PT Akselerasi Usaha Indonesia (Akseleran Group) menunda pelaksanaan IPO dari rencana semula pada 9 Agustus 2023 menjadi tahun depan. Perusahaan berdalih keputusan dipicu karena belum menemukan investor strategis yang tepat untuk mendukung ke depannya.
“Dikarenakan kondisi pasar saat ini, dibutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mendapatkan strategic investor yang tepat yang dapat mendukung perusahaan ke depannya. Oleh karena itu, perusahaan memutuskan untuk menunda IPO untuk sementara waktu,” ujar Group CEO & Co-founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan dalam keterangan resmi.
Secara terpisah, mengutip dari Investor.id, Ivan menjelaskan faktor pemicu lainnya adalah kondisi pasar masih banyak yang ‘wait and see’, terutama bagi investor institusi, yang mana sektor teknologi belum diminati dan tingginya suku bunga di tahun ini. Belum lagi rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) yang dinilai tidak bergairah pada tahun ini dibandingkan 2022.
“Tech IPO juga institutional investor juga masih wait and see. Makanya butuh waktu lebih panjang untuk secure strategic investor untuk kami,” tegas dia.
Menyabung dari kabar tersebut, perusahaan melakukan restrukturisasi internal dengan merumahkan (PHK) kurang lebih 60 karyawan. Hampir semua divisi terdampak dari keputusan ini.
Ivan menyampaikan, restrukturisasi ini ditempuh agar grup berada dalam kondisi yang optimal untuk dapat menjalankan operasionalnya dengan lebih efektif dan efisien, agar mampu bertumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang dan tetap sehat secara finansial.
Ia berdalih, restrukturisasi ini bukan jalan pintas yang diambil perusahaan. Sebelumnya, keputusan serupa sudah ditempuh untuk meningkatkan kinerja keuangan sejak 2020, termasuk meningkatkan pendapatan usaha secara substansial sebesar 105%, 117%, dan 80%, berturut-turut dari 2020-2022, serta mengelola biaya secara efisien pada saat yang sama.
“Ini merupakan restrukturisasi internal pertama yang perusahaan lakukan sejak pertama beroperasi di 2017.”
Karyawan yang terdampak dipastikan akan menerima kompensasi sesuai haknya yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku. Tak hanya itu, perusahaan akan memberikan dukungan finansial, profesional, perpanjangan asuransi kesehatan, memberikan laptop, serta arragement kerja yang fleksibel agar mereka dapat melakukan transisi dan melanjutkan karier ke depannya.
Dampak pasca-tunda IPO
Sebagai dampak penundaan IPO, rencana perusahaan untuk mengakuisisi penuh perusahaan multifinance PT Pratama Interdana Finance (PIF) juga ikut tertunda. Ivan mengaku masih berdiskusi dengan manajemen PIF terkait hal tersebut.
“Deal-nya, kami akan melihat kondisi pasar dalam satu tahun ke depan. Jadi mungkin kalau kami lakukan pakai buku kuartal empat itu artinya sampai Juni tahun depan. Makanya kami lihat kondisi pasar sampai tahun depan,” jelasnya.
Kendati begitu, perusahaan akan terus melanjutkan bisnisnya sebagai p2p lending dengan memberikan kemudahan akses penyaluran untuk UKM dan investasi pendanaan yang aman buat masyarakat.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 2022, Akseleran masih mencatatkan rugi sebesar Rp22 miliar. Target untuk menghasilkan laba bersih selambat-lambatnya pada kuartal IV 2023 akan dikejar, dengan upaya meningkatkan penyaluran pinjaman sekaligus pendapatan, serta efisiensi pengeluaran operasional.
Dalam periode yang sama, perseroan telah menyalurkan lebih dari Rp6,5 triliun pinjaman kepada ribuan penerima pinjaman, dengan tingkat pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) penyaluran pinjaman mencapai 96% per tahun sejak 2018-2022.
Adapun per Juni 2023, perusahaan telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp1,44 triliun, angka ini naik 22% secara year-on-year. Tingkat NPL dapat terjaga dengan stabil sebesar 0.66% dari outstanding pinjaman per Juni 2023. Angka tersebut diklaim salah satu yang terendah di Indonesia untuk perusahaan p2p lending.
Dari sisi pendanaan, Akseleran didukung oleh lebih dari 200 ribu pemberi pinjaman ritel dan berbagai pemberi pinjaman institusional, termasuk dari BCA, BRI, Bank OCBC, Bank Mandiri, dan Bank Jtrust.