Startup fintech Ayoconnect mengumumkan pemangkasan sebanyak 10% dari total karyawannya di Indonesia. Keputusan ini diambil perusahaan sebagai langkah antisipasi untuk menghadapi kondisi makro ekonomi dan upaya menuju profitabilitas.
“Keputusan ini diambil untuk mengoptimalkan fungsi divisi dan struktur organisasi yang lebih ramping dan upaya mencapai tujuan di tahun 2023 untuk menciptakan bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan,” demikian pernyataan resmi manajemen Ayoconnect kepada DailySocial.id.
Ayoconnect memastikan bahwa kinerja pendapatannya dan permintaan pasar terhadap solusi Fintech as a Service (FaaS) tetap meningkat. Ke depannya mereka akan fokus mengembangkan produk-produk utama yang adaptif dan responsif terhadap kebutuhan pasar.
“Ayoconnect berkomitmen penuh untuk memberikan dukungan kepada karyawan yang terdampak selama masa transisi ini. Bantuan komprehensif ini termasuk pesangon yang sesuai, asuransi kesehatan untuk seluruh keluarga selama enam bulan, dan program penempatan guna membantu karyawan yang terdampak mencari peluang baru,” jelasnya.
Ayoconnect, sebelumnya bernama Ayopop, didirikan oleh Jakob Rost, Adi Vora, dan Chiragh Kirpalani pada 2016. Startup ini membangun solusi berbasis API untuk layanan pembayaran dan produk digital lain, serta API Full Stack untuk berbagai kebutuhan, seperti Open Finance, Bill API, dan Insight API.
Di sepanjang 2022, Ayoconnect telah mengumumkan dua putaran pendanaan. Pertama, perolehan pra-seri B senilai $15 juta (lebih dari Rp215 miliar) yang dipimpin Tiger Global pada akhir Januari 2022. Kedua, putaran seri B+ senilai $13 juta (ebih dari Rp460 miliar) yang dipimpin oleh SIG Venture Capital pada Oktober 2022.
Sejak tahun lalu, aksi efisiensi startup di Indonesia masih terus berlanjut sebagai upaya menuju profitabilitas dan bisnis berkelanjutan. Di sektor fintech, pemangkasan karyawan juga dilakukan oleh Xendit, KoinWorks, hingga Fazz Financial. Xendit tak hanya melakukan PHK di Indonesia, tetapi juga di Filipina.
Adapun, permintaan terhadap solusi keuangan masih besar. Apalagi layanan keuangan memiliki faktor potensial untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan startup maupun perusahaan. Berdasarkan riset Zion Market Research di 2023, nilai pasar Fintech-as-a-Service (FaaS) di dunia diproyeksikan sebesar $949 miliar di 2028 dengan CAGR 17% pada periode 2022 dan 2028.