Tag Archives: jala tech

JALA Tech Announces 85.7 Billion Rupiah Funding

Aquatech startup JALA Tech announced $6 million funding or equivalent to 85.7 billion Rupiah. A number of global venture capitalists focusing on impact investment were involved in this round, including The Meloy Fund (managed by US based company, Deliberate Capital), Real Tech Fund (Japan), and Mirova (France).

Previously, JALA has also been supported by a number of investors, including Hatch Blue and 500 Startups since 2019.

In an official statement, JALA Tech’s Co-Founder & CEO, Liris Maduningtyas said, “We are delighted to receive this fresh funding, which will play an important role in helping us achieve our goal of developing new ways to improve the industry and its impact on society.”

In a general note, JALA develops technology in the form of hardware and software to help farmers boost up production. Some of these include water quality measuring tools, micro bubble generators, business recording applications and analytic tools. These devices can be connected and operated through applications with the Internet of Things (IoT) capabilities.

One of JALA’s target markets is shrimp farmers. It is said that Indonesia is one of the 5 largest shrimp producers in the world along with China, Ecuador, India and Vietnam. To date, many problems related to shrimp farming remain unresolved, such as pollution caused by the release of agricultural wastes in rivers and seas, disease outbreaks and mortality, inefficient value chains, low added value for farmers, and traceability of products that are poor limited, and transparency.

“JALA aims to contribute to solving some of these problems to make the shrimp value chain more sustainable, transparent, efficient and fair,” he said.

Regional expansion

Previously, in mid-2020, JALA had stated its intention to enter the regional market. It is started with a branch office in Thailand. Liris said that the company has expanded its business to Thailand, Malaysia, Vietnam, and Ecuador since 2019. However, it is still limited to a business agreement between the company with the B2B and B2C clients in the country.

As of July 2020, the company said, JALA’s user base have now reached more than 6 thousand farmers and over 100 IoT hardware devices are used.

In fact, this achievement blows a fresh air for the local cultivation industry. With technology and digital-based innovations, it is expected that the existing potential can be more optimized. Apart from JALA, other startups have also introduced innovations in the aquaculture sector, one of which is eFishery with its flagship product, automatic fish feed. With better investor support, eFishery is now entering the funding and online grocery business aiming to provide solutions from upstream to downstream.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan JALA Tech 2021

JALA Tech Umumkan Perolehan Pendanaan 85,7 Miliar Rupiah

Startup pengembang perangkat teknologi akuakultur JALA Tech mengumumkan perolehan pendanaan senilai $6 juta atau setara 85,7 miliar Rupiah. Sejumlah pemodal ventura yang fokus pada impact investment dari beberapa negara terlibat dalam putaran ini, di antaranya The Meloy Fund (dikelola Deliberate Capital dari Amerika Serikat), Real Tech Fund (dari Jepang), dan Mirova (dari Prancis).

Sebelumnya JALA juga telah didukung sejumlah investor, termasuk Hatch Blue dan 500 Startups sejak tahun 2019 lalu.

Dalam keterangan resminya, Co-Founder & CEO JALA Tech Liris Maduningtyas mengatakan, “Kami senang menerima pendanaan baru ini, yang akan berperan penting dalam membantu kami mencapai tujuan dalam mengembangkan cara baru untuk meningkatkan industri dan dampaknya terhadap masyarakat.”

Seperti diketahui, JALA mengembangkan teknologi berupa perangkat keras dan lunak untuk membantu petambak meningkatkan produksinya. Beberapa di antaranya alat pengukur kualitas air, pembuat gelembung mikro, aplikasi pencatatan bisnis hingga analisis. Perangkat-perangkat tersebut dapat terhubung dan dioperasikan melalui aplikasi dengan kapabilitas Internet of Things (IoT) yang dimiliki.

Salah satu target pasar produk JALA adalah petambak udang. Disampaikan, Indonesia satu dari 5 produsen udang terbesar di dunia bersama Tiongkok, Ekuador, India, dan Vietnam. Sampai saat ini, banyak masalah yang terkait dengan budidaya udang masih belum terselesaikan, seperti polusi yang disebabkan oleh pelepasan limbah pertanian di sungai dan laut, wabah penyakit dan kematian, rantai nilai yang tidak efisien, nilai tambah yang rendah bagi petani, dan ketertelusuran produk yang terbatas, dan transparansi.

“JALA bertujuan untuk berkontribusi dalam memecahkan beberapa masalah ini untuk membuat rantai nilai udang lebih berkelanjutan, transparan, efisien, dan adil,” ungkapnya.

Lancarkan ekspansi regional

Sebelumnya pada pertengahan tahun 2020 lalu, JALA telah memantapkan niatnya untuk masuk ke pasar regional. Diawali dengan membuka kantor cabang di Thailand. Disampaikan Liris, sejak tahun 2019 perusahaan sudah ekspansi bisnis ke Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Ekuador. Tapi itu masih sebatas ada kesepakatan bisnis antara perusahaan dengan klien B2B maupun B2C di negara tersebut.

Per Juli 2020 perusahaan menyampaikan, pengguna solusi JALA kini sudah mencapai lebih dari 6 ribu petambak dan lebih dari 100 perangkat hardware IoT dipakai.

Tentu prestasi ini menjadi angin segar untuk industri budidaya lokal. Dengan adanya inovasi berbasis teknologi dan digital, diharapkan potensi yang ada dapat terdorong lebih optimal. Selain JALA, inovasi di bidang pertambakan juga telah dihadirkan startup lain, salah satunya eFishery dengan produk andalannya pakan ikan otomatis. Dengan dukungan investor yang cukup baik, eFishery kini juga masuk ke bisnis pendanaan dan online grocery dengan harapan dapat memberikan solusi dari hulu ke hilir.

Application Information Will Show Up Here
Jala Tech startup aquatech untuk petambak udang bersiap untuk ekspansi kantor cabang ke Thailand pada tahun 2021 siap rekrut talenta lokal untuk penetrasi pasar

Jala Bersiap Ekspansi ke Thailand Tahun Depan

Jala Tech, startup aquatech untuk petambak udang, mengungkapkan bersiap untuk ekspansi kantor cabang ke Thailand pada tahun depan. Negara itu termasuk satu dari enam negara penghasil udang terbesar di dunia.

CEO Jala Liris Maduningtyas menjelaskan, sebenarnya sejak tahun lalu perusahaan sudah ekspansi bisnis ke Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Ekuador. Tapi itu masih sebatas ada kesepakatan bisnis antara perusahaan dengan klien B2B maupun B2C di negara tersebut.

Untuk negara di Asia Tenggara, solusi dari Jala berbasis IoT digunakan oleh petambak udang di sana; sementara di Ekuador memanfaatkan solusi aplikasi analitik dari Jala.

Keempat negara ini, bersama Indonesia, Tiongkok dan India, termasuk enam negara di dunia penghasil udang terbesar di dunia. Oleh karenanya, ekspansi ke negara-negara tersebut adalah bagian dari rencana bisnis perusahaan sekaligus menjelaskan kenapa melirik ke sana.

“Belum ada kantor representative di negara tersebut. Ke depannya ekspansi pertama ke Thailand tahun 2021 dengan buka cabang, juga hiring local talent untuk market penetration,” kata Liris kepada DailySocial, Jumat (10/7).

Di tengah pandemi ini, lanjutnya, perusahaan berinovasi dengan mengembangkan layanan penjualan hasil panen kepada konsumen. Solusi ini termasuk bagian dari perhatian perusahaan dalam membantu petani udang yang terdampak agar tetap mengembangkan usahanya.

Kendati, dari sisi bisnis keseluruhan, dia mengaku bahwa sebenarnya pandemi juga turut memengaruhi kinerja perusahaan.

Liris menuturkan layanan trading ini akan terus dikembangkan, tidak hanya ada selama pandemi saja. Rencananya akan ditambahkan dengan intervensi solusi digital. Selama ini bisnis utama Jala masih bergerak di analisis data berbasis aplikasi dan IoT.

Tim Jala / Jala
Tim Jala / Jala

“Tentunya ada banyak isu di lapangan yang memengaruhi industri udang secara keseluruhan. Kami terus berinovasi untuk memitigasi dampak pandemi ini. Meskipun berdampak dari sisi bisnis, kami tetap bertahan dengan mempertahankan target bulanan, meskipun growth tidak seperti diharapkan,” tutupnya.

Dia mengaku, pengguna solusi Jala kini sudah mencapai lebih dari 6 ribu petani dan lebih dari 100 perangkat hardware IoT dipakai.

Pada September 2019, perusahaan mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal sebesar Rp8 miliar dari 500 Startups.