them for paying on time. Everyone can pay for academic fees anywhere, anytime through banking services, payment applications, and market outlets. We also help digitize financial management to save costs, time and energy. School will be easier to manage financial and to be focus on developing education,” InfraDigital’s Founder Ian McKenna said.

In the academic sector, aside from schools, InfraDigital services also available for other institutions, such as universities, course, and Islamic boarding schools. As a “payment gateway”, InfraDigital works directly with several partners for payment channels, such as Indomaret, Alfamart, BNI, Mandiri, Danamon, Ayopop, Kaspro, and Mobilepulsa.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Sistem Pembayaran Sekolah InfraDigital

InfraDigital Dapatkan Pendanaan Awal, Fokus Kembangkan Sistem Pembayaran di Sekolah

InfraDigital Nusantara sebagai pengembang sistem pembayaran uang sekolah hari ini (20/2) mengumumkan mendapatkan pendanaan awal (seed funding). Tidak disebutkan nominal dana yang didapat, adapun investor yang terlibat adalah Appworks Ventures, Fenox Ventures dan dua orang angel investor yang kebetulan bekerja di Google dan Netflix.

Dengan penambahan modal ini, tahun 2019 InfraDigital akan fokus pada peningkatan kualitas layanan di seluruh jaringan sekolah. Direncanakan juga beberapa penambahan fitur sesuai masukan yang diberikan oleh konsumen yang ada. Dana juga akan difokuskan untuk memperluas jangkauan pangsa pasar di seluruh wilayah Indonesia.

Sejak diluncurkan pada awal tahun 2018, InfraDigital telah mengelola pembayaran di 90 institusi pendidikan, dengan dana yang dikelola mencapai 24 miliar Rupiah, melibatkan lebih dari 20 ribu peserta didik. Ketika pertama kali diperkenalkan, InfraDigital memang menyasar digitalisasi proses bisnis yang sebelumnya banyak dilakukan secara manual, yakni (1) pembayaran uang sekolah, (2) pembayaran tagihan apartemen, dan (3) pembayaran parkir.

“Seharusnya pembayaran tagihan sekolah itu semudah membeli token listrik. Walaupun orang tua punya rekening atau tidak, tidak ada halangan untuk membayar tepat waktu. Semua bisa bayar tagihan pendidikan di manapun dan kapanpun melalui layanan perbankan, aplikasi pembayaran, maupun gerai market. Kita juga membantu digitalisasi pengelolaan keuangan sehingga bisa hemat biaya, waktu, dan tenaga. Sekolah menjadi lebih mudah mengurus keuangan dan bisa lebih fokus pada pengembangan pendidikan,” ujar Founder InfraDigital Ian McKenna.

Di sektor pendidikan, selain untuk sekolah, layanan InfraDigital juga dapat digunakan untuk institusi lain, seperti universitas, bimbel, hingga pesantren. Sebagai “payment gateway”, InfraDigital bekerja sama langsung dengan beberapa mitra untuk kanal pembayaran, seperti Indomaret, Alfamart, BNI, Mandiri, Danamon, Ayopop, Kaspro, dan Mobilepulsa.

InfraDigital sajikan layanan pembayaran khusus untuk bisnis konvensional

Startup Fintech InfraDigital Hadirkan Platform Pembayaran Khusus Bisnis Konvensional

Pergeseran kultur produktivitas masyarakat ke ranah digital menciptakan banyak peluang baru. Salah satunya yang coba dimanfaatkan oleh platform InfraDigital, yakni dengan menghadirkan platform pembayaran (payment gateway) untuk beberapa sektor bisnis. InfraDigital menyediakan platform yang dikustomisasi untuk beberapa layanan, yakni (1) pembayaran uang sekolah, (2) pembayaran tagihan apartemen, dan (3) pembayaran parkir. Selain itu juga dilengkapi produk penagihan digital untuk bisnis berbasis aplikasi dan API.

Co-founder & CEO InfraDigital Ian McKenna menceritakan kepada DailySocial hal yang melatarbelakangi pengembangan startup yang kini digelutinya. Perkembangan fintech di Indonesia sangat signifikan, namun kebanyakan pemain fokus pada layanan untuk konsumer dan ritel. Menurut Ian, bisnis tradisional belum merasakan manfaat secara signifikan.

“Contohnya saja penagihan dan pencatatan masih manual, rata-rata transaksi masih pakai metode konvensional. Padahal, pasar itu besar sekali.  Oleh sebab itu InfraDigital diciptakan. Satu platform yang membawa semua keunggulan teknologi fintech dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan tim keuangan dari bisnis tradisional,” ujar Ian.

Untuk sekolah, platform InfraDigital menyediakan sistem terpadu bagi staf tata usaha, termasuk kanal pembayaran dan sistem pengingatnya. Di bisnis apartemen, memudahkan pengelola untuk memungkinkan pelanggan melakukan pembayaran secara digital, juga memberikan penghuni kemudahan untuk melakukan pengecekan tagihan.

Sedangkan untuk sistem parkir, InfraDigital memungkinkan pengelola lahan parkir membuat sistem pembayaran bulanan atau harian secara online. Bagi pengguna pembayarannya dapat dilakukan melalui beberapa opsi layanan bank seperti ATM atau bisa juga melalui gerai Indomaret dan Alfamart di seluruh Indonesia.

InfraDigital didirikan sejak Desember 2017 bersama dengan seorang co-founder lain bernama Indah Maryani. Produknya sendiri baru soft-launching per Maret 2018 ini, menggandeng beberapa institusi. Belum lama ini pihaknya mendapatkan pendanaan dari Fenox Venture Capital melalui GnB Accelerator. Pada awal tahun 2018 lalu InfraDigital juga mendapatkan suntikan dana dari seorang angel investor Johan Tahardi dengan jumlah yang tidak disebutkan.

Beberapa anggota tim InfraDigital / InfraDigital
Beberapa anggota tim InfraDigital / InfraDigital

Pihaknya mengklaim, sejak diluncurkan 4 bulan silam, platform InfraDgital kini sudah memproses lebih dari 15 ribu tagihan dengan perputaran uang senilai lebih dari 2,5 miliar Rupiah. Saat ini sudah ada hampir 100 institusi yang bergabung, didominasi dari kalangan pendidikan seperti sekolah, universitas, dan lembaga kursus.

“Bulan ini mayoritas penjualan kami sudah berdasarkan referral, yaitu rekomendasi dari klien kami, bukan direct sales lagi. Hal ini membuat kami yakin bahwa solusi dari platform yang kami berikan benar-benar membantu tim keuangan,” terang Ian.

Di tahun 2018 ini, InfraDigital akan memfokuskan operasional pada penambahan fitur dalam platform sesuai kebutuhan klien. Ian juga menuturkan pihaknya akan menambahkan vertikal bisnis lainnya dalam portofolio layanan yang disediakan.

GnB team dan 7 Startup program akselerator batch keempat / GnB Accelerator

GnB Accelerator Hadirkan Tujuh Startup Terpilih di Batch Keempat

Untuk keempat kalinya program GnB Accelerator memilih tujuh startup yang berhak mendapatkan pelatihan dan mentoring hingga pendanaan sebesar $50 ribu (sekitar Rp 710 juta) untuk investasi awal. Program Manager GnB Accelerator Kentaro Hasimoto mengungkapkan, ketujuh startup tersebut terpilih dari sekitar 150 startup yang mendaftarkan diri untuk batch keempat. Nantinya, selama tiga bulan, tujuh startup yang terpilih akan dibina mitra dan mentor dari GnB Accelerator.

“Program ini kami rancang secara konsisten juga untuk memberikan world-class accelerator program. Tidak saja melalui pendanaan, tapi juga menawarkan mentorship, support, dan training dari para expert dari dalam dan luar negeri yang telah berpengalaman di bidangnya.”

Sebelum menyaring tujuh startup terpilih, program akselerator GnB telah melakukan road show selama dua hari di kota-kota seperti Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Medan, dan Jakarta. Road show ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi para pelaku startup di luar kota, baik untuk akses ke pendanaan, mentor, maupun jaringan internasional.

Program yang diinisiasi Fenox Venture Capital yang berbasis di Silicon Valley dan perusahaan IT Jepang, Infocom Corporatio tersebut hingga kini telah melahirkan sekitar 25 startup lulusan.

“Untuk Fenox sendiri kami saat ini sudah memberikan investasi kepada lebih dari 30 startup yang memiliki potensi dan model bisnis yang menarik,” kata SEA Regional Manager Fenox VC Retno Dewati.

Program yang sudah mulai berlangsung sejak tahun 2016 ini diklaim memperkuat posisi GnB sebagai wadah akselerator terbaik di Indonesia yang secara konsisten mendukung perkembangan startup lokal potensial.

Berbagai layanan

Dari tujuh startup yang dilirik program GnB Accelerator, terdapat layanan yang sudah familiar, di antaranya adalah katering rumahan online, teknologi untuk melakukan riset secara terpadu, hingga platform untuk calon mahasiswa menentukan jurusan terbaik di universitas.

Berikut adalah tujuh startup yang mendapatkan kesempatan mengikuti program dengan dukungan dan training di gelombang keempat:

Infra Digital. InfraDigital merupakan layanan keuangan digital untuk bisnis tradisional untuk mengotomasi proses penagihan dengan memanfaatkan channel fintech dalam mengumpulkan dan menyalurkan pembayaran.

Matakota. Matakota adalah media sosial dengan konsep smart citizen yang menghubungkan masyarakat dan stakeholder untuk berinteraksi secara kolaboratif pada enam sektor utama, yaitu sosial, lalu lintas, kriminal, kebakaran, bencana dan perlindungan anak.

Populix. Populix merupakan startup yang membangun database responden di seluruh Indonesia. Database ini digunakan oleh perusahaan, lembaga masyarakat, pemerintah, akademisi, ataupun institusi lainnya untuk keperluan riset, marketing, dan pengujian produk, sehingga bisa dimanfaatkan untuk penentuan keputusan dan strategi yang lebih tepat bagi setiap penggunanya.

Bookslife. Bookslife adalah platform penerbitan digital. Dengan pendekatan yang mudah, murah dan personal. Bookslife memberikan solusi bagi para penulis, pembaca dan penerbit menggunakan sistem part untuk menggerakkan dan menciptakan atmosfir yang lebih positif dalam industri konten penerbitan.

Playable Kids. Playable Kids merupakan aplikasi yang menyediakan konten digital yang aman, edukatif dan menghibur bagi anak serta orang tua. Konten digital yang disediakan berupa educations games, interactive learning video. Playable Kids juga menyediakan fitur school management system dan parental control untuk membantu orang tua memonitor perkembangan anak di sekolah.

Homade. Homade adalah sebuah startup yang bergerak didalam industri makanan jadi (catering) yang memiliki standar kesehatan, rasa dan berkualitas dengan harga ekonomis. Keunggulan Homade adalah memberdayakan ibu rumah tangga untuk memasak, menggunakan makanan serta bumbu yang terjaga kualitasnya serta harga yang ekonomis dengan kemudahan memesan melalui aplikasi.

Ikigai. Ikigai adalah portal rekrutmen mahasiswa. Menghubungkan mahasiswa ASEAN dengan universitas di seluruh dunia dengan misi untuk memberdayakan siswa dalam memilih pendidikan, melalui pilihan studi yang transparan, interaktif dan cocok dengan psikologi siswa.

Kolaborasi di antara Tim Infradigital dan Sekolah Perjuangan dan Peradaban / InfraDigital

InfraDigital Mudahkan Pembayaran Biaya Pendidikan Secara Online

Kemudahan yang ditawarkan oleh bank hingga layanan e-commerce untuk melakukan transaksi hingga membayar tagihan secara online, menjadikan rutinitas yang mulai digemari oleh masyarakat saat ini. Melihat makin besarnya potensi tersebut, startup lokal bernama InfraDigital hadir untuk memudahkan pembayaran biaya pendidikan anak memanfaatkan layanan e-commerce secara online.

Kepada DailySocial, salah satu pendiri InfraDigital Ian McKenna mengungkapkan, ide didirikan InfraDigital berawal dari pengalaman pribadi Ian bekerja di Fusion Payments, perusahaan yang mendirikan BerUang, aplikasi untuk pembayaran tagihan. Bersama rekan kerjanya, Indah Maryani, mereka kemudian memutuskan untuk menghadirkan pilihan pembayaran baru, untuk memudahkan orang tua melakukan pembayaran sekolah anak secara online.

“Ketika kami berdua bekerja di BerUang, kami menemukan masalah yang saat ini masih terjadi yang bisa diatasi oleh InfraDigital. Dengan makin besarnya peranan dari pembayaran melalui aplikasi saat ini, kami melihat InfraDigital bisa merevolusi pemabayaran pendidikan.”

Untuk memperkuat validasi model bisnis tersebut, InfraDigital melakukan survei kepada 1000 orang tua murid di kawasan Depok. Hasil dari survei tersebut adalah sebanyak 83% orangtua telah melakukan pembayaran untuk tagihan PLN, PDAM hingga multifinance secara online. Sementara 78% orangtua mengklaim ingin memanfaatkan layanan serupa untuk pembayaran biaya pendidikan anak.

Bekerja sama dengan merchant hingga sekolah

Untuk memudahkan pengguna melakukan pembayaran melalui layanan e-commerce seperti Tokopedia hingga transfer bank, bisa menggunakan kode khusus yang diberikan InfraDigital dengan produk yang bernama Jaringan IDN. Kode unik tersebut kemudian bisa digunakan oleh pengguna untuk melakukan pembayaran.

Selain kode unik, pengguna juga bisa langsung menuliskan nama sekolah dalam aplikasi terkait dilanjutkan dengan memasukkan Nomor Induk Siswa. Nantinya secara langsung tagihan biaya pendidikan siswa tersebut akan muncul, dan orang tua bisa langsung melakukan pembayaran.

“Tentunya tampilan tersebut akan berbeda menyesuaikan pilihan aplikasi atau platform yang digunakan oleh pengguna. Untuk pembayaran melalui Indomaret misalnya, pengguna cukup memasukkan nama sekolah dan Nomor Induk Siswa saja,” kata Ian.

Saat ini InfraDigital telah menjalin kemitraan dengan 70 sekolah dan lembaga kursus. Selain dengan Indomaret kemitraan yang baru saja diresmikan, InfraDigital juga telah menjalin kemitraan dengan 5 hingga 10 mitra terkait.

“Untuk ke depannya Anda bisa melihat pilihan pembayaran sekolah muncul di aplikasi pembayaran favorit, demikian juga melalui ATM atau mobile banking dalam waktu beberapa bulan ke depan,” kata Ian.

InfraDigital juga menghadirkan fitur lainhya seperti SMS broadcast, WhatsApp hingga email untuk memberikan notifikasi pembayaran tagihan pendidikan anak kepada pengguna.

Rencana dan target InfraDigital di tahun 2018

Saat ini InfraDigital telah memiliki angel investor dan berencana untuk melakukan fundraising. Masih fokus kepada rencana mereka untuk segera meluncur, InfraDigital memiliki target bisa menjalin kemitraan dengan 300 ribu sekolah.

“Kami ingin menciptakan jaringan kanal pembayaran agar bisa menjaring lebih banyak orang tua. Apakah itu untuk pembayaran kuliah menggunakan kartu kredit melalui layanan e-commerce, hingga orang tua yang memiliki penghasilan menengah ke bawah yang masih melakukan pembayaran tunai di warung terdekat,” kata Ian.