Tag Archives: Jay Jayawijayaningtiyas

MCP Luno Kripto

Lippo Group dan Luno Bangun JV Garap Aset Kripto

MPC (dulu bernama Multipolar), perusahaan investasi milik Lippo Group, mengumumkan pendirian perusahaan patungan (joint venture) dengan Luno untuk menggarap potensi aset kripto di Indonesia. Belum disebutkan identitas dari JV tersebut, mengingat sedang berusaha memperoleh izin operasional dari Bappebti.

Country Manager Luno Indonesia Jay Jayawijayaningtiyas menuturkan, pihaknya antusias dengan kemitraan ini, mengingat pesatnya pertumbuhan pasar aset kripto di Indonesia pada tahun ini. Luno akan terus melanjutkan program-program edukasi kripto, agar semakin banyak masyarakat awam bisa mengenal dengan lebih baik.

“Kami percaya bahwa pengalaman panjang MPC di segmen ritel dan pasar Indonesia akan menjadi aset besar dalam kolaborasi ini,” ujar Jay dalam keterangan resmi, Rabu (15/12).

Menggabungkan kekuatan dari masing-masing entitas, Luno di bidang pengetahuan dan keahlian di bidang industri kripto global dan MPC dengan wawasan dan pemahaman yang luas terhadap karakter pasar Indonesia, diharapkan menghasilkan kolaborasi yang efektif, serta mampu mendongkrak kepercayaan investor baru.

Menurut survei yang dilakukan Luno dan YouGov menunjukkan, bahwa alasan utama masyarakat Indonesia belum berinvestasi di kripto karena kurangnya pemahaman atau informasi yang komprehensif (62%). Kendati begitu, sebanyak 30% orang Indonesia mengaku familiar dengan kripto, jauh melebih aset investasi yang lain, seperti obligasi negara (20%) dan P2P (18%).

Luno sendiri merupakan salah satu portofolio dari Venturra, CVC dari Lippo Group. Venturra memimpin putaran pendanaan Seri A pada 2015 dengan nominal dirahasiakan. Setelah Luno diakuisisi oleh Digital Currency Group pada 2020, dukungan dari Venturra terus diberikan untuk Luno.

CEO MPC Adrian Suherman mengatakan, sejak 2015 MPC terus mendukung Luno karena memiliki kesamaan visi dalam hal kripto, sama-sama ingin menggencarkan literasi finansial terkait aset kripto dan menghapuskan stigma bahwa aset kripto bukanlah bisnis yang rill.

“Industri ini memiliki potensi yang sangat besar hingga bertahun-tahun yang akan datang. Karena itu, kami ingin masyarakat Indonesia, termasuk yang masih awam, bisa melakukan investasi serta jual beli aset digital dengan mudah, aman, dan percaya diri,” kata Adrian.

Potensi pasar kripto di Indonesia diperkirakan akan terus bertumbuh. Berdasarkan data dari Bappebti, jumlah pengguna kripto di Indonesia per Juli 2021 mencapai angka 7,4 juta orang. Angka tersebut meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Tak hanya jumlah investor, volume perdagangan kripto pun melonjak tajam hingga enam kali lipat, dari Rp60 triliun di tahun 2020 menjadi Rp370 triliun per Mei 2021.

Sejauh ini di 2021, Luno sendiri telah mencatatkan total volume transaksi dengan pertumbuhan sebesar empat kali lipat di Indonesia dibandingkan dengan total volume transaksinya di sepanjang 2020. Secara global, Luno juga telah memiliki lebih dari 9 juta pelanggan, dan menjadi platform keenam perdagangan kripto terbaik di dunia versi CryptoCompare. Luno menjadi satu-satunya platform perdagangan kripto di Indonesia yang berhasil masuk ke ranking Top 10 dan mendapatkan skor Grade A.

“Ke depannya, untuk meningkatkan literasi kripto di Indonesia, kami akan terus menjalankan program edukasi melalui Luno Academy, yang dapat diakses dengan mudah oleh semua orang melalui website dan aplikasi. Dengan pengalaman dan keahlian nama besar seperti MPC, kami percaya bahwa kemitraan ini dapat menciptakan pengalaman jual-beli aset kripto yang terbaik di Indonesia,” tutup Jay.

Selain bersama Luno, MPC juga telah mendirikan JV lainnya yang bergerak di p2p lending bersama Ping An bernama Ringan. Ringan fokus menyediakan pinjaman dana cepat (cash loan) dan belakangan mulai merambah segmen kredit produktif.

Kongsi Binance-Telkom

Selang sehari sebelumnya, kerja sama startup dengan korporasi pelat merah telah dilaksanakan oleh Binance dan Telkom melalui MDI Ventures. Bentuknya tidak sekadar membentuk platform jual beli aset kripto saja, namun mengembangkan ekosistem blockchain dan turunannya ke tahap lebih lanjut. Bagi Telkom, semua hal ini akan memainkan peran penting dalam keuangan dan infrastruktur digital lainnya di masa depan.

Hal menarik yang patut dilihat adalah bagaimana bila dilihat dari kacamata regulasi pemerintah Indonesia. Di kancah global, Binance ramai-ramai di blokir banyak negara karena dikhawatirkan tidak memiliki upaya yang cukup dalam mencegah pencucian uang dan kejahatan keuangan lainnya di plaformnya sebagai bentuk kepatuhan dalam memenuhi aturan di tiap negara.

Singapura, Jerman, Amerika Serikat, Inggris, India, Jepang, Hong Kong, Italia, Malaysia, Thailand, dan Belanda adalah negara-negara yang sudah menutup akses Binance di negara masing-masing. Akibatnya, pengguna Binance Hong Kong misalnya, tidak bisa membuka produk derivatif di Binance dan diberikan waktu tenggang (grace period) sampai 90 hari untuk menutup akunnya.

Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Satgas Waspada Investasi sudah memasukkan Binance ke dalam daftar investasi ilegal sejak Oktober 2020. Alasannya karena melakukan perdagangan kripto tanpa izin. Sementara itu, portofolio Binance di Indonesia, Tokocrypto adalah pedagang aset kripto yang sah dan telah memiliki tanda terdaftar di Bappebti.

Application Information Will Show Up Here

Platform Transaksi Aset Kripto Luno Perkenalkan Jay Jayawijayaningtiyas Sebagai Country Manager

Platform yang memfasilitasi transaksi aset kripto bagi masyarakat di Indonesia, Luno, mengumumkan pergantian kepemimpinan di Indonesia. Posisi Country Manager Luno Indonesia kini dijabat Jay Jayawijayaningtiyas. Kepada DailySocial, Jay menyebutkan beberapa alasan mengapa akhirnya dirinya memilih memimpin Luno dan meninggalkan posisi sebelumnya sebagai CEO Ahlijasa.

“Setelah 4 tahun membangun Ahlijasa, tentunya bukan keputusan mudah untuk berpindah ke project baru. Tetapi sebenarnya bitcoin, cryptocurrency, dan blockchain adalah passion saya sejak lama bahkan sejak jauh sebelum mendirikan Ahlijasa.”

“Saya sudah aktif di dunia mining dan trading Bitcoin sejak 2014. There is no doubt that cryptocurrency is the future, dan saya merasa visi Luno ‘to upgrade the world to a better financial system’ sejalan dengan visi saya secara pribadi. Saya percaya cryptocurrency akan memberikan dampak yang besar di Indonesia within the next few years.

Memperluas edukasi

Sebagai platform yang fokus pada layanan transaksi dan edukasi aset kripto, Luno mengandalkan tiga produk utama, yakni Luno Wallet, Luno Exchange dan Luno Enterprise. Di bawah kepemimpinannya, Jay memiliki beberapa target yang ingin dicapai, salah satunya mendengarkan respon dari pelanggan, apa saja pain point yang masih kerap dihadapi.

“Sejauh ini salah satu pain point terbesar adalah masalah edukasi. Banyak masyarakat yang masih belum tahu kalau Bitcoin sekarang sudah legal untuk diperjualbelikan sebagai komoditi.

Secara global saat ini Luno telah memiliki lebih dari 3 juta pelanggan. Indonesia adalah salah satu pasar terbesar dengan lebih dari 400 ribu pelanggan.

Menurut survei TNS pada Juni 2018 disebutkan sebanyak 63% masyarakat di Indonesia telah mengetahui apa itu aset kripto, bitcoin, dan sejenisnya. Namun faktanya hingga kini masih sedikit jumlah orang yang tertarik untuk berinvestasi di bitcoin.

“Masih banyak masyarakat yang belum yakin akan keamanan atau legalitas dari bitcoin di Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara yang paling maju dalam aturan aset kripto, dalam hal ini kami memberikan apresiasi kepada Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) yang sangat progresif dalam mengatur aset kripto,” kata Jay.

Target 2020

Secara global, Luno beroperasi di Eropa, Asia Tenggara, dan Afrika, dan memiliki lebih dari tiga juta pengguna (dompet). Perusahaan saat ini memiliki kantor pusat di London dengan hub regional di Singapura dan Johannesburg dengan jumlah tim lebih dari 290 orang.

Memasuki tahun 2020, ada beberapa target yang ingin dicapai oleh Luno, salah satunya adalah menjadi market leader untuk aset kripto di Indonesia.

“Kami mendapatkan dukungan kuat dari investor lokal kami [Venturra Capital], dan profil tim kami pun sangat kuat di Indonesia, so anything is possible for us,” tutup Jay.

Application Information Will Show Up Here