Tag Archives: jeremy limman

Paper.id Dikabarkan Mendapat Pendanaan Seri B Dipimpin Go-Ventures

Paper.id dikabarkan telah merampungkan penggalangan dana lanjutan di putaran seri B. Menurut data yang telah disubmisi ke regulator, putaran ini dipimpin oleh Go-Ventures dan didukung sejumlah investor seperti BM Capital, Skystar Capital, PT Kaya Alam Internasional, Living Lab Ventures, dan Redbadge Pacific.

Investasi yang diperoleh diperkirakan sekitar $12 juta atau sekitar 187 miliar Rupiah. Kami sudah mencoba melakukan konfirmasi ke tim terkait untuk meminta pernyataan.

Pertengahan tahun lalu perusahaan sempat memberikan informasi kepada DailySocial.id bahwa mereka tengah melakukan penggalangan dana Seri B. Co-Founder & CEO Paper.id Jeremy Limman menyebutkan, saat itu perusahaan dalam proses finalisasi dan rencananya dana segar tersebut digunakan untuk mendukung perkembangan produk yang sudah terbukti berkembang pesat selama pandemi ini.

Pendanaan terakhir yang diterima oleh Paper.id adalah tahun 2019 lalu untuk tahapan seri A dari perusahaan fintech Modalku dan Golden Gate Ventures. Awal tahun 2018 mereka juga telah mengantongi pendanaan awal dari Golden Gate Ventures.

Perluas layanan dan kemitraan

Sejak awal pandemi Paper.id mengklaim jumlah pengguna telah berkembang hampir 3x lipat dari sebelumnya. Jumlah invoice yang telah diproses pun mencapai level tertinggi hingga Rp9 triliun lebih, angka tersebut diklaim naik 2x lipat dari periode yang sama di tahun lalu. ​

Saat ini Paper.id memiliki 300 ribu pengguna dan tersebar di lebih dari 300 kota dan kabupaten di Indonesia.

Didirikan pada akhir 2016, Paper.id dapat diintegrasikan dengan sistem ERP perusahaan besar lewat API atau menjadi solusi end-to-end bagi UMKM sehingga menghubungkan dan mendigitalisasikan seluruh proses supply chain.

Paper.id menyediakan berbagai fitur untuk mendukung digitalisasi invoice, pembayaran bisnis dengan berbagai metode salah satunya dengan kartu kredit, penagihan dan pencatatan bisnis dalam satu platform dengan model freemium.

Perusahaan juga telah meluncurkan produk paylater atau Buy Now, Pay Later (BNPL) B2B. Bagi buyer, mereka bisa mendapatkan manfaat berupa perpanjangan tempo. Supplier juga bisa merasakan manfaat lainnya dari produk ini melalui fitur baru bernama “Get Paid Faster”.

Application Information Will Show Up Here
E-meterai Paper.id

Paper.id Hadirkan E-meterai untuk Transaksi Invoice Digital

Memanfaatkan kemitraan strategis dengan PERURI, platform penagihan dan pembayaran bisnis Paper.id mulai menyediakan pilihan e-meterai kepada pengguna. Mengklaim sebagai SaaS yang pertama memanfaatkan layanan ini, kini pelaku usaha tidak perlu repot-repot mencari meterai fisik untuk meningkatkan legalitas di dokumen mereka.

Lewat Paper.id, pengguna dapat secara langsung membeli dan membubuhkannya e-meterai dalam sebuah invoice yang dibuat. E-meterai yang sudah ditambahkan di invoice dari Paper.id juga dapat diverifikasi menggunakan aplikasi dari PERURI untuk dicek keabsahannya secara realtime.

CTO Paper.id Yosia Sugialam mengungkapkan, pihaknya ingin memfasilitasi transaksi digital yang kian banyak digunakan oleh para pebisnis. Dengan begitu, validitas invoice dapat meningkat sehingga kepercayaan antar pebisnis dapat terjaga dan mengurangi risiko pemalsuan.

“Kita sangat mengapresiasi langkah pemerintah dalam menerapkan digitalisasi dan mengesahkan e-meterai di akhir 2021. Mulai tahun 2022 ini, sudah tidak ada lagi penghalang apa pun bagi pelaku usaha untuk mendigitalisasi dokumen bisnis, seperti invoice,” kata Yosia.

Terkait dengan awareness penggunaan e-meterai kepada pengguna, ke depannya, Paper.id akan melakukan edukasi mengenai pentingnya e-meterai untuk dokumen digital bagi usaha melalui medium sosial media, komunitas-komunitas bisnis, event, kerja sama partner dan medium lainnya baik untuk pengguna maupun nonpengguna Paper.id

Lebih dari 300 ribu pelaku UMKM yang sudah menggunakan Paper.id, dapat langsung membuat invoice digital, membubuhkan e-meterai, dan mengirimkannya secara online. Penerima dapat melihat invoice yang sudah terbubuh e-meterai dan sah tersebut melalui Paper PayIn (Buyer Portal) Paper.id dan melakukan pembayaran secara digital melalui metode pembayaran yang tersedia di Paper.id.

Saat ini Paper.id yang sudah memproses lebih dari 200 ribu invoice setiap bulannya. Potensi penggunaan e-meterai sangat besar dan bisa berdampak signifikan baik ke pelaku usaha yang sudah menggunakan Paper.id maupun calon pengguna yang tertarik untuk mendigitalisasi proses penagihannya.

Didirikan pada akhir tahun 2016, Paper.id dapat diintegrasikan dengan sistem ERP perusahaan besar lewat API atau menjadi solusi end-to-end bagi UMKM sehingga menghubungkan dan mendigitalisasikan seluruh proses supply chain.

Dikeluarkan oleh Peruri

E-meterai telah disahkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai Bea Meterai resmi yang berlandaskan hukum di bulan Oktober 2021. Di website PERURI juga tercantum informasi lengkap seputar pengguna e-meterai untuk publik. Terkait dengan bea meterai sebesar Rp10.000, pihak Paper.id menyerahkan semua kepada Peruri sesuai dengan aturan yang berlaku.

Dalam hal ini, Paper.id tidak mendapat komisi apa pun. Semua langsung di arahkan ke PERURI dan menegaskan pilihan ini adalah added value untuk kegiatan bisnis. PERURI dalam hal ini sebagai Badan Usaha Milik Negara mendapatkan penugasan oleh Negara untuk melakukan pengadaan, pendistribusian dan penjualan meterai.

Sejauh ini baru Paper.id yang melakukan integrasi penggunaan E-meterai dalam platform. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2020 tercatat, dalam hal kegiatan usaha, paperless menjadi opsi untuk meningkatkan efisiensi. Sejalan dengan itu, transaksi elektronik pun semakin berkembang sehingga kontrak dapat dilakukan secara elektronik melalui jaringan internet.

Application Information Will Show Up Here

Paper.id to Complete Series B Funding Round, Launching a B2B Paylater Service

The B2B invoicing and payment platform “Paper.id” is currently fundraising for series B round and to be announced in early 2022. Paper.id’s Co-Founder & CEO, Jeremy Limman said to DailySocial that the company is currently in the process of finalizing and plan to use the fresh funds to support product developments that have proven to be growing rapidly during this pandemic.

Paper.id’s latest funding was in 2019 for the series A round from Modalku fintech and Golden Gate Ventures. In early 2018, they also received seed funding from Golden Gate Ventures.

Pandemic elevating business

The number of Paper.id users has grown almost 3 times since the beginning of the pandemic last year. The invoices that have been processed has reached the highest level over Rp9 trillion, this number is claimed to have increased by 2 times from the same period last year. ​Currently, Paper.id has 300 thousand users and is spread across more than 300 cities and regencies in Indonesia.

“In general, the pandemic has negatively impacted the MSMEs, especially the tourism and retail sectors. However, Paper.id users belong to the sector-agnostic segment, therefore, several industries can still survive and continue to grow, such as logistics, FMCG and online sellers,” Jeremy said.

In order to increase financing options for users, Paper.id collaborates with a strategic investor, Buana Sejahtera Group, a group of companies engaged in finance, logistics, and hospitality to expand Paper.id’s capabilities in business funding and penetration into the conventional supply chain.

“Later on, we will ask our strategic investors about what business sector they want. Then Paper.id will recommend businesses that are eligible to get financing from the multifinance,” Jeremy said.

Launching a B2B Paylater

Aiming to help SMEs make their business easier, Paper.id launched its latest product, the B2B Paylater or Buy Now, Pay Later (BNPL). For buyers, they can get benefits in the form of an extension of time. Suppliers can also experience other benefits from this product through a new feature called “Get Paid Faster”.

Prioritizing the aggregator concept, Paper.id will later recommend business owners who want to use BNPL for fintech lending services to banks that have become strategic partners. Currently, there are 10 fintech service and banking partners, including Modalku, Bank Jago, and Pinjam Modal.

“In terms of financing, we cannot provide services for all. Thus, we have good partnerships with P2P, multi-finance and banking services. Everything will be tailored to the needs of the business,” Jeremy added.

In ensuring the business to run good track record, Paper.id conducts a curation process for businesses with intention to use BNPL through data invoicing on Paper.id. Therefore, banking partners and fintech services are guaranteed to get business recommendations with the best quality. Since the launching, Paper.id has validated more than 3000 invoices for BNPL products.

“With our experience that has channeled productive funding of more than Rp. 175 billion for MSMEs, BNPL is a feature that is much requested by our users and is expected to drive the MSME business development and help them manage cash flow better,” Jeremy said.

B2B Paylater in Indonesia

In a report titled “Indonesia Paylater Ecosystem Report 2021” published by DSInnovate, the paylater services that focus on business consumers is said to start mushrooming. The scheme is in the form of collaboration, between fintech lending and business service providers.

Indonesia’s B2B Paylater players

In contrast to productive loan products in the style of P2P Lending, B2B paylaters do not provide cash to improve business operations. They finance the expenditure of goods or services that are channeled directly to the provider.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Paylater B2B Paper.id

Segera Rampungkan Penggalangan Dana Seri B, Paper.id Luncurkan Layanan Paylater B2B

Platform invoicing dan payment B2B “Paper.id” tengah melakukan penggalangan dana tahapan seri B yang rencananya akan diumumkan awal tahun 2022 mendatang. Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CEO Paper.id Jeremy Limman menyebutkan, saat ini perusahaan dalam proses finalisasi dan rencananya dana segar tersebut digunakan untuk mendukung perkembangan produk yang sudah terbukti berkembang pesat selama pandemi ini.

Pendanaan terakhir yang diterima oleh Paper.id adalah tahun 2019 lalu untuk tahapan seri A dari perusahaan fintech Modalku dan Golden Gate Ventures. Awal tahun 2018 mereka juga telah mengantongi pendanaan awal dari Golden Gate Ventures.

Pandemi mendongkrak bisnis

Tercatat sejak awal pandemi tahun lalu jumlah pengguna Paper.id telah berkembang hampir 3x lipat dari sebelumnya. Jumlah invoice yang telah diproses pun mencapai level tertinggi hingga Rp9 triliun lebih, angka tersebut diklaim naik 2 kali lipat dari periode yang sama di tahun lalu. ​Saat ini Paper.id memiliki 300 ribu pengguna dan tersebar di lebih dari 300 kota dan kabupaten di Indonesia.

“Secara umum, pandemi memberikan dampak buruk yang hebat kepada UMKM, terutama sektor pariwisata dan ritel. Namun, pengguna Paper.id termasuk segmen sector-agnostic, sehingga tetap ada beberapa industri yang bertahan dan tetap bertumbuh seperti logistik, FMCG dan online seller,” kata Jeremy.

Untuk menambah pilihan pembiayaan kepada pengguna, Paper.id menggandeng investor strategis, Buana Sejahtera Group sebuah grup perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, logistik, dan perhotelan guna memperluas kapabilitas Paper.id dalam pendanaan bisnis dan penetrasi ke dalam
supply chain konvensional.

“Nantinya kita akan bertanya kepada investor strategis kita kira-kira sektor usaha apa yang mereka inginkan. Kemudian Paper.id akan merekomendasikan usaha yang layak mendapatkan pembiayaan dari multifinance tersebut,” kata Jeremy.

Luncurkan paylater B2B

Bertujuan untuk membantu UKM  mempermudah usaha, Paper.id meluncurkan produk terbaru paylater atau Buy Now, Pay Later (BNPL) B2B. Bagi buyer, mereka bisa mendapatkan manfaat berupa perpanjangan tempo. Supplier juga bisa merasakan manfaat lainnya dari produk ini melalui fitur baru bernama “Get Paid Faster”.

Mengedepankan konsep agregator, nantinya Paper.id akan merekomendasikan pemilik usaha yang ingin memanfaatkan BNPL kepada layanan fintech lending hingga perbankan yang telah menjadi mitra strategis. Saat ini tercatat sudah ada 10 mitra layanan fintech hingga perbankan, di antaranya adalah Modalku, Bank Jago, dan Pinjam Modal.

“Di financing kita tidak bisa memberikan layanan untuk semua. Dengan demikian kemitraan kami jalin baik dengan layanan P2P, multifinance, hingga perbankan. Semua disesuaikan dengan kebutuhan dari usaha tersebut,” kata Jeremy.

Untuk memastikan usaha tersebut memiliki track record yang baik, Paper.id melakukan proses kurasi bagi usaha yang ingin memanfaatkan BNPL melalui data invoicing melalui Paper.id. Dengan demikian mitra perbankan dan layanan fintech telah dijamin mendapatkan rekomendasi usaha yang memiliki kualitas terbaik. Sejak diluncurkan, Paper.id telah memvalidasi lebih dari 3000 invoice untuk produk BNPL.

“Dengan pengalaman kami yang sudah menyalurkan pendanaan produktif lebih dari Rp 175 miliar bagi UMKM, BNPL ini adalah fitur yang banyak diminta oleh pengguna kami dan diharapkan dapat mendorong roda perkembangan bisnis UMKM serta membantu mereka dalam mengelola arus kas lebih baik,” kata Jeremy.

Paylater B2B di Indonesia

Dalam laporan bertajuk “Indonesia Paylater Ecosystem Report 2021” yang diterbitkan DSInnovate terungkap, layanan paylater yang fokus kepada konsumen bisnis mulai berkembang. Skemanya berbentuk kolaborasi, antara fintech lending dengan penyedia layanan bisnis.

Pemain paylater B2B di Indonesia

Berbeda dengan produk pinjaman produktif ala P2P Lending, paylater B2B tidak memberikan dana tunai untuk meningkatkan operasional bisnis. Mereka membiayai belanja barang atau layanan yang disalurkan langung kepada penyedia.

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Seri A Paper.id

Paper.id Dapatkan Pendanaan Seri A dari Golden Gate Ventures dan Modalku

Paper.id sebagai startup pengembang SaaS untuk penagihan atau invoicing, hari ini (29/10) mengumumkan perolehan pendanaan seri A. Tidak disebutkan detail nilainya, namun dikatakan mencapai puluhan miliar Rupiah. Dana investasi baru ini didapat dari perusahaan fintech Modalku dan Golden Gate Ventures.

Sebelumnya Golden Gate Ventures juga memberikan pendanaan awal untuk Paper.id di awal tahun 2018 lalu. Dengan dana segar yang didapat, startup akan memaksimalkan pengembangan produk dengan fokus membantu jutaan UKM di Indonesia yang masih belum tersentuh layanan digital.

Salah satu fitur yang baru dirilis adalah Paper Finance Solution. Bekerja sama dengan layanan p2p lending Modalku, fitur tersebut menjembatani UKM dengan lembaga keuangan penyalur modal. Kendati bermitra strategis dengan Modalku, Paper.id mengaku akan memperluas kerja sama dengan lebih banyak p2p lending dan institusi keuangan lain, termasuk perbankan.

“Paper Finance Solution ini akan menjadi game changer dalam rangka meningkatkan daya saing UKM di Indonesia maupun luar negeri. Kami membukakan akses pendanaan kepada UKM tepat saat mereka membutuhkan berdasarkan data histori transaksi; dan di sisi lainnya membantu lembaga keuangan dalam memvalidasi serta memantau usaha UKM sehingga pendanaan menjadi tepat guna,” sambut Co-Founder & CEO Paper.id Jeremy Limman.

Sejak diluncurkan pada akhir 2016 oleh Jeremy Limman dan Yosia Sugialam (CTO), Paper.id kini sudah digunakan kurang lebih 100 ribu pelaku usaha, dengan total invoice yang dikelola mencapai sekitar 800 ribu transaksi.

“Kami melihat adanya kesamaan visi antara Modalku dengan Paper.id, kami ingin mendukung UKM untuk berkembang, salah satu caranya dengan memiliki arus kas yang lancar. Model bisnis dari Paper.id juga sejalan dengan salah satu produk Modalku yang berhubungan dengan penggunaan invoice sebagai dokumen utama bagi pengusaha dalam mengajukan pinjaman. Melalui kolaborasi ini, kami berharap bisa menjangkau lebih banyak UKM yang berpotensi untuk mendapatkan akses ke pendanaan tanpa memerlukan agunan,” sambut Co-Founder & COO Modalku Iwan Kurniawan.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
CTO Paper.id Yosia Sugialam dan CEO Paper.id Jeremy Limman / Paper.id

Paper.id Resmikan Kehadiran, Umumkan Kolaborasi dengan BNI Yap!

Startup yang bergerak di invoicing (penagihan) Paper.id meresmikan kehadirannya ke publik, sekaligus mengumumkan kolaborasi bisnis dengan BNI dalam menghadirkan Yap!. Kehadiran BNI diharapkan dapat memudahkan klien dari mitra Paper.id untuk melakukan pembayaran invoice hanya dengan scan QR Code.

Paper.id adalah software invoicing, akunting, dan inventory. Pelaku usaha dapat membuat laporan keuangan di berbagai perangkat dan menyediakan analisis sehingga mereka bisa mengetahui semua hal tentang keuangan perusahaan (arus kas, inventaris, dan lainnya) secara real time.

Saat ini Paper.id telah digunakan oleh lebih dari 5 ribu pelaku UMKM dengan persentase sekitar 45% berlokasi di Pulau Jawa dan sisanya di luar Pulau Jawa. Dari total pengguna tersebut, Paper.id telah mengirimkan lebih dari 30 ribu invoice secara digital.

Ditargetkan sampai akhir tahun perusahaan dapat menggaet hingga 10 ribu pelanggan baru, sedangkan pada 2019 mendatang dapat naik 10 kali lipat menjadi 100 ribu pelanggan.

Sebelumnya Paper.id muncul pada akhir 2016 dengan versi beta, kemudian meningkatkan layanannya ke dalam versi full pada Agustus 2017. Aplikasi Paper.id baru tersedia untuk versi Android.

“Di tengah-tengah tingginya pertumbuhan UMKM di Indonesia, masih banyak pemilik usaha yang mengabaikan manajemen keuangan mereka yang seharusnya dikelola dengan baik. Kebanyakan pelaku masih menggunakan sistem invoicing manual yang merepotkan dan sulit dilacak, serta masih minimnya pemahaman pelaku usaha terhadap dasar-dasar akuntansi,” ucap CEO Paper.id Jeremy Limman, Senin (23/4).

Dia melanjutkan, seringkali ditengah kesibukan bisnis, pelaku usaha lupa untuk mengirimkan tagihan kepada pelanggan bisnisnya. Di dalam Paper.id, terdapat fitur pengingat untuk bantu mereka melakukan pengiriman tagihan atau menerima pembayaran dari pelanggan secara tepat waktu.

Seluruh invoice yang dimasukkan pelaku usaha, akan disimpan dalam cloud sehingga dapat diakses dan disimpan kapan saja. Lantaran Paper.id juga menyediakan akses layanannya via browser PC dan aplikasi mobile. Tak hanya itu, pelanggan juga dapat mengirimkan lembar tagihan melalui email, aplikasi messaging seperti WhatsApp, LINE, dan BBM.

Untuk monetisasinya, Paper.id menerapkan sistem freemium. Pelaku usaha dari skala usaha mikro dan kecil dapat menggunakan semua layanan Paper.id, hanya saja ada batasan akses pengguna yang bisa menggunakan aplikasi secara sekaligus.

“Kalau mau pakai invoice dari kami itu gratis tidak ada batasan. Cuma nanti akan ada batasan berapa pengguna yang bisa akses aplikasi secara sekaligus. Disitu monetisasi kami, biayanya dimulai dari Rp50 ribu sebulan sampai Rp500 ribu setahun.”

Kolaborasi bisnis dengan BNI Yap!

Penandatanganan MoU antara Paper.id dengan BNI / Paper.id
Penandatanganan MoU antara Paper.id dengan BNI / Paper.id

Untuk permudah pembayaran tagihan, kini Paper.id telah terintegrasi dengan BNI untuk produk Yap!. Jadi setiap invoice yang dikirimkan dari Paper.id akan tercantum QR Code, sehingga pelanggan dapat langsung melakukan pembayarannya dari aplikasi Yap!.

“Bersama Paper.id kami berkolaborasi untuk permudah para pelaku usaha dalam melakukan digitalisasi proses bisnis mereka, mulai dari mengirimkan invoice sampai menerima pembayaran dengan menggunakan solusi pembayaran digital,” ucap Assistant VP Internet Banking & e-Commerce Business BNI Ida Priadi Wibawa.

Selain dengan BNI, dalam sistem Paper.id tersedia pula berbagai pilihan metode pembayaran yang aman, mulai dari transfer bank, virtual account, kartu kredit, m-banking, dan e-wallet.

Peroleh pendanaan tahap awal

Dalam peluncurannya ini, Paper.id juga mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal dengan nilai yang tidak disebutkan dari Golden Gate Ventures pada awal tahun ini. Dana segar tersebut, menurut CTO Paper.id Yosia Sugialam, akan digunakan untuk pengembangan produk, operasional bisnis, dan memperkuat pemasaran.

Dia bilang, saat ini perusahaan cukup diuntungkan karena keyword pencarian “invoice gratis” sedang digandrungi oleh banyak pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Alhasil, perusahaan memperoleh banyak pengguna dari sana.

“Pencarian “invoice gratis” cukup tinggi dan sudah baik hasilnya saat kita masih bootstrap. Nah itu yang akan kita perkuat dan mau boost lagi biar bisa lebih tinggi kinerjanya,” terang Yosia.

Business Development Golden Gate Ventures Dea Surjadi menuturkan Paper.id memposisikan diri sebagai platform untuk membantu menghilangkan hambatan dalam manajemen keuangan, sehingga semua UMKM dapat fokus pada apa yang benar-benar penting. Yakni melayani pelanggan dan mengembangkan bisnis mereka.

“Memberikan pendanaan tahap awal (seed funding) kepada Paper.id merupakan kesempatan yang unik bagi kami untuk turut membantu perkembangan UMKM di Indonesia,” ujar Dea.

Application Information Will Show Up Here