Tag Archives: interchangeable lens camera

5 Kamera Mirrorless Terbaik yang Bisa Anda Beli Saat Ini (Updated)

Minggu kemarin, saya sudah merangkum 5 kamera mirrorless pilihan dengan harga di bawah Rp 10 juta. Kali ini, saya akan mencantumkan kamera-kamera mirrorless paling top yang sudah atau belum lama dipasarkan. Kamera-kamera ini tidak cuma dibekali fitur yang lebih lengkap, tetapi juga kinerja yang amat mumpuni.

Dari sekian banyak kamera mirrorless, tidak banyak yang pantas disejajarkan dengan kamera DSLR kelas atas, yang umumnya berharga puluhan juta rupiah. Namun demikian, kamera-kamera yang termasuk dalam daftar ini – yang juga berharga puluhan juta rupiah – terbukti sanggup mendampingi kebutuhan para profesional di masing-masing bidangnya.

Tanpa perlu berpanjang-panjang lagi, mari kita mulai membahas satu per satu dari 5 kamera mirrorless terbaik yang bisa Anda beli saat ini.

1. Fujifilm X-T1

fujifilm-x-t1

Dikenal, dilupakan, lalu kembali dipuja-puja, itulah Fujifilm. Kalau Anda bertanya, “Apa kamera mirrorless terbaik saat ini?” Sebagian besar mungkin akan menjawab Fujifilm X-T1. Sensor X-Trans APS-C beresolusi 16,3 megapixel-nya sanggup mereproduksi gambar yang tak cuma tajam, tapi juga kaya warna sekaligus akurat. Dalam kondisi remang-remang, noise juga hampir tak mengganggu hasil foto.

Performanya pun sangat mantap. Electronic viewfinder-nya adalah salah satu yang terasa paling lapang dan ber-refresh rate tinggi. Burst rate-nya mencapai 8 fps, dengan ukuran buffer yang cukup besar. Melalui update firmware terbaru, sistem autofocus-nya kini semakin beringas, baik dalam menangkap fokus objek diam maupun bergerak.

Info menarik: Fujifilm Luncurkan X-A2, Kamera Mirrorless Khusus Selfie Pertamanya

Semua itu turut didukung oleh desain retro yang sangat anggun sekaligus kokoh. Bodinya yang weather resistant dilengkapi dengan seabrek dial dan tombol layaknya kamera analog, sedangkan LCD 3 incinya memiliki resolusi 1,04 juta dot dan bisa di-tilt.

Kalau saya diminta untuk memberikan kritik, ada dua yang harus saya sampaikan: 1) kualitas rekaman video 1080p-nya bukan yang terbaik, dan 2) saya mendambakan LCD-nya dilengkapi panel sentuh. Terlepas dari itu, Fujifilm X-T1 masih merupakan salah satu kamera mirrorless terbaik. Anda bisa memperolehnya seharga Rp 15.999.000 (body only), atau Rp 20.999.000 termasuk lensa 18–55mm f/2.8–4.

2. Olympus OM-D E-M1

olympus-om-d-e-m1

Berdesain cantik dan ringkas, bodi E-M1 juga tahan terhadap cuaca ekstrem seperti Fuji sebelumnya. Kamera ini merupakan kamera andalan Olympus, dengan sensor Micro Four Thirds 16,3 megapixel. Ukuran sensor ini boleh lebih kecil dari APS-C, tapi hasil fotonya di ISO 3.200 pun masih layak untuk dicetak.

Di belakangnya, terdapat layar sentuh 3 inci beresolusi 1,04 juta dot dan EVF. Berdasarkan pengalaman saya mencobanya tahun lalu, handling kamera ini adalah satu yang terbaik dari sekian banyak kamera mirrorless. Kecepatan autofocus-nya pun tidak tertandingi – selain oleh Panasonic – dan burst rate-nya mencapai 10 fps, dengan buffer yang juga besar.

Info menarik: Olympus Luncurkan Sekuel OM-D E-M5 dengan Kemampuan Memotret 40 Megapixel

Soal video, meski cuma beresolusi 1080p, hasil rekamannya tetap apik ditonton di layar besar. Namun yang menjadi sorotan utama dari E-M1 adalah sistem image stabilization 5-axis-nya. Tidak peduli lensa apapun yang Anda pasangkan, ia siap meredam guncangan yang diakibatkan oleh genggaman tangan Anda. Dari pengalaman pribadi, saya berhasil memotret gambar yang tajam (tanpa tripod) meski shutter speed tengah menunjuk angka 1/4 detik – silakan mencobanya dengan kamera lain, dan saya cukup yakin hasilnya agak kabur.

Kalau Anda punya dana Rp 26.289.000 dan tidak segan menghabiskannya demi sebuah kamera dan lensa, Olympus OM-D E-M1 bisa jadi pilihan tepat, sudah termasuk lensa 12–40mm f/2.8.

3. Panasonic Lumix GH4

panasonic-lumix-gh4

Dari lima kamera yang ada dalam artikel ini, Lumix GH4 adalah satu-satunya yang difokuskan untuk videografer. Sensor Micro Four Thirds-nya bisa merekam video 4K dalam kecepatan 30 fps, lalu menyimpan video tersebut langsung ke dalam memory card, tanpa harus mengandalkan komponen eksternal apapun. Di saat yang sama, foto still 16,1 megapixel yang dihasilkannya pun tidak kalah apik dibanding hasil jepretan Olympus sebelumnya.

Dari video 4K tersebut, Anda bisa mencomot foto-foto beresolusi 8 megapixel. Ketika Anda memang tengah ingin mengabadikan aksi-aksi cepat, burst rate-nya yang mencapai 12 fps dan kecepatan autofocus-nya yang setara Olympus OM-D E-M1 akan sangat-sangat membantu.

Info menarik: Cuma $800, Kamera Mirrorless Panasonic Lumix G7 Bisa Merekam Video 4K

Dari segi desain, saya setuju jika Anda menyebutnya kurang menarik. Namun di belakang Anda masih disambut oleh layar sentuh 3 inci dengan resolusi 1,04 juta dot dan sebuah EVF. Satu catatan pribadi, tampilan menu software Panasonic menurut saya adalah salah satu yang terbaik.

Jadi, jika Anda berencana mendalami videografi dalam kancah profesional, Anda bisa menebus Panasonic Lumix GH4 seharga Rp 17.999.000 (body only).

4. Sony A7 II

sony-a7-ii

Paling unik dalam daftar ini, Sony A7 II merupakan satu-satunya yang mengemas sensor full-frame 24,3 megapixel. Pada prakteknya, foto-foto dalam kondisi low light yang dihasilkan oleh Sony A7 II bisa disejajarkan dengan DSLR berharga puluhan juta sekalipun.

Dalam generasi keduanya ini, Sony A7 II turut dibekali dengan image stabilization 5-axis, mirip seperti milik Olympus OM-D E-M1 sebelumnya. Desain generasi pertamanya masih dipertahankan, dengan sudut-sudut kaku yang tampak elegan nan masih nyaman dalam genggaman.

Info menarik: Leica Luncurkan Suksesor Kamera Mirrorless Hitam-Putih M Monochrom

Di bagian belakang, Anda akan menjumpai layar sentuh 3 inci beresolusi 1,23 juta dot, plus sebuah EVF berpanel OLED. Soal video, resolusi maksimum yang bisa direkam adalah 1080p, namun ia memiliki sepupu bernama Sony A7S yang memang ditakdirkan untuk merekam video 4K.

Keberhasilan Sony membenamkan sensor full-frame ke dalam bodi yang ringkas ini rupanya harus ditebus dengan harga yang cukup mahal. Sony A7 II dibanderol seharga Rp 19.950.000, tanpa didampingi lensa apapun.

5. Samsung NX1

samsung-nx1

Jangan terburu-buru kaget mendengar nama Samsung di dunia fotografi, karena kamera andalannya ini menyimpan sejumlah fitur yang tak dimiliki oleh pesaing-pesaingnya. Samsung NX1 memakai sensor APS-C dengan resolusi 28,2 megapixel, mengemas sistem autofocus yang tak kalah cepat dari rival-rivalnya, serta sanggup merekam video 4K.

Tapi bukan itu yang wajib dicatat, melainkan kemampuannya menjepret puluhan gambar tanpa henti dalam resolusi maksimum, dan dengan kecepatan 15 fps. Melihat performa seganas ini, wajar apabila NX1 diposisikan sebagai pesaing kamera-kamera DSLR yang ditargetkan untuk para jurnalis olahraga.

Info menarik: Samsung NX500 Adalah Kamera Mirrorless dengan Sensor 28 Megapixel dan Fungsi Perekaman Video 4K

Dari segi desain, Samsung NX1 mengadopsi gaya DSLR seperti Panasonic Lumix GH4. Hal ini pun berujung pada salah satu kekurangannya: dimensinya paling besar dibanding empat kamera lainnya di artikel ini. Di belakang, Anda akan disambut oleh layar sentuh Super AMOLED 3 inci dengan resolusi 1,04 juta dot dan EVF OLED.

Terlepas dari itu, kemampuan Samsung NX1 mengolah puluhan gambar dengan jutaan pixel dalam waktu singkat patut diacungi jempol. Jika Anda gemar mengabadikan aksi-aksi cepat dan punya dana Rp 19.999.000, Anda bisa memboyong bodinya saja, atau Rp 36.499.000 beserta lensa 16–50mm f/2–2.8.

Update: Untuk memudahkan pembaca, saya telah meng-update harga terbaru sekaligus menambahkan tautan menuju ke toko online yang menjual masing-masing kamera. Selain itu, di bawah ini saya tambahkan tiga kamera mirrorless baru yang juga pantas menyandang gelar terbaik saat ini.

6. Fujifilm X-Pro2

Fujifilm X-Pro2

Merupakan suksesor dari kamera yang mengawali kiprah Fujifilm dalam ranah mirrorless, X-Pro2 adalah kamera terbaik, tercanggih sekaligus tercepat yang pernah Fujifilm ciptakan sejauh ini. Kamera ini mengandalkan sensor APS-C X-Trans generasi ketiga yang kini resolusinya meningkat drastis menjadi 24,3 megapixel, dengan sensitivitas ISO 12.800.

Kinerja autofocus-nya amat cepat dan akurat berkat 77 titik phase-detection di antara 273 total titik fokus. Bodinya juga tahan terhadap cuaca ekstrem, sama seperti Fujifilm X-T1 di atas. Sebagai kamera nomor satu Fujifilm saat ini, tentunya ia punya fitur yang tak dimiliki X-T1.

Yang pertama adalah viewfinder hybrid yang memungkinkan pengguna berganti antara viewfinder optik atau elektronik beresolusi 2,36 juta dot. Kemudian ada pula joystick kecil di sisi kanan atas layar yang memungkinkan pengaturan titik fokus berlangsung jauh lebih cepat. Menutup semua itu adalah slot SD card ganda yang makin membuatnya terkesan profesional.

Jadi kalau X-T1 masih terdengar kurang canggih buat Anda, X-Pro2 bisa Anda pinang seharga Rp 22.999.000, belum termasuk lensa sama sekali.

7. Panasonic Lumix GX85

Panasonic Lumix GX85

Kalau Lumix GH4 di atas terlalu mahal buat Anda, atau Anda sekadar tidak suka dengan desain ala DSLR-nya, maka Lumix GX85 ini bisa jadi alternatifnya. Sensor yang diusungnya sama, yaitu Micro Four Thirds 16 megapixel, akan tetapi kali ini tanpa komponen low-pass filter sehingga hasil fotonya bisa sedikit lebih detail.

Ia pun turut menawarkan opsi perekaman video 4K 30 fps serta sistem autofocus yang sangat cepat, akurat, dan bisa diandalkan kapan saja. Malahan, kamera ini adalah kamera mirrorless Panasonic yang pertama kali mengemas sistem image stabilization 5-axis untuk meredam guncangan semaksimal mungkin ketika pengguna tidak memakai tripod.

Lalu seberapa murah ia jika dibandingkan dengan Lumix GH4? Well, dengan budget hanya Rp 11.499.000, Anda sudah bisa membawa pulang kamera ini beserta lensa 12-32mm f/3.5-5.6.

8. Sony A6300

Sony A6300

Sama halnya seperti Lumix GX85 yang merupakan alternatif lebih terjangkau, Sony A6300 bisa menjadi pilihan apabila budget Anda terlalu cekak untuk meminang Sony A7 II di atas. Ia memang hanya mengemas sensor APS-C 24,2 megapixel – bukan full-frame – tapi toh itu bukan pertanda bahwa kualitas gambarnya buruk. Dan lagi, ia siap merekam video dalam resolusi 4K tanpa metode pixel binning.

Di sisi lain, kamera ini justru disebut-sebut sebagai kamera mirrorless dengan performa autofocus tercepat saat ini, termasuk halnya untuk mengunci fokus pada objek yang bergerak. Bagaimana tidak, jumlah titik fokus phase-detection miliknya saja ada 425 titik, sekaligus memastikan akurasinya di atas rata-rata.

Masih seputar performa, A6300 sanggup memotret dalam kecepatan 11 fps meski autofocus dinyalakan. Bahkan dalam posisi live view aktif, ia masih bisa memotret dalam kecepatan 8 fps. Singkat cerita, kinerjanya tidak kalah dibanding sejumlah model DSLR.

Soal harga, Anda cuma memerlukan modal Rp 13.999.000 untuk meminang bodinya saja, atau Rp 16.375.000 bersama lensa 16-50mm f/3.5-5.6.

Sumber gambar: B&H Photo Video. Gambar header: Girl taking photos via Shutterstock.

Sony ILCE-QX1 Bisa Mengubah Smartphone Anda Menjadi Kamera Mirrorless

Sony telah bermain-main dengan ide ‘interchangeable lens camera‘ atau istilah lebih populernya, attachable camera, semenjak mereka memperkenalkan duet QX10 dan QX100 tepat satu tahun yang lalu. Berbeda dari produk Sony lainnya, attachable camera merupakan gadget dengan waktu pengembangan lambat. Tapi kini, mereka siap memasarkan varian teranyarnya. Continue reading Sony ILCE-QX1 Bisa Mengubah Smartphone Anda Menjadi Kamera Mirrorless