Saya yakin sebagian besar dari kita masih ingat zaman kita membuka Facebook hanya untuk memainkan FarmVille lebih dari satu dekade silam. Sekarang, FarmVille sedang bersiap untuk pensiun, dan Facebook juga sudah mengalihkan komitmennya ke teknologi HTML5 sebagai fondasi atas platform Instant Games mereka.
Sebagus-bagusnya HTML5, kapabilitasnya jelas kalah dibanding aplikasi native. Itulah mengapa katalog Facebook Instant Games kebanyakan berisi permainan yang bahkan lebih sederhana daripada game mobile. Namun tidak selamanya harus seperti itu, sebab Facebook sudah menyiapkan alternatif lain dalam wujud cloud gaming.
Sebelum Anda salah tangkap, perlu ditekankan bahwa ini bukan layanan pesaing Google Stadia, Microsoft xCloud, atau Amazon Luna. Ketimbang jadi layanan terpisah, cloud gaming justru menjadi salah satu fitur Facebook Gaming, dan duduk bersebelahan dengan Instant Games itu tadi.
Dari perspektif sederhana, Facebook melihat cloud gaming ini sebagai cara untuk menyuguhkan permainan yang mustahil dapat terwujud menggunakan HTML5 dan segala keterbatasannya. Game seperti Asphalt 9: Legends, Mobile Legends: Adventure, WWE SuperCard, dan Dirt Bike Unchained adalah sebagian contohnya.
Ya, semua game tersebut memang merupakan game free-to-play yang sudah bisa kita mainkan sekarang juga di smartphone atau tablet, tapi sekarang kita juga bisa memainkannya lewat aplikasi Facebook Gaming di Android, maupun di browser komputer dengan mengunjungi fb.gg/play.
Oke, mungkin bukan kita semua, melainkan saudara atau kerabat kita yang tinggal di Amerika Serikat, mengingat fitur cloud gaming ini memang masih berstatus beta dan baru tersedia di sana saja. Di luar AS, tautan tadi bakal membawa Anda ke koleksi Facebook Instant Games seperti biasa.
Facebook menekankan bahwa mereka tidak punya maksud menerapkan model bisnis seperti layanan cloud gaming pada umumnya. Semua cloud game yang Facebook tawarkan dapat dimainkan secara cuma-cuma, meski memang ada konten in-app purchase seperti yang bisa kita jumpai pada permainan yang sama di smartphone.
Kendati demikian, bukan tidak mungkin ke depannya Facebook bakal menawarkan game premium pada katalog cloud gaming-nya, apalagi mengingat Facebook memang sempat mengakuisisi sebuah layanan cloud gaming bernama PlayGiga menjelang akhir tahun 2019 kemarin. Namun untuk sekarang, fokus mereka hanya terbatas untuk permainan free-to-play saja.
Belum diketahui kapan fitur cloud gaming ini bakal menyambangi pengguna Facebook di negara lain. Facebook juga belum bisa bicara banyak soal ketersediaannya di platform iOS, sebab Apple memang menerapkan kebijakan yang luar biasa ketat.
Terlepas dari berbagai upayanya membesarkan diri di industri gaming, Facebook juga masih terus memperkaya platform Instant Games-nya. Buktinya adalah dua game anyar dari franchise Pokemon yang baru saja dirilis secara eksklusif di Facebook Instant Games.
Kedua game tersebut adalah Pokemon Tower Battle garapan developer Bombay Play, dan Pokemon Medallion Battle karya GCTurbo. Meski tidak bisa dikategorikan sebagai game yang ‘serius’, kebesaran nama Pokemon tentunya bisa menjadi aset penting terhadap reputasi Facebook Gaming.
Kalau Anda mengira Pokemon Tower Battle merupakan game tower defense, Anda salah. Game ini justru lebih mirip Tetris; dua pemain bakal diadu untuk menyusun menara yang paling tinggi secara bergantian.
Bahan penyusunnya? Apa lagi kalau bukan beragam jenis Pokemon, dari yang berbentuk bulat dan simpel seperti Jigglypuff, sampai yang besar dan tricky seperti Charizard. Siapapun yang pertama roboh menaranya, dialah yang kalah.
Dibandingkan game yang pertama, Pokemon Medallion Battle mungkin akan terkesan lebih serius. Game ini pada dasarnya masuk kategori card battle game, kategori yang bisa dibilang sudah mendarah daging untuk franchise Pokemon.
Mengoleksi dan mengevolusikan beraneka Pokemon jelas merupakan aspek penting dalam game ini, dan developer-nya menjanjikan bakal ada Pokemon baru yang diperkenalkan setiap bulannya, sehingga pemain bisa terus menyempurnakan komposisi deck kartunya.
Kedua game Pokemon ini sudah bisa kita nikmati sekarang di Facebook. Pokemon Tower Battle telah tersedia secara global, sedangkan Pokemon Medallion Battle baru di kawasan Asia-Pasifik saja.
Masih ingat zaman kita membuka Facebook hanya untuk memainkan game seperti FarmVille, Restaurant City, dan lain sebagainya? Era tersebut sudah resmi berakhir sejak kebangkitan industri mobile gaming, akan tetapi bukan berarti Facebook sudah menyerah di bidang gaming.
Sebagai gantinya, Facebook ikut mengarahkan fokusnya ke mobile gaming melalui platform Instant Games, yang memanfaatkan kecanggihan HTML5 agar game dapat konsumen nikmati di perangkat apapun yang bisa dipakai untuk mengakses Facebook.
Konsep Instant Games yang tidak mengharuskan pengguna untuk mengunduh apa-apa sejatinya sangat cocok untuk konsumen di negara berkembang, yang umumnya memiliki akses internet cukup terbatas. Oleh karena itu, Facebook baru-baru ini memutuskan untuk membawa Instant Games ke Facebook Lite.
Di samping itu, Instant Games rupanya juga bakal segera hadir sebagai suatu fasilitas untuk grup Facebook seputar gaming, sehingga pengguna dapat menikmati sederet permainan yang tersedia bersama rekan-rekan sejawatnya. Untuk grup non-gaming, Facebook berencana menghadirkan Instant Games sebagai fitur yang opsional.
Kehadiran Instant Games di lebih banyak tempat ini pada dasarnya merupakan kabar baik bagi para developer game, apalagi mengingat Facebook sudah membuka aksesnya ke semua developer sejak bulan Maret lalu. Sejumlah opsi monetisasi tentu saja sudah disediakan agar developer bisa memanfaatkan platform ini sebagai lahan bisnis barunya.
Dilansir TechCrunch, pendapatan Facebook dari sektor gaming tentu tidak lagi sebesar pada masa keemasan FarmVille. Kendati demikian, angka $190 juta per kuartal masih tergolong lumayan, dan ini sejatinya yang mendorong Facebook agar tidak patah semangat di ranah gaming.
Belum lama ini, Facebook juga telah merilis portal gaming-nya, fb.gg, sebagai aplikasi mobile – meski baru berstatus beta. Tanpa harus terkejut, Instant Games juga merupakan salah satu fitur yang ditawarkan di aplikasi tersebut.
Instant Games lahir kurang lebih setahun yang lalu. Ini adalah platform gaming online yang bisa dijumpai di dalam aplikasi Messenger milik Facebook. Setahun berjalan, kini Instant Games sudah dihuni lebih dari 70 judul game yang tadinya cuma berjumlah 20 judul, termasuk tambahan baru game Tetris, Zynga Words dan Angry Birds.
Facebook menandai setahun kelahiran instant Games dengan memberikan beberapa fitur baru termasuk tambahan judul game, fitur live streaming dan juga percakapan video yang bakal secara efektif tersedia mulai hari ini dan dituntaskan oleh kehadiran game Angy Bird pada awal tahun 2018 mendatang.
Fitur live streaming yang dipersembahkan oleh Facebook Live sudah bisa dipakai mulai hari oleh seluruh pengguna Instant Games. Dengannya, pemain bisa menyiarkan secara langsung aksinya memainkan game-game favoritnya ke Facebook Page atau profil. Untuk menyiarkan video, pengguna cukup menyentuh ikon kamera baru di bagian kanan atas saat bermain game. Setelah menambahkan sedikit deskripsi, pengguna bisa langsung mulai menyiarkan permainan dengan mentap tombol “Start Live Video”.
Fitur ini sama persis dengan apa yang ditawarkan oleh Twitch, tentu dengan ciri khasnya masing-masing. Di Facebook, pengguna lebih kepada sekadar berbagi dengan teman, keluarga atau kenalan, bukan memonetasi lewat berbagai program yang biasa ditawarkan oleh Twitch atau YouTube.
Sementara itu, fitur percakapan video disebut baru akan debut tahun depan bersama dengan game keluaran Rovio dan Zynga. Menurut Facebook, per bulannya ada 245 juta pengguna Messenger menggunakan fitur percakapan video untuk berbagai keperluan. Angka ini menjadi indikasi seberapa besar potensinya dan bagaimana fitur ini akan disambut oleh komunitas Instant Games.
Sudah cukup lama, saat kami hadirkan tips bermain game di aplikasi Messenger kepunyaan Facebook. Tentu Anda juga bertanya-tanya, memungkinkan tidak bermain game yang sama di aplikasi utama Facebook? Barangkali Anda termasuk salah satu dari sekian banyak pengguna yang kurang suka dengan Messenger.
Nah, tips ini akan membahas panduannya untuk Anda.
Pertama, jalankan aplikasi utama Facebook seperti biasa, kemudian tap tombol menu yang terletak di sisi paling kanan.
Selanjutnya tap menu Instant Games.
Tunggu sebentar, kemudian pilih game yang ingin dimainkan.
Loading sebentar dan game pun siap dimainkan. Masing-masing game punya mode berbeda, ada yang dimainkan bersama teman, dan ada yang dimainkan seorang diri.
Apa sih Instant Games?
Fitur Instant Games diluncurkan pertama kali pada tahun 2016 lalu. Tapi baru di pertengahan tahun 2017, fitur tersebut digulirkan secara global ke pengguna Facebook dan Messenger.
Instant Games berperan tak ubahnya toko aplikasi tapi dalam ukuran yang ringkas, di mana ia memuat berbagai pilihan game mini yang dapat dimainkan tanpa harus mengunduh aplikasinya. Jadi, pengguna cukup memilih game yang dirasa menarik dan langsung bermain di dalam aplikasi Facebook.
Sejak diluncurkan, Instant Games terus berkembang dari hanya memuat 17 game sampai sekarang menawarkan tak kurang dari 60 judul permainan.
Akhir November lalu, Facebook meluncurkan Instant Games, sebuah usaha Facebook untuk memasuki ranah permainan dan aplikasi mobile yang kini, secara platform, dikuasai Google dan Apple. Di sini kita berkenalan dengan istilah “Post-App Store”, meskipun sementara ini Indonesia belum termasuk negara yang memiliki akses ke Instant Games yang bisa dimainkan melalui Facebook Messenger.
DailySocial berkesempatan bertemu langsung dengan tim Blackstorm yang merupakan salah satu mitra Facebook saat peluncuran Instant Games. Blackstorm, yang telah mendapatkan pendanaan sebesar $33,5 juta (lebih dari 450 miliar Rupiah), merupakan salah satu advokat Post-App Store dengan usahanya membangun platform dan perangkat bagi pengembang untuk membuat layanan di luar toko aplikasi yang selama ini kita kenal.
Karya Blackstorm sebagai showcase adalah EverWing, sebuah permainan kasual dengan kualitas tak kalah dengan yang dibangun menggunakan teknologi native.
Pemahaman Post-App Store
Post-App Store sendiri merupakan istilah digunakan untuk pengembangan layanan menggunakan platform di luar Google Play (Android) dan App Store (iOS). Dominasi, atau duopoli, dua platform ini membuat ketergantungan yang luar biasa dari para pengembang. Para pengusung gerakan Post-App Store berharap mereka bisa secara independen mengembangkan produk dan bertahan dengan model bisnis yang dipilihnya.
Teknologi utama yang digunakan adalah HTML5. Blackstorm percaya bahwa transisi teknologi ini didorong oleh para pengembang, termasuk para peneliti di lab-lab Ilmu Komputer Stanford University.
Sesungguhnya, dipercaya bahwa awalnya iOS sendiri mendukung kehadiran aplikasi berbasis web, namun kehadiran platform native yang lebih unggul dibanding mobile web membuat perkembangannya sempat terhambat.
Menurut Michael Piech dari Blackstorm, teknologi HTML5 yang membentuk ekosistem Post-App Store kini sudah semakin sempurna. Disebutkan sudah ada komponen HTTP2, offline access, push notification, shadow DOM, JITs versi terbaru, dan dukungan real time yang lebih baik menggunakan websocket dan WebRTC. Hal lain adalah perkembangan teknologi WebGL.
Blackstorm berharap teknologi yang diusungnya dapat mengeliminasi perbedaan antara aplikasi native dan yang berbasis HTML5.
HTML5 versus aplikasi native
Michael mengklaim aplikasi yang dibangun dengan teknologi HTML5 saat ini sudah serupa dengan 99% aplikasi native yang ada. Mereka optimis bahwa platform HTML5 memiliki kapabilitas untuk mengeliminasi kebutuhan banyak aplikasi native.
Dari sisi keunggulan, karena HTML5 berbasis di server, tidak diperlukan ruang yang besar untuk menginstalasi atau smartphone berspesifikasi sangat tinggi untuk menjalankan atau memainkan permainan yang dibangun di platform ini, apakah itu menggunakan perangkat iOS, Android, atau yang lainnya. Saat pembaruan pun, pengguna tidak mengalami kesusahan untuk mengunduh ulang.
Michael mengatakan pihaknya percaya bahwa aplikasi bakal secara penuh digantikan fungsinya oleh ekuivalensi HTML5 di masa mendatang.
Kondisi Post-App Store saat ini
Michael menyebutkan gerakan Post-App Store saat ini sudah melewati masa “bayi”. Peluncuran Facebook Instant Games merupakan bukti bahwa teknologi ini sudah siap untuk diadopsi oleh konsumen secara luas dan mudah di-scale.
Pengalaman yang diharapkan diperoleh konsumen adalah “app di dalam app”, seperti WeChat. Go-Jek merupakan contoh aplikasi lokal yang mendukung konsep ini.
Karena nilai konversinya yang bagus berdasarkan pengalaman pengguna, Blackstorm menganggap tidak ada halangan bagi para pengembang untuk tidak mengembangkan produknya menggunakan HTML5 dibandingkan sekedar aplikasi native.
Bulan lalu, Facebook meluncurkan fitur Instant Games untuk Messenger. Kehadiran fitur ini pada dasarnya menjadikan Facebook Messenger sebagai sebuah app store mini, dimana pengguna dapat mengakses beragam konten langsung dari dalam aplikasi dan tanpa perlu mengunduh apapun.
Saya yakin sebagian dari Anda mungkin ada yang skeptis dengan klaim Facebook ini. Namun saya yakin mereka tidak ada niat untuk menipu Anda. Semua ini bisa direalisasikan berkat perkembangan pesat teknologi HTML5.
Jadi kalaupun ada yang harus diunduh, ukurannya relatif sangat kecil dibandingkan mengunduh dari Google Play atau App Store, sehingga pada akhirnya game dapat dimainkan secara instan. Dalam industri teknologi, tren ini dikenal dengan istilah post-app store.
Pernyataan ini didukung oleh penjelasan dari Blackstorm Labs, developer di balik game berjudul EverWing, yang merupakan salah satu dari 17 judul perdana yang diusung Instant Games. Saya berkesempatan untuk mewawancarai salah satu perwakilan dari Blackstorm, Michael Piech, untuk membicarakan mengenai Instant Games dan upaya mereka dalam memopulerkan tren post-app store ini.
Mengenal Blackstorm Labs
Pertama-tama, ada baiknya kita berkenalan dengan Blackstorm Labs terlebih dulu. Mereka ini bukan studio pengembang game maupun publisher konvensional macam Gameloft. Fokus mereka sejak masih berwujud sebagai proyek penelitian di Stanford University beberapa tahun lalu adalah mengembangkan infrastruktur platform baru untuk pengembangan dan distribusi software sebagai alternatif dari Apple App Store dan Google Play Store.
Mereka meracik sejumlah developer tool yang bisa digunakan untuk merancang aplikasi dengan mudah dan mendistribusikannya di luar app store, semisal di peramban mobile atau di dalam aplikasi, seperti kasus Facebook Messenger dan Instant Games ini. Karena menggunakan HTML5 sebagai fondasinya, tool yang disediakan Blackstorm sangat ringan, fleksibel sekaligus universal.
Namun sebelum Anda berargumen bahwa performa HTML5 tidak bisa menyaingi aplikasi native, Blackstorm sudah lebih dulu mencarikan solusinya. Selama beberapa tahun mereka telah mematangkan engine garapannya sendiri guna memastikan performa yang didapat setara aplikasi native, tapi masih bisa dikemas dalam aplikasi seperti Facebook Messenger tadi.
Apakah ini berarti semua game dalam Facebook Instant Games harus dibuat menggunakan tool yang disediakan Blackstorm? Tidak juga, sebenarnya ada banyak developer tool yang tersedia, namun Blackstorm cukup percaya diri kalau yang mereka sediakan adalah yang paling mudah dipelajari dan dapat diakses dari perangkat apapun yang memiliki koneksi internet, sehingga pada akhirnya developerindie yang belum punya nama pun juga dapat menciptakan game untuk platform Instant Games.
EverWing sebagai panggung demonstrasi
Dari sini saja sebenarnya tidak mengherankan apabila Facebook menunjuk Blackstorm Labs sebagai salah satu mitra peluncuran Instant Games. Game yang mereka buat, EverWing, bisa dikatakan sebagai panggung demonstrasi atas teknologi yang mereka kembangkan selama ini.
Premis utama yang ditawarkan Instant Games adalah game dapat dibuka dalam sekejap, dan EverWing telah memenuhi standar ini. Selama tahap pengembangan, Blackstorm mengujinya di berbagai macam perangkat dan di beragam kondisi jaringan, sehingga mereka pun yakin kalau performanya tidak akan menurun drastis di kawasan yang koneksi internetnya masih terbilang lemah, seperti Indonesia.
Kata “instan” sendiri sebenarnya bersifat relatif, namun Blackstorm memastikan kalau pengguna yang mengakses Instant Games dalam kondisi yang kurang ideal masih akan mendapatkan pengalaman serupa. Penjelasan teknisnya merujuk pada engine yang Blackstorm ciptakan tadi, tapi juga ada faktor lain seperti teknologi kompresi dan game engine.
Dua faktor terakhir ini, berdasarkan penjelasan Piech kepada saya, menjadi jaminan bahwa proses loading game masih akan tetap berjalan cepat di koneksi 3G. Sederhananya, kedua teknologi ini sanggup menciutkan ukuran game dari yang tadinya 100 MB menjadi hanya sekitar 5 MB. Itulah mengapa game dapat terbuka secara instan ketika berada di jaringan 4G atau Wi-Fi.
EverWing sendiri punya sejumlah aspek yang cukup menarik untuk dibahas. Utamanya adalah mekanik gameplay yang bervariasi, namun diperkenalkan secara bertahap berbarengan dengan narasi dan karakter-karakter baru. Setting fantasi yang dipilih adalah bonus bagi mayoritas gamer, apalagi kalau melibatkan sederet pilihan naga yang bisa dijadikan pendamping karakter utamanya masing-masing.
Masa depan Instant Games post-app store
Kehadiran Blackstorm punya dampak langsung pada perluasan ekosistem Facebook Instant Games. Apa yang mereka kerjakan sejatinya dapat menarik minat lebih banyak developer untuk mengembangkan game untuk platform Instant Games.
Lebih lanjut, Blackstorm juga tengah sibuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak kenamaan untuk membangun platformpost-app store baru. Sebagai konsumen, keuntungan yang akan kita dapat dari tren post-app store ini adalah kemudahan untuk mengakses konten secara cepat, tanpa harus dibatasi platform A atau B. Yang paling dekat, kita tinggal menunggu Facebook merilis Instant Games di Indonesia – semoga dalam waktu dekat.
Singkat cerita, Blackstorm percaya kalau ke depannya mekanisme untuk menemukan dan mengakses konten mobile tidak lagi didominasi oleh Apple App Store dan Google Play Store. Sebagai gantinya, pengalaman menggunakan aplikasi akan terjadi secara instan di dalam aplikasi atau situs yang rutin pengguna akses, contohnya ya Facebook Instant Games itu tadi.