Tag Archives: JD.com

JD.ID mengumumkan secara resmi menutup seluruh layanannya per 31 Maret 2023, pesanan terakhir diproses pada 15 Februari 2023

JD.ID Resmi Tutup Akhir Maret Ini

JD.ID mengumumkan secara resmi menutup seluruh layanannya per 31 Maret 2023. Menurut situs perusahaan perusahaan akan tetap membuka pesanan hingga 15 Februari 2023.

“Dengan berat hati, kami memberitahukan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan Anda mulai tanggal 15 Februari 2023. JD.ID dan semua layanannya akan dihentikan pada 31 Maret 2023. Untuk transaksi yang selesai sebelum tanggal penghentian layanan perusahaan akan memenuhi pesanan seperti biasa, layanan purna jual, dan dukungan akan tetap tersedia,” tulis perusahaan.

Menurut pantauan DailySocial.id, situs JD.ID dipenuhi upaya cuci gudang, menjual seluruh sisa stok yang ada dengan harga miring.

Perusahaan merinci sejumlah informasi lainnya untuk konsumen dan mitra bisnis, di antaranya:

  1. Tanggal 15 Februari 2023, batas akhir pemesanan di aplikasi JD.ID
  2. Tanggal 28 Februari 2023, pesanan terakhir diproses.
  3. Tanggal 15 Maret 2023, layanan purnajual untuk pengguna ditutup.
  4. Tanggal 22 Maret 2023, layanan purnajual terakhir diproses.
  5. Tanggal 31 Maret 2023, aplikasi JD.ID akan dihapus dari Google Play Store dan App Store. Pengguna tidak lagi dapat masuk ke aplikasi JD.ID dan semua layanan aplikasi dihentikan.

Sebelumnya, unit bisnis logistik JD.ID, JDL Express Indonesia, sudah resmi ditutup per 22 Januari 2023.

Tidak ada informasi dan konfirmasi mengenai gerai-gerai offline JD.ID yang setidaknya mencapai 9 buah di berbagai mall.

Informasi resmi ini sekaligus mengonfirmasi kabar sebelumnya yang diwartakan DailySocial.id. Persaingan bisnis yang ketat dengan pemain e-commerce lainnya jadi salah satu alasan dibalik hengkangnya JD.com.

Selain penutupan JD.ID, operasional global JD.com juga menutup JD Central Thailand per 3 Maret 2023 mendatang.

JD.ID di Indonesia

Resmi meluncur di Indonesia pada 2016, PT Jingdong Indonesia Pertama (JD.ID, perusahaan patungan JD.com dan Provident Capital) menerapkan sejumlah langkah untuk menargetkan pengguna di Indonesia, termasuk kehadiran gudang, pop up store, hingga gerai toko offline untuk produk gadget dan elektronik.

Pada 2020, JD.ID memiliki valuasi perusahaan melebihi $1 miliar dan menyandang status unicorn. Sebelumnya, pada 2019, selain mengumumkan secara resmi perolehan fase pertama pendanaan seri F, Gojek turut mengumumkan kelanjutan kemitraan strategis bersama JD.com di Indonesia. Disebutkan realisasi kerja sama tersebut dalam bentuk joint venture pada JD.id dan J-Express (JX).

Meskipun demikian, sebagai perusahaan e-commerce, JD.ID bukanlah pemain yang dominan di Indonesia. Mengutip dari data iPrice, posisi tertinggi JD.id berada di posisi keenam besar terjadi pada kuartal IV 2018. Saat itu, jumlah kunjungan situs per bulannya tembus hampir 17 juta kali. Lalu terus merosot hingga per kuartal II 2022, kunjungannya merosot di angka 2,3 juta kali, menempatkan posisinya di urutan ke-10.

Sementara berdasarkan data SimilarWeb, kunjungan situs JD.ID melorot ke angka 1,6 juta kali per Desember 2022. Terakhir layanan JD.ID berada di urutan ke-15 dari situs e-commerce yang paling dikunjungi di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Strategi Bisnis JD.ID

Penguatan Logistik Jadi Strategi JD.ID di Tengah Persaingan Ketat Bisnis E-commerce

Logistik menjadi komponen penting dalam pengembangan bisnis e-commerce. Demikian pula bagi JD.ID, komitmen perusahaan untuk perkuat jaringan logistiknya diutarakan langsung oleh President International JD.com Soon Sze Meng dan Presiden & CEO JD.ID Zhang Li kala peresmian kantor baru di Bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, pertengahan November lalu.

Meng mengatakan industri e-commerce di Indonesia masih punya banyak kesempatan untuk terus tumbuh. Satu hal yang ia tekankan mengenai adalah tingginya permintaan produk asli dengan pengiriman cepat.

“Prioritas saat ini adalah mengupayakan same day delivery di seluruh Jabodetabek,” ucap Meng kepada Dailysocial.

Layanan same day delivery yang dimaksud memungkinkan sebuah pesanan dikirim ke pelanggan pada hari yang sama jika pemesanan dilakukan sebelum pukul 10.00 WIB. Meng menyebut layanan ini yang membedakan mereka dengan pemain lain di lanskap e-commerce tanah air. “Saya rasa hal ini cukup mengubah peta kompetisi di sini,” lanjut Meng.

Zhang Li mengklaim 85% pesanan di Jabodetabek telah memakai same day delivery. Angka tersebut turut menjadi pendorong mereka untuk memperkuat infrastruktur dan teknologi logistik karena saat ini dapat layanan unggulan mereka itu bergantung pada jarak lokasi gudang dan merchant terhadap tujuan pengiriman.

Patut diketahui sebelumnya, JD.ID saat ini memiliki 11 gudang yang tersebar di Medan, Jakarta, Semarang, Pontianak, Surabaya, dan Makassar. Keenam gudang  inilah yang memungkinkan distribusi lebih dari 10 juta SKU dari 23 jenis kategori produk. Optimasi dan penambahan infrastruktur logistik yang sudah ada ini yang menjadi prioritas pengembangan ke depan.

“Kami tentu punya rencana menambah fasilitas logistik di tahun depan, namun untuk jumlahnya belum bisa disebutkan,” ucap Li.

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa jangkauan memang masih menjadi fokus JD.ID. Luasnya wilayah dan bentang geografis kepulauan adalah pekerjaan rumah yang ingin mereka lampaui. Sebelumnya perlu diingat juga pada awal tahun ini JD.ID telah menguji coba pengantaran via drone untuk daerah-daerah terpencil.

Di Tiongkok mereka sudah kembangkan sub-bisnis JD Logistics, dengan ketersediaan gudang mencapai 650 unit di seluruh Tiongkok. Maka tak mengejutkan ketika mereka dapat menyelesaikan 90 persen pesanan JD.com di hari yang sama.

“Butuh waktu untuk mengangkat efisiensi pengiriman dan kami masih punya waktu. Jangan lupa juga kami terbilang masih muda dibanding para pemain lain di Indonesia,” pungkas Meng.

Berdasarkan riset iPrice, JD.ID masih menempati peringkat 6 di bawah Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, dan Blibli. Pemeringkatan oleh iPrice ini dihitung dari rata-rata pengunjung situs web pada per Oktober 2019.

Application Information Will Show Up Here
jd.id virtual market

Gandeng Coworking Space, JD.ID Luncurkan “Virtual Market”

JD.ID kembali meresmikan virtual market, kali ini menggandeng coworking space vOffice Jakarta. Layaknya minimart, mereka menjual beragam produk, mulai dari makanan, minuman hingga perlengkapan kantor. Saat ini sudah bisa diakses dengan konsep ‘smart office’, manfaatkan IoT dengan dukungan pembayaran cashless (melalui QR code scanning).

Sebelumnya virtual market sudah hadir di 13 stasiun kereta api di Jabodetabek. Ada juga yang dikustomisasi untuk brand kecantikan ‘Lunadorri’, hadir di Pacific Place Jakarta. JD.ID X-Mart yang dilengkapi dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) juga sudah hadir sebelumnya di PIK Avenue.

Sebagai salah satu perusahaan ritel besar di Asia, JD.com melalui JD.ID ingin fokus menambah channel di berbagai wilayah dan menjalin kemitraan bukan hanya dengan brand namun juga mitra coworking space, pemerintah dan instansi lainnya.

“Fokus kami tidak hanya ingin memanfaatkan teknologi untuk semua namun juga menambah channel di berbagai bisnis yang bisa membantu brand besar untuk meningkatkan penjualan sekaligus mempelajari demografi pembeli mereka memanfaatkan data analytics dari JD.ID,” kata Head of Marketing and Business Development JD.ID Andrew You.

Masih dalam fase awal, kolaborasi JD.ID dengan vOffice saat ini hanya menyediakan jumlah SKU yang terbatas. Nantinya jika sudah ada traksi yang positif, jumlah SKU akan ditambah dan pilihan Pick up Point juga akan diterapkan di vOffice untuk pelanggan yang mau mengambil barang mereka di vOffice.

Untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya, Service Level Agreement (SLA) yang diterapkan pada layanan JD.ID Virtual di coworking space vOffice ini dapat dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melakukan pembayaran. Pembayaran dapat menggunakan transfer bank, kartu kredit hingga Cash on Delivery (COD).

Salah satu pilihan pembayaran yang saat ini tengah didorong pertumbuhannya oleh JD.ID adalah melalui GoPay. Pasca investasi JD.com dengan Gojek beberapa waktu yang lalu, JD.ID mengklaim mengalami pertumbuhan pembayaran menggunakan GoPay, yang saat ini menjadi pembayaran e-wallet default JD.ID. Pembayaran serupa seperti Ovo dan Dana tidak masuk dalam pilihan pembayaran e-wallet JD.ID Virtual Market.

“Saat ini JD.ID masih memiliki kontrak secara long term dengan vOffice, namun tidak menutup kemungkinan kerja sama strategis lainnya akan dijalin JD.ID dengan coworking space lainnya di Jakarta,” kata Andrew.

Rencana JD.ID tambah virtual market

Virtual market yang sudah hadir di beberapa tempat tersebut juga dimanfaatkan oleh JD.ID sebagai salah satu kanal untuk mengumpulkan data. Nantinya bagi brand yang berminat, bisa mendapatkan demografi pembeli sekaligus melihat produk apa saja yang paling digemari. Teknologi ini dipadukan dengan data yang diperoleh JD.ID melalui aplikasi dan platform.

Dalam waktu ke depan virtual market akan ditambah jumlahnya dalam konsep yang berbeda. Salah satunya adalah rencana JD.ID untuk menempatkan teknologi tersebut di kawasan Alam Sutera. Pengembangan juga akan menargetkan area perkantoran dan pusat perbelanjaan.

Salah satu proyek yang saat ini juga tengah dikembangkan oleh JD.ID adalah menempatkan virtual hub di beberapa bandara di Indonesia. Harapannya teknologi tersebut bisa memudahkan turis lokal untuk membeli produk lokal yang kemudian bisa dikirim langsung ke rumah mereka, semua memanfaatkan logistik dari JD.ID.

Untuk investasi virtual market ini, Andrew menegaskan dana yang digelontorkan masih terus berjalan, sesuai dengan komitmen JD.ID untuk mempercepat pertumbuhan bisnis di Indonesia.

“Dengan hadirnya virtual market ini bisa memberikan keuntungan lebih untuk JD.ID, untuk mitra di virtual hub dan tentunya brand yang ingin mempromosikan produk mereka memanfaatkan teknologi milik JD.ID,” tutup Andrew.

Application Information Will Show Up Here
Supermarket Modern JD.com

Melihat Penerapan Blockchain dan Face Recognition di Ritel Modern Milik JD.com

Salah satu layanan yang menjadi andalan dari raksasa ritel JD.com adalah menyediakan bahan makanan segar kepada konsumen di Tiongkok. Pengiriman bahan makanan segar ini sudah dilakukan sejak tahun 2012. Melihat besarnya permintaan dan potensi, perusahaan kemudian memutuskan untuk menjalankan divisi bahan makanan segar secara independen.

JD.com kemudian mendirikan 7Fresh, sebuah supermarket premium khusus produk bahan makan segar, baik dari supplier lokal atau asing. Supermarket tersebut juga dilengkapi dengan teknologi terkini, misalnya memanfaatkan blockchain untuk memberikan ulasan histori produk.

DailySocial bersama dengan awak media asal Indonesia lainnya mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi 7Fresh yang terletak di kota Beijing, Tiongkok, beberapa waktu yang lalu.

Kombinasi produk segar dan penerapan teknologi

Suasana khas supermarket biasa memang tampak terasa ketika kami memasuki 7Fresh. Namun setelah dilihat lebih dalam, terpampang beragam produk bahan segar yang didatangkan dari 50 kawasan di Tiongkok. Terdapat juga beberapa produk yang diimpor dari berbagai negara. Bukan hanya untuk kebutuhan individu, 7Fresh juga menyuplai kebutuhan restoran yang tersebar di Beijing dan sekitarnya.

Sesuai dengan komitmen mereka mengantarkan barang dengan cepat, 7Fresh menjamin semua barang yang dibeli secara online melalui aplikasi JD.com dikirimkan hanya dalam waktu 30 menit saja di kawasan Beijing dan sekitarnya.

7Fresh menyematkan blockchain dalam bentuk tampilan layar di beberapa sudut rak. Hanya dengan mesin pemindai (scanner), pengunjung bisa mengetahui histori produk mulai dari awal di petani hingga tiba di toko.

Terkait dengan teknologi ini, JD.com menjalin kerja sama strategis dengan beberapa mitra untuk bisa mengimplementasikan tracking system. Semua informasi tersebut juga bisa diakses oleh pembeli melalui aplikasi.

Jika ada perubahan harga, sistem secara otomatis akan melakukan pembaruan. Sehingga saat barang dipindah, semua informasi yang muncul dipastikan aktual. Untuk pembayaran 7Fresh juga menyediakan pilihan non-tunai yang terintegrasi langsung dengan akun WeChat dan platform lainnya.

Memanfaatkan teknologi facial recognition

XMart manfaatkan facial recognition
XMart manfaatkan facial recognition

Toko ritel milik JD.com lainnya yang secara keseluruhan memanfaatkan teknologi adalah XMart. Toko yang lokasinya terletak di kantor pusat JD.com ini, dimanfaatkan oleh pegawai untuk membeli makanan dan minuman hingga kebutuhan sehari-hari.

Keunikan toko ini adalah pembeli tidak perlu melakukan pembayaran di kasir khusus. Semua barang yang dibeli terekam secara langsung oleh kamera yang tersebar di atap toko, kemudian akan mendeteksi apa saja produk yang dibeli dengan memanfaatkan sensor khusus.

Saat proses check-out, sensor akan mendeteksi langsung akun pengguna hanya dengan mengenali wajah dari pembeli tersebut. Teknologi facial recognition diterapkan oleh JD.com ke dalam toko XMart.

Investasi JD.com dalam penelitian dan pengembangan sumber daya tidak hanya meningkatkan operasinya, tapi diyakini berpotensi berkontribusi pada evolusi e-commerce untuk secara menyeluruh. Untuk mendukung kegiatan pengembangan, JD.com juga gencar merekrut profesional AI.

Application Information Will Show Up Here
Bisnis Logistik JD.com

JD Logistics dan Misinya Terapkan Teknologi Terpadu secara Global

Sebagai perusahaan ritel yang terus berkembang, saat ini JD.com sudah memiliki departemen logistik khusus. Tidak hanya bertugas mengelola logistik untuk internal, namun juga digunakan oleh brand di luar ekosistem JD.com. Setelah berdiri secara independen, JD Logistics berusaha menggulirkan inovasi dengan menerapkan teknologi terkini.

Mulai dari “Same Day Delivery”, pengiriman 30 menit untuk produk bahan makanan segar, hingga pengiriman menggunakan drone; semua dikelola secara komprehensif oleh JD Logistic. Perusahaan juga telah melancarkan strategi Global Smart Supply Chain (GSSC) yang tujuannya mempermudah proses pengiriman barang untuk pembeli di luar Tiongkok.

“Jika berbicara tentang internasional, cara yang JD Logistics terapkan adalah menjalin kolaborasi dengan logistik pihak ketiga untuk menciptakan GSSC. Kami juga masih menggunakan sistem gudang agar bisa melakukan optimasi cross-border inventory, sekaligus memberikan prediksi dan masukan kepada mitra terkait dengan waktu pengiriman yang tepat dilakukan,” kata Director of Corporate Development International JD Logistics Zachary Gidwitz.

Fokus JD Logistics saat ini adalah untuk memungkinkan konsumen bisa dengan cepat melakukan proses pembelian sekaligus. Berbagai cara pun dilakukan, mulai dari memanfaatkan gudang sendiri yang kini jumlahnya 550 tersebar di Tiongkok hingga memanfaatkan gudang milik mitra JD.com yaitu Walmart.

“Retail as a Service”

Suasana sorting center JD.com / JD.com
Suasana sorting center JD.com / JD.com

Secara keseluruhan JD Logistics sudah mampu melayani sekitar 99% kawasan di Tiongkok. Sementara itu untuk pengiriman cepat yang saat ini menjadi andalan JD Logistics yaitu Same Day Delivery, mampu mengirimkan barang di hari yang sama dengan persentase kesuksesan hingga 90%.

“Berbeda dengan proses dan sistem yang diterapkan di Tiongkok (sepenuhnya dimiliki oleh JD Logistik), untuk produk di luar Tiongkok JD.com bekerja sama dengan mitra lokal,” kata Zachary.

JD Logistics juga akan mengembangkan Retail as a Service yang bertujuan untuk membuka peluang lebih kepada semua bisnis yang ingin memanfaatkan teknologi, infrastruktur hingga jaringan terpadu milik JD Logistics. Layanan ini termasuk di dalamnya kolaborasi penggunaan gudang, manajemen transportasi, dan pengiriman secara global.

“Dalam hal teknologi kami juga mulai menerapkan blockchain, tujuannya untuk mengetahui histori produk mulai dari awal hingga akhir, juga tracking system untuk memudahkan kami dan pembeli,” kata Zachary.

Penggunaan blockchain juga sudah diterapkan oleh JD.com untuk informasi produk di supermarket premium miliknya yaitu 7Fresh. Hanya dengan memanfaatkan mesin pemindai (scanner) pembeli sudah bisa mengetahui histori hingga detail produk dalam layar yang disiapkan di supermarket.

Rencana JD Logistics di Indonesia

Penggunaan drone untuk pengantaran barang ke daerah terpencil / JD.com
Penggunaan drone untuk pengantaran barang ke daerah terpencil / JD.com

Dengan teknologi yang dimiliki, JD Logistics juga memiliki rencana secara bertahap menerapkan teknologi yang serupa di Tiongkok ke negara lainnya, termasuk di Indonesia.

“Dengan kemitraan yang kami lakukan dengan mitra lokal, secara langsung kami sudah bisa memanfaatkan big data tersebut untuk mengolah kebiasaan dari pengguna, untuk memudahkan mitra kami mempercepat proses dan pekerjaan mereka,” kata Zachary.

Di Indonesia sendiri JD.com menjalin kemitraan strategis dalam bentuk joint venture pada JD.id dan J-Express (JX). JX merupakan layanan pengantaran logistik untuk e-commerce, nantinya akan turut memanfaatkan jaringan mitra Gojek.

Selain itu kerja sama juga akan mencakup hal lain, di antaranya terkait solusi pembayaran digital, pemasaran, dan katalog produk. Akan ada integrasi kedua layanan, salah satunya menghadirkan akses langsung produk JD.id di aplikasi Gojek.

“Kebanyakan logistik di JD sudah dioptimalkan inventory-nya dan mudah untuk diaplikasikan di negara lain. Di Indonesia joint venture dengan JX dan kerja sama strategis dengan Gojek memudahkan kami untuk memahami dengan benar bagaimana sistem logistik JD bisa diterapkan dan tentunya kemitraan tersebut juga membantu kami mempelajari kearifan lokal di Indonesia untuk bisa terintegrasi dengan supply chain JD,” kata Zachary.

JD.com bersama dengan Tencent dan Google merupakan investor yang masuk dalam pendanaan fase pertama putaran seri F Gojek pada awal tahun 2019 lalu. Beberapa investor lain termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital terlibat dalam pendanaan ini.

Application Information Will Show Up Here

Melihat Pengembangan Teknologi Drone di Markas JD.com

Sebagai salah satu peritel terbesar asal Tiongkok yang fokus kepada inovasi teknologi, JD.com telah menciptakan tiga generasi drone buatan sendiri. Saat ini sudah dimanfaatkan untuk pengiriman barang dan telah digunakan oleh perusahaan sebagai kegiatan CSR.

Drone Center JD.com

Saat ini mereka telah memiliki 10 unit “Drone Center” yang tersebar di Tiongkok. Teknologi tersebut dikembangkan secara khusus oleh para engineer JD.com yang tergabung dalam “X-Department JD.com”.

Mereka telah mengembangkan drone generasi ketiga atau yang disebut Y3-Generation. Inovasi tersebut didesain untuk mampu mengirimkan produk dengan berat 10kg dan jarak tempuh 10km.

Selain Y3-Generation, JD.com juga telah mengembangkan teknologi drone dengan bahan bakar dan memiliki kemampuan untuk mengantarkan barang dalam radius 100km. Perangkat tersebut didesain serupa dengan pesawat ukuran kecil. Selama ini kerap digunakan perusahaan untuk keperluan kemanusiaan, termasuk di dalamnya bantuan bencana alam dan keperluan terkait lainnya.

Meskipun masih memiliki keterbatasan regulasi terkait wilayah terbang, namun saat ini pengiriman barang menggunakan drone sudah mulai banyak diterapkan oleh JD.com. Fokus mereka ke daerah terpencil atau yang sulit dijangkau dengan menggunakan transportasi darat.

Salah satu kegiatan yang dihadirkan oleh JD.com saat kunjungan media asal Indonesia ke kantor pusatnya di Tiongkok beberapa waktu lalu adalah mengunjungi Drone Center JD.com yang terletak di Suqian, Tiongkok. Perjalan yang menempuh sekitar 5 jam dari Beijing, mengantarkan awak media untuk meninjau langsung Drone Center yang dilengkapi dengan kawasan lepas landas, ruangan monitoring, hingga ruangan pelatihan untuk masyarakat umum yang ingin mempelajari cara tepat menerbangkan drone.

JD.com juga mengundang awak media untuk melihat proses pengantaran drone. Mulai dari Drone Center hingga lokasi khusus yang digunakan oleh JD.com untuk menampung barang sebelum mengirimkan ke alamat pembeli.

Uji coba drone di Indonesia

Drone generasi ketiga saat uji coba di Indonesia / DailySocial
Drone generasi ketiga saat uji coba di Indonesia / DailySocial

Di Indonesia sendiri teknologi drone generasi ketiga milik JD.com sudah sempat diterapkan di kawasan Parung, Jawa Barat awal tahun 2019 lalu. Dihadiri oleh pejabat dan perwakilan pemerintah Indonesia, proses uji coba drone memiliki rute terbang dari desa Jagabita, Parung Panjang, Bogor ke Sekolah Dasar MIS Nurul Falah Leles dengan tujuan mengirimkan tas ransel dan buku-buku kepada para siswa.

Inisiatif untuk memulai penerapan teknologi drone sendiri muncul pada akhir tahun 2017 lalu. JD.com dan JD.id bersama-sama mulai berdiskusi dengan Direktorat Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan AirNav mengadakan penerbangan uji coba teknologi drone untuk layanan logistik yang lebih maju.

Disinggung apakah saat ini JD.com masih fokus untuk menerapkan teknologi drone di Indonesia, perwakilan JD.com mengatakan perusahaan bersama dengan pihak terkait masih berupaya untuk meloloskan peraturan yang relevan. Setelah beres, nantinya bisa diaplikasikan oleh JD.com di Indonesia.

“Sejak tiga tahun terakhir fokus kami adalah bagaimana teknologi yang sudah diterapkan di Tiongkok, bisa diaplikasikan secara global termasuk Indonesia. Uji coba yang telah dilakukan awal tahun 2019 lalu merupakan percobaan pertama kami di Indonesia,” kata Group Strategy & Investment JD.com Xiao Yao.

Application Information Will Show Up Here
Gerai Offline Pomelo

E-commerce Fesyen Pomelo Segera Rilis Gerai Offline dan Layanan COD “Pomelo Pick Up”

E-commerce fesyen asal Thailand Pomelo segera merilis gerai offline pertamanya di Indonesia dan menghadirkan layanan COD bernama “Pomelo Pick Up” pada tahun ini. Peningkatan bisnis yang signifikan memutuskan perusahaan untuk terus melancarkan penetrasinya.

Co-Founder dan CEO Pomelo David Jou menjelaskan sebenarnya tidak hanya di Indonesia rencana tersebut bakal dilancarkan, tapi juga di Singapura. Kedua negara ini dinilai memiliki peningkatan bisnis yang signifikan terhadap perusahaan secara keseluruhan, mesti David tidak menyertakan datanya.

Thailand masih menjadi kontributor bisnis Pomelo secara keseluruhan. Secara total, Pomelo beroperasi di enam negara, tiga negara lainnya yakni Malaysia, Hong Kong, dan Filipina. Perusahaan pertama kali beroperasi di Thailand pada 2014, dua tahun kemudian masuk ke Indonesia.

“Gerai standalone pertama kita di Singapura di Orchard Rd. akan jadi terbesar dari semua gerai yang kita miliki, luasnya lebih dari 7 ribu meter persegi. Di Indonesia, kemungkinan akan dirilis akhir tahun ini lokasinya di Jakarta,” katanya kepada DailySocial.

Menurutnya, kehadiran gerai flagship ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan konsep O2O. Pengalaman berbelanja offline akan melengkapi perjalanan konsumen belanja secara keseluruhan. Konsumen bisa merasakan langsung kualitas barang yang akan mereka beli.

Untuk melengkapi gerai offline, secara bersamaan Pomelo segera merilis layanan COD “Pomelo Pick Up” yang akan segera hadir juga di Singapura dan Indonesia. Konsumen dapat berbelanja produk sebanyak-banyaknya lewat aplikasi Pomelo dan menentukan gerai tertentu sebagai titik pengiriman.

Gerai tersebut adalah mitra Pomelo. Di sana konsumen dapat mencoba seluruh pesanannya, tanpa harus membayar sama sekali. Mereka hanya perlu membayar atas barang yang disuka dan mengembalikan langsung di gerai tersebut apabila ada yang kurang sesuai selera.

“Konsep ini sangat convenience buat konsumen karena kami ingin memastikan mereka senang dengan apa yang dibeli.”

Sebagai gambaran, konsep COD ini sudah diterapkan di Thailand. Pomelo bekerja sama dengan 23 peritel untuk titik pengiriman yang bisa konsumen pilih. Adapun gerai offline milik Pomelo tersebar di tujuh titik yang bisa dijangkau konsumen.

Rencana lainnya

Sebagai perusahaan teknologi, Pomelo mengerjakan seluruh manufaktur, pengiriman, supply chain, retailing, desain, yang terintegrasi dan in-house. Manufaktur terbesar berada di Thailand dan Tiongkok. Di dua negara ini seluruh produk Pomelo dibuat.

David mengklaim tiap minggunya, perusahaan mampu membuat ratusan unit pakaian setiap minggunya yang siap dikirim sesuai masing-masing target pasarnya. Pengiriman dilakukan sepenuhnya dari Thailand, hingga kini Pomelo tidak memiliki gudang sendiri di Indonesia atau di negara manapun untuk persingkat waktu pengiriman.

Kendati demikian, David mengutarakan pihaknya belum memiliki rencana lebih dalam untuk mengembangkan perusahaan ke industri pendukung seperti logistik atau fintech.

“Fokus kami masih mencari solusi bagaimana memberikan pengalaman terbaik konsumen saat berbelanja fesyen. Pomelo secara rutin akan merilis produk yang sifatnya seasonal, seperti khusus menyambut momen Ramadan dan modest wear.”

Agar kontribusi bisnis Pomelo semakin meningkat, David mengatakan pihaknya akan merekrut lebih banyak tim lokal. Saat ini tim lokal perusahaan baru sekitar 10 orang yang bergerak di bidang marketing dan public relation.

Di samping itu, membuka channel penjualan baru agar Pomelo semakin mudah diakses. Sebagai layanan e-commerce yang menganut konsep omnichannel, Pomelo tidak hanya bisa diakses lewat situs atau aplikasinya sendiri, tapi juga tersedia di JD.id dan Zalora.

JD.com merupakan investor Pomelo yang masuk lewat pendanaan seri B sebesar US$19 juta pada November 2017. Investor lainnya yang masuk dalam putaran tersebut adalah Provident Capital Partners.

Application Information Will Show Up Here
Gojek's Series F is to be focused on service penetration and expansion

Gojek Officially Announces First Phase of Series F Funding

Today (2/1), Gojek officially announces the first phase of Series F funding led by Google, JD.com, and Tencent. Some investors, such as Mitsubishi Corporation and Provident Capital are involved in this round. It was previously reported, also Gojek’s target on raising $2 billion.

The investment will be focused on market penetration in Indonesia and expansion in Southeast Asia. It’s highlighted in the release that post Series F funding, founders will still have control on the decision and company’s provisions. It’s to realize Gojek’s short-term vision.

“Our vision is to create useful things for Indonesia and give positive social impact through technology. Gojek has successfully initiate the multi-sided platform model, millions of users can access various services for daily needs, entrepreneurs and partners can access customers, increase their income, and at the same time, getting access to various financial services,” Nadiem Makarim, Founder & CEO Gojek Group.

It also mentioned, Gojek’s Gross Transaction Value (GTV) has exceed $9 billion, mostly from Go-Pay transaction around $6.3 billion and Go-Food around $2 billion. Regarding expansion result, Go-Viet in Vietnam is currently raised 40% of the two-wheeler transportation market since established in August 2018.

“Along with the company’s international expansion, we’re proud to take our vision to more countries in Southeast Asia, also put Indonesia as the region’s technology innovation center in the world map,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Seri F Gojek

Gojek Resmi Umumkan Perolehan Fase Pertama Pendanaan Seri F

Hari ini (01/2) Gojek resmi mengumumkan perolehan pendanaan fase pertama putaran seri F yang dipimpin oleh Google, JD.com, dan Tencent. Beberapa investor lain termasuk Mitsubishi Corporation dan Provident Capital terlibat dalam pendanaan ini. Pendanaan ini sebelumnya sudah dikabarkan, termasuk target Gojek mendapatkan $2 miliar dari putaran pendanaan tersebut.

Dana investasi akan difokuskan untuk memperdalam penetrasi pasar di Indonesia serta memperkuat ekspansi Gojek di Asia Tenggara. Dalam rilis yang kami terima turut ditekankan, pasca pendanaan seri F para pendiri akan tetap memiliki kontrol terhadap keputusan dan arah kebijakan perusahaan. Tujuannya agar bisa merealisasikan visi jangka panjang Gojek.

“Visi kami adalah untuk selalu menciptakan hal-hal bermanfaat untuk Indonesia dan memberikan dampak sosial yang positif melalui teknologi. GOJEK telah sukses mempelopori model multi-sided platform, jutaan pengguna dapat mengakses berbagai layanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, para pelaku wirausaha dan mitra dapat mengakses pelanggan, meningkatkan pendapatan mereka, dan pada saat yang sama, mendapatkan akses terhadap berbagai layanan keuangan,” sambut Founder & CEO Gojek Group Nadiem Makarim.

Disampaikan juga, saat ini Gross Transaction Value (GTV) Gojek telah mencapai lebih dari $9 miliar, didominasi dari transaksi Go-Pay yang memproses $6,3 miliar dan Go-Food memproses $2 miliar. Terkait hasil ekspansi, Gojek juga mengumumkan bahwa keberadaan Go-Viet di Vietnam saat ini telah meraih sekitar 40% dari pangsa pasar layanan transportasi roda dua sejak diluncurkan Agustus 2018 lalu.

“Seiring dengan ekspansi internasional perusahaan, kami bangga dapat membawa visi kami ke lebih banyak negara di Asia Tenggara sekaligus menempatkan Indonesia pada peta dunia sebagai pusat inovasi teknologi di kawasan ini,” lanjut Nadiem.

Application Information Will Show Up Here
The new funding is to be focused for service expansion and fintech penetration

Gojek Reportedly Receives New Funding Worth 13 Trillion Rupiah from Google, Tencent, and JD.com

Gojek, a ride sharing fintech service is reportedly to raise a new funding round, targeting up to $2 billion. It’s necessary to facilitate regional expansion and penetration improvement of the fintech service.

Some of the previous investors are  involved in the seed round – include Google, Tencent, and JD.com – with value up to $920 million (around 13 trillion rupiah).

This week, Gojek is reportedly to make an official statement. In the new round, Gojek’s valuation should have reach $9.5 billion – close to Decacorn. Previously, some news are reporting Telkom’s plan to invest in Gojek, but until now, there’s no following information regarding the rumor.

JD.com contribution in the follow-on funding tightens strategic cooperation. Entering the end of last year, Gojek is rumored to make an acquisition of JD.id business unit in indonesia with a value of $1 billion. Until this news revealed, the plan has not been realized.

Control to JD.id should be Gojek’s golden step to enter the e-commerce landscape in Indonesia which currently dominated by four unicorns, Bukalapak, Lazada, Shopee, and Tokopedia. Aside from ride-sharing, Gojek will maximize fintech potential through Go-Pay.

The strategic step is necessary because Grab as competitor is actively raising fund. In 2018, they targeting total funding up to $3 billion. Some investors are involved in this funding, include the three top-tier automotive companies, Hyundai, Kia, and Yamaha.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here