Tag Archives: investment trend

Tren Pendanaan Startup Q3 2021

Sepanjang Q3 2021, Startup Indonesia Bukukan Pendanaan 13,8 Triliun Rupiah

Iklim investasi di ekosistem startup Indonesia pasca pandemi menunjukkan tren yang terus meningkat. Menurut catatan DailySocial.id, didasarkan pada transaksi pendanaan yang diumumkan ke publik dan/atau dicatatkan ke regulator, sepanjang kuartal ketiga (Q3) 2021 terdapat 68 pendanaan startup yang membukukan nominal hingga $974.220.000 atau lebih dari Rp13,8 triliun dari 45 transaksi yang disebutkan nilai pendanaannya.

Secara kuantitas dan nominal, kondisi ini meningkat dibandingkan dua kuartal sebelumnya. Di Q1 2021 ada sekitar 40 pendanaan startup dengan total nilai $554.750.000, sementara di Q2 2021 ada 47 transaksi dengan nominal $750.520.000.

Jika dibandingkan dengan Q3 di dua periode tahun sebelumnya, nilai investasi yang diumumkan memiliki peningkatan hampir 2x lipat.

Hal ini menjadi indikasi menarik bahwa pandemi tetap memberikan efek akselerasi terhadap iklim investasi startup di Indonesia. Selama periode Juli s/d September 2021, ada 2 startup yang berhasil menggaet status “unicorn” dengan pendanaan barunya, yakni Xendit dan Kredivo. Blibli dan Tiket.com menjadi startup yang akhirnya mengonfirmasi saat ini valuasi mereka sudah di atas $1 miliar.

Tren pendanaan sepanjang Q3 2021

Ditinjau lebih dalam, didasarkan pada tingkatannya, putaran pendanaan Seri B di periode ini berhasil membukukan nilai paling banyak dengan jumlah transaksi yang cukup signifikan. Kecenderungan investor melakukan follow-on funding di later stage juga sebenarnya sudah tercatat sejak tahun 2020 lalu, seperti didata dalam Startup Report 2020.

Secara kuantitas, transaksi pada Q3 paling banyak berada di putaran seed dan Seri A.

Jika ditinjau dari segmen bisnis, fintech masih mendominasi perolehan. Tren ini berlanjut sejak 3 tahun terakhir di tengah ramainya pemain yang bermanuver di setiap sub-vertikal fintech, mulai dari e-money, lending, open finance, paylater, dan sebagainya.

Sektor populer berikutnya adalah logistik. Sejak paruh kedua tahun lalu, sektor ini tampak mendapatkan perhatian spesial dari investor. Selama masa pandemi, kinerjanya meningkat sebagai infrastruktur pendukung layanan e-commerce dan online marketplace.

Dua vertikal baru yang menjadi “rising star” pada periode ini adalah online grocery dan social commerce. Selain pendanaan bagi existing startup, beberapa investor turut mendukung para pemain baru di putaran seed. Online grocery dinilai memiliki potensi pasar yang cerah dengan adanya perubahan perilaku konsumen untuk mulai memenuhi kebutuhan sehari-hari secara online.

Sektor social commerce juga dinilai relevan di tengah penetrasi e-commerce yang belum maksimal, khususnya di kota tier-2 sampai tier-4. Konsep keagenan dan pemberdayaan komunitas yang diusung dianggap relevan dengan kultur dan kondisi di banyak wilayah di Indonesia.

Startup dan investor unggulan

Dari startup yang mendapatkan pendanaan sepanjang Q3, tiga di antaranya memperoleh nilai ratusan juta dolar. Sementara 17 startup juga mendapatkan pendanaan belasan juta dolar.

Berikut daftar 20 startup dengan pendanaan terbesar, yang diumumkan secara publik, sepanjang periode Q3 2021:

Startup  Nilai Pendanaan
 Xendit  $150.000.000
 Kredivo  $125.000.000
 GudangAda  $100.000.000
 Happy Fresh  $65.000.000
 AwanTunai  $56.200.000
 Migo  $40.000.000
 SIRCLO  $36.000.000
 Pintu  $35.000.000
 Pluang  $35.000.000
 Aruna  $35.000.000
 DOKU  $32.000.000
 AnterAja  $31.000.000
 Evermos  $30.000.000
 Oy!  $30.000.000
 Pinhome  $25.500.000
 Hypefast  $19.500.000
 Alami  $17.500.000
 Segari  $16.000.000
 Dekoruma  $15.000.000
 Dagangan  $11.500.000

Beberapa investor juga aktif berpartisipasi dalam putaran pendanaan startup di Indonesia. Jika dilihat di periode ini, mayoritas masih didominasi oleh pemodal ventura lokal, dengan East Ventures (EV) memiliki kuantitas paling banyak.

Melalui dana kelolaannya, EV berinvestasi pada startup dari tahap awal sampai tahap pertumbuhan (growth fund). Hipotesis pada model bisnis agnostik  membuatnya lebih fleksibel membantu startup-startup baru.

Investor paling aktif berikutnya adalah AC Ventures. Di beberapa kesempatan, mereka melakukan co-investment bersama EV.

Venture Capital Keterlibatan Investasi
East Ventures 17
AC Ventures 7
Jungle Ventures 4
Go-Ventures 4
Vertex Ventures 4
Alpha JWC Ventures 4
MDI Ventures 4
New Energy Nexus 4
BEENEXT 4
Insignia Venture Partners 4

Hal yang mulai terlihat tahun ini adalah keterlibatan aktif kalangan angel investor. Sebagian besar hadir dari kalangan founder startup tahap akhir dan  unicorn. Ada 15 putaran pendanaan startup yang di Indonesia pada Q3 2021 yang melibatkan angel investor. Jumlah ini sedikit meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya–di Q2 2021 mereka terlibat dalam 13 pendanaan startup.

Ramalan Investasi Startup di Tahun Ayam Api

Tahun 2016 menunjukkan sikap baiknya kepada kancah startup Tanah Air. Berdasarkan Indonesia’s Tech Startup Report 2016, setidaknya ada empat catatan khusus yang dapat ditinjau dengan seksama.

Laporan tahunan yang disusun oleh DailySocial ini menunjukkan bahwa ranah e-commerce dan fintech masih bersaing ketat sebagai ranah tech startup dengan investasi terbanyak, masing-masing sebesar 21% dan 20%. Itulah fakta pertama yang kemudian diikuti dengan fakta kedua bahwa fintech diprediksi menjadi sektor terpopuler di tahun 2017.

Catatan ketiga, 40% dari investasi startup tahun 2016 ditujukan untuk startup tahap awal (seed) sedangkan 24% ditujukan untuk startup yang telah mencapai tahap Seri A.

Sayangnya, menyambung fakta di atas, catatan keempat dari annual report DailySocial ialah mengenai kurangnya talenta dan akses ke pendanaan yang diproyeksikan masih akan ‘menghantui’ tech startup di 2017 ini.

Tantangan tersebut dapat diubah menjadi peluang oleh para pelaku startup, asalkan mereka dapat memahami secara komprehensif apa yang telah dan akan terjadi pada ekosistem bisnis teknologi rintisan di Indonesia.

Go-Jek, contohnya. Startup yang telah mengakuisisi empat perusahaan teknologi India ini telah memasang standar tersendiri dalam memanfaatkan peluang tersebut, hingga akhirnya berhasil mengeruk pendanaan $550 juta dan secara resmi menjadi startup unicorn pertama di Indonesia.

Bagaimana langkah yang tepat untuk mencapai peluang agar mendapat pendanaan? Apakah pintu untuk meraih gelar unicorn seperti Go-Jek masih terbuka lebar di tahun Ayam Api? Menjawab pertanyaan semacam ini, Mandiri Capital Indonesia (MCI), Metra Digital Innovation (MDI), dan DailySocial.id berinisiatif kembali menggelar DigiTalks yang kali ini mengambil tema Investment Trend in 2017.

DigiTalks: Investment Trend in 2017 / DailySocial
DigiTalks: Investment Trend in 2017 / DailySocial

Diskusi panel DigiTalks pada kesempatan ini akan mengajak para startup owner/founder, revenue officer, business development officer, dan mereka yang ingin terlibat di dalam tubuh tech startup untuk mengenal dan berdiskusi mengenai lanskap pendanaan di tahun 2017 bersama pengamat industri dan venture capitalist, antara lain Raditya Pramana (Investment Manager Venturra Capital) Antonny Liem (CEO Merah Putih Incubator), dan Amir Karimuddin (Editor-in-chief DailySocial Business), yang akan dimoderatori oleh Aldi Adrian Hartanto (Head of Investments Mandiri Capital Indonesia).

DigiTalks yang akan diselenggarakan pada 31 Januari 2017 di Mandiri Inkubator Bisnis ini akan menguak cerita yang berkisar dari soal ekosistem startup Indonesia, pendanaan, juga tantangan dan masa depan tech entrepreneurs, venture capitalist, dan startup anak bangsa.

Dengan mendaftar gratis di sini, Anda akan mendapatkan insight terkini agar bisnis semakin bergengsi di tahun Ayam Api.

Disclosure: DigiTalks adalah kolaborasi bersama Mandiri Capital Indonesia, Metra Digital Innovation, dan DailySocial