Tag Archives: input kontrol

Welle Dapat Mengubah Permukaan Benda Apapun Jadi Input Kendali Pintar

Teknologi memungkinkan satu perangkat kecil mengerjakan banyak hal, namun sejauh ini, cara manusia berinteraksi dengannya tak banyak berubah. Layar sentuh merupakan sebuah standar device mobile modern, lalu keyboard dan mouse biasa digunakan buat bekerja. Teknik motion tracking sudah lama ada, tapi fungsinya belum diterapkan secara umum.

Bermaksud untuk menyajikan interaksi yang lebih natural antara user dan hardware, tim developer Maxus Tech dari Hong Kong memperkenalkan Welle. Perangkat kecil ini mempunyai kemampuan yang mengagumkan: mengubah permukaan benda apapun menjadi input kendali pintar, memungkinkan kita mengontrol device ataupun aplikasi favorit baik di Android ataupun iOS dengan gesture.

Welle 1

Welle memiliki wujud bak kotak kecil berukuran 75,4x35x16,2-milimeter. Di permukaan tubuhnya, tim desainer memilih kombinasi warna kuning di depan dan hitam di belakang. Device tersambung ke perangkat melalui Bluetooth, selanjutnya ia dapat digunakan untuk mengakses fungsi dari speaker, thermostat, TV, lampu, serta device-device IoT lain. Welle kompatibel dengan Belkin Wemo, LIFX, IFTTT, Honeywell, Philips Hue, Sonos Wireless Speaker, Logitech, SwitchBot, SmartThings dan Nest Thermostat.

Perangkat ini membaca gerakan tangan Anda dengan menggunakan sonar. Saat diaktifkan, Welle memancarkan gelombang dan akan membaca pantulan dari objek di depannya. Gema tersebut selanjutnya ditangkap, diurai dan diolah menjadi instruksi berbeda memanfaatkan algoritma canggih. Welle bisa mengenal tulisan tangan serta selusin gerakan jari (memutar, scroll, U dan lain-lain).

Welle 2

Unik lagi, pengguna dipersilakan menentukan huruf atau angka apapun untuk mengaktifkan/mengontrol fungsi perangkat. Teknologi ultrasound dipilih Maxus Tech karena jarak deteksinya lebih jauh dan akurat (dibanding RF), tidak membutuhkan kondisi cahaya tertentu (inilah kelemahan sensor optik), dan hemat listrik (baterainya bisa bertahan sampai sebulan). Teknologi ini kabarnya diadopsi dari ranah militer.

Welle 1

Buat menggunakannya, Anda hanya perlu menyalakan Welle dan menginstal app companion-nya di perangkat bergerak, kemudian tinggal konfigurasi gesture favorit atau memilih yang telah Maxus Tech sediakan. Selanjutnya, posisikan device pada sebuah permukaan rata, dan Welle siap digunakan. Ia bisa membaca jarak minimal 10-sentimeter di depannya dengan luas kertas A4, diotaki chip ARM Cortex M4 single-core 168MHz dengan RAM 182Kb.

Welle bisa Anda pesan sekarang di situs crowdfunding  Kickstarter, dijajakan seharga mulai dari US$ 70. Target strech-nya sudah terpenuhi, dan rencana produk akan mulai didistribusikan ke backer pada bulan Oktober.

Lambaikan Tangan ke Arah Bixi, Maka Anda Bisa Mengontrol Berbagai Macam Perangkat Pintar

Sebesar dan seresponsif apapun layar sentuh yang dipunyai smartphone atau tablet, semua itu percuma seandainya jari Anda sedang tidak memungkinkan untuk menyentuhnya – entah karena sedang berlumuran tepung atau sedang menggenggam setang sepeda. Saat berada di posisi ini, mungkin Anda berharap andai saja scrolling pada layar bisa dilakukan dengan melambaikan tangan.

Kalau itu masalahnya, perangkat bernama Bixi ini bisa menjadi solusi. Fungsi utamanya tidak lain dari mengontrol perangkat smart home dan aplikasi milik smartphone atau tablet. Dan semua itu bisa dilakukan tanpa menyentuh perangkat sama sekali, alias menggunakan gerakan tangan.

Bixi bisa ditempatkan di berbagai permukaan: di atas meja, di dashboard mobil, di setang sepeda, dan masih banyak lagi. Total ada 8 macam gesture yang bisa ia kenali, akan tetapi jumlahnya bisa diperbanyak selagi pengguna menetapkan gesture untuk tiap-tiap perangkat dan aplikasi.

Bixi lebih praktis daripada perintah suara karena tidak terbatas masalah bahasa dan tidak memerlukan koneksi internet / Blue Mint Labs
Bixi lebih praktis daripada perintah suara karena tidak terbatas masalah bahasa dan tidak memerlukan koneksi internet / Blue Mint Labs

Contoh penggunaannya yang paling gampang adalah untuk mengontrol speaker macam Bose SoundTouch ketika Anda sedang berlatih vokal di kamar mandi untuk audisi The Voice; lambaikan tangan ke kanan untuk lompat ke lagu selanjutnya, atau perlahan gerakkan tangan ke atas untuk memperbesar volumenya.

Di ruangan lain, semisal di kamar, Bixi bisa Anda tempatkan di meja sebelah ranjang. Pada keesokan harinya, Anda tinggal melambaikan tangan di atasnya untuk mematikan alarm ponsel. Lalu dengan satu tap dan dilanjutkan oleh lambaian tangan lain, gorden pintar yang terpasang di jendela akan terbuka.

Sejatinya ada banyak sekali yang bisa dilakukan dengan Bixi, termasuk mengendalikan kamera GoPro saat sedang bersepeda. Pengembangnya, Blue Mint Labs, mengklaim Bixi lebih praktis ketimbang perangkat seperti Amazon Echo dan Google Home yang mengandalkan perintah suara, sebab di sini tidak ada keterbatasan bahasa, dan pengguna juga tidak memerlukan koneksi internet.

Untuk mendapatkan Bixi, Anda harus menjadi backer di kampanye Kickstarter-nya. Selama masa early bird, ia ditawarkan seharga $79 saja.

EyeSight Technologies Kembangkan Sistem Kontrol Gesture untuk Gear VR dan Google Cardboard

Tidak seperti Oculus Rift dan HTC Vive, VR headset berbasis smartphone macam Samsung Gear VR dan Google Cardboard sejauh ini masih belum mendukung navigasi gesture. Buat pengguna Gear VR, navigasi bisa dilakukan via touchpad yang berada di sisi kanan headset, sedangkan pengguna Cardboard malah hanya terbatas pada satu tombol saja.

Bukankah akan jauh lebih menarik kalau kita bisa menavigasikan VR headset tanpa perlu menyentuh apa-apa? Tentu saja, tapi bagaimana caranya? Well, itulah misi yang tengah dituju oleh EyeSight Technologies. Mereka tengah mengembangkan sistem kontrol gesture untuk VR headset berbasis smartphone.

Berkat sistem ini, pengguna pada dasarnya hanya perlu menggerakkan tangan atau jari-jarinya di udara untuk menavigasi. Sistem rancangan EyeSight memanfaatkan kamera belakang smartphone untuk mendeteksi pergerakan tangan dan jari, sehingga tanpa perlu menyentuh apa-apa, input kontrol pun bisa terlaksana.

Menurut EyeSight, sistem ini kompatibel dengan Gear VR maupun Cardboard. Namun tentu saja kamera milik smartphone tidak boleh terblokir aksesnya, dan pengguna Cardboard yang tidak memiliki strap untuk kepala sepertinya bakal sedikit kesulitan.

Sayangnya hingga kini masih belum ada kepastian kapan EyeSight akan meluncurkan sistem kontrol gesture ini ke publik. Di sisi lain, developer aplikasi VR juga harus lebih dulu mengintegrasikan sistem ini sebelum konsumen bisa menikmatinya di VR headset-nya masing-masing.

Sumber: Engadget.