Sejak pandemi Covid-19 melanda, jumlah masyarakat Asia Tenggara yang memulai usaha online ternilai cukup banyak, terutama di Indonesia. Terlebih lagi, banyak pula pelaku usaha yang mulai merambah pasar online dari yang sebelumnya hanya fokus pada penjualan offline agar usaha mereka tetap bertahan.
Terkait fenomena tersebut, David Chmelar, Co-Founder & Executive Vice Chairman iPrice juga menyampaikan bahwa sejak saat itu, e-commerce di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup cepat.
“Perkembangan platform e-commerce selama 7 sampai 10 tahun terakhir ini cukup cepat. Namun, saat pandemi Covid, perkembangannya menjadi sangat cepat. Satu hal yang selalu terlintas di pikiran saya adalah adanya jutaan seller di ekosistem e-commerce Indonesia yang merasa bersyukur dengan kehadiran platform digital,” ujar David.
Pernyataan tersebut juga didukung sebuah studi yang diadakan oleh Google, Temasek, dan Bain and Company dimana pada studi tersebut menunjukkan 1 dari 3 merchant percaya bahwa tanpa adanya platform digital, usaha mereka tidak akan bertahan di tengah lockdown pandemi Covid-19. Kemudian, masih dari studi yang sama, 4 dari 5 merchant memperkirakan bahwa sebagian besar penjualan mereka di masa depan akan dihasilkan dari platform online.
Sayangnya, meskipun digitalisasi sangat membantu para pengusaha, go digital adalah langkah yang cukup sulit dan mahal terutama bagi para pelaku usaha mikro dan menengah. Hal itu didasari karena mayoritas dari online seller tersebut umumnya bukan merupakan seorang digital expert dan masih perlu banyak belajar untuk bisa membawa usahanya sukses merambah pasar online.
David menyatakan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat menjadi halangan dan ditakuti pelaku usaha yang ingin go digital. Pertama, kompetisi di platform–platform penjualan digital dan marketplaces kini semakin ketat. Kedua, biaya dan struktur komisi semakin meningkat. Ketiga, meskipun penjual tidak dikenakan biaya apapun saat masuk ke dalam marketplace, tapi setelahnya banyak biaya yang perlu dikeluarkan seperti biaya untuk beriklan.
Selain hal-hal tersebut, banyak pula seller yang tidak tahu cara set up toko online mereka, bahkan tidak tahu harus mulai dari mana. Atas dasar kekhawatiran tersebut, iPrice kini menghadirkan program iPrice Sellers Club.
iPrice Sellers Club
iPrice Sellers Club merupakan sebuah program khusus untuk para pelaku usaha online dari iPrice yang dihadirkan dengan misi utama mengurangi biaya pemasaran digital mereka.
Program ini juga diluncurkan sebagai solusi untuk seller dengan tiga kondisi, antara lain seller yang telah tergabung di marketplaces, seller yang memiliki toko online mereka sendiri, dan seller yang belum tergabung di marketplaces dan tidak memiliki toko online tapi mereka ingin mulai untuk go online.
Untuk seller yang telah masuk ke dalam marketplace, seringkali kendala yang terjadi adalah kesulitan untuk mendapatkan visibilitas, meningkatkan traffic, dan membangun reputasi, sehingga terkadang mereka membuat review palsu agar dapat dipercaya oleh pelanggan. Dalam mengatasi hal tersebut, iPrice dapat membantu menampilkan toko dan katalog mereka dari marketplace ke situs iPrice agar dapat dilihat oleh lebih banyak calon pelanggan. Kemudian, saat pelanggan tertarik untuk membeli suatu produk dari seller tersebut, pelanggan akan langsung dialihkan ke marketplace tempat seller memasang produk tersebut.
Selanjutnya, bagi mereka yang memiliki toko online mereka sendiri, David melihat permasalahannya terdapat pada hal- hal teknis dimana seller harus bisa melakukan set up toko online mereka sendiri, seperti payment gateway dan ads. Namun, seringkali seller tidak memiliki waktu dan cukup pengetahuan untuk mengoptimasi hal-hal teknis tersebut, terutama ads. Iklan merupakan hal yang sangat penting karena sebagai sarana pemberitahuan kepada pelanggan akan keberadaan suatu toko online. Dibandingkan harus menggunakan Facebook atau Google Ads yang cenderung mahal, seller dapat bergabung ke iPrice Sellers Club. Dengan program tersebut, iPrice dapat membantu mengarahkan pelanggan dari situs iPrice ke online store para sellers secara gratis sehingga traffic meningkat dan toko online mereka dapat dikenal banyak pelanggan.
Terakhir, iPrice Sellers Club juga hadir untuk para pelaku usaha yang belum aktif secara online dan bingung memulainya dari mana. Pelaku usaha yang belum tergabung di marketplace manapun dan belum memiliki online store mereka sendiri dapat memasang produk mereka di situs iPrice yang mana kemudian pelanggan juga bisa melakukan checkout di sana. iPrice akan membantu para pelaku usaha tersebut dalam berintegrasi, mulai dari persiapan detail produk sampai persyaratan dasar penjualan, hingga mereka siap berjualan di situs iPrice.
“Jadi, bagaimanapun kondisi seller, kami memiliki solusi untuk bisa menjadi partner dalam membangun kehadiran mereka di platform digital melalui iPrice Sellers Club,” kata David.
iPrice Sellers Club sebagai partner UMKM untuk go online memberikan banyak sekali keuntungan bagi para pelaku usaha yang bergabung. Selain gratis dan tidak memungut komisi, cara mendaftar untuk berpartisipasi dalam iPrice Sellers Club juga cukup mudah. Seller dapat langsung menghubungi iPrice melalui email ke sellers@ipricegroup.com.
Kemudian, iPrice memiliki layanan perbandingan harga yang membantu pelanggan menemukan harga terbaik untuk produk yang mereka cari di internet. Layanan ini tentu sangat menguntungkan bagi seller yang menjual produk-produk dengan harga terjangkau.
Lalu, iPrice juga memiliki pengguna tahunan sebanyak 130 juta pengguna. Sehingga, para pelaku usaha yang tergabung dalam iPrice Sellers Club memiliki kemungkinan lebih besar untuk bisa dijangkau oleh lebih banyak pelanggan.
Melalui program tersebut, diharapkan iPrice dapat membantu banyak UMKM, terutama di Indonesia, dalam menurunkan biaya pemasaran dan mencapai profitabilitas.