Tag Archives: investasi berjangka

30 Daftar Saham Syariah, Opsi Investasi Berbasis Syariah

Dalam dunia investasi ada dua jenis saham yang sering kita dengar, salah satunya adalah saham syariah. Apa itu saham syariah dan apa saja daftar saham syariah?

Dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham syariah adalah efek berbentuk saham yang memiliki prinsip syariah atau islami di pasar modal. Di Indonesia sendiri daftar saham syariah sudah mudah ditemukan dan banyak yang sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Setelah mengetahui pengertian dan jenis saham syariah, lalu apa saja daftar saham syariah yang bisa dijual dan dibeli di Indonesia?

Daftar Saham Syariah

Bursa Efek Indonesia, sudah mencatat 30 daftar saham syariah dalam ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia), daftar saham syariah ini juga sudah terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang juga diterbitkan oleh OJK. 

Berikut daftar saham syariah yang bisa kamu pilih untuk investasi jangka panjang.

  1. Adaro Energy Tbk. (ANDRO)
  2. Aneka Tambang Tbk. (ANTM)
  3. Astra International Tbk. (ASII)
  4. Bank Central Asia Tbk. (BBCA)
  5. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)
  6. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI)
  7. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN)
  8. Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)
  9. Barito Pacific Tbk. (BRPT)
  10. Bukalapak.com Tbk. (BUKA)
  11. Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)
  12. Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK)
  13. XL Axiata Tbk. (EXCL)
  14. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)
  15. INCO Vale Indonesia Tbk. (INCO)
  16. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)
  17. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP)
  18. Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
  19. Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)
  20. Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA)
  21. Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS)
  22. Bukit Asam Tbk, (PTBA)
  23. Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR)
  24. Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG)
  25. Timah Tbk. (TINS)
  26. Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM)
  27. Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR)
  28. United Tractors Tbk. (UNTR)
  29. Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)
  30. Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT)

Di pasar modal Indonesia, saham syariah terbagi menjadi dua.

  • Saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah berdasarkan peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
  • Saham yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten atau perusahan publik syariah berdasarkan peraturan OJK no. 17/POJK.04/2015. 

Indeks Saham Syariah 

ISSI atau indeks saham syariah adalah sebuah indikator dari kinerja pasar saham syariah indonesia dan tercatat di BEI. 

Kemudian juga ada yang disebut sebagai konstituen ISSI yaitu seluruh daftar saham syariah yang tercatat di BEI dan juga masuk ke dalam Daftar Efek Syariah yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Dalam setahun konstituen ISSI akan diseleksi sebanyak dua kali, di setiap bulan Mei dan November. Sehingga setiap satu periode, pastinya ada saham syariah yang keluar masuk konstituen ISSI.

Beberapa indeks saham syariah di antaranya adalah:

Jakarta Islami Indeks (JII)

Merupakan indeks syariah pertama yang hadir pada tahun 2000, dengan terdiri dari 30 saham syariah yang memiliki likuiditas dan tercatat di BEI. 30 daftar saham syariah tersebut bisa kamu lihat di atas.

Jakarta Islami Index 70 (JII70)

Indeks saham syariah Jakarta Islami Index 70 diluncurkan pada tahun 2018. Sesuai dengan namanya, indeks saham syariah ini terdiri dari 70 daftar saham syariah dan setiap tahunnya dilakukan dua kali seleksi indeks saham.

 IDX-MES BUMN 17

Indeks saham syariah yang terakhir adalah IDX-MES BUMN 17, yang merupakan milik Badan Usaha Milik Negara, indeks saham ini terdiri dari 17 daftar saham syariah yang memiliki likuiditas baik dengan kapitalisasi pasar yang besar. Indeks saham ini juga merupakan kolaborasi dari PT Bursa Efek Indonesia dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).

Nah, itu tadi daftar saham syariah di Indonesia yang tentunya sudah terafiliasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Investasi juga menjadi hal yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan kesejahteraan keuangan di masa yang akan datang. Yuk, investasi dari sekarang!

***

Ikuti kuis dan challenge #NgabubureaDS di Instagram @dailysocial.id selama bulan Ramadan, yang akan bagi-bagi hadiah setiap minggunya berupa takjil, hampers hingga langganan konten premium DailySocial.id secara GRATIS. Simak info selengkapnya di sini dan pantau kuis mingguan kami di sini.

Cara Investasi Saham yang Minim Kerugian Untuk Pemula

Investasi saham menjadi lebih populer belakangan ini, karena investasi saham memberikan keuntungan yang cukup tinggi jika kamu tahu cara investasi saham yang benar.

Sebelum masuk ke pembahasan cara investasi saham yang benar, kamu perlu tahu tujuan melakukan saham itu untuk apa.

Biasanya melakukan investasi saham itu bertujuan untuk investasi jangka panjang atau untuk mencari penghasilan di masa yang akan datang.

Kelebihan menggunakan investasi saham adalah fleksibel, kamu bisa melakukannya di mana dan kapan pun, karena prosesnya berjalan secara online.

Cara investasi saham yang benar juga tidak sembarangan, kamu harus mengerti serba-serbi tentang saham terlebih dahulu.

Cara Memilih Investasi Saham

Dilansir dari Forbes, ada tiga cara untuk investasi saham yang dapat kamu pilih yaitu berinvestasi dalam saham individu, berinvestasi dalam bursa saham, dna investasi di reksadana saham.

Berinvestasi dalam saham individu

Dalam investasi saham, kamu bisa memilih melakukan cara investasi saham di perusahaan atau di saham individu. Kelebihan memilih cara investasi saham di saham individu adalah ketika harga beberapa saham di perusahaan sedang tinggi, kamu bisa membeli saham pecahan.

Saham individu juga cocok untuk kamu yang memiliki modal terbatas dan baru mulai investasi saham.

Berinvestasi di dalam bursa saham

Saat kamu melakukan investasi di bursa efek saham, kamu bisa membeli saham dari berbagai perusahaan dengan pilihan yang lebih luas yang berada di sektor yang sama. Perbedaan investasi di bursa saham adalah, memberikan diversifikasi yang lebih tinggi dibandingkan memiliki saham individu.

Investasi di reksadana saham

Melakukan investasi di reksadana saham sebenarnya memiliki sedikit kesamaan dengan investasi di bursa saham. Hanya saja ketika kamu membeli saham dari reksadana saham keuntungan yang kamu peroleh berasal dari dividen, pendapatan bunga, dan keuntungan modal.

6 Cara Investasi Saham Untuk pemula

Setelah memilih investasi, kamu bisa langsung masuk ke cara investasi saham. Cara investasi saham ini juga dibagi menjadi lima tahapan.

1. Pilih Sekuritas dengan Biaya Transaksi yang Rendah

Cara investasi saham yang pertama adalah kamu membuat akun rekening efek dan selanjutnya untuk melakukan pembelian saham, kamu perlu melakukan top up terlebih dahulu. Untuk membeli saham kamu harus melalui aplikasi sekuritas, tentunya aplikasi sekuritas memiliki biaya transaksi yang berbeda-beda.

Sehingga, kamu perlu mencari aplikasi sekuritas dengan biaya yang rendah, agar keuntungan yang kamu dapatkan juga menjadi lebih besar.

2. Membeli Saham Perbankan

Untuk kamu yang baru pertama kali menggunakan investasi saham, sebaiknya cara investasi saham yang kedua ini wajib diikuti yaitu membeli saham perbankan atau saham yang dikeluarkan oleh perusahaan bank, karena biasanya perusahan bank akan mencetak laba setiap tahunnya. Sehingga harga saham akan sering mengalami kenaikan.

3. Tercatat oleh Bursa Efek Indonesia

Bursa efek Indonesia atau BEI adalah pihak yang akan menyelenggarakan sistem dan sarana jual beli investasi termasuk saham. Jadi, sebelum kamu membeli saham, kamu harus memastikan saham yang ingin kamu sudah tercatat oleh BEI.

Untuk melihat saham yang tercatat oleh BEI, kamu dapat mengunjungi laman resmi BEI untuk melihat detail dari saham yang akan kamu investasikan.

4. Membeli Saham yang Harganya Turun

Tidak semua saham dengan harga turun atau rendah itu buruk, begitu juga sebaliknya. Sebab, investasi saham itu biasanya akan naik turun. Bisa jadi ketika kamu membeli saham dengan harga yang turun, tidak lama kemudian harganya berubah naik. Namun, tentunya kamu harus melihat perusahaan dan aspek detail dari saham yang harganya turun tersebut ya!

5. Investasi Jangka Panjang

Memang investasi saham cenderung investasi jangka panjang, tetapi banyak orang yang sering tergiur dengan investasi jangka pendek saham. Namun, bagi kamu yang ingin lebih aman dan mendapatkan untung yang cukup besar maka pilih investasi jangka panjang, karena minim risiko bila perusahaan tersebut adalah perusahaan yang stabil.

6. Selalu Melihat Perkembangan Perusahaan

Cara investasi saham selanjutnya adalah kamu harus selalu up to date atau sering-sering melihat perkembangan perusahaan dari saham yang kamu miliki. Jadi, kamu bisa mengetahui apakah melakukan investasi saham di perusahaan tersebut aman dan ini juga berpengaruh bagi kamu yang ingin melakukan investasi jangka panjang.

Nah, itu tadi cara investasi saham yang sebaiknya kamu lakukan apalagi jika kamu baru pertama kali terjun ke dunia saham. Investasi saham bisa kamu lakukan dari sekarang dengan modal yang bertahap.

Pluang Releases Futures Investment Products, to Open Investment Access to US-Based Enterprise

Digital investment startup Pluang launched the Micro E-mini S&P 500 Index Futures investment product to expand millennial access to affordable, practical, and safe investment products on the stock index of publicly-traded companies in the United States. This product can already be purchased through the Pluang application, for the time being, it is only available on the Android version.

Pluang’s breakthrough is bold and can be said to be the only fintech startup that offers investment alternatives in this sector. Most players in Indonesia are still working to popularize the habit of investing in gold or mutual funds.

Pluang’s Co-Founder Claudia Kolonas explained that the company is aiming this investment instrument to provide an opportunity for Indonesian investors to diversify their investment portfolios, considering that this alternative is still common to most Indonesians.

In fact, he admitted that the company did not yet have an industrial picture of how many investors were interested in investing offshore (abroad).

“We hope this will be a unique opportunity to introduce new investment products. We are not the first [to provide this product] there are two or three brokers who provide the S&P 500, but we are the first fintech company. With easier application access, it will be much more interesting, ”explained Claudia during a virtual press conference, Tuesday (29/9).

The index futures product offered by Pluang is transacted on the world’s largest derivatives exchange, the Chicago Mercantile Exchange. Companies are interested in choosing the S&P 500 Index because this index has a superior performance with a growth of 325.54% in the last 10 years as of December 31, 2019.

Meanwhile, in the last five years this index has provided a yield growth of 75.89%. Meanwhile, in the last three years the growth was 48.7%. Thus, this index shows a positive trend movement in the long term.

This performance is supported by superior issuers’ constituents. Only issuers that have been able to report positive profits over the past four quarters and have a market capitalization of more than $ 3.7 billion can enter the index.

Meanwhile, the 10 largest constituents in the index as of August 31, 2020, consisted of Apple, Microsoft, Amazon, Facebook, Google, Berkshire Hathaway Inc, Johnson & Johnson, Visa, and Procter & Gamble.

Risk and legality

Claudia explained that the Pluang S&P 500 investment is classified as a passive investment because investors usually use a long-term buy and hold strategy. Therefore, passive investing reduces the uncertainty arising from the strategy of selecting individual stocks and the market timing strategy that experienced investors typically use.

“We want to attract millennials not only to invest in gold but also to start entering and studying investing in the S&P 500 index.”

However, he continued, this investment has a moderate to high risk because it is triggered by various factors, such as market volatility that may occur ahead of the US election in November 2020. Plus, the movements of the S&P 500 index are often against gold, so diversification between the two asset classes can be considered.

“Therefore, apart from having a medium-high risk profile, this product is also recommended for investors who already have investment experience.”

In this regard, investors who are suitable for plunging into this instrument are those who want to be involved in the international economy, do not have the time to always monitor individual stocks, do not have medium to long term plans, and are challenged to face moderate-high risks because they follow the risks of the US equity market. .

Regarding regulations, Claudia stated that Pluang by PG Berjangka has obtained a permit for Distribution of Customer Mandates to Overseas Exchanges (PALN) by BAPPEBTI. PALN is a contract offering activity and channeling customer orders for the contract using a system provided by the exchange.

The regulation was made to grow the multilateral industry in the world of futures companies in Indonesia.

Explained further, the nominal investment fund here starts from $ 35 depending on the market at that time. In the process of channeling from customer funds to the index exchange, after the customer top up the balance to the Pluang application, the funds will be immediately forwarded to the PG Berjangka segregate account and forwarded to the Indonesian Derivatives Clearing House (KBI).

The next process is that the transaction is listed on the Jakarta Futures Exchange. Then, the funds were forwarded by KBI to a separate Prime Broker account used by Pluang in the US, namely Straits Financial, which is a brokerage member on the Chicago Mercantile Exchange (CME). At the last stage, this broker will buy the contract on the CME exchange.

It is certain that sales and withdrawals of funds can be done in real time, aka there are no delays in disbursement. This advantage is superior to futures products compared to index mutual funds ETFs (Exchange Traded Funds) whose disbursement or purchase schedules must follow stock exchange operating hours and add administrative costs.

“The S&P 500 index has much greater liquidity than ETF mutual funds and there are no administrative fees here, so it is more effective for investors to take profits.”

Since this instrument is still new to Indonesians, of course there are educational challenges that Pluang must often socialize. Claudia said that her company received many questions from customers because they were not familiar with the concept of futures products.

It doesn’t stop at futures products, Pluang is currently waiting for permission from the OJK and BAPPEBTI to market mutual fund investment products and cryptocurrencies.

“To date, we have offered gold investment because we want to offer investment products that are easy to understand. But in the future, we want to add other products, such as mutual funds and crypto but are still waiting for permission from the relevant regulators,” Claudia said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pluang S&P 500

Pluang Rilis Produk Investasi Berjangka, Buka Akses Investasi ke Perusahaan Terbuka Amerika Serikat

Startup investasi digital Pluang meluncurkan produk investasi berjangka Micro E-mini S&P 500 Index Futures untuk memperluas akses kaum milenial dalam menjangkau produk investasi di indeks saham perusahaan publik Amerika Serikat dengan terjangkau, praktis, dan aman. Produk ini sudah bisa dibeli melalui aplikasi Pluang, untuk sementara baru tersedia di versi Android.

Gebrakan Pluang ini terbilang berani dan bisa dikatakan menjadi satu-satunya startup fintech yang menawarkan alternatif investasi di sektor tersebut. Kebanyakan pemain di Indonesia masih berkecimpung mempopulerkan kebiasaan untuk berinvestasi di emas atau reksa dana.

Co-Founder Pluang Claudia Kolonas menjelaskan, perusahaan melirik instrumen investasi ini karena ingin memberikan perluas kesempatan investor Indonesia untuk mendiversifikasi portofolio investasinya, mengingat alternatif ini masih awam buat sebagian besar orang Indonesia.

Bahkan dia mengaku bahwa perusahaan belum memiliki gambaran secara industri berapa banyak investor yang berminat berinvestasi secara offshore (di luar negeri).

“Kita berharap ini jadi opportunity yang unik dalam memperkenalkan produk investasi baru. Kita bukan yang pertama [menyediakan produk ini] ada dua atau tiga broker yang menyediakan S&P 500, tapi kita jadi perusahaan fintech pertama. Dengan akses aplikasi yang lebih mudah, akan jauh lebih menarik,” terang Claudia saat konferensi pers secara virtual, Selasa (29/9).

Produk indeks berjangka yang ditawarkan Pluang ini ditransaksikan di bursa derivatif terbesar di dunia, Chicago Mercantile Exchange. Perusahaan tertarik memilih Indeks S&P 500 karena indeks ini memiliki kinerja yang unggul dengan pertumbuhan 325,54% dalam 10 tahun terakhir per 31 Desember 2019.

Sementara, dalam lima tahun terakhir indeks ini memberikan pertumbuhan imbal hasil sebesar 75,89%. Sedangkan, dalam tiga tahun terakhir pertumbuhannya sebesar 48,7%. Dengan begitu, indeks ini menunjukkan tren pergerakan yang positif dalam jangka waktu panjang.

Kinerja tersebut didukung oleh konstituen emiten yang unggul. Hanya emiten yang mampu melaporkan laba positif selama empat triwulan terakhir dan memiliki kapitalisasi pasar lebih dari $3,7 miliar saja yang bisa masuk ke dalam indeks tersebut.

Adapun, 10 konstituen terbesar di indeks tersebut per 31 Agustus 2020, terdiri dari Apple, Microsoft, Amazon, Facebook, Google, Berkshire Hathaway Inc, Johnson & Johnson, Visa, dan Procter & Gamble.

Risiko dan legalitas

Claudia menerangkan, investasi Pluang S&P 500 ini tergolong investasi pasif karena investor biasanya menggunakan strategi buy and hold dalam jangka panjang. Oleh karena itu, investasi pasif mengurangi ketidakpastian yang muncul dari strategi memilih saham individual dan strategi market timing yang biasanya digunakan oleh investor berpengalaman.

“Kami ingin meng-attract kaum milenial agar tidak hanya berinvestasi di emas saja tapi juga bisa mulai masuk dan mempelajari investasi di indeks S&P 500.”

Namun demikian, sambungnya, investasi ini punya risiko sedang hingga tinggi karena dipicu oleh berbagai faktor, seperti volatilitas pasar yang mungkin akan terjadi menjelang pemilu AS pada November 2020 mendatang. Ditambah, pergerakan indeks S&P 500 sering kali berlawanan dengan emas, jadi diversifikasi antara dua kelas aset tersebut dapat dipertimbangkan.

“Oleh karena itu, selain memiliki profil risiko sedang-tinggi, produk ini juga direkomendasikan untuk investor yang telah memiliki pengalaman investasi.”

Berkaitan dengan itu, investor yang cocok terjun ke instrumen ini adalah mereka yang ingin terlibat dalam ekonomi internasional, tidak memiliki waktu untuk selalu memantau saham individu, tidak memiliki rencana jangka menengah hingga panjang, dan tertantang menghadapi risiko sedang-tinggi karena mengikuti risiko pasar ekuitas AS.

Terkait regulasi, Claudia menyatakan bahwa Pluang by PG Berjangka ini telah mengantongi izin Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Luar Negeri (PALN) oleh BAPPEBTI. PALN adalah kegiatan penawaran kontrak dan menyalurkan amanat nasabah untuk kontrak tersebut dengan menggunakan sistem yang disediakan oleh bursa.

Aturan itu dibuat untuk menumbuhkan industri multilateral dalam dunia perusahaan berjangka di Indonesia.

Dijelaskan lebih jauh, nominal dana investasi di sini dimulai dari $35 tergantung bursa pada saat itu. Dalam proses penyaluran dari dana nasabah ke bursa indeks, setelah nasabah top up saldo ke aplikasi Pluang, dana tersebut akan langsung diteruskan ke akun segregate PG Berjangka dan diteruskan ke Kliring Berjangka Indonesia (KBI).

Proses selanjutnya adalah transaksi tersebut tercatat pada bursa Jakarta Futures Exchange. Lalu, dana diteruskan oleh KBI ke rekening terpisah Prime Broker yang digunakan Pluang di AS, yakni Straits Financial yang merupakan anggota pialang di Chicago Mercantile Exchange (CME). Pada tahap terakhir, broker inilah yang akan membelikan kontrak pada bursa CME.

Dipastikan untuk penjualan dan penarikan dana dapat dilakukan secara real time, alias tidak ada penundaan dalam pencairannya. Kelebihan inilah yang diunggulkan produk berjangka dibandingkan reksa dana indeks ETF (Exchange Traded Funds) yang jadwal pencairan atau pembelian harus mengikuti jam operasional bursa dan ditambah dengan biaya administrasi.

“Indeks S&P 500 punya likuiditas yang jauh lebih besar daripada reksa dana ETF dan di sini tidak dikenakan biaya administrasi sehingga lebih efektif buat investor untuk mengambil keuntungan.”

Karena instrumen ini masih baru buat orang Indonesia, tentunya ada tantangan edukasi yang harus kerap disosialisasikan oleh Pluang. Claudia menuturkan pihaknya mendapat banyak pertanyaan dari nasabah karena belum terbiasa dengan konsep produk futures.

Tidak berhenti di produk berjangka saja, saat ini Pluang sedang menunggu izin dari OJK dan BAPPEBTI untuk memasarkan produk investasi reksa dana dan mata uang kripto.

“Selama ini kita menawarkan investasi emas karena ingin menawarkan produk investasi yang mudah dipahami. Namun ke depannya kami mau menambah produk lain, seperti reksa dana dan kripto tapi masih menunggu izin dari regulator terkait,” pungkas Claudia.

Application Information Will Show Up Here