Tag Archives: jaringan 4G LTE

Apa Kabar 4G/LTE di Indonesia?

4G/LTE, bagaimana kabarnya di Indonesia? Seperti yang kita ketahui, teknologi jaringan seluler berkecepatan tinggi ini masih belum lama hijrah di tanah air, dan cakupannya pun masih belum seluas jaringan 3G. Namun apakah pertumbuhannya akan terus berjalan lambat seperti itu?

Sama sekali tidak. Buat yang sudah lebih dulu pesimis, ketahuilah bahwa seminggu ini saja ada begitu banyak kabar seputar perkembangan jaringan 4G/LTE di Indonesia. Tanpa perlu berbasa-basi, simak ringkasan yang kami ambil dari beberapa sumber berikut ini.

4G/LTE 1800 MHz menggantikan 900 MHz

Mulai awal bulan Juli kemarin, sejumlah operator telah melangsungkan uji coba jaringan 4G/LTE di frekuensi 1800 MHz. Menkominfo Rudiantara sendiri menegaskan bahwa ekosistem di band (pita) 1800 MHz ini lebih optimal ketimbang 900 MHz. Pada kesempatan lain, perwakilan XL Axiata juga sempat memaparkan bahwa implementasi jaringan 4G/LTE di frekuensi 1800 MHz ini memungkinkan pelanggan untuk mencapai kecepatan akses data hingga 100 Mbps.

Pertanyaan yang terpenting, kapan kita bisa menikmatinya? Sang Menkominfo sendiri memastikan bahwa pembangunan infrastruktur 4G/LTE 1800 MHz akan selesai akhir tahun ini juga. Dengan kata lain, awal tahun 2016 semua kawasan Indonesia sudah bisa dijangkau oleh jaringan 4G/LTE dalam frekuensi tersebut.

Selagi membahas soal implementasi teknologi 4G/LTE, silakan Anda simak survei pendapat masyarakat terkait hal tersebut. Versi singkatnya: hampir semua responden melihat implementasi 4G/LTE sebagai hal yang positif, meski baru seperempat dari mereka yang sudah menjajalnya.

Info menarik: Perkembangan Pasar Smartphone di Indonesia: Samsung Masih Memimpin, Android One ‘Loyo’

Gerak cepat tiga besar operator GSM

Sumber: Telkomsel
Sumber: Telkomsel

Menyambung soal jaringan 4G/LTE 1800 MHz di atas, rupanya ada keputusan menarik yang diambil Telkomsel dan XL. Keduanya memilih menguji layanannya di kawasan Indonesia Timur; Telkomsel di Makassar, sedangkan XL di Lombok. Tentu saja ada pertimbangan khusus terkait tingkat penggunaan dan semacamnya, namun saya melihat langkah ini bisa jadi merupakan cara mereka menunjukkan bahwa tidak cuma Indonesia bagian barat saja yang ‘diperlakukan seperti raja,’ mengingat performanya di bagian barat sudah cukup oke, seperti yang sempat TRL coba langsung awal bulan Juni kemarin.

Di saat yang sama, XL rupanya juga punya ‘jurus’ untuk menggaet lebih banyak konsumen layanan 4G/LTE-nya. Di kawasan-kawasan yang masih didominasi perangkat 2G, XL menawarkan program bundling handset 4G. Intinya, mengarahkan konsumen agar beralih dari 2G langsung ke 4G LTE.

Bagaimana dengan Indosat? Selain berupaya untuk terus memperluas jaringan 4G/LTE-nya, Indosat juga punya cara tersendiri untuk menarik minat konsumen. Caranya adalah dengan menyediakan berbagai macam konten yang bisa di-stream dengan maksimal menggunakan layanan 4G/LTE. Konten-konten tersebut dikemas dalam tiga fasilitas khusus yang mereka namai Arena Musik, Arena Video dan Arena Game.

Lain halnya dengan Tri. Operator bermaskot robot tersebut hingga kini belum menawarkan layanan 4G/LTE. Kendati demikian, petinggi Tri menjelaskan bahwa mereka lebih memilih menunggu proses penataan frekuensi 1800 MHz rampung secara menyeluruh di akhir tahun 2015. Barulah setelah itu, mereka akan segera menjalankan komersialisasi layanan 4G/LTE secara bertahap di sejumlah kota.

Beralih ke pemain yang dulunya menjalankan layanan CDMA, Smartfren akan beralih dari CDMA dengan menghadirkan layanan 4G/LTE, memanfaatkan dua frekuensi yaitu 2300 MHz dan 850 MHz. Pelanggan CDMA akan tetap dilayani sampai beralih ke 4G/LTE. Meski berbeda sendiri, performanya tidak kalah, terbukti dari hasil pengujian TRL beberapa minggu yang lalu. Menurut rencana layanan 4G/LTE Smartfren ini akan rilis komersil pada semester 2 2015 di 22 kota.

Info menarik: [Weekly Info] Kumpulan Berita Hangat Dalam Sepekan, 29 Juni – 5 Juli 2015

Bangkitnya operator non-mainstream

berca-hinet
Sumber: Berca

Nama-nama besar operator di atas memang selangkah lebih awal, tapi bukan berarti monopoli pasar bisa diterapkan begitu saja. Sekedar mengingatkan, layanan 4G/LTE pertama di Indonesia justru berasal dari operator non-mainstream, yakni Bolt, pada akhir tahun 2013 kemarin.

Nah, kesuksesan Bolt ini mungkin saja memicu sosok-sosok baru lain untuk mengikuti jejaknya. Yang terbaru adalah PT Berca Hardayaperkasa. Mereka baru saja memperkenalkan layanan 4G/LTE yang mereka beri nama Hinet. Sebelum ini, perusahaan yang sama telah memiliki layanan berteknologi WiMAX, akan tetapi pada akhirnya mereka harus mengikuti tren dan mengadopsi teknologi 4G/LTE yang memang dinilai jauh lebih baik ketimbang WiMAX.

Hinet sendiri memanfaatkan teknologi 4G/LTE berbasis time-division duplex (TDD) di frekuensi 2,3 GHz, lain daripada yang lain. Terlepas dari itu, Hinet menawarkan kecepatan internet maksimum 125 Mbps dalam harga yang kompetitif. Satu catatan tambahan, Hinet hanya menawarkan layanan 4G/LTE dalam bentuk data saja, tanpa fungsi seluler, sama seperti yang diterapkan Bolt.

Kalau Hinet menyasar konsumen perangkat mobile, tidak demikian dengan MyRepublic. Perusahaan asal Singapura ini sudah resmi beroperasi di tanah air dan menawarkan layanan internet rumahan dengan harga yang amat sangat berani. Yang paling murah, ada paket 10 Mbps dengan harga Rp 200 ribu – tidak terlalu istimewa – namun Anda akan terkejut melihat paket termahalnya, yaitu 300 Mbps seharga Rp 900 ribu saja!

Info menarik: Daftar Promo Gadget Jelang Lebaran, Diskon Hingga 71%

Regulasi TKDN disahkan

Diwacanakan pada awal tahun ini, regulasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) akhirnya disahkan. Apa artinya? Gampangnya, mulai 1 Januari 2017, smartphone 4G/LTE berbasis frequency-division duplex (FDD) yang ingin masuk ke pasar Indonesia haruslah memiliki nilai TKDN sebesar 30%.

Masih bingung? Well, pada dasarnya, smartphonesmartphone tersebut haruslah mengemas komponen-komponen buatan dalam negeri. Meski demikian, komponen-komponen yang dimaksud tidak harus berupa hardware, tetapi juga software. Dengan demikian, langkah yang diambil vendor pun bisa bermacam-macam.

Jadi, kalau memang membangun pabrik perakitan di sini tidak memungkinkan, suatu vendor bisa saja berfokus pada pengembangan software dengan cara menanamkan investasi atau menuntun dan membimbing para developer lokal sehingga ekosistem aplikasi buatan dalam negeri bisa semakin berkembang.

Smartphone 4G/LTE tidak lagi mahal

Bolt! Powerphone E1

Kalau beberapa tahun yang lalu 4G/LTE adalah salah satu fitur unggulan smartphone kelas atas, sekarang anggapan itu sudah tidak berlaku lagi. Tidak percaya? Coba lihat Bolt Powerphone E1. Spesifikasinya lumayan, dan sistem operasi Android yang dijalankan pun sudah merupakan versi terbaru. Namun yang terpenting, dukungan 4G/LTE ia kemas dalam harga hanya Rp 1 juta.

Oke, Bolt mungkin bisa melakukannya karena memiliki layanan internet sendiri, bagaimana dengan vendor lainnya? Well, Anda bisa melirik Himax, yang baru saja menggebrak pasar dengan smartphone 4G/LTE berharga amat terjangkau. Himax Pure 3S namanya, dan pemasarannya baru saja dimulai pada tanggal 8 Juli 2015 ini. Berapa harganya? Rp 1,4 juta, dan saya yakin Anda akan sedikit tidak percaya melihat spesifikasi hebatnya.

Gambar header: LTE via Shutterstock.

Update: Ada koreksi untuk penjelasan layanan 4G/LTE dari Smartfren. 

Jaringan 4G LTE Telkomsel Resmi Hadir di Kota Surabaya

Sesuai yang TRL beritakan di artikel sebelumnya, Telkomsel terus melebarkan jaringan 4G LTE-nya ke berbagai kota di Indonesia. Setelah Jakarta, Bali dan Bandung, kini giliran arek-arek Suroboyo yang kebagian jatah, tepatnya sejak tanggal 22 Maret kemarin. Continue reading Jaringan 4G LTE Telkomsel Resmi Hadir di Kota Surabaya

Ericsson Bekerja Sama dengan SingTel Membangun Arsitektur Jaringan 5G di Singapura

Di saat penyedia layanan telekomunikasi di negara kita belum lama meresmikan jaringan 4G LTE miliknya masing-masing, tetangga kita di Singapura sudah merencanakan pembangunan arsitektur jaringan 5G. Bukan, artikel ini bukan bertujuan untuk mengejek negara sendiri, ini hanyalah sebagai gambaran betapa cepatnya perkembangan industri telekomunikasi di benua Asia. Continue reading Ericsson Bekerja Sama dengan SingTel Membangun Arsitektur Jaringan 5G di Singapura

Internux Rilis Mobile WiFi ‘Bolt’, Gaet First Media Pasarkan Layanan Internet 4G LTE Pertama di Indonesia

Indonesia segera dapat menikmati jaringan internet super cepat 4G LTE atau Long Term Evolution setelah Internux, sebuah perusahaan telekomunikasi yang memegang lisensi BWA (broadband wireless access), mengumumkan secara resmi layanan komersil internet 4G LTE. Internux pada hari Kamis kemarin merilis produk mobile WiFi bernama Bolt yang akan menjadi ujung tombak layanan 4G LTE mereka.

Bolt menawarkan kecepatan internet hingga 75 Mbps,  jaringannya mencakup kawasan Jabodetabek di mana telah disiapkan 1500 menara BTS dari target 3500 menara hingga tahun 2015. Guna mendukung layanan tersebut, Internux telah menghabiskan dana sebesar $6,3 triliun, di antaranya digunakan untuk menyewa BTS dari 5 penyedia seperti Daya Mitra Telekomunikasi (Mitratel), Iforte, Protelindo, Solusi Tunas Pratama (STP), dan Tower Bersama Group (TBG).

Jaringan 4G LTE yang ditawarkan oleh Internux mengusung teknologi  time division duplex long term evolution (TDD LTE) yang berjalan di pita frekuensi 2,3 GHz dan lebar pita 15GHz, hal ini diungkapkan oleh Devid Gubiani selaku Chief Technology Office Internux, sebagaimana dikutip dari Tekno Kompas.

Gaet First Media Untuk Pasarkan Jaringan 4G LTE di Indonesia

Peluncuran Bolt merupakan langkah awal dalam misinya memasarkan layanan 4G LTE di Indonesia dan merangkul 10 juta dari total 30 juta jumlah penduduk yang tercatat tinggal di kawasan Jabodetabek, selain itu perusahaan pemegang lisensi BWA ini juga menggaet First Media.

Pengalaman First Media di industri layanan data ditengarai menjadi alasan mengapa Internux justru memilih First Media meskipun perusahaan ini juga memegang lisensi BWA dan bisa menjadi pesaing. Hal ini diamini oleh liryawati selaku Chief Marketing Officer Internux dan mengatakan siap untuk bersaing secara sehat jika suatu saat partner kerjanya tersebut memutuskan terjun ke bisnis 4G LTE.

Paket Layanan

Saat ini Internux menawarkan mobile WiFi Bolt seharga Rp 274.000 dan paket prabayar seharga Rp 25.000, jadi total pembelian perdana sebesar Rp 299.000, pengguna sudah mendapatkan kuota internet 8GB. Layanan ini dapat diakses melalui berbagai perangkat mulai smartphone, tablet hingga komputer menggunakan koneksi WiFi. Untuk melakukan isi ulang, pengguna dapat membeli di pengecer yang sudah bekerjasama dengan Internux.

Sayangnya, meski sudah meluncurkan Bolt secara resmi, situsnya (yang beralamat di http://boltsuper4g.com/) belum bisa diakses.

Sumber berita dan gambar header Tekno Kompas 1, 2