Rangkaian acara Indonesia Developer Day 2016 akhirnya selesai diselenggarakan. Acara puncak IoT Expo kemarin selama dua hari (11-12 Juni 2016) di BEC (Bandung Electronic Centre). Selain acara pameran karya IoT, workshop terkait IoT, acara juga ditutup dengan pengumuman pemenang lomba IoT Challenge dan lomba blogging tema IoT.
Acara ekspo kemarin menjadi gelaran penutup setelah acara roadshow yang diadakan di berbagai kota, Bandung, Bogor, Jakarta dan Surabaya. Acara ekspo sendiri digelar cukup meriah dan menarik karena diadakan di mall dan bisa dikunjungi khalayak umum, selain, tentu saja komunitas IoT.
Review singkat booth pameran
Seperti halnya pameran IoT Developer Day beberapa bulan lalu, kali ini saya juga jalan-jalan ke beberapa booth, antara lain:
A.S.A.P
Pengembang yang satu ini menghadirkan perangkat dengan sensor yang bisa mendeteksi asap dan filter untuk untuk memperbaiki atau membersihkan asap yang menjadi lebih ‘bersih’. Disiapkan pula akses lewat web dan aplikasi untuk inforasi tentang kadar asap tersebut. Dengan bentuk memanjang, sensor di sediakan di dua ujung alat.
Saat mencobanya, meski tidak ada asap, alat cukup sensitif dengan men-triger menggunakan korek gas. Berbincang tentang para pengembangnya, arahan jika proyek ini direalisasikan adalah ke B2B, meski saya sendiri berpendapat bahwa lebih cocok untuk awal pengembangannya ke C2C (skala kecil) untuk menyediakan alat filter asap rumahan atau bahkan bisa diletakan di meja kafe. Tentu saja prototipe yang ada harus dikembangkan dengan data detail tentang tools perangkat keras yang digunakan untuk mendeteksi asap agar lebih baik serta penggunaan penyaring yang sesuai standar.
Kyuri Planter
Peserta pameran lain yang saya kunjungi adalah Kyuri Planter. Prototipe yang dihadirkan adalah alat penanam sayuran tanpa tanah (hidroponik) dan terotomisasi (untuk pengairan atau penetesan air ke tanaman) juga untuk menjaga kelembaban secara otomatis. Penggunaan IoT tidak hanya untuk otomisasi tetapi juga bisa dikembangkan untuk mengumpulkan data terutama untuk pengembangan ke pasar B2B.
Berbincang dengan sang developer, produk ini akan menyasar pangsa pasar urban farming B2B. Meski demikian, saya sendiri melihat bahwa pasar rumahan pun bisa juga menjadi arahan pasar jika produk ini dikembangkan lebih lanjut dan dirilis ke pasaran.
IMS+
Satu lagi booth yang cukup menyita perhatian adalah Infusion Monitoring System+ (IMS +) yang membuat prototipe untuk memonitoring infus yang digunakan pasien rumah sakit.
Prototipe yang dibawa dalam pameran memberikan beberapa fitur seperti memungkinkan perawat untuk mendapatkan altert saat ada yang tidak sesuai dari infus seperti kurang lancar atau ada darah naik dari titik jarum yang masuk ke tubuh. Monitoring bisa dilakukan lewat aplikasi web.
Selain itu beberapa fitur yang disediakan adalah mendeteksi sisa cairan infus, kecepatan tetesan, reminder pengingat minum obat, memberikan terapi suara, perawat dapat mengirim pesan ke pasien.
Perangkat yang berhubungan dengan kesehatan biasanya akan memiliki barrier yang lebih besar. Pengembang IMS+ juga menyebutkan bahwa mereka sudah melakukan komunikasi ke rumah sakit tetapi rumah sakit masih belum (takut) untuk menggunakan alat ini karena belum teruji secara maksimal, disarankan untuk menguji dulu alat ke hewan.
TopPay
TopPay dikembangkan sebagai alat yang memungkinkan pengguna membayar sesuatu dengan perangkat mungil. Pembayaran semudah memencet perangkat mungil ini. Segmen cashless payment menjadi salah satu yang ingin disasar oleh TopPay.
Dalam demo prototipe yang dihadirkan, pengembang membuat sebuah ilustrasi pintu parkir. Ketika berada di depan pintu parkir, pengguna tinggal memencet tombol tertentu dan pintu akan terbuka, demikian juga ketika keluar dan membayar.
PEDER
Sesuai namanya, perangkat IoT ini memudahkan pemilik hewan peliharaan untuk memberi makan secara otomatis. Ada 5 layanan utama yaitu alat untuk memberi makan, perangkat wearable yang bisa dipakai hewat untuk mengukur suhu tubuh serta aplikasi Android untuk memonitoring kesehatan, nafsu makan serta mengatur pemberian makanan baik dari jumlah atau waktu. Aplikasi juga dilengkapi informasi seputar pemeliharaan hewan serta pembelian makanan secara online.
Selain yang disebutkan di atas ada beberapa protipe atau perangkat IoT lain yang ikut serta di expo, misalnya panic button yang juga pernah mengikuti pemeran IoT beberapa waktu lalu, kemudian ada pula perangkat untuk deteksi banjir, Modegi yang menyediakan perangkat smarthome, perangkat yang memungkinkan pengguna untuk medeteksi penggunaan air, dan berbagai perangkat lain.
Kurangnya kehadiran dan dukungan pemerintah
Berbincang dengan salah satu perwakilan panitia, Helmi – DycodeEdu, diinformasikan bahwa untuk acara IoT Challenge, peserta yang mendaftarkan di diri untuk bertanding di luar dugaan. Target maksimal yang ingin dicapai adalah 50 tetapi yang daftar ada 67 peserta. Para peserta ini kemudian di seleksi untuk dipilih 10 yang akan masuk babak final serta diundang pula untuk mengikuti expo.
Acara expo dan workshop di Bandung merupakan acara puncak setelah sebelumnya diselanggarakan acara offline di beberapa kota seperti Bandung, Jakarta, Bogor. Minat untuk acara offline disebutkan memang masih terasa kurang dari sisi developer yang mengerti IoT. Helmi berpendapat bahwa masih harus terus dilakukan edukasi terkait pengembangan perangkat IoT.
Meski penyelenggaraan sukses digelar, sayangnya Helmi sebagai perwakilan penyelenggara merasa dukungan pemerintah masih kurang, karena tidak ada perwakilan pemerintah (misalnya Bekraf) meski telah diundang secara resmi untuk hadir di acara. Ia bercanda bahwa mungkin pemerintah sedang sibuk. Padahal, saat penyelenggaraan acara di Bogor perwakilan pemerintah mengajak untuk berkarya. Ajang Indonesia IoT yang diselenggarakan telah berhasil (dalam waktu cukup singkat) untuk mengajak para developer mengirimkan dan berpartisipasi dengan karya mereka (real) tetapi sayangnya, perwakilan pemerintah datang pun tidak pada puncak acara di Bandung ini.
Menimbulkan pertanyaan dari penyelenggara bahwa dukungan seperti apa sebenarnya yang diberikan pemerintah. Acara Indonesia IoT Developer Day ini sudah menghasilkan banyak karya sesuai dengan kampanye yang didengungkan pemerintah, tetapi pada saat penyelenggaraan ekspo, kehadiran pun tidak ada.
Diskusi panel seputar IoT
Selain acara ekspo, workshop, acara juga menghadirkan beberapa sesi diskusi, salah satunya adalah diskusi seputar IoT yang dihadiri beberapa praktisi IoT, perwakilan komunitas, perwakilan dari Doku dan saya sendiri. Dalam diskusi singkat kemarin bisa ditarik kesimpulan yang hampir saya dengan diskusi yang pernah saya ikuti beberapa waktu lalu bahwa kondisi yang ada masih dalam tahap berkembang, masih butuh edukasi. Beberapa pihak yang terlibat dalam ekosistem masih melakukan edukasi sesuai dengan cakupannya, prinsipal, komunitas, dan developer sendiri.
Satu hal menarik, meski tahap perkembangan IoT masih di tahap awal, DOKU telah terjun untuk menjadi sponsor acara Indonesia IoT Developer Day. Dalam sesi panel, disebutkan oleh Ricky Richmond Aldien selaku VP Customer Product DOKU, bahwa DOKU ingin membantu para makers ini untuk bersama-sama go to market. Tidak hanya mendukung lomba yang diselenggarakan di acara Indonesia IoT Developer Day tetapi DOKU juga membantu para pelaku untuk menemukan user.
Andri Yadi dari DycodeEdu – Dycode X mengatakan bahwa kondisi yang ada di ranah IoT ini masih seperti geliat pengembangan aplikasi mobile tahun 2000-an.
Di satu sisi kondisi ini memang membutuhkan ‘perjuangan’ lebih berat tetapi di sisi lain memberikan peluang bagi para makers untuk jump in lebih dulu dari pelaku lainnya.
Pemenang IoT Challenge
Salah satu rangkaian acara yang seru untuk ditunggu akhirnya dalam rangkaian acara Indonesia IoT Developer Day adalah IoT Shallenge yang mempertandingkan 10 proyek IoT terbaik sebagai finalis. Saya kebetulan juga menjadi salah satu juri dalam kompetisi ini.
Setelah masing-masing peserta kompetisi mengikuti ekspo, mempresentasikan proyek mereka dan para juri berkunjung ke masing-masing booth untuk melihat dan mendapatkan penjelasan atas proyek maka 3 pemenang utama dan satu pemenang favorit diumumkan. Mereka adalah:
Juara I: TopPay
Juara II: Peder (Smart Pet Feeder)
Juara III: The Kyuri PLanter
Juara favorit: Dyrecs
—
Pengalaman menjelajah berbagai produk IoT yang sebagian besar masih dalam prototipe seperti biasa selalu menyenangkan. Namun yang berbeda di acara kali ini adalah suasananya. Ekspo diselenggarakan di mall elektronik ternama di Bandung dan membuka pengunjung non komunitas untuk ikut hadir dan melihat-lihat. Kombinasi ini tentunya memberi harapan, semoga saja perkembangan ekosistem IoT di tanah iar, Bandung khususnya bisa lebih maju lagi.
Makers bisa bertemu langsung dengan pengunjung yang bisa jadi adalah calon konsumen mereka. Komunitas bisa saling berbagi ilmu dengan saling memperlihatkan karya mereka dan brand (yang mendukung acara) juga bisa ikut ambil bagian.
Disclosure: DailySocial adalah media partner acara ini.