Tag Archives: integration

Bank Jago to Expand Business in 2022, Advancing Integration with Gojek

Following its strategic partnership with Gojek, PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) will continue the integration of its second service ecosystem in 2022. A series of use cases have been prepared, such as the GoPay and Jago e-KYC processes and payment for merchant transactions from Kantong Jago via GoPay.

As stated by Bank Jago’s President Director, Karim Siregar, currently his team is preparing to launch GoPay integration as one of the Kantong in the Jago application. Kantong GoPay is estimated to be coming soon.

Karim is reluctant to elaborate on this integration plan with Gojek after the merger with Tokopedia (GoTo). However, he ensured that he would continue to develop the Jago application in order to serve the retail, MSME, and mass market segments.

Rencana sinergi dengan Gojek / Bank Jago
Synergy plans with Gojek / Bank Jago

“This year we are focusing on strengthening the product and user foundations. The number of Bank Jago users is now close to 700 thousand,” he said during Bank Jago’s business presentation, Thursday (28/10). The Bank Jago application has been downloaded more than 1 million on Android devices.

In general note, Gojek Group through GoPay (PT Dompet Anak Karya Bangsa) grabs 22% of Bank Jago’s shares. After the GoTo merger, Bank Jago is exploring wider synergies as it enters the large ecosystem of services owned by Gojek and Tokopedia.

Digital sharia and payment partnership

In other plans, Bank Jago also targets digital sharia services to be available in the Jago application in the first quarter of 2022. Currently, the Sharia Business Unit has started its operation, just waiting for the realization of digital services. His team is waiting for permission from the Financial Services Authority (OJK).

“Sharia and conventional [financial] services are always identified differently, even though they are not. Moreover, there are no fully digital Islamic financial services in Indonesia,” he added.

Jago Syariah will offer digital financial solutions that focus on customer life (life centric) by optimizing the latest technology, equivalent to conventional Jago applications.

Referring to data from the Financial Services Authority (OJK), the market share of Islamic banks was only 6.33% as of October 2020. The increase was not too significant compared to the market share in 2017 which was only 5%.

Furthermore, Bank Jago also plans to strengthen the digital ecosystem by encouraging service partnerships, especially for lending. In total, Bank Jago has collaborated with 19 partners from various verticals, ranging from e-commerce, lending, and investment.

Currently, all of Bank Jago’s financing is being channeled through a loan channeling model with third parties, either through financial service companies or P2P lending platforms.

Bank Jago service ecosystem / Source: Bank Jago

“Banks live on interest, therefore, we should not focus on transactional [products], but also on credit or financing,” he said.

Based on the third quarter 2021 financial report, Bank Jago has disbursed Rp3,727 trillion, an increase of 502% from the same period last year which amounted to Rp619 billion. Most of these loans are distributed through loan channeling.

In a previous interview, Karim had revealed that he would target MSMEs as the target market for financing. In 2020, the number of MSME players in Indonesia is estimated to reach more than 65 million which recorded to contribute more than 50% of Indonesia’s GDP, and absorb 97% of the active work budget in Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Presiden Direktur Bank Jago Karim Siregar / Bank Jago

Bank Jago Siap Ekspansi Bisnis di 2022, Lanjutkan Integrasi dengan Gojek

Menyusul kemitraan strategisnya dengan Gojek, PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) akan melanjutkan integrasi ekosistem layanan keduanya di 2022. Sejumlah use case telah dipersiapkan, seperti proses e-KYC GoPay dan Jago hingga pembayaran transaksi merchant dari Kantong Jago melalui GoPay.

Disampaikan Presiden Direktur Bank Jago Karim Siregar, saat ini pihaknya tengah menyiapkan peluncuran integrasi GoPay sebagai salah satu Kantong di aplikasi Jago. Kantong GoPay diestimasi segera hadir dalam waktu dekat.

Karim enggan mengelaborasi terkait rencana integrasinya dengan Gojek pasca-merger dengan Tokopedia (GoTo). Kendati begitu, ia memastikan terus akan melanjutkan pengembangan aplikasi Jago agar dapat melayani segmen ritel, UMKM, dan mass market.

Rencana sinergi dengan Gojek / Bank Jago
Rencana sinergi dengan Gojek / Bank Jago

“Tahun ini kami fokus memperkuat fondasi produk dan pengguna. Jumlah pengguna Bank Jago sekarang close to 700 ribu,” ungkapnya saat paparan bisnis Bank Jago, Kamis (28/10). Aplikasi Bank Jago tercatat telah diunduh lebih dari 1 juta di perangkat Android.

Sebagaimana diketahui, Gojek Group melalui GoPay (PT Dompet Anak Karya Bangsa) mencaplok 22% saham Bank Jago. Setelah aksi merger GoTo, Bank Jago tengah mengeksplorasi sinerginya lebih luas karena masuk ke ekosistem besar layanan milik Gojek dan Tokopedia.

Syariah digital dan kemitraan pembiayaan

Pada rencana lainnya, Bank Jago juga menargetkan layanan syariah digital tersedia di dalam aplikasi Jago pada kuartal pertama 2022. Saat ini, Unit Usaha Syariah sudah beroperasi, tinggal menunggu realisasi layanan digitalnya saja. Pihaknya tengah menanti izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Layanan [keuangan] syariah dan konvensional selalu diidentikkan berbeda, padahal sebetulnya tidak. Lagi pula, belum ada layanan keuangan syariah yang sudah fully digital di Indonesia,” tambahnya.

Jago Syariah akan menawarkan solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan nasabah (life centric) dengan mengoptimalkan teknologi terkini, setara dengan aplikasi Jago konvensional.

Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pangsa pasar bank syariah hanya 6,33% per Oktober 2020. Kenaikannya tidak terlalu signifikan dibandingkan pangsa pasar di 2017 yang cuma 5%.

Lebih lanjut, Bank Jago juga berencana memperkuat ekosistem digital dengan mendorong kemitraan layanan, terutama untuk pembiayaan (lending). Secara total, Bank Jago telah bekerja sama dengan 19 mitra dari berbagai vertikal, mulai dari e-commerce, lending, dan investment.

Saat ini, seluruh pembiayaan Bank Jago masih disalurkan melalui model loan channeling dengan pihak ketiga, baik melalui perusahaan jasa keuangan maupun platform P2P lending.

Ekosistem layanan Bank Jago / Sumber: Bank Jago

“Bank itu hidupnya dari pendapatan bunga, maka itu kita jangan fokus ke [produk] yang sifatnya transaksional saja, tetapi juga ke kredit atau pembiayaan,” tuturnya.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal ketiga 2021, Bank Jago telah menyalurkan sebesar Rp3.727 triliun atau naik 502% dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp619 miliar. Sebagian besar kredit ini disalurkan lewat skema loan channeling

Dalam wawancara terdahulu, Karim sempat mengungkap akan membidik UMKM sebagai target pasar pembiayaan. Di 2020, jumlah pelaku UMKM di Indonesia diperkirakan mencapai lebih dari 65 juta yang tercatat berkontribusi lebih dari 50% terhadap PDB Indonesia, dan menyerap sebesar 97% dari anggaran kerja aktif di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
BCA Digital dan Blibli

BCA Digital Gandeng Blibli sebagai Mitra Ekslusif Aplikasi “blu”

Setelah aplikasinya meluncur pada akhir Juni lalu, PT Bank Digital BCA (BCA Digital) kini resmi mengumumkan Blibli sebagai partner eksklusif “blu” yang pertama untuk memperkuat ekosistem digitalnya. Melalui kolaborasi ini, Blibli diklaim sebagai sebagai platform e-commerce pertama di Indonesia yang terintegrasi dengan aplikasi bank digital.

Dalam konferensi pers yang digelar virtual, CEO Bank Digital Lanny Budiati mengatakan, inovasi perbankan digital terus berkembang dan tidak lagi terbatas pada layanan finansial saja. Semakin ke sini, penggunaan perbankan digital semakin erat dalam kehidupan sehari-hari, seperti pembayaran transaksi e-commerce, investasi, dan pengelolaan keuangan.

“Kemitraan eksklusif BCA Digital dan Blibli dilakukan untuk memperluas skala ekosistem digital yang berkelanjutan. Keduanya juga punya kesamaan misi, yaitu memprioritas kepuasan pelanggan dan melayani segmen digital savvy,” ungkap Lanny.

Sementara, Co-founder dan CEO Blibli Kusumo Martanto meyakini bahwa pengembangan ekosistem digital di Indonesia dapat mencapai potensi optimalnya melalui kolaborasi. “Maka itu, kami terus berkomitmen untuk berinovasi dan menyesuaikan strategi dengan pasar yang terus berubah dengan menjawab tantangan dan pengalaman selama satu dekade ini,” tambahnya.

Pada tahap awal, integrasi kedua platform memungkinkan pengguna Blibli untuk melakukan pembukaan rekening blu secara langsung, melakukan pembayaran e-commerce, hingga bertransaksi melalui fitur in-app payment atau fitur QRIS.

Adapun, blu menggandeng PT Dwi Cermati Indonesia (Cermati) sebagai mitra integrator untuk mensinergikan plaform blu ke Blibli. Cermati juga akan memiliki peran penting terhadap pengembangan produk blu di masa depan.

Saat ini, blu punya tiga fitur unggulan yang dapat memberikan kebebasan mengatur keuangan, yaitu bluSaving, bluDeposit, dan bluGether. Berdasarkan data perusahaan, sebanyak 26,2% pengguna mengalokasikan budget di bluSaving untuk belanja. Kemudian, disusul oleh 20,9% alokasi tabungan untuk berlibur, 18,5% untuk dana pensiun, 17,2% untuk membeli rumah, dan 17% untuk kado. Tahun ini, BCA Digital membidik ratusan ribu pengguna blu.

Sampai saat ini, e-commerce masih menjadi motor penggerak terbesar ekonomi digital di Indonesia. Berdasarkan laporan e-Conomy SEA dari Google, Temasek, dan Bain & Company di 2020, e-commerce menyumbang pertumbuhan tertinggi sebesar 54% atau menjadi $32 miliar dari sebelumnya $21 miliar di 2019.

Sinergi bank digital dan e-commerce

Kolaborasi ini sebetulnya tidak mengherankan mengingat induk blu (BCA Group) dan Blibli merupakan anak usaha dari perusahaan konglomerasi Djarum Group. Dengan kemitraan eksklusif ini, BCA Digital dan Blibli dapat mengeksplorasi model sinergi lebih jauh untuk dapat dikembangkan bersama.

Induk BCA Digital memiliki basis pengguna, jaringan ATM, dan jaringan merchant yang kuat. Sementara Blibli kini bermain di segmen B2C, B2B, dan B2B2C. Platform yang berdiri di 2010 ini juga mengoperasikan Blibli Express Service (BES) yang sudah bekerja sama dengan 27 mitra logistik, 20 gudang barang, dan 32 hub di kota-kota besar Indonesia.

Sejak beberapa tahun terakhir perbankan memang mulai memanfaatkan platform digital, baik itu e-commerce, ride hailing, atau fintech sebagai front-end channel untuk mengakuisisi nasabah baru. Namun, untuk mengoptimalkan kolaborasi dan sinergi, sejumlah platform digital mulai masuk sebagai pemegang saham di bank digital.

Beberapa di antaranya adalah Gojek ke Bank Jago, Akulaku ke Bank Neo Commerce, dan Sea Group (induk Shopee) ke Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE). Pada kasus Bank Jago, sinerginya dengan Gojek akan semakin luas mengingat platform ini telah resmi merger dengan Tokopedia menjadi GoTo. Tokopedia merupakan salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia.

Perubahan paradigma

Didukung arus modal yang besar, tren perusahaan digital yang masuk ke ekosistem perbankan terus bertambah — baik secara global maupun nasional. Maka hal yang layak menjadi perhatian adalah bagaimana “keterlibatan digital” merasuk menjadi DNA dari layanan perbankan itu sendiri.

Dalam sebuah survei ditemukan fakta bahwa ada kecenderungan konsumen untuk memperluas penggunaan sistem perbankan di varian layanan yang lebih luas.

Di Indonesia sendiri tren tersebut mulai diterjemahkan dengan baik oleh masing-masing, baik dari sisi perbankan [yang sebelumnya tradisional] maupun platform digital. Contohnya dalam realisasi kerja sama peluncuran kartu kredit khusus Traveloka bagi nasabah Bank Mandiri dan BRI. Model layanan berbasis Banking as a Services akan memiliki peran penting dalam proses integrasi.

Skenarionya tentu akan lebih intensif saat bank [terlebih digital] memiliki hubungan spesial dengan platform digital tertentu.

Di lain sisi, pandemi banyak mengubah tentang pengalaman yang diharapkan dari nasabah perbankan. Selain meminta penyedia layanan mempertimbangkan digitalisasi menyeluruh, responden mengharapkan ada pengalaman yang lebih personal dan menyeluruh.

Application Information Will Show Up Here
Integrasi Bank Jago di Gojek

Bank Jago Resmi Jadi Opsi Pembayaran di Gojek

Bertujuan untuk memperlancar integrasi nasabah, Bank jago meresmikan kerja sama strategis dengan Gojek, salah satu pemegang saham perusahaan. Pada tahap ini, nasabah dapat menggunakan kantong Jago sebagai sumber dana untuk membayar berbagai layanan di aplikasi. Untuk menikmati integrasi ini, konsumen dapat melakukan pembaruan aplikasi Gojek masing-masing.

Secara singkat dalam rilisnya disebutkan cara kerja dari integrasi ini, yaitu bagi nasabah Bank Jago yang kerap melakukan pembayaran untuk kebutuhan harian, mulai dari sarana transportasi hingga pembelian makanan di Gojek, akan bisa melakukan proses debet secara langsung. Nasabah bisa memisahkan dana tersebut ke kantong khusus yang terhubung dengan aplikasi Gojek.

“Jadi, selain tidak perlu buang waktu dan biaya untuk top up saldo, nasabah juga dapat mengecek riwayat transaksi di kantong khusus tersebut secara detail dan terperinci. Lama-kelamaan, pengalaman baru ini membuat nasabah semakin disiplin dan lebih presisi dalam belanja bulanannya,” kata Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan Bank Jago Tjit Siat Fun.

Nila Marita selaku Chief Corporate Affairs Gojek menjelaskan, integrasi tahap awal dengan aplikasi Jago semakin melengkapi opsi pembayaran nontunai yang tersedia di aplikasi Gojek.  “Kemitraan ini akan terus menghadirkan berbagai inovasi dan kemudahan dalam layanan keuangan digital ke depannya, salah satunya pembukaan akun bank Jago yang akan bisa dilakukan langsung dari aplikasi Gojek,” kata Nila.

Sebelumnya Bank Jago juga mulai bekerja sama dengan marketplace reksa dana Bibit. Ada beberapa keunggulan yang dapat dinikmati pengguna lewat kerja sama ini. Pertama, pengguna dapat membuka rekening Jago di aplikasi Bibit.  Kemudian, juga dapat mengaturnya sebagai recurring transaction untuk transaksi reksa dana otomatis.

Bank Jago di tahap awal

PT Bank Jago Tbk (IDX: ARTO) resmi meluncurkan aplikasi banking Jago pada awal April 2021. Tiga bulan setelah meluncur hingga saat ini, aplikasi Jago tercatat telah mengantongi rating 4.0 dengan total unduhan mendekati 1 juta kali.

Kepada DailySocial dalam wawancara eksklusif, Direktur Utama Bank Jago Kharim Indra Gupta Siregar menyebutkan, meski tidak mengungkap angka statistik, ia mengaku mengantongi traksi dan umpan balik yang sehat dari peluncuran aplikasi Jago. Beberapa respons positif yang disoroti pengguna Bank Jago adalah kecepatan proses onboarding pada pembukaan rekening dan kehadiran fitur Pocket.

“Bahkan kartu [debit] kami dapat terhubung ke Pocket mana pun dan kapan pun sesuai keinginan pengguna. For me, it’s very cool karena pengguna bisa tahu persis penggunaan uang mereka, seperti tarik tunai atau belanja online. We put a lot of effort by design and architecture supaya bisa menghasilkan response time yang sangat baik. We are continuously upgrading the technology as we speak,” kata Kharim.

Dari sejumlah rencana di sepanjang 2021, Bank Jago cukup banyak menyoroti realisasi sinergi dengan Gojek. Gambaran besarnya, ekosistem Bank Jago dan Gojek ditargetkan dapat terhubung satu sama lain. Untuk tahap awal, keduanya akan masuk dulu lewat layanan pembukaan rekening.

Ramai-ramai bank digital

Belakangan ini, aplikasi bank digital terus bermunculan. Selain Jago, ada beberapa layanan lain yang sudah bisa digunakan, termasuk blu, LINE Bank, Jenius, Neo+, SeaBank, dan TMRW ID. Beberapa memiliki afiliasi kuat dengan platform digital dengan pengguna masif, seperti SeaBank dengan Shopee atau Neo+ dengan Akulaku.

Tingkat penetrasinya masih baru, aplikasi-aplikasi tersebut juga masih dalam tahap menciptakan awareness di kalangan masyarakat. Namun jauh sebelum layanan bank digital bermunculan di Indonesia, McKinsey pernah melakukan survei tentang ke masyarakat Indonesia untuk menggunakan layanan perbankan digital. Dari survei yang dilakukan 55% pelanggan nondigital mengatakan mereka tertarik atau akan menggunakan aplikasi bank digital di waktu mendatang.

Integrasi dengan aplikasi konsumer juga berpotensi besar meningkatkan tingkat adopsi. Tentu pertanyaan berikutnya, apakah akan menggantikan peran e-wallet seperti Gopay? Tentu, butuh waktu yang lebih lama lagi untuk melihat respons pasar terkait hal ini. Namun ada beberapa variabel yang dapat dijadikan pertimbangan.

Pertama, rekening bank sifatnya lebih fleksibel — termasuk dalam kaitannya dengan batas uang yang bisa ditampung. Sementara e-wallet secara regulasi memiliki keterbatasan. Di pasal 45 Peraturan Bank Indonesia tentang Uang Elektronik disebutkan batas nilai transaksi setiap bulan paling banyak 20 juta Rupiah. Sementara untuk nilai uang yang dapat disimpan paling banyak 10 juta Rupiah untuk aplikasi yang sudah terdaftar di BI, dan 2 juta Rupiah yang belum terdaftar.

Kedua, secara proses layanan bank digital sangat memudahkan. Memungkinkan pengguna untuk memiliki akun bank dan mengakses berbagai layanan di dalamnya (termasuk investasi) dari rumah. Proses pendaftaran hingga KYC dilakukan secara virtual.

Dan ketiga, fitur-fitur yang diciptakan mulai mengedepankan personalisasi akan kebutuhan pengguna. Di hampir semua proses pendaftaran awal, calon nasabah akan ditanyai tentang tujuan pembukaan rekening, apakah untuk menambung, berinvestasi, atau lainnya. Di fase berikutnya, berbagai fitur akan disesuaikan dengan preferensi tersebut dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan pengguna secara tepat.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Setelah Go-Jek, Kini Uber Juga Dapat Dipesan Melalui LINE

LINE baru saja mengumumkan kerja samanya dengan Uber, mungkinkan pengguna untuk memesan layanan transportasi Uber melalui  LINE. Menggunakan akun resmi Uber, @UberID, transaksi tersebut dapat dilakukan. Integrasi ini berlaku untuk pengguna Uber di Jakarta, Bandung, Surabaya dan Yogyakarta.

Dalam kerja sama ini LINE dan Uber melakukan integrasi API untuk memberikan nilai tambah bagi para pengguna dalam rangka meningkatkan user experience. Ini bukan kali pertama LINE bekerja sama dengan layanan sejenis, sebelumnya jalinan kemitraannya dengan Go-Jek telah mungkinkan pengguna LINE pesan layanan Go-Ride melalui messaging app besutannya.

“Kami melihat kebutuhan masyarakat terhadap alternatif pilihan dan pemesanan transportasi cukup tinggi, semuanya harus serba cepat dan praktis, termasuk cara pemesanannya. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, kali ini kami bekerja sama dengan Uber lewat LINE Business Connect,” ujar Managing Director LINE Indonesia Ongki Kurniawan.

LINE Business Connect merupakan produk layanan yang ditujukan bagi pemilik bisnis/brand agar dapat menghubungkan pengguna langsung dengan layanan maupun bisnis (O2O/Online to Offline) melalui program penjawab interaktif, di antaranya komunikasi pribadi antara pengguna dan partner secara langsung, pesan kustom, info lokasi, balance inquiries, e-learning, pembelian tiket, dan pemesanan lewat LINE Official Account.

Kolaborasi semacam ini menjadi komitmen LINE untuk memberikan ragam  informasi dan servis 24 jam melalui sistem tunggal di aplikasinya. Seperti diketahui, lebih dari sekedar platform chatting, LINE saat ini sudah mulai bertransformasi ke beragam aspek, termasuk yang paling ramai adalah game dan news.

“Uber selalu mencari cara baru untuk menghubungkan masyarakat dengan pilihan mobilitas yang aman dan handal semudah menyentuh satu tombol. Dengan integrasi ini, para pengguna LINE di Indonesia bisa terus terhubung dan berinteraksi baik di LINE maupun di perjalanan bersama Uber,” ungkap Managing Director Uber Indonesia Alan Jiang.

Alan juga menambahkan bahwa integrasi yang ada saat ini baru di tahap awal, artinya akan ada penambahan fitur Uber yang akan diluncurkan di masa mendatang bersama LINE.

Nge-Facebook Ala Buzz di Gmail

Fitur untuk mengintegrasikan Facebook di Gmail memang sudah ada menggunakan Gmail gadget, tapi bagi mereka yang menyukai fitur Buzz dan berharap ada fitur yang mirip Buzz tapi untuk Facebook, aplikasi ini mungkin cocok untuk anda.

Gmail Facebook Integration adalah extension untuk browser Chrome yang memungkinkan anda menggunakan Facebook ala Google Buzz. Selain letaknya berada di bawah ikon Buzz di Gmail, fasilitas ini juga tampilan awalnya mirip Google Buzz.

Continue reading Nge-Facebook Ala Buzz di Gmail