JD.ID mengumumkan secara resmi menutup seluruh layanannya per 31 Maret 2023. Menurut situs perusahaan perusahaan akan tetap membuka pesanan hingga 15 Februari 2023.
“Dengan berat hati, kami memberitahukan bahwa JD.ID akan berhenti menerima pesanan Anda mulai tanggal 15 Februari 2023. JD.ID dan semua layanannya akan dihentikan pada 31 Maret 2023. Untuk transaksi yang selesai sebelum tanggal penghentian layanan perusahaan akan memenuhi pesanan seperti biasa, layanan purna jual, dan dukungan akan tetap tersedia,” tulis perusahaan.
Menurut pantauan DailySocial.id, situs JD.ID dipenuhi upaya cuci gudang, menjual seluruh sisa stok yang ada dengan harga miring.
Perusahaan merinci sejumlah informasi lainnya untuk konsumen dan mitra bisnis, di antaranya:
- Tanggal 15 Februari 2023, batas akhir pemesanan di aplikasi JD.ID
- Tanggal 28 Februari 2023, pesanan terakhir diproses.
- Tanggal 15 Maret 2023, layanan purnajual untuk pengguna ditutup.
- Tanggal 22 Maret 2023, layanan purnajual terakhir diproses.
- Tanggal 31 Maret 2023, aplikasi JD.ID akan dihapus dari Google Play Store dan App Store. Pengguna tidak lagi dapat masuk ke aplikasi JD.ID dan semua layanan aplikasi dihentikan.
Sebelumnya, unit bisnis logistik JD.ID, JDL Express Indonesia, sudah resmi ditutup per 22 Januari 2023.
Tidak ada informasi dan konfirmasi mengenai gerai-gerai offline JD.ID yang setidaknya mencapai 9 buah di berbagai mall.
Informasi resmi ini sekaligus mengonfirmasi kabar sebelumnya yang diwartakan DailySocial.id. Persaingan bisnis yang ketat dengan pemain e-commerce lainnya jadi salah satu alasan dibalik hengkangnya JD.com.
Selain penutupan JD.ID, operasional global JD.com juga menutup JD Central Thailand per 3 Maret 2023 mendatang.
JD.ID di Indonesia
Resmi meluncur di Indonesia pada 2016, PT Jingdong Indonesia Pertama (JD.ID, perusahaan patungan JD.com dan Provident Capital) menerapkan sejumlah langkah untuk menargetkan pengguna di Indonesia, termasuk kehadiran gudang, pop up store, hingga gerai toko offline untuk produk gadget dan elektronik.
Pada 2020, JD.ID memiliki valuasi perusahaan melebihi $1 miliar dan menyandang status unicorn. Sebelumnya, pada 2019, selain mengumumkan secara resmi perolehan fase pertama pendanaan seri F, Gojek turut mengumumkan kelanjutan kemitraan strategis bersama JD.com di Indonesia. Disebutkan realisasi kerja sama tersebut dalam bentuk joint venture pada JD.id dan J-Express (JX).
Meskipun demikian, sebagai perusahaan e-commerce, JD.ID bukanlah pemain yang dominan di Indonesia. Mengutip dari data iPrice, posisi tertinggi JD.id berada di posisi keenam besar terjadi pada kuartal IV 2018. Saat itu, jumlah kunjungan situs per bulannya tembus hampir 17 juta kali. Lalu terus merosot hingga per kuartal II 2022, kunjungannya merosot di angka 2,3 juta kali, menempatkan posisinya di urutan ke-10.
Sementara berdasarkan data SimilarWeb, kunjungan situs JD.ID melorot ke angka 1,6 juta kali per Desember 2022. Terakhir layanan JD.ID berada di urutan ke-15 dari situs e-commerce yang paling dikunjungi di Indonesia.