Tag Archives: InterVest

Fazz, rebrand dari Fazz Financial Group, mengumumkan perolehan dana senilai $100 juta (lebih dari 1,4 triliun Rupiah) dalam putaran Seri C

Fazz Raih Pendanaan 1,4 Triliun Rupiah, Seriusi Garap Inovasi Keuangan untuk Bisnis

Fazz, rebrand dari Fazz Financial Group, mengumumkan perolehan dana senilai $100 juta (lebih dari 1,4 triliun Rupiah) dalam putaran seri C. Angka yang dikonfirmasi perusahaan lebih besar dari pemberitaan DailySocial.id sebelumnya sebesar $60 juta.

Perusahaan akan memanfaatkan dana segar ini untuk mengembangkan produk keuangan agar dapat menjangkau seluruh segmen bisnis, mulai dari mikro hingga korporat besar.

Putaran seri C terdiri dari pendanaan ekuitas sebesar $75 juta dan debt sebesar $25 juta. Dalam jajaran pendanaan ekuitas ini didukung oleh jajaran investor Fazz sebelumnya, seperti Tiger Global, DST Investment, B Capital, Insignia Ventures Partners, dan ACE & Company.

Investor lain yang turut berpartisipasi dalam pendanaan ini, meliputi Ilham Ltd (yang berkaitan dengan dana kekayaan negara di wilayah Asia Tenggara), EDBI, InterVest, Michael Seibel (Managing Director Y Combinator) dan Hans Tung (Managing Partner GGV Capital).

Adapun, fasilitas debt yang dikantongi ini diperoleh dari Lendable yang telah ditandatangani perusahaan dalam lembar ketentuan (term sheet) senilai $25 juta.

Dalam keterangan resmi yang disampaikan hari ini (14/9), Co-Founder & CEO Fazz Hendra Kwik menyampaikan, dana tambahan ini akan digunakan untuk membangun Fazz, akun bisnis yang memungkinkan usaha dengan berbagai skala – mulai dari usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) hingga perusahaan yang masuk ke dalam daftar Fortune 500 – untuk melakukan pembayaran, penyimpanan, dan memperoleh kredit dengan mudah di Asia Tenggara.

Dengan demikian, ambisi Fazz dalam mengakselerasi transformasi digital di Asia Tenggara dapat segera terealisasi. Untuk mendukung hal tersebut, Fazz akanperluas tim mereka di Singapura, Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Taiwan dari 800 orang lebih menjadi 1.400 orang.

Menurut Hendra, banyak bisnis di Asia Tenggara masih belum memperoleh akses terhadap layanan keuangan sepenuhnya dan beberapa di antaranya sangat terdampak oleh pandemi. Fazz pun masuk untuk membantu mereka pulih dan tumbuh kembali menjadi lebih kuat.

“Kami berinvestasi besar pada teknologi dalam bisnis kami untuk memastikan bahwa segala usaha, mulai dari toko kecil milik keluarga hingga perusahaan besar, dapat mengakses layanan keuangan untuk membangun usaha mereka,” kata dia.

Dia melanjutkan, “Hal penting lainnya adalah kami ingin memberikan manfaat yang sama seperti yang dimiliki perusahaan besar kepada usaha kecil dan pemilik warung. Pendanaan ini memungkinkan kami untuk membangun keunggulan teknologi tersebut bagi pengguna kami.”

Partner Tiger Global Alex Cook turut menyampaikan sambutannya. Dia bilang, Fazz menyediakan perangkat keuangan penting untuk bisnis-bisnis di Asia Tenggara mengingat banyak di antaranya yang belum memperoleh kemudahan akses pembayaran digital, fungsi perbendaharaan, dan pertumbuhan modal.

“Platform Fazz telah diadopsi dengan cepat oleh usaha kecil dan perusahaan besar, dan kami berharap dapat melanjutkan kemitraan kami dengan Fazz,” kata Cook.

Pencapaian Fazz

Hendra melanjutkan, investasi ini diperoleh atas kesuksesan Fazz baru-baru ini. Diklaim perusahaan mencatat rekor volume transaksi tahunan sebesar $10 miliar selama setahun terakhir. Ia pun optimistis dapat melipatgandakan volume transaksinya dalam 12 bulan ke depan.

Fazz terdiri dari Fazz Agen, sebuah aplikasi keuangan berbasis agen yang melayani usaha mikro dan kecil di Indonesia dengan memberikan kemudahan akses untuk pembayaran, pembelian grosir dan permodalan yang merata. Berikutnya, Fazz Business, rebrand dari Xfers, sebuah akun bisnis untuk membantu startup, UMKM dan perusahaan-perusahaan besar yang sedang berkembang.

Fazz Businesss akan bantu bisnis-bisnis dalam membangun, menjalankan dan mengembangkan bisnis mereka di Asia Tenggara dengan menyediakan kemampuan untuk melakukan dan menerima pembayaran, mengembangkan modal, dan memperoleh pendanaan.

Selain Fazz Agen dan Fazz Business, Fazz juga memiliki unit bisnis lainnya, terdiri atas Modal Rakyat – layanan pendanaan Peer-to-Peer dan pinjaman untuk UMKM, dan StraitsX – infrastruktur pembayaran untuk aset digital.

Perubahan dunia bisnis selama pandemi telah memposisikan UMKM pada kerugian yang lebih besar akibat kurangnya akses terhadap modal, teknologi, dan koneksi. Kurangnya akses terhadap perangkat teknologi dan pendanaan bank yang merata merupakan tantangan utama bagi UMKM di Asia Tenggara, dengan kesenjangan pendanaan yang saat ini menyentuh US$300 miliar.

Diharapkan Fazz dapat membantu UMKM lebih mudah mengakses perangkat keuangan yang dapat membantu mereka dalam perampingan proses, memperluas jangkauan mereka, memperbaiki rantai pasokan mereka dan yang paling penting, mendapatkan pendanaan yang mereka butuhkan untuk berkembang.

Application Information Will Show Up Here

Kejora InterVest Lead the Investment on DIVA

InterVest Star SEA Growth Fund I, the fund managed by Kejora Ventures and InterVest, led the investment on DIVA (PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk) shares. They didn’t mention an exact number on the investment.

This is followed by some investors, including Korea Development Bank, Korea Venture Investment Corporation, NH Investment & Securities, Industrial Bank of Korea, and Barito Pacific Group.

It may take a significant portion of shares in exchange for a position in DIVA’s boards of directors in the next annual meeting.

“Supported by strong partners and investors, DIVA is to make comprehensive offerings to our partners, particularly Indonesia’s SMEs. From all digital platforms. payment enabler, and our current banking services, we aim to reach financial industry, logistics, and artificial intelligence, IoT, fulfillment, and supply chain,” DIVA’s Director, Dian Kurniadi said.

“We are so glad to have this opportunity. We believe this collaboration can accelerate DIVA’s growth significantly through synergy with our ecosystem and connection worldwide,” Kejora Ventures Founding Partner, Sebastian Togelang said.

Previously, DIVA has officially acquired 30% shares of the point of sales developer, Pawoon. Both companies are planning platform integration to provide all-in-one services for SMEs.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Kerjora Intervest DIVA

Kejora InterVest Pimpin Investasi ke DIVA

InterVest Star SEA Growth Fund I, dana kelolaan Kejora Ventures dan InterVest, memimpin investasi dalam pembelian beberapa porsi saham DIVA (PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk). Tidak disebutkan secara pasti nominal transaksi yang digelontorkan.

Investasi ini turut didukung beberapa investor lain meliputi Korea Development Bank, Korea Venture Investment Corporation, NH Investment & Securities, Industrial Bank of Korea, dan Barito Pacific Group.

Kemungkinan persentase pengambilalihan saham cukup signifikan, pasalnya pemberi dana akan ditunjuk menjadi dewan DIVA pada rapat umum luar biasa yang akan digelar.

“Dengan mitra sekaligus pendukung yang kuat, DIVA dapat menciptakan penawaran komprehensif kepada mitra kami, terutama UKM di Indonesia. Mulai dari berbagai produk digital, payment enabler, dan layanan perbankan kami saat ini, kami berharap dapat berkembang ke ranah keuangan, logistik, kecerdasan buatan, IoT, fulfilment, dan supply chain,” sambut Direktur DIVA Dian Kurniadi.

“Kami sangat gembira dengan adanya kesempatan ini. Kami percaya melalui kolaborasi ini, kami dapat mendorong pertumbuhan DIVA secara signifikan melalui sinergi dengan ekosistem dan jaringan kami di seluruh dunia,” ujar Founding Partner Kejora Ventures Sebastian Togelang.

Kabar sebelumnya, DIVA telah resmi mengakuisisi 30% saham milik pengembang layanan point of sales Pawoon. Kedua perusahaan rencanakan integrasi platform untuk hadirkan layanan menyeluruh bagi kalangan UKM.

Kejora Ventures dan InterVest Korea Selatan Siapkan Dana Awal 811 Miliar Rupiah untuk Membantu Startup Korea Berkembang di Asia Tenggara

Perusahaan investasi Indonesia Kejora Ventures dan mitranya, InterVest yang berasal dari Korea Selatan, mengumumkan pembentukan “InterVest Star Southeast Asia Growth Fund I” untuk membantu startup Korea Selatan berekspansi dipasar Asia Tenggara. Dengan target total dana hingga $100 juta (lebih dari 1,3 triliun Rupiah), mereka telah mengumpulkan $60 juta (lebih dari 811 miliar Rupiah) sebagai dana awal. Kebanyakan investor yang bergabung di dana ini berasal dari Korea Selatan.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Kepala bagian Asia Tenggara Korea Venture Investment, sebuah badan investasi yang mendukung dana ini, Kim Sang-Soo, menyebutkan Asia Tenggara sebagai pasar yang menjanjikan bagi ventura Korea.

“Dana ini akan menjembatani mereka [investor Korea] dengan mitra lokal, sehingga mereka bisa berkembang dan berekspansi di kawasan [Asia Tenggara].”

Founding Partner Kejora Ventures Andy Zain, di sumber yang sama, menyebutkan, “Bagian strategi kami adalah membawa pendiri-pendiri dan teknologi berpengalaman ke sini [Asia Tenggara] dan membantu mereka, dengan dana dan jaringan kami, untuk dengan cepat menjadi no. 1 di sektornya.”

Kejora sendiri, di luar core business awalnya di Indonesia, sudah berekspansi ke berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk membuka kantor di Thailand, Singapura, dan Filipina. Sebelumnya, awal tahun ini, mereka juga telah menyiapkan dana sebesar $80 juta (lebih dari 1 triliun Rupiah) untuk berinvestasi di startup Asia Tenggara.