Salah satu hal paling menjanjikan yang dapat kamu lakukan untuk memperbaiki situasi keuangan kamu adalah berinvestasi. Apalagi bagi kamu yang masih muda, energik dan sukses. Oleh karena itu, investasi harus dimulai sejak dini.
Pengertian Reksadana
Siapa pun yang ingin mulai berinvestasi hari ini memiliki akses ke berbagai produk investasi, termasuk saham, obligasi, deposito, emas atau logam mulia lainnya, real estate, asuransi, dan reksa dana. Bicara soal reksa dana, jenis investasi ini termasuk yang paling banyak disukai, mudah dipahami, dan cocok untuk investor pemula.
Mari kita telusuri pengertian reksa dana secara lebih detail sebelum membahas kelebihan yang diberikan.
Definisi Reksadana
Umumnya reksa dana diartikan sebagai wadah dimana melalui instrumen ini masyarakat umum dapat menghimpun dana yang kemudian dikelola oleh suatu organisasi yang disebut Manajer Investasi dan diinvestasikan pada surat berharga seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Struktur hukum Reksa Dana dapat berbentuk perseroan atau kontrak investasi kolektif (KIK). Selain itu, ada dua jenis reksa dana: reksa dana tertutup dan reksa dana terbuka. Reksa dana yang paling maju di Indonesia saat ini adalah yang mengikuti hukum Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dan bersifat terbuka.
Reksa dana terbuka adalah reksa dana yang selalu tersedia untuk pembelian dan penjualan pada hari bursa.
Jenis-jenis Reksadana
- Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksa dana pasar uang adalah jenis reksa dana tertentu yang berinvestasi pada sekuritas keuangan yang memiliki jangka waktu pendek.
Instrumen investasi tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, antara lain deposito berjangka, sertifikat deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan produk investasi pasar uang lainnya.
Tujuannya adalah untuk menjaga modal dan likuiditas. Dibandingkan dengan reksa dana bentuk lain, risikonya relatif paling rendah.
- Reksadana pendapatan tetap (Fixed Income Fund)
Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis reksa dana tertentu yang menghasilkan setidaknya 80% dari investasinya dalam obligasi atau instrumen utang lainnya.
Tingkat pengembalian yang konsisten diinginkan. Relatif, risikonya lebih tinggi dari reksa dana pasar uang.
- Reksa dana campuran (mixed fund)
Kelas reksa dana yang dikenal sebagai reksa dana campuran mendistribusikan modal investasi mereka di antara beberapa portofolio. Kendaraan investasi dapat berupa saham atau termasuk obligasi.
Pertumbuhan harga dan pendapatan adalah tujuannya. Membandingkan reksa dana campuran dengan reksa dana pendapatan tetap, resikonya lebih rendah tetapi kemungkinan pengembaliannya berpotensi lebih tinggi.
- Reksa Dana Saham
Jenis ini adalah reksa dana tertentu yang dikenal sebagai reksa dana ekuitas menginvestasikan setidaknya 80% asetnya dalam efek ekuitas.
Tujuan jangka panjang adalah untuk meningkatkan harga saham atau satuan. Dibandingkan reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap, resikonya sedikit lebih tinggi, tetapi potensi pengembaliannya paling tinggi.
Keuntungan dan Risiko Investasi di Reksadana
Berinvestasi di reksa dana menawarkan berbagai prospek keuntungan. Investor dalam reksa dana dapat mendiversifikasi kepemilikan mereka tanpa membutuhkan banyak modal. Misalnya, investor uang terbatas mungkin memiliki portofolio obligasi, yang tidak praktis tanpa dana yang besar.
Sejumlah produk reksa dana tersedia di marketplace Bareksa untuk pembelian hanya dengan modal Rp100.000. Selain itu, ada barang yang harganya minimal Rp 50.000. Lihat produk yang tersedia di sini.
Sejumlah besar uang akan dihimpun melalui reksa dana sehingga manajer investasi dapat mendiversifikasi pilihan investasinya di pasar saham dan pasar uang. Dengan kata lain, investasi dilakukan pada aset investasi yang berbeda termasuk saham, obligasi, dan deposito sesuai dengan gaya pengelolaan masing-masing jenis reksa dana. Bahkan orang awam pun bisa memanfaatkan manisnya imbalan berinvestasi di pasar saham berkat reksa dana.
Menemukan saham bagus untuk dikumpulkan sama sulitnya dengan memilih perusahaan bagus untuk berinvestasi. Tidak banyak investor yang memiliki pengetahuan dan pengalaman khusus yang diperlukan untuk ini.
Investor dapat menghindari kerumitan melacak kinerja investasi mereka dengan berinvestasi di reksa dana. Hal ini karena manajer investasi profesional yang berpengalaman telah menangani hal ini. Reksa dana, seperti platform investasi lainnya, memiliki potensi keuntungan yang beragam serta peluang risiko yang beragam.
Risiko dalam reksadana tentu ada dimana risiko yang lebih rendah terkait dengan nilai investasi unit, sebagai contohnya. Manajer investasi (sebagai pengelola) dengan prinsip diversifikasi dapat mengurangi risiko yang disebabkan oleh penurunan harga saham, obligasi, atau sekuritas lainnya yang merupakan bagian dari portofolio reksa dana.
Risiko likuiditas, di sisi lain, merupakan risiko yang terkait dengan tantangan yang dihadapi manajer investasi jika sebagian besar investor reksa dana menjual kembali unitnya. Mungkin sulit bagi manajer investasi untuk menyediakan dana untuk penebusan dalam keadaan seperti itu.
Cara Kerja Reksadana
Bagaimana cara kerja investasi reksa dana? Investor dapat menggunakan aplikasi untuk melakukan transaksi investasi secara online. Selanjutnya, sisihkan sejumlah uang tertentu untuk penanaman modal. Berikut adalah penjelasan rinci tentang bagaimana reksa dana beroperasi.
Manajer Investasi
Kamu bisa langsung memulai proses pembelian reksa dana setelah memilih manajer investasi yang ideal. Dalam situasi ini, kamu dapat memodifikasi dana investasi yang cukup besar sesuai dengan sumber keuangan kamu. Selain itu, produk reksa dana dapat dibeli mulai dari 10.000. Kamu bisa membeli produk investasi ini dengan praktis, mudah dan aman melalui aplikasi layanan investasi reksa dana.
Untuk memudahkan transaksi bagi investor, Agen Penjual Reksa Dana (APERD) juga menyediakan berbagai pilihan pembayaran melalui transfer bank atau virtual account yang berbeda. Investor dapat mengarahkan dananya ke pengelola investasi dengan bertransaksi untuk membeli produk reksa dana. Alokasi uang ini kemudian akan dikendalikan oleh manajer investasi. Kinerja dana investasi tersedia bagi investor.
Setelah menyelesaikan transaksi investasi, manajer investasi akan menyalurkan dana kamu ke berbagai sektor sekuritas sesuai jenis investasi yang diminta investor. Fund Fact Sheets (FFS) atau Lembar Fakta Reksa Dana memungkinkan kamu untuk melihat alokasi dana yang diinvestasikan dan bagaimana penggunaannya. Dengan bantuan file ini, kamu juga dapat mempelajari algo terbaik untuk produk terkait uang dan energi tertentu selama satu bulan, tiga bulan, enam bulan, dan satu tahun. 3 tahun, 5 tahun, untuk masa kerja setelah peluncuran produk reksa dana.
Manajer investasi produk reksa dana pasar uang mendistribusikan dana investasi di antara efek-efek yang jatuh temponya kurang dari satu tahun, antara lain deposito berjangka, sertifikat deposito, sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat berharga pasar uang (SBPU), dan sebagainya. Manajer investasi menginvestasikan minimal 80% aset dalam obligasi atau instrumen utang lainnya saat menciptakan jenis pendapatan pendapatan tetap ini. Obligasi dividen adalah opsi lain yang tersedia bagi pembeli produk investasi ini dari berbagai jenis obligasi.
Selain itu, reksa dana campuran lebih menyukai saham dan obligasi dibandingkan jenis instrumen sekuritas lainnya. Terdapat 0–20% sekuritas pasar uang, 1–79% obligasi atau surat utang, dan 1–79% ekuitas dalam produk investasi ini. Manajer investasi menyebarkan minimal 80% aset berupa efek ekuitas dalam instrumen reksa dana saham. Sisa penjatahan biasanya diinvestasikan dalam sekuritas pasar uang.
Kustodian
Bank yang mengelola uang investasi reksa dana dan memelihara portofolio sekuritas dan sertifikat berharga lainnya dikenal sebagai bank kustodian. Lembaga Kustodian wajib mengajukan izin kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk beroperasi guna menjalankan tugasnya.
Padahal, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengendalikan dan mengawasi bank kustodian. KSEI adalah Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) yang mengatur dan menetapkan kebijakan penyimpanan portofolio efek untuk digunakan oleh kustodian umum bank di pasar modal Indonesia. Selain itu, bank umum yang telah mendapatkan persetujuan OJK dapat berubah menjadi bank kustodian. Anda bisa melihat daftar bank kustodian di website OJK jika berminat untuk mengetahuinya.
Tanggung jawab utama bank kustodian adalah melakukan tugas administratif. Tugas kustodian adalah melindungi uang yang telah diinvestasikan investor dalam sekuritas dan aset lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga kustodian menampung seluruh aset reksa dana milik investor.
- Menyerahkan portofolio nasabah reksa dana beserta dokumen-dokumen terkait aset yang bersangkutan.
- Pencatatan pembelian dan penjualan surat berharga, obligasi, investasi pasar uang, deposito, dan transaksi lainnya yang melibatkan aset reksa dana manajer investasi.
- Perhitungan NAB harian untuk reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi.
- Mengirimkan pesan konfirmasi pembelian reksa dana kepada konsumen yang telah menyelesaikan transaksi seperti pengalihan, pembelian, dan penjualan.
Bank kustodian bertugas memelihara efek nasabah serta mendokumentasikan dan merekam setiap perubahan kepemilikan efek tersebut. Selain itu, bank kustodian bertugas menangani keuntungan yang diterima dari emiten, penjualan efek, dan pengalihan kepemilikan efek kliennya.
Depositori
Sesuai perjanjian kerja sama dengan Manajer Investasi yang membawahi Reksa Dana, Agen Penjual Efek Reksa Dana bertanggung jawab untuk menjual Reksa Dana. APERD dapat berupa bank, perusahaan sekuritas, pegadaian, perusahaan asuransi, atau usaha khusus yang menjual reksa dana online seperti Bareksa.
Kecuali perusahaan efek, agen penjual reksa dana harus terlebih dahulu memperoleh Surat Tanda Terdaftar sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dari OJK sebelum dapat menjual reksa dana.
Hanya pekerja yang telah mendapat izin sebagai Wakil Perusahaan Efek atau Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD) yang boleh menjual reksa dana atas nama agen penjual reksa dana. Penugasan unik harus diberikan kepada karyawan tersebut oleh Agen Penjual Reksa Dana yang beroperasi atas namanya.
Penjualan Unit Penyertaan
Unit penyertaan adalah unit yang mewakili kepemilikan investor dalam reksa dana mereka. Jumlah unit yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam reksa dana ditentukan oleh manajer investasi. Jumlah unit penyertaan dapat diubah oleh manajer investasi.
Unit Penyertaan—atau kavling, jika kepemilikan dinyatakan dalam bentuk saham—berfungsi sebagai tolok ukur persentase reksa dana yang dimiliki.
Oleh karena itu, unit yang digunakan dalam berinvestasi reksa dana adalah unit penyertaan reksa dana. Unit penyertaan ini termasuk dalam kepemilikan reksa dana kita. Salah satu tanda bahwa masyarakat banyak membeli atau menyukai reksa dana adalah banyaknya unit penyertaan dana tersebut yang tersedia. Namun, ini tidak menjamin kesuksesan reksa dana.
Selain itu, reksa dana memiliki biaya, yang dikenal sebagai Nilai Aktiva Bersih Per Unit Penyertaan (NAB/UP). Sama seperti saat membeli rujak, kita harus menanyakan harga per porsi.
Harga reksa dana awalnya ditetapkan sebesar Rp 1.000 per unit saat reksa dana baru diperkenalkan dan dapat berubah tergantung kinerja reksa dana tersebut. Selain itu, Bank Kustodian menentukan harga reksa dana ini setiap hari perdagangan. Misalnya kita ingin menginvestasikan Rp 100.000 di reksa dana. Dengan asumsi NAB/UP reksa dana hari ini adalah Rp 1.000, maka kita akan menerima 100 unit penyertaan.
Biaya dan Fee Reksadana
Investor dalam reksa dana pada dasarnya dapat dikenakan tiga biaya berbeda. Biaya pembelian (subscription fee), penjualan (redemption fee), dan penjualan (switching charge) diwakili oleh ketiga biaya tersebut. Pada produk reksa dana pasar uang, beberapa manajer investasi biasanya tidak mengenakan komisi jual beli.
Perusahaan manajemen investasi menetapkan berbagai biaya jual beli untuk produk reksa dana yang bukan reksa dana pasar uang. Namun, kisaran biaya biasanya turun antara 0% dan maksimal 5%.
Namun, jika investor telah memiliki produk reksa dana dalam jangka waktu tertentu, beberapa manajer investasi akan membebaskan biaya penjualan. Jika pemilik unit penyertaan reksa dana telah memiliki produk lebih dari enam bulan atau satu tahun, manajer investasi biasanya membebaskan biaya penjualan.
Salah satu langkah edukasi kepada masyarakat umum untuk menjadi investor jangka panjang adalah dengan menjual reksa dana secara gratis setelah jangka waktu tertentu. Masyarakat yang berinvestasi untuk jangka panjang akan lebih diuntungkan dari produk reksa dana.
Ada biaya untuk beralih (menjual) antara produk reksa dana dalam perusahaan manajer investasi yang sama selain biaya untuk jual beli. Jika kamu ingin mengonversi dari dana ekuitas yang dikelola oleh perusahaan manajemen investasi A menjadi dana campuran yang dikelola oleh bisnis yang sama, kamu harus membayar biaya yang terpengaruh ini.
Biaya ini tampaknya berbeda antara manajer investasi. Namun, kisarannya antara 0 dan 2 persen.
Jenis-jenis Reksadana
Reksadana memiliki beberapa jenis, diantaranya yaitu:
Reksadana Saham
Di antara berbagai jenis reksa dana, reksa dana saham memiliki potensi imbal hasil yang paling tinggi. Dana ekuitas telah menghasilkan rata-rata 18 persen per tahun selama sepuluh tahun terakhir, menurut industri.
Manajer investasi mendiversifikasi kepemilikan saham dari uang klien mereka. Saat berinvestasi di reksa dana saham, jangka waktunya harus lebih dari lima tahun karena tingginya tingkat risiko yang terkait dengan fluktuasi harga saham.
Reksa dana saham bisa digunakan untuk menabung untuk masa pensiun 20 tahun mendatang, serta biaya kuliah anak 15 tahun. Jangan menginvestasikannya dalam dana saham untuk menghindari keharusan membayar uang muka rumah dalam 6 bulan. Reksadana saham membutuhkan waktu kira-kira dua tahun untuk pulih setelah krisis keuangan tahun 1998 dan 2008.
Reksadana Obligasi
Reksadana obligasi berisi surat utang perusahaan dan pemerintah. Dibandingkan reksa dana saham dan reksa dana campuran, resiko reksadana ini lebih kecil. Reksa dana obligasi adalah pilihan terbaik untuk kebutuhan dan tujuan dengan jangka waktu kurang dari tiga tahun.
Reksadana Campuran
Reksadana campuran adalah reksadana yang berisi portofolio kombinasi saham dan obligasi. Kuantitasnya bervariasi tergantung pada produk. Dividen bersama ini dapat kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhan keuangan kamu untuk investasi jangka panjang. Pengembalian juga tidak dapat diandalkan dan memiliki risiko lebih tinggi daripada uang tunai. Permintaan jangka menengah yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun dapat diakhiri dengan reksadana campuran.
Reksadana Pasar Uang
Uang tunai atau obligasi yang jatuh tempo termasuk dalam reksa dana pasar uang. Hasilnya agak lebih tinggi dari deposito. Reksa dana pasar uang memiliki risiko terendah dari semua reksa dana, menjadikannya yang paling aman. Cocok untuk investasi jangka pendek di bawah satu tahun. Hasil yang rendah membuat reksa dana pasar uang tidak cocok untuk tujuan jangka panjang seperti dana pensiun karena dana investasi juga tidak tumbuh.
Reksadana ETF
ETF berbentuk kontrak kolektif, dan baik pedagang maupun unit partisipasinya terdaftar di bursa. Saham emiten yang diperdagangkan di pasar saham membentuk portofolio dana ekuitas. Tidak seperti portofolio ETF, yang terdiri dari ekuitas anggota indeks. Alhasil, jika seorang pemegang saham membeli ETF, seperti LQ 45, dia sudah memiliki 45 saham yang masuk dalam daftar indeks LQ 45. Harga ETF dan jam operasi pertukaran keduanya ditampilkan. Harga ETF berfluktuasi seperti harga saham.
Keuntungan Investasi di Reksadana
Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi portofolio adalah manfaat utama berinvestasi di reksa dana. Sebagai gambaran, seorang pemegang saham bisa membeli saham di sektor keuangan sekaligus membeli sejumlah saham lainnya di sektor pertanian. Investor akan mendapatkan keuntungan dari penurunan turbulensi pasar dan pengurangan kerugian portofolio sebagai hasilnya.
Reksadana juga memberikan alokasi dan diversifikasi langsung tanpa membebankan biaya yang signifikan. Kamu dapat berinvestasi pada produk utang seperti instrumen pasar uang, obligasi korporasi, dan obligasi pemerintah melalui dana utang (debt fund). Selain itu, terdapat reksa dana campuran yang memberikan eksposur terhadap instrumen utang dan ekuitas.
Investasi dengan Modal Kecil
Uang dengan jumlah kecil dapat digunakan untuk memulai investasi di reksa dana saham. Ada beberapa produk reksa dana saham yang tersedia saat ini, dan kamu bisa membelinya mulai dari Rp 500.000. Selain itu, sejumlah reksa dana saham tersedia untuk pembelian mulai dari nominal Rp100.000.
Secara alami, siapa pun sekarang dapat membeli reksa dana saham sebagai pengganti investasi konvensional berkat biayanya yang rendah. Alternatifnya, jika kamu lebih suka sesuatu yang lebih bermanfaat, kamu juga bisa membeli reksa dana secara online.
Likuiditas yang Tinggi
Kemudahan memasukkan uang ke dalam dan menariknya dari reksa dana adalah keuntungan lainnya. Investor dapat dengan cepat menjual reksa dananya tanpa harus mempertimbangkan selisih harga jual dengan nilai pasar saat ini.
Manajemen Profesional
Keterampilan finansial diperlukan untuk kegiatan investasi. Keberhasilan investasi bergantung pada penelitian pasar yang dilakukan secara konsisten di berbagai bisnis dan industri. Kamu memerlukan seorang profesional untuk mengelola portofolio keuangan kamu jika kamu ingin sukses dalam berinvestasi.
Para manajer keuangan di Indonesia telah mendapatkan mandat Wakil Manajer Investasi serta/atau kualifikasi global yang dikenal sebagai Certified Financial Analyst (CFA), yang memberikan mereka pemahaman tentang dunia keuangan.
Potensi Keuntungan yang Menarik
Saat ini belum ada peraturan yang mengatur tentang perpajakan produk reksa dana. sehingga kamu dapat memperoleh keuntungan dari investasi ini tanpa membayar pajak sama sekali. Namun, beberapa manajer investasi membebankan diskon kepada klien mereka sebagai pengganti biaya.
Risiko Investasi di Reksadana
Risiko Pasar
Tren pasar modal berdampak pada berbagai jenis reksa dana. Kamu hampir tidak dapat menghindari risiko ini. Saat pasar saham sedang bearish, nilai reksa dana juga bisa turun, begitu pula sebaliknya. Kamu harus siap menghadapi risiko ini karena bisa terjadi kapan saja.
Risiko Manajemen Investasi
Risiko ini, yang muncul ketika mitra bisnis manajer investasi melanggar perjanjian mereka, juga dikenal sebagai risiko kredit atau gagal bayar. Emiten, pialang, bank kustodian, dan agen penjual reksa dana yang dipilih pengelola investasi hanyalah beberapa contoh mitra usaha.
Misalnya, obligasi PT ABCD, yang merupakan instrumen utang, termasuk dalam produk reksa dana dan membayar bunga atau kupon reguler. Namun, ada kemungkinan PT ABCD tidak bisa membayar kupon untuk sementara waktu, dan ada juga kemungkinan pokok tidak dibayar. Tidak diragukan lagi bahwa hal ini berdampak pada kinerja reksa dana.
Risiko Likuiditas
Likuiditas terkait penyaluran reksa dana. Risiko ini berkembang ketika manajer investasi terlambat dalam menyediakan dana untuk menutupi pelunasan investor. Namun, manajer investasi harus membayar dana dalam bentuk pencairan dalam waktu maksimal tujuh hari kerja (Sabtu, Minggu dan hari libur tidak termasuk dalam perhitungan ini).
Risiko Inflasi
Potensi risiko yang terkait dengan investasi reksa dana adalah bahaya inflasi. Akibat naiknya barang konsumsi, kamu akan kurang bisa membiayai reksa dana.
Risiko Nilai Tukar
Nilai investasi yang dilakukan dalam reksa dana dapat berubah karena perubahan dalam (i) nilai tukar antara rupiah Indonesia dan mata uang lainnya, serta (ii) suku bunga antara investasi berdenominasi Rupiah dan non-Rupiah, yang pada gilirannya mempengaruhi nilai aset bersih reksa dana.
Analisis Investasi di Reksadana
Analisis Fundamental Reksadana
Metode ini lebih banyak dipengaruhi oleh beberapa variabel yang semuanya saling berhubungan, khususnya dalam kasus saham. Informasi tentang kajian esensial ini mudah ditemukan di berbagai media massa, baik cetak, elektronik, maupun media lainnya.
Analisis Teknikal Reksadana
Penting untuk melacak fluktuasi harga saham saat menggunakan strategi ini. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa tren akan berkembang sebagai akibat dari setiap perubahan harga yang terjadi. Perubahan harga dapat diprediksi dengan teknik ini, yang dapat membantu pengambilan keputusan.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Reksadana
Meskipun harga reksa dana mudah ditemukan, tidak ada cara untuk mengetahui seberapa tinggi harganya ketika pesanan yang Anda beli dilakukan. Setelah kamu membeli, kamu akan belajar pada hari berikutnya. Membeli reksa dana yang diperdagangkan di bursa adalah satu-satunya metode untuk mencapai harga yang kamu inginkan.
Strategi Investasi Reksadana Jangka Pendek
Strategi Lump Sum bisa menjadi pilihan untuk menerapkan strategi jangka pendek dalam berinvestasi di reksadana. Sementara itu, strategi investasi reksa dana ini akan menjadi pilihan terbaik bagi kamu yang tidak memiliki sumber pendapatan yang dapat diandalkan.
Dalam strategi lump sum, semua dana investasi—katakanlah dalam jumlah tertentu, seperti Rp. 10 juta—disetorkan sekaligus, tanpa tambahan berikutnya.
Pembelian sekaligus semacam ini cukup aman dan efisien karena dapat menghasilkan pengembalian terbesar, terutama jika kinerja pasar dalam jangka pendek atau menengah menguntungkan. Bagi kamu yang lugas dan tidak ingin repot berinvestasi secara bertahap, pendekatan ini tepat.
Strategi Investasi Reksadana Jangka Panjang
Untuk untung jangka panjang kamu bisa menggunakan strategi Buy and Hold dan Dollar-Cost Averaging. Pertama, strategi investasi Buy and Hold untuk reksa dana adalah favorit investor pasif. Mereka dikenal sebagai investor pasif karena, setelah melakukan investasi awal, mereka tidak akan melakukan apa pun untuk waktu yang cukup lama.
Tidak perlu memantau perubahan harga pasar karena, dalam banyak kasus, investasi hanya terus memperoleh nilai dan menghasilkan pengembalian yang signifikan ketika uang disimpan untuk waktu yang cukup lama. Tentu saja, taktik investasi ini membutuhkan pengendalian diri dan kesabaran.
Untuk mengurangi risiko kerugian, investor yang memilih pendekatan beli dan tahan biasanya menyimpan aset investasi mereka setidaknya selama 15 tahun. Salah satu metode investasi paling sederhana dan aman, terutama untuk pemula, adalah beli dan simpan.
Kemudian investasi dollar-cost averaging, metode investasi praktis untuk reksa dana, di mana investor membagi rata jumlah total uang yang akan diinvestasikan untuk pembelian berulang. Metode ini mirip dengan cicilan, yaitu menabung atau membayar jumlah uang yang sama dari waktu ke waktu, biasanya sebulan sekali.
Bagi investor yang ingin melakukan investasi dengan aman meskipun harga saham naik turun, rata-rata biaya dolar adalah teknik yang tepat. Jika kamu ingin berinvestasi di reksa dana jangka panjang untuk memaksimalkan keuntungan, teknik ini lebih tepat.
Pajak dan Peraturan Investasi di Reksadana
Pajak Investasi di Reksadana
Perlu dipahami bahwa reksa dana adalah tempat menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh suatu badan hukum yang disebut Manajer Investasi, dan nantinya akan diinvestasikan pada surat berharga seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Berbeda dengan investasi lain seperti properti dan logam mulia, reksadana dan keuntungannya tidak dikenakan pajak. Sehingga dipastikan dalam investasi reksa dana ini investor tidak akan dikenakan pajak karena pajak ditanggung oleh Manajer Investasi (MI) yang menjalankannya.
Peraturan Investasi di Reksadana di Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengawasi semua aktivitas keuangan di Indonesia. OJK bertanggung jawab untuk memantau, mengevaluasi, dan mencermati sistem keuangan negara sebagai otoritas independen. OJK juga berwenang untuk mengontrol transaksi keuangan tersebut. OJK sebenarnya bertanggung jawab atas aturan reksa dana Indonesia. Artinya, untuk menjalankan usaha secara legal, penyedia jasa investasi reksa dana harus mendaftar ke OJK.
Setelah terdaftar, tentunya OJK akan terus memantau dan mengawasi perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan perusahaan penyedia reksa dana beroperasi sesuai regulasi atau regulasi yang berlaku di negara tersebut. Di sisi lain, hal ini juga dapat membantu agar perusahaan penyedia reksa dana tidak sembarangan kepada investornya.
Oleh karena itu, sebelum berinvestasi reksa dana, pastikan kamu memilih perusahaan penyedia yang sudah resmi terdaftar dan diawasi oleh OJK.
Pajak Investasi di Reksadana di Luar Negeri
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) huruf d Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU Nomor 36 Tahun 2008), penghasilan didefinisikan sebagai tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik di dalam maupun di luar Indonesia, dan dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama apapun atau dalam bentuk apapun.
Wajib pajak menambahkan pendapatan luar negeri mereka ke pendapatan domestik mereka ketika menghitung pendapatan kena pajak mereka. Hal itu diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.03/2018 Tentang Kredit Pajak Luar Negeri untuk mencegah terjadinya pengenaan pajak berganda. Menurut aturan ini, keuntungan dari penjualan saham dan surat berharga lainnya dari negara tempat badan yang mengeluarkan saham atau surat berharga itu bermarkas atau didirikan merupakan salah satu sumber pendapatan yang diperoleh di luar negeri.
Menurut PMK No. 192/03/2018 Pasal 4 Ayat 2 Huruf C, yang dimaksud dengan penghasilan neto adalah kelebihan penerimaan dari sumber luar negeri atas semua sumber penghasilan lainnya.
Namun, penghasilan bersih, dalam hal ini keuntungan atas hasil investasi reksa dana di luar negeri, yang wajib dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh, dikenakan pajak di Indonesia. Perlakuan pajak di Indonesia tidak mengatur pajak atas investasi saham di luar negeri atau perdagangan saham di luar negeri.
Cara Memilih Reksadana yang Tepat
Reksa dana semakin dikenal dan diapresiasi oleh banyak kalangan, terutama kaum milenial yang semakin sadar akan pentingnya berinvestasi. Kenyamanan dan keterjangkauan menjadi alasan utama para milenial memilih reksa dana sebagai sarana investasi. Namun, kebanyakan dari mereka masih bingung, tidak tahu bagaimana memilih reksa dana yang sesuai dengan tujuan dan profil risikonya. Berikut adalah beberapa cara.
Menentukan Tujuan Investasi
Tetapkan tujuan kamu sebelum berinvestasi. Apakah durasinya pendek, sedang, atau panjang? Misalnya, uang muka rumah, biaya kuliah, pembelian mobil, atau liburan. Selanjutnya, pilih reksa dana yang melayani fungsi tersebut. Misalnya, reksa dana saham adalah investasi jangka panjang yang berlangsung lebih dari lima tahun.
Ini sangat ideal bagi kamu yang ingin menyimpan uang untuk anak-anak kamu atau pensiun kamu sendiri. Namun, kurang tepat jika tujuan investasi adalah mengumpulkan uang untuk uang muka atau uang muka di rumah.
Kumpulan berbagai reksa dana dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan pengeluaran jangka menengah lebih dari tiga tahun. memiliki ambang risiko yang sebanding dengan reksa dana saham. Karena risikonya yang rendah, reksa dana pasar uang adalah yang paling aman dari semua reksa dana. Investasi jangka pendek kurang dari satu tahun cocok. Namun karena dana investasi tidak berkembang secara optimal, maka tidak cocok untuk dana pensiun.
Reksa dana pendapatan tetap, bagaimanapun, bekerja paling baik ketika diinvestasikan selama satu sampai tiga tahun. dapat digunakan untuk mendiversifikasi investasi pada saat perekonomian masih belum stabil seperti saat ini.
Memilih Jenis Reksadana yang Sesuai
Mengenali keberadaan berbagai jenis Reksa Dana merupakan langkah selanjutnya dalam memilih produk Reksa Dana di platform lain setelah menetapkan tujuan dan profil risiko.
Reksadana ada untuk menawarkan opsi investasi modal rendah. Kamu dapat memilih jenis reksa dana yang paling sesuai dengan kebutuhan kamu dari berbagai jenis yang tersedia. Produk reksa dana yang didirikan berdasarkan syariah Islam antara lain reksa dana pasar uang, reksa dana campuran, reksa dana pendapatan tetap, dan produk reksa dana bentuk lainnya.
Pemahaman yang dimiliki pada masing-masing jenis Reksa Dana akan dapat membawa kamu kepada saran mengenai jenis Reksa Dana yang terbaik untuk dipilih sehingga imbal hasil atau return dapat memenuhi preferensi dan tujuan investasi kamu. Meski sulit, pada akhirnya kamu akan bisa memutuskan sehingga kamu bisa langsung merasakan bagaimana keuntungan berinvestasi di reksa dana.
Melakukan Riset dan Analisis
Sekalipun manajer investasi memiliki kendali langsung atas sistem pengelolaan dana di reksa dana pasar uang, kamu tetap dapat menganalisis produk ini. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah produk terlihat dan berpotensi menguntungkan. Kamu dapat mempelajari pengelolaan dana, sejarah reksa dana, dan likuiditas operasional reksa dana.
Produk tersebut mengandung beberapa fakta krusial yang harus kamu pahami, seperti kepemilikan izin OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Selain itu, kamu harus memverifikasi rekam jejak Bank Kustodian, Manajer Investasi, dan proses yang digunakan untuk menentukan Nilai Aktiva Bersih (NAB).
Memilih Manajer Investasi yang Kompeten
Manajer Investasi mengelola dana untuk investasi di Reksa Dana Pasar Uang. Namun demikian, setiap perusahaan Manajer Investasi memiliki cara kerja dan kebijakan tersendiri.
Dengan kata lain, kamu akan memberi orang lain tanggung jawab untuk mengelola uang kamu. Ibaratnya menitipkan barang, apalagi dalam hal ini uang ditempatkan, tentunya kamu harus mengetahui dengan baik siapa yang kamu percayai untuk mengelola barang Reksa Dana Pasar Uang untuk kamu. Oleh karena itu, mempelajari kinerja Manajer Investasi sangat penting jika kamu ingin memaksimalkan hasil investasi kamu.
Dengan kemudahan dan menemukan informasi terkini, kamu akan dengan mudah mengetahui Manajer Investasi mana yang tepat.
Melihat Kinerja Reksadana Secara Berkala
Saat berinvestasi, reksa dana apa yang akan kamu pilih? Pada kenyataannya, setiap bentuk reksa dana adalah suatu kemungkinan, tetapi tidak semua investor cocok untuk semuanya. Investor selalu memiliki berbagai tujuan dan faktor untuk dipertimbangkan. Kamu dapat memilih reksa dana tertentu jika model operasinya sesuai dengan tujuan dan harapan kamu.
Namun, pastikan kamu selalu menyelidiki track record pilihan kamu. Ya, kamu bisa mengecek berapa banyak investor yang berhasil menerima return dari reksa dana tersebut atau faktor lain yang dapat meyakinkan kamu untuk memilih reksa dana tersebut.
Kasus Sukses Investasi di Reksadana
Salah satu sarana investasi yang paling menguntungkan bagi investor baru adalah reksa dana. Bunga reksa dana relatif lebih besar dibandingkan bunga deposito. Membandingkan resikonya dengan investasi saham juga lebih kecil. Maka mari kita intip kisah sukses para investor yang telah berinvestasi di Reksadana dan mengambil manfaat dari tips perjalanan investasi mereka di bawah ini.
Kisah Sukses Investor Reksadana
Tujuan adalah hal pertama yang perlu kita miliki saat berinvestasi. Kita tentu tidak ingin terus berputar-putar, seperti di bus atau alat transportasi lainnya. Ketika kita tiba di tempat tujuan, kita pasti merasa lega dan puas karena kita dapat menyelesaikan perjalanan yang sulit. Mirip dengan yang terjadi pada Haikal Bekti Anggoro.
Sekitar dua tahun lalu, pria berusia 27 tahun ini mulai melakukan investasi reksa dana. Tujuannya adalah mengumpulkan uang untuk membeli rumah. Haikal memang belum bisa membayar tunai rumah, tapi setidaknya dia sudah bisa menyisihkan uang untuk rumah barunya di kawasan Jakarta Selatan.
Single Bogor ini telah bekerja keras dan mengelola uangnya secara bertanggung jawab selama dua tahun terakhir. Dia membeli instrumen reksa dana dengan lebih dari satu bagian dari pendapatan bulanannya untuk mencapai tujuan investasinya.
Haikal segera menyisihkan sebagian dari setiap transfer gaji yang diterimanya dari majikannya untuk reksa dana agar tidak digunakan untuk pengeluaran lain. Dia kemudian membeli kebutuhan dan keinginannya dengan sisa uangnya.
Seorang pekerja di salah satu toko online ini adalah tipe investor yang berhati-hati. Ia menginvestasikan sebagian besar dananya di pasar uang dan reksa dana pendapatan tetap, yang merupakan produk reksa dana berisiko rendah.
Haikal menggunakan platform investasi Bareksa yang memegang izin sah sebagai Agen Penjual Reksa Dana dari Otoritas Jasa Keuangan untuk mengajukan permohonan reksa dana.
Analisis Investasi di Reksadana pada Kasus Sukses
Dari kasus bahwa Haikal terus berinvestasi bahkan setelah mencapai satu tujuan. Masih banyak tujuan keuangan yang belum terpenuhi untuk hidupnya di usia muda ini.
Tempat untuk mengumpulkan uang dari investor adalah melalui reksa dana. Manajer investasi akan menempatkan aset yang telah dihimpun dalam berbagai sarana investasi, seperti saham, obligasi, atau deposito.
Reksadana juga dipandang sebagai alternatif investasi tradisional bagi investor, khususnya investor pemula dan kecil yang kekurangan waktu dan pengetahuan untuk menilai risiko investasi mereka.
Ketika mencoba untuk mencapai tujuan investasi reksa dana kita, kadang-kadang kita menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari memiliki terlalu banyak pilihan untuk dipilih yang dapat membingungkan atau membuat kami kewalahan dan membuat kami merasa kecewa dengan kinerja produk dan pasar di bawah standar.
Ternyata ada beberapa contoh dimana seseorang telah melakukan investasi rutin yang disiplin selama dua hingga tiga tahun, tetapi hasilnya tidak seperti yang mereka perkirakan dan bahkan mungkin negatif.
Pemahaman diperlukan untuk dapat mempertahankan perhatian pada tujuan investasi dalam semua keadaan ini. Awalnya, saat berinvestasi di saham, obligasi, atau reksa dana, investor harus memiliki ekspektasi yang realistis. Masing-masing barang ini membutuhkan penerapan praduga yang berbeda. Bahkan ketika menghitung asumsi pengembalian wajar, reksa dana campuran berbeda dengan reksa dana saham dan pendapatan tetap.
Investor juga perlu memahami bagaimana fungsi pasar, teknik dan strategi yang digunakan oleh manajer investasi dalam mengelola reksa dana, dan yang terpenting, bahaya yang ada. Ini sangat penting sebelum kamu mengadopsi pendekatan investasi tertentu.
Setelah itu, kamu dapat mempelajari lebih lanjut tentang reksa dana Trillion Club dan Billion Club atau terus membedakan antara saham Blue Chip dan Second Liner. Kamu harus menguji waktu pasar saat kamu menerapkan pendekatan tersebut.
Kasus Gagal Investasi di Reksadana
Investor perlu menyadari bahaya yang terkait dengan produk investasi ini seiring berkembangnya produk reksa dana. Reksa dana masih memiliki risiko investasi bahkan ketika mereka menawarkan produk yang terdiversifikasi, termasuk kemungkinan bahwa keuntungan reksa dana tidak dijamin, nilai investasi terkait erat dengan risiko pasar, risiko yang terkait dengan jenis portofolio efek yang dipilih manajer investasi untuk diinvestasikan.
Kisah Kegagalan Investasi di Reksadana
Menurut pengamat, bisnis asuransi nasional melihat sejumlah isu yang menyebabkan jatuhnya investasi asuransi jiwa pada produk reksa dana. Meski pandemi Covid-19 turut menyebabkan rendahnya permintaan asuransi akibat penurunan pendapatan, terutama akibat kasus wanprestasi beberapa perusahaan asuransi jiwa dalam beberapa tahun terakhir, menurut Pengamat Asuransi dan Dosen Program MM-FEB UGM Kapler Marpaung.
Mayoritas investasi perusahaan asuransi di pasar modal berasal dari premi unit link, lanjut Kapler, sehingga perusahaan asuransi juga mencari risiko investasi yang aman dengan risiko yang paling rendah.
Namun, dia menegaskan penurunan investasi reksa dana tidak serta merta berdampak pada kinerja perusahaan asuransi. Ketika perusahaan asuransi harus melakukan reformasi, salah satu caranya adalah beralih dari investasi berisiko tinggi ke investasi berisiko rendah.
Analisis Investasi di Reksadana pada Kasus Kegagalan
Investor dapat dihadapkan pada risiko konflik akibat berbagai investasi reksa dana, seperti masalah gagal bayar permintaan redemption yang terjadi di beberapa reksa dana. Portofolio terkena risiko pasar, yang mencegah portofolio untuk dipasarkan, dan janji pengembalian tetap, yang merupakan kesalahan dalam pemasaran. Investor memutuskan untuk mengajukan permohonan pailit terhadap manajer investasi selaku pengelola reksa dananya akibat tidak mampu membayar pelunasan.
Undang-undang No. 37 Tahun 2004 telah menetapkan bahwa selain dari kerangka hukum kepailitan Indonesia, hanya Otoritas Jasa Keuangan yang dapat mengajukan pailit terhadap manajer investasi. Kerangka filosofis dan sosiologis yang kuat disediakan untuk peraturan tersebut. Tentu saja, pengajuan pailit manajer investasi menimbulkan tantangan hukum yang unik terhadap penegakan perjanjian.
Trend Investasi di Reksadana
Apakah berinvestasi dalam reksa dana masih sesuai untuk investor saat ini mengingat meningkatnya popularitas cryptocurrency dan saham?
Ini adalah pertanyaan sah yang dapat ditanyakan siapa pun. Terutama dengan meningkatnya inklusi keuangan dan pengetahuan keuangan di Indonesia, yang telah memfasilitasi terciptanya berbagai bentuk investasi yang disukai. Maka mulailah dengan berinvestasi dalam hal-hal seperti bitcoin, saham, pinjaman peer-to-peer, dan hal-hal lain yang, selama sesuai dengan kebutuhan dan skala waktu kamu, memberikan imbalan yang sah.
Namun, selain itu, reksa dana tetap dianggap sebagai instrumen investasi “klasik” hingga saat ini. Akibatnya, muncul pertanyaan berikut: “Apakah reksa dana masih mampu memenuhi kebutuhan investasi saat ini?”
Perkembangan Pasar Reksadana di Indonesia
Minat masyarakat untuk berinvestasi di reksa dana semakin meningkat, terutama bagi para investor baru. Hal ini agar manajer investasi yang mumpuni dapat membantu pengelolaan reksa dana. Selain itu, berbagai pilihan risiko investasi ditawarkan oleh reksa dana.
Hingga Agustus 2022, terdapat 2.193 unit reksa dana di Indonesia, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ada 273 reksa dana syariah dan 1.920 reksa dana konvensional.
Jumlah reksa dana domestik telah meningkat selama sepuluh tahun terakhir. Reksa dana konvensional mengalami pertumbuhan yang sangat besar, terutama pada tahun 2018, jumlah unitnya meningkat 17,6% menjadi 1.875 unit.
Nilai Aktiva Bersih (NAB) seluruh reksa dana, menurut OJK, adalah Rp541,73 triliun per Agustus 2022. NAB reksa dana konvensional adalah Rp 498,32 triliun, sedangkan NAB reksa dana syariah adalah Rp 43,4 triliun.
Dilihat lebih dekat, reksa dana terproteksi—850 unit dengan NAB Rp104,02 triliun—adalah yang paling tradisional. Kepemilikannya sebagian besar terdiri dari 323 unit reksa dana pendapatan tetap tradisional dengan NAB Rp 146,98 triliun.
Setelah itu, ditambahkan reksa dana saham konvensional dengan NAB Rp 106,67 triliun sebanyak 272 unit. Dengan NAB Rp 207 triliun, ada 207 reksa dana pasar uang tradisional yang tersedia.
Mayoritas reksa dana syariah sebanyak 72 unit dengan NAB Rp 8,53 triliun saat ini diperdagangkan di pasar uang. Reksa dana selanjutnya adalah 56 reksa dana saham syariah yang memiliki NAB Rp6,6 triliun. 39 unit reksa dana pendapatan tetap syariah, NAB Rp 4,88 triliun. Disusul 34 unit reksa dana terproteksi syariah dengan NAB Rp1,94 triliun.
Potensi Pertumbuhan Investasi di Reksadana di Masa Depan
Tanda-tanda positif menunjukkan potensi reksa dana berbasis saham kedepannya. Dampak pandemi Covid-19 membuat perekonomian Indonesia pulih dan diperkirakan akan terus tumbuh. Kinerja dan ekspansi reksa dana berbasis saham tentu akan memberikan keuntungan di masa depan. Menurut Schroders, firma manajemen aset yang didirikan di Inggris, tahun 2022 bisa menjadi tahun yang menjanjikan untuk berinvestasi di reksa dana dan saham berbasis ekuitas.
Ekonomi Indonesia dan dunia berada dalam tahap pemulihan tahun ini, dan pertumbuhan mulai menunjukkan tanda-tanda percepatan yang cukup baik. Kamu mungkin berpendapat bahwa sekarang adalah waktu yang ideal untuk berinvestasi di reksa dana berbasis saham karena beberapa di antaranya sudah tutup dan prospek reksa dana berbasis saham di masa depan menguntungkan.
Tren Investasi di Reksadana di Pasar Global
Bagi investor yang terkendala dalam banyak hal, termasuk waktu, uang, informasi, dan pengetahuan investasi, produk investasi reksa dana sangat ideal. Karena tersebar di sejumlah produk investasi, instrumen ini juga bisa menurunkan risiko investasi. Namun bukan berarti berinvestasi di reksa dana bebas risiko. Investor masih perlu meneliti berbagai bahaya yang terkait dengan produk ini karena hal tersebut.
Sejak tahun 1996, reksadana berkembang pesat di Indonesia yang dikenal sejak tahun 1995. Reksadana diharapkan dapat memfasilitasi partisipasi masyarakat di pasar modal sebagai sarana investasi.
Di Indonesia, perkembangan produk reksa dana cukup pesat. Aset industri reksa dana meningkat nilainya selama kuartal I 2013 menjadi Rp 187,962 triliun, naik 12,72 persen dari Rp 166,751 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya, menurut Ito Warsito, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI).
Investasi reksa dana, menurut Ito, memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pasar modal domestik. Alhasil, BEI akan terus menjangkau berbagai pihak dan memberikan edukasi.
Ciri-ciri produk ini yang memang unik dan ideal bagi investor dengan berbagai keterbatasan, antara lain keterbatasan waktu, dana, informasi, dan pengetahuan investasi, tidak lepas dari pesatnya ekspansi industri reksa dana. Untuk menurunkan risiko dan mencegah kemungkinan kerugian total, kita harus menyebarkan penempatan investasi kita.
Peluang Investasi di Reksadana
Pasar keuangan didorong oleh berbagai sentimen global menjelang akhir tahun 2022. Berbeda dengan situasi tahun ini, investor masih memiliki kesempatan untuk berinvestasi di tahun 2023 dan mendapatkan reksa dana.
Investor akan memilih reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi sepanjang 2022 karena meningkatnya ketegangan ekonomi dan perubahan kebijakan moneter global.
Surat Berharga Negara SBN Ritel juga banyak menarik perhatian investor, khususnya seri non-tradable dengan kupon floating rate. Hal ini karena jenis SBN ritel seperti SBR dan ST memiliki fluktuasi harga yang kecil, dan kupon akan meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga acuan yang ditetapkan Bank Indonesia.
Peluang Investasi di Reksadana Saham
Reksadana yang menginvestasikan setidaknya 80% dari aset mereka dalam produk ekuitas dikenal sebagai dana saham. Dengan membeli dan menjual saham, manajer investasi mengelola portofolio produk ini. Keuntungan dan kerugian kamu diakibatkan oleh kenaikan atau penurunan harga saham produk RDS.
Untuk kenaikan harga saham jangka panjang, dilakukan investasi reksa dana saham. Masuk akal jika nilai produk ini akan sangat fluktuatif (berfluktuasi) dalam jangka pendek, seperti harga saham.
Alhasil, produk khusus ini cocok untuk investasi jangka panjang yang membutuhkan komitmen lebih dari lima tahun. Berlibur ke luar negeri, membayar uang muka hipotek, menyiapkan rekening pensiun, dan tujuan keuangan jangka panjang lainnya adalah beberapa contohnya. Investor dengan toleransi risiko tinggi sebaiknya mempertimbangkan produk ini.
Keuntungan yang akan didapatkan dari berinvestasi saham ada diantaranya:
- Peningkatan Pengembalian
Hasil tahunan rata-rata produk ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan varietas lain. Sebagai gambaran, Sucorinvest Syariah Equity Fund per 6 Januari 2023, salah satu RDS di tanamduit, mengalami pertumbuhan nilai sebesar 43,31% dalam 5 tahun. Dengan kata lain, RDS memiliki tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 8,7%. Cukup memikat, bukan?
- Biaya Investasi Nominal Lebih Sedikit.
RDS tersedia dengan harga yang relatif murah, mulai dari Rp 10.000. Minimum pembelian adalah 1 lot, bukan 1 saham seperti halnya saham. Bergantung pada harga per saham, harga untuk 1 lot juga bisa sangat bervariasi.
- Tidak Ada Persyaratan untuk Analisis Menyeluruh
Pengelolaan langsung dana kelolaan dari RDS akan dilakukan oleh manajer investasi dan profesional lainnya. Karena itu, kamu tidak perlu pusing memilih saham terbaik untuk produk RDS manajer investasi.
- Resiko Lebih Rendah
Investasi saham langsung memiliki risiko yang lebih besar daripada RDS, terutama jika kita tidak memiliki keahlian riset teknis dan fundamental dari emiten (perusahaan). Anda berisiko bangkrut jika secara tidak sengaja menginvestasikan saham gorengan dalam jumlah besar dan harga saham turun tajam.
Karena keputusan investasi dibuat oleh manajer investasi, RDS menjadi pilihan terbaik bagi kamu yang baru berani mengambil risiko dan ingin berinvestasi saham seminimal mungkin.
Peluang Investasi di Reksadana Obligasi
Salah satu jenis reksa dana, yang disebut dana obligasi, menginvestasikan sebagian besar modalnya pada obligasi dan utang yang jatuh tempo satu tahun, termasuk obligasi korporasi dan pemerintah. Obligasi sendiri merupakan surat penyertaan utang yang membuat komitmen untuk membayar pokok dan bunga utang pada tanggal tertentu.
Dana pendapatan tetap dan dana jaminan pada dasarnya sama. Hanya saja, alokasi dana investasi reksa dana pendirian itu diwaspadai.
Reksa dana ini adalah pilihan terbaik jika kamu mencari sarana investasi dengan durasi menengah (1-3 tahun). Hal ini agar keuntungan dari reksa dana ini lebih menguntungkan pada saat itu.
Untuk keuntungan yang didapatkan ketika berinvestasi di reksadana obligasi ada di antaranya:
- Pajak Lebih Kecil Dibanding Obligasi
Pajak penghasilan sebesar 15% akan jatuh tempo jika kamu membeli obligasi sekaligus. Namun, pajak yang dikenakan relatif lebih rendah jika kamu berinvestasi di reksa dana. Misalnya, pajak yang akan dibayar investor adalah 5% pada tahun 2020 dan 10% pada tahun 2021.
- Pencairan Kapan Saja
Pencairan dana yang diinvestasikan dapat dilakukan kapan pun nyaman, seperti halnya reksa dana pada umumnya. Uang tunai akan didistribusikan dengan kecepatan mereka sendiri. Jadi, jika uang akan segera dibutuhkan, kamu bisa langsung menariknya.
Tentu saja, karena tidak ada periode pencairan, juga tidak ada biaya penalti. Jumlah hasil investasi akan digunakan untuk membayar dana.
- Tidak Menguras Dompet
Modal yang dibutuhkan untuk investasi obligasi melalui reksa dana tidak terlalu tinggi. Berbeda dengan investasi obligasi biasa, pembelian bond flyer bisa mencapai Rp 5 juta. Namun, jika uang tersebut diinvestasikan melalui reksa dana, modal yang dibutuhkan sangat mudah diakses, tergantung kemampuan investor.
- Diversifikasi Instan
Manajer Investasi menangani dana investasi di reksa dana, seperti halnya pengetahuan. Manajer Investasi akan menyerahkan obligasi tersebut kepada investor yang melakukan investasi dalam bentuk kupon atau bunga setelah obligasi tersebut dibeli.
Oleh karena itu, Manajer Investasi tentunya akan membagikan sejumlah kupon obligasi korporasi dengan komposisi tertentu jika kamu membeli reksa dana campuran. Oleh karena itu, kamu secara tidak langsung akan memiliki beragam obligasi dan memiliki investasi yang terdiversifikasi.
Jika kinerja perusahaan turun, bahayanya tidak terlalu tinggi karena bisa dikurangi dengan bermitra dengan bisnis lain. Tentu saja, jika kamu berinvestasi pada obligasi tertentu, ini akan berbeda.
Peluang Investasi di Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang dikenal sebagai jenis reksa dana yang menginvestasikan semua uang pemiliknya di pasar uang. Surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun dapat dimasukkan dalam instrumen pasar uang yang bersangkutan. Sertifikat Bank Indonesia, juga dikenal sebagai SBI, Obligasi, dan Deposito Berjangka, semuanya memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun dan merupakan surat berharga pasar uang yang paling banyak digunakan.
Reksa dana pasar uang memiliki risiko paling rendah jika dibandingkan dengan reksa dana lainnya. Distribusi investasi yang dilakukan melalui reksa dana pasar uang relatif sederhana. Meski sangat menjanjikan, reksa dana pasar uang tidak menawarkan return yang lebih tinggi dibandingkan jenis reksa dana lainnya.
Berikut adalah beberapa keuntungan berinvestasi reksa dana pasar uang yang harus kamu ketahui, meskipun kurang menguntungkan dibandingkan reksa dana lainnya:
- Pendapatan Lebih Tinggi
Investasi reksa dana biasanya menghasilkan pengembalian 6% hingga 7% per tahun. Namun, jumlah bunga yang diperoleh sangat sedikit jika dibandingkan dengan hanya menyimpan uang tunai di rekening tabungan. Sekalipun deposito kamu memiliki nominal kurang dari satu juta rupiah, kamu tetap akan mendapatkan bunga nol persen. Jika kamu menaruh uang di pasar uang reksa dana, itu adalah skenario lain. Keuntungan akan bertambah jumlahnya.
- Hanya Dibutuhkan Rp 100.000 untuk Memulai Reksa Dana Pasar Uang.
Jika kamu baru saja mulai berinvestasi, kamu biasanya dapat memulai dengan investasi kecil. Salah satu instrumen yang cocok adalah reksa dana pasar uang karena kamu bisa mulai berinvestasi hanya dengan Rp 100.000. Keuntungan yang kamu dapatkan tentunya akan berbeda dengan kamu yang mulai berinvestasi dengan jumlah yang besar. Namun, tidak ada salahnya memulai dari yang kecil.
- Dimungkinkan untuk Menarik Uang Kapan Saja.
Kebebasan penarikan uang adalah keuntungan lain dari reksa dana pasar uang yang tidak dimiliki oleh produk investasi lainnya. Uang yang diinvestasikan dapat ditarik kapanpun kamu mau, tanpa harus menunggu waktu tertentu. Karena aksesibilitas online, prosedur pencairan relatif sederhana. Selain itu, penarikan uang dimungkinkan tanpa dikenakan biaya apa pun.
Peluang Investasi di Reksadana ETF
Reksadana yang menggunakan exchange traded fund (ETF) kurang dikenal oleh masyarakat umum. Namun, reksa dana kelas aset ini dinilai memiliki peluang ekspansi yang besar.
Reksa dana ETF, menurut Presiden dan CEO PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra, masih memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar modal Indonesia. Jumlah produk dan manajer investasi (MI) yang merilis produk reksa dana ETF terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri reksa dana ETF selama lima tahun terakhir.
Reksa dana ETF menyembunyikan transparansi karena perdagangan mereka dapat dipantau secara real time. Sama seperti perdagangan saham, reksa dana ETF juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Guntur mengatakan, inilah yang membedakan antara reksa dana ETF berbasis saham dengan reksa dana saham konvensional. Reksa dana ETF dapat diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, proses mekanisme pemesanan/pelunasan sama dengan proses pembelian/penjualan saham yang dapat dilakukan pada jam bursa.
Mengingat reksadana ETF memiliki underlying portofolio saham dan terdapat juga reksadana dengan underlying portofolio obligasi, maka terdapat beberapa alternatif investasi.
Berikut adalah beberapa keuntungan berinvestasi ETF yang bisa kamu dapatkan, diantaranya.
- lebih efektif
Karena fakta bahwa kamu dapat membeli sekumpulan saham likuid berkualitas tinggi dengan jumlah uang yang sangat kecil, ETF dianggap sebagai produk investasi yang efisien. Misalnya, pembelian ETF XPTD memerlukan pembelian setiap saham indeks IDX30 dengan bobot 30 saham, yang setara dengan bobot indeks IDX30. Bobot saham BCA sebesar 30% dari IDX30 menjadi gambaran.
- Fleksibel
ETF, seperti saham, dapat diperdagangkan kapan saja dalam jam perdagangan bursa.
- Biaya Rendah dan Risiko
Biaya manajemen pengelola dana dalam hal membeli atau menjual jauh lebih sedikit daripada reksa dana. Sesuai dengan komisi broker, ada biaya tambahan untuk ETF di pasar sekunder.
- Transparan
Setiap hari, komposisi ETF biasanya diungkap sehingga investor dapat mengetahui dengan tepat perusahaan mana yang dipegang oleh reksa dana ETF ini. Investor yang ingin membeli atau menjual unit penyertaan ETF dapat mengetahui nilai sebenarnya dari saham yang ditransaksikannya dengan mengecek NAV/UP atau harga ETF yang dikeluarkan oleh dealer beberapa kali per menit.
Tentu saja, ini berbeda dengan, katakanlah, reksa dana saham. Reksa dana saham, yang biasanya diselesaikan pada saat transaksi dan hanya dapat diperdagangkan satu kali per hari dengan batas waktu pukul 13.00.
Demikianlah informasi mengenai reksadana. Semoga kamu semakin paham dan tentunya sudah siap donk ke tahap selanjutnya untuk berinvestasi di reksadana.