Tag Archives: jack ma

Penggiat E-Commerce Indonesia Antusias Sambut Jack Ma Sebagai Penasihat Ekonomi Pemerintah (UPDATED)

Perbincangan soal Jack Ma, Pendiri Alibaba Group, yang didapuk menjadi penasihat ekonomi pemerintah, khususnya untuk urusan e-commerce, masih belum berakhir. Selain Jack Ma, Menkominfo Rudiantara mengatakan pihaknya terus mencari nama besar di percaturan e-commerce global untuk mendukung upaya pencapaian nilai kapitalisasi pasar e-commerce Indonesia di angka $130 miliar tahun 2020.

Kami sempat menuliskan sejumlah kekhawatiran tentang hal-hal apa yang mungkin terjadi jika Jack Ma memegang posisi strategis ini. Di sisi lain, para penggiat e-commerce Indonesia, yang langsung berkecimpung dan menyumbang kapitalisasi pasar e-commerce ini, cenderung menyambut baik hadirnya Jack Ma di jajaran penasihat pemerintah.

Survei singkat terhadap pembaca DailySocial juga mencerminkan dukungan masyarakat terhadap langkah ini.

Kepada DailySocial, Aulia Marinto, CEO Blanja yang juga merupakan Ketua Umum idEA yang baru, berpendapat:

“Menurut saya ini langkah positif. Selevel Presiden tentu membutuhkan beberapa orang yang mampu memberikan informasi dan perkembangan serta dinamika e-commerce dunia.”

“Berbekal itu, Presiden bersama tokoh-tokoh e-commerce nasional agar mendiskusikan langkah – langkah apa yang harus diambil untuk mempercepat pembangunan industri e-commerce Indonesia.”

Pendahulunya di idEA, Daniel Tumiwa, yang juga adalah CEO OLX Indonesia, setali tiga uang. Yang paling penting, menurut Daniel, adalah bagaimana kita memanfaatkan Jack Ma (untuk mencapai hal yang diharapkan). Daniel mengatakan:

“It’s a great honor that he accepted. He will be one of a few other selected people who we hope will be able to give meaningful input.  I see him as the best reference. So it’s how we use him that only matters. Who else can we see as the most successful e-commerce person aside from [Amazon’s CEO] Jeff Bezos.”

Tentang hal apa yang butuhkan Indonesia dari seorang Jack Ma, Daniel menjawab:

“What [metrics] to measure. What [regulation and action that’s] not to do. For example, how much pressure regulatory is needed. Actually [with] the same way we would use Mark Zuckerberg or Sergei Brin or Jeff Bezos. But most important is that we need this to maintain competitiveness in ASEAN [because of ASEAN Economic Community].”

CEO MatahariMall Hadi Wenas mendukung kehadiran Jack Ma dengan syarat tidak ada keberpihakan dan kemungkinan “conflict of interest”, mengingat Alibaba Group sendiri sudah mengakuisisi Lazada yang merupakan salah satu pemain e-commerce di negeri ini. Hadi mengatakan:

Inisiatif itu bukti bahwa pemerintah percaya bahwa e-commerce dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jack Ma adalah salah satu tokoh sukses di dunia e-commerce global bersama dengan tokoh lain seperti Jeff Bezos (Founder Amazon), Sophia Amoruso (Founder Nasty Gal), Pierre Omidyar (Founder eBay), dan lain-lain. Penasihat ahli diharapkan dapat membuat pertumbuhan e-commerce makin cepat.

Saya berharap pemerintah, penasihat, dan pelaku industri ekonomi digital dapat membuat keputusan objektif tanpa adanya keberpihakan dan “conflict of interest” yang malah akan “counter-productive” dan memperlambat perkembangan pemain lokal.

Selebihnya kita akan dukung penuh upaya percepatan ekonomi digital di Indonesia.

Hendrik Tio, CEO Bhinneka, mengungkapkan hal yang sedikit berbeda. Meskipun sama antusiasnya dengan pemain e-commerce yang lain, terutama supaya Jack Ma membantu Indonesia berada di jajaran pasar penting e-commerce dunia, Hendrik berharap Jack Ma tetap memberikan kepastian bahwa masuknya ia di jajaran penasihat pemerintah tetap menjamin kelanggengan para pemain lokal dari ancaman raksasa global (termasuk Alibaba Group sendiri).

Hendrik mengatakan:

For me, Ma is no doubt a very visionary entrepreneur. By having him as one of [President] Jokowi partner is a very bold move. I am very exciting to see what Ma can contribute, but at the other side I am also concern how sincere and neutral Ma will act in helping Indonesia become a major player in internet industry. Indonesia also has no such a tight protection policy as China. I will be very happy if he can ensure Jokowi to protect us as a local player from global players while still invite investors to come.

CEO Bukalapak Achmad Zaky dan CEO Tees Aria Rajasa Masna sependapat bahwa masuknya Jack Ma harus dilihat bahwa ia bisa memberikan arahan bagaimana UKM lokal bisa bersaing secara global. Jack Ma yang memiliki kompetensi luar biasa pasti setiap sarannya didengar oleh pemerintah yang selama ini dianggap tidak selalu mendengar dan percaya dengan feedback dari pemain lokal.

CEO Tokopedia William Tanuwijaya, yang kita tahu memang mengidolakan Jack Ma, mengharapkan peranan Jack Ma sebagai mentor dan penasihat bisa membantu pembelajaran bagaimana pengusaha lokal menjadi pemenang di negeri sendiri. Harapannya bakal muncul role model yang bisa diciptakan oleh orang Indonesia sendiri. William mengungkapkan:

Indonesia jelas butuh role model [di dunia e-commerce] dan idealnya tentunya role model [ini] harus bisa ditumbuhkan juga dari dalam negeri, sehingga bisa menjadi aspirasi bahwa mungkin membangun perusahaan sebesar Google atau Alibaba dari dalam negeri. Internet adalah tentang informasi, komunikasi, dan transaksi. Saya yakin di ranah transaksi, sebenarnya sangat mungkin homegrown entrepreneur menjadi pemenang di ranah transaksi.

Namun peran advisor dan mentor pasti dibutuhkan. Jika kita bisa kombinasikan peran advisor dari kalangan internasional dengan nasional, dengan goal untuk melahirkan role model dari dalam negeri, pastinya ini akan menjadi sebuah hal yang positif. Dari Jack Ma harusnya kita bisa belajar bagaimana homegrown company menjadi pemenang di China untuk ranah transaksi.

Pemerintah Jokowi sebenarnya progresif dan sangat mendorong kemajuan industri teknologi. Menurut saya, perlu untuk pemerintah Jokowi tetap fokus pada kebijakan yang mendorong terjadinya level playing field, safe harbor policy, light touch policy, dan aktif meng-endorse bagaimana teknologi bisa menjadi peluang dan bukan ancaman dalam mendorong lahir dan besarnya local business di Indonesia. Juga mendorong efisiensi dan transparansi harga sehingga pemerataan ekonomi secara digital dapat terjadi.

 

Menelaah Misi Jack Ma di Indonesia

Pekan lalu, Jumat (2/9), Presiden RI Joko Widodo beserta rombongannya menyempatkan diri untuk mengunjungi kantor pusat Alibaba Group di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Presiden dalam rangka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di lokasi yang sama.

Presiden ditemani istri dan sejumlah menteri, seperti Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informasi), Retrno Marsudi (Menteri Luar Negeri), Luhut Pandjaitan (Menko Maritim), Enggartiasto Lukito (Menteri Perdagangan), Pramono Anung (Sekretaris Kabinet), dan Thomas T Lembong (Kepala BKPM). Misi Jokowi adalah mencari cara memajukan UMKM lokal.

Sebelum membahas kegiatan Jokowi, coba lihat lagi betapa besarnya bisnis Jack Ma. Nama Jack Ma sudah tersohor dan sering muncul dalam pemberitaan, terkait perusahaannya yang kini sudah menggeliat merambah ke berbagai sektor industri, Alibaba.

Alibaba pertama kali didirikan pada 1999. Setelah merangkak dari bawah, kini Alibaba menjadi perusahaan terbuka yang melantai di New York Stock Exchange pada September 2014 dengan ticker BABA.

[Baca juga: Tembus IPO di Angka $ 25 Miliar, Alibaba Ukir Sejarah Baru Dunia]

Alibaba melaporkan pendapatannya pada kuartal II 2016 naik 59% menjadi 32,2 miliar Yuan secara year-on-year (yoy) dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan Alibaba didongkrak oleh performa pengguna mobile naik dua kali lipat menjadi 17,5 miliar Yuan, sementara jumlah pengguna aktif mobile naik 39% per bulannya.

Alibaba kini memiliki 427 juta pengguna aktif bulanan dengan rata-rata intensitas penggunaan membuka aplikasi naik menjadi tujuh kali dalam sehari. Menurut direksi Alibaba, tingkat pengguna mobile dengan aplikasi yang tinggi turut membantu perusahaan dalam memonetisasi basis pengguna.

Alibaba Group memiliki 10 anak usaha yang bergerak di berbagai bidang. Ada AliExpress sebagai e-commerce untuk pasar global, Alipay sebagai sistem pembayaran, Taobao sebagai mobile marketplace, dan lainnya. Mengguritanya bisnis Alibaba turut membuat harta Jack Ma jadi melimpah, tercatat pada 2014 mencapai $23 miliar atau sekitar 297 triliun Rupiah.

Perusahaan raksasa tersebut kini menggiring China ke panggung global setara dengan pemain kelas kakap lainnya seperti eBay dan Amazon. Dengan peluangnya yang begitu besar, Jokowi semakin tertarik untuk menggiring Jack Ma bersama Alibaba-nya untuk membantu UMKM lokal.

Ada kesamaan misi yang dimiliki Jokowi dan Jack Ma, yakni ingin sama-sama memajukan UMKM lewat pemanfaatan teknologi. “Mereka (Jack Ma dan Jokowi) memiliki pandangan yang sama terhadap UMKM yang harus diberdayakan dengan memanfaatkan teknologi,” ujar Rudiantara dalam pemberitaan.

Sebelumnya, sudah ada upaya yang dilakukan antara pemerintah Indonesia dengan Tiongkok. Salah satunya, saat Thomas Lembong masih menjabat sebagai Menteri Perdagangan, telah melakukan kerja sama dengan Alibaba lewat platform Tmall yakni Inamall (sebelumnya bernama Taobao Mall).

[Baca juga: Pantaskah Pemerintah Bersama Alibaba Group Meluncurkan E-Commerce Inamall?]

Namun, sambung Rudiantara, produk yang masuk ke dalam Inamall masih tertentu dari perusahaan skala besar, misalnya Indomie, kopi Kapal Api, kopi Luwak White Coffee, Extra Joss, dan produk lainnya.

Rudiantara berharap kunjungan ini bisa memperluas segmen produk UMKM agar bisa dipasarkan ke pasar Tiongkok. “Pertama masuk pasar Tiongkok lewat Tmall, kemudian UMKM bisa masuk ke Ali Express untuk pasar internasional.”

Perlu langkah antisipasi

Ada hal yang lain yang lebih menarik mencuat dari agenda Jokowi, Jack Ma menyetujui tawaran Jokowi menjadi penasihat ekonomi untuk Pemerintah Indonesia. Posisi Jack Ma saat ini juga sebagai ketua satuan tugas pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di B20, sebuah badan perumus kebijakan di bawah G20.

Rudiantara meyakini dengan hadirnya Jack Ma diharapkan Indonesia bisa menarik perhatian lebih besar di pasar global. Terlebih, pemerintah kini sedang merampungkan roadmap e-commerce yang dibuat oleh 10 kementerian yang dipimpin Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian.

Kemudian muncul pertanyaan. Dari berbagai nasihat yang nantinya dilontarkan oleh Jack Ma, apakah dapat memicu konflik kepentingan? Saat ini Alibaba sudah resmi mengakuisisi Lazada. Lazada pun kini termasuk salah satu platform e-commerce B2C terbesar di Indonesia. Alibaba pun kini sudah memasuki pasar Indonesia lewat AliExpress.

Dampak lain yang bisa muncul berhubungan dengan peta persaingan pemain e-commerce lokal. Saat ini yang dibutuhkan oleh pelaku e-commerce dan marketplace lokal adalah produk yang dapat dijangkau konsumen dari berbagai pelosok daerah.

Apakah pemerintah bisa menjamin bila Jack Ma benar-benar dianggap bisa membantu Indonesia, bisa mencegah ombak pengusaha Tiongkok yang bakal datang untuk mencoba peruntungan di Indonesia? Jack Ma, sebagai penasihat e-commerce Indonesia, barang tentu memahami kunci dan arahan untuk menguasai pasar Indonesia.

Banyak yang mengatakan Indonesia adalah pasar yang sangat menarik untuk digarap karena jumlah populasinya mencapai 250 juta orang dengan tingkat penetrasi internet yang belum separuhnya.

Bila nantinya Jack Ma memiliki agenda tersendiri, dikhawatirkan bukannya memajukan perusahaan dan pengusaha lokal malah memperkeruh situasi. Seluruh potensi yang bisa merugikan Indonesia, dengan hadirnya Jack Ma di jajaran penasihat, harus segera bisa diantipasi secara dini agar nantinya tidak kebablasan.

Membayar Barang di Alibaba Nantinya Cukup dengan Memindai Wajah Lewat Smartphone?

Teknologi tidak hanya mengubah cara orang berkomunikasi, tapi juga merevolusi cara orang membeli sesuatu. Raksasa e-commerce asal Tiongkok, Alibaba baru-baru ini memamerkan sistem pengenalan wajah bernama Smile to Pay yang memungkinkan pembeli melakukan pembayaran hanya dengan memindai wajah melalui smartphone.

Continue reading Membayar Barang di Alibaba Nantinya Cukup dengan Memindai Wajah Lewat Smartphone?

Local Investors’s Support Is All We Need to Produce World-Class Local Startups

Yesterday, the President of Indonesia Joko Widodo (Jokowi) gave a speech on the potential of acquisition towards local online businesses by foreign companies while inaugurating triawan Munaf as the Creative Economic Body’s Head (CEB). Apart from the controversies growing along with it, I believe that there are a number of points that local startups really need to go global. Continue reading Local Investors’s Support Is All We Need to Produce World-Class Local Startups