Tag Archives: investment fund

Mandiri Capital Bidik 6-8 Startup Fintech Baru Tahun Depan

Mandiri Capital Indonesia (MCI), anak usaha modal ventura Bank Mandiri, menunjukkan komitmennya untuk membidik daftar startup fintech lainnya agar masuk sebagai investee company dari MCI. Target yang dipasang cukup ambisius antara enam hingga delapan fintech baru, lebih banyak penambahannya dibandingkan pada tahun ini sekitar tiga perusahaan.

“Tahun ini penambahannya ada tiga perusahaan baru, sehingga totalnya jadi ada lima fintech dalam portofolio MCI. Sedangkan tahun depan, maksimal penambahan fintech ada enam hingga delapan perusahaan, atau minimal bertambah empat hingga lima perusahaan saja itu sudah sesuai dengan target yang diharapkan,” terang Eddi Danusaputro, Direktur Utama MCI kepada DailySocial, Selasa (22/11).

Adapun besaran investasi yang disiapkan untuk suntikan modal, baik ke investee company yang baru bergabung dengan perusahaan existing diproyeksikan nilainya mencapai Rp 200 miliar. Besaran suntikan modal akan bergantung pada ukuran masing-masing perusahaan.

Saat ini yang sudah terpublikasi ada dua pasangan usaha yang dimiliki MCI, yakni PT Mitra Transaksi Indonesia (fokus ke penyediaan mesin EDC) dan PT Digital Artha Media (fokus mengelola bisnis Mandiri E-Cash). Kedua perusahaan tersebut sudah mendapat suntikan modal sebesar Rp 250 miliar.

Menurut Eddi, salah satu hal yang dipertimbangkan sebagai preferensi pemilihan fintech yang bisa masuk ke MCI adalah perusahaan yang sudah matang dari segi umur, minimal sudah berdiri satu hingga dua tahun. Sebab dari situ akan terlihat kematangan produknya dan akan lebih mudah menentukan apakah dapat bersinergi dengan Bank Mandiri atau tidak.

“Kriterianya sebenarnya beragam, tidak hanya dari umur saja. Kami juga lihat apakah mereka dapat bersinergi dengan Bank Mandiri.”

Sebelumnya, juga telah diumumkan Bank Mandiri berkomitmen untuk kembali menyuntikkan modal baru untuk MCI pada tahun depan. Nilainya mencapai Rp 150 miliar, sehingga diharapkan total dana kelolaan yang dimiliki MCI dapat mencapai Rp 500 miliar dari sebelumnya Rp 350 miliar.

DOKU dan Bareksa Luncurkan Tabungan Reksa Dana

Masyarakat Indonesia masih sangat awam terhadap investasi di pasar modal. Untuk kembali menggalakkan misi edukasi investasi pemerintah melalui micro investing, kini DOKU dan Bareksa, financial marketplace lokal, meluncurkan tabungan reksa dana untuk pengguna DOKU.

Kedua pihak memutuskan untuk memilih produk Cipta Dana Cash yang dimiliki oleh Cipta Dana Asset Management. Produk ini khusus bermain di instrumen pasar uang, dengan karakteristik risiko yang minim, khusus untuk memperoleh pertumbuhan modal jangka pendek dan tingkat likuditas yang tinggi.

Karakteristik instrumen ini cocok sebagai langkah awal edukasi ke masyarakat Indonesia yang masih sangat awam terhadap investasi di pasar modal.

“Kami pilih Cipta Dana Cash untuk menyesuaikan dengan profil masyarakat Indonesia yang cenderung masih takut berinvestasi. Produk ini merupakan best product di Bareksa dan memiliki kinerja tahunan yang cukup baik dengan tingkat imbal hasil 8,5% per tahun,” terang Karaniya Dharmasaputra, Co-founder dan Chairman Bareksa, Kamis (3/11).

Menurut Karaniya, bila membandingkan dengan imbal hasil yang diberikan ketika menabung atau membeli deposito di bank, tingkat pengembalian hasilnya tidak akan sebesar reksa dana. Salah satu bank, sambungnya, memberikan return untuk nasabah yang menabung di tempatnya sebesar 0,7% per tahun dan deposito sebesar 4,25%. Besaran imbal hasil ini masih terhitung kotor, artinya belum dipotong dengan pajak penghasilan sebesar 20%.

“Berarti nasabah tidak mendapat untung sama sekali, beda halnya dengan reksa dana. Untuk menggalakkan jumlah rekening reksa dana di Indonesia, pemerintah membebaskan pemotong pajak untuk ini.”

Dia menambahkan, besaran nominal untuk berinvestasi lewat DOKU sebesar 100 ribu Rupiah. Menurutnya, ini sangat cocok untuk pengguna yang ingin belajar dan mencoba berinvestasi. Fitur ini juga memberikan manfaat lebih bagi pengguna yang memiliki endapan dana di DOKU.

Menurut Karaniya, dalam peraturan Bank Indonesia pemain uang elektronik tidak boleh memberikan bunga kepada uang yang mengendap di e-wallet. “Bekerja sama dengan Bareksa, pengguna DOKU bisa sekaligus menabung di reksa dana pasar uang sehingga mereka dapat memperoleh imbal hasil dari dana endapan di DOKU.”

Thong Sennelius, CEO DOKU, menambahkan terhitung saat ini pengguna DOKU mencapai 1,3 juta orang dengan mayoritas adalah laki-laki usia produktif antara 18-35 tahun. Kelompok orang tersebut yang akan disasar oleh DOKU untuk menjadi pemilik rekening reksa dana.

Adapun dari rata-rata dana endapan pengguna DOKU kini menunjukkan peningkatan. Dari awalnya hanya top up saldo ketika dibutuhkan saja kini sudah bergeser, rata-rata dana endapan sudah mencapai ratusan ribu per penggunanya.

“Dengan tingkat imbal hasil 8,5% yang ditawarkan Cipta Dana Cash, diharapkan bisa encourage pengguna DOKU untuk mengalihkan dananya untuk di simpan di instrumen investasi ini.”

Siap luncurkan instrumen pasar uang untuk syariah

Troy Hambali, Business Development DOKU, melanjutkan DOKU dan Bareksa saling berkomitmen untuk meluncurkan produk investasi dari instrumen reksa dana lainnya yang tingkat risiko sejenis dengan pasar uang hingga dua tahun mendatang. Menurutnya, instrumen investasi lainnya yang bakal ditawarkan ke pengguna DOKU adalah obligasi.

Pihaknya juga akan menambah variasi investasi reksa dana untuk syariah, tidak hanya konvensionalnya saja. Sebab tujuan akhirnya adalah semua orang Indonesia bisa melek investasi di pasar modal.

“Kerja sama antara DOKU dan Bareksa adalah eksklusif. Kami akan pilih perusahaan aset manajemen lainnya dengan produk reksa dana dari pasar uang dan obligasi, baik syariah maupun konvensional karena mau jangkau seluruh masyarakat Indonesia. Rencananya, kami akan meluncurkan kembali instrumen pasar uang untuk produk syariahnya pada tahun depan,” pungkasnya.

Saat ini pengguna DOKU mencapai 1,3 juta orang, dengan jumlah merchant lebih dari 22 ribu dan 15 mitra perbankan. Akhir tahun lalu, DOKU mengelola total transaksi online sebesar 8,5 triliun Rupiah. Diharapkan pada tahun ini bisnis bisa tumbuh antara 30%-40%.

Malaysia and Indonesia Probe the Joint Fund for Technology Startup

As neighboring countries, Malaysia and Indonesia may be “hostile” in many sectors, but this time, both countries are agree to probe the joint fund to invest on technology startups in regional area. The MoU [pdf] is signed by The Malaysian Executive Technology Development Corporation (MTDC), Norhalim Yunus and the head of Indonesian Investment Agency (IIA) Soritaon Siregar in Kuala Lumpur and witnesses by Malaysian Prime Minister, Datuk Seri Najib Razak. It has not informed yet how much is the investment value will be invested for the joint fund investment.

Cited from Bernama, the agreement released by MTDC and IIA, it is infered that the regional funding is the dedicated funding received by Malaysia and Indonesia to support the entrepreneurship and new business strategic innovation in technology ecosystem.

Continue reading Malaysia and Indonesia Probe the Joint Fund for Technology Startup

Malaysia dan Indonesia Jajaki Pendirian Joint Fund untuk Mendanai Start-up Teknologi

Sebagai negara bertetangga, Malaysia dan Indonesia bisa saja “berseteru” di berbagai bidang, tapi kali ini kedua negara serumpun ini sepakat untuk menjajaki pendirian suatu joint fund untuk mendanai start-up teknologi di kawasan regional. MoU [pdf] ditandatangani oleh Kepala Eksekutif Malaysia Technology Development Corporation (MTDC), Norhalim Yunus, dan Kepala Pusat Investasi Pemerintah Indonesia (Indonesian Investment Agency – IIA), Soritaon Siregar di Kuala Lumpur, yang disaksikan oleh Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Razak. Belum diinformasikan berapa besar jumlah nilai investasi yang bakal ditanamkan untuk investment fund bersama ini.

Dikutip dari Bernama, pernyataan bersama yang dirilis oleh MTDC dan IIA mengatakan bahwa pendanaan regional bersama ini merupakan pendanaan berdedikasi yang diperoleh dari Malaysia dan Indonesia untuk mendukung dan menumbuhkan kewirausahaan dan kreasi bisnis strategis baru di dalam ekosistem teknologi.

Continue reading Malaysia dan Indonesia Jajaki Pendirian Joint Fund untuk Mendanai Start-up Teknologi