Tag Archives: joao pedro principe

Jualo Bebaskan Biaya Escrow dan Withdrawal Fee

Layanan iklan baris Jualo baru saja mengumumkan pihaknya telah memangkas gratis seluruh biaya escrow (rekening bersama) dan withdrawal fee (tarik saldo) bagi penggunanya di seluruh wilayah Indonesia. Layanan ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan, kenyamanan dan terutama keamanan baik bagi pembeli maupun penjual yang melakukan transaksi di Jualo.

“Kami menginginkan Jualo menjadi sarana di mana setiap orang dapat membeli dan menjual barang dengan aman dan nyaman dari mana pun. Karena di luar sana masih banyak orang yang melakukan jual beli online tanpa adanya perlindungan apapun (melakukan pembayaran langsung ke penjual), kami ingin memastikan bahwa siapapun bisa menggunakan perlindungan ini untuk melakukan transaksi online tanpa berpikir 2 kali, oleh karena itu kami membebaskan seluruh tambahan biaya transaksi escrow di Jualo,” ujar COO Jualo Pedro Principe dalam rilis yang kami terima.

Pedro menambahkan bahwa Jualo adalah solusi yang tepat bagi masyarakat dengan jangkauan distribusi barang yang tidak sebanyak di daerah Jawa misalnya di daerah Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi, ingin membeli barang bekas yang memang biasanya tersedia dalam jumlah yang lebih tinggi di pulau Jawa. Dalam hal ini, layanan Jualo Escrow memungkinkan masyarakat melakukan transaksi dari satu wilayah ke wilayah yang lain di Indonesia.

Kuatkan strategi untuk terus bertahan di era persaingan e-commerce yang kian “tak masuk akal”

Dalam sebuah kesempatan kunjungan media ke DailySocial HQ, Pedro pernah mengungkapkan beberapa strategi yang diramu Jualo untuk dapat bisa berada di puncak layanan online marketplace di Indonesia. Selain terus mengupayakan pembaruan inovasi aplikasi, Jualo juga berusaha untuk mengalokasikan secara strategis pendanaan yang pernah diterima. Jualo memilih untuk bersikap moderat. Artinya setiap uang yang hendak dikucurkan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

[Baca juga: Realitas Panasnya Persaingan E-Commerce Lokal]

Namun iklim persaingan di lanskap e-commerce maupun online marketplace saat ini sudah tidak masuk akal lagi. Mulai dari perang tarif, promosi yang bertebaran dan berbagai strategi lain yang diindikasi sebagai cara “membakar uang” terus digencarkan. Tak heran, di lanskap startup Indonesia, jenis startup e-commerce memiliki kepercayaan untuk mendapatkan investasi lebih besar. Potensi traksi dan perpindahan tren belanja digital yang cepat menjadi pendorongnya.

Tak hanya bersaing dengan pemain lokal, hijaunya pasar konsumtif di Indonesia membuat beberapa pemain luar pun turut mengencangkan tali kepala untuk turut bersaing. E-commerce besar yang disokong oleh korporasi dan BUMN pun tak mau kalah. Dengan mengusung segmentasi yang lebih spesifik, umumnya para bisnis tersebut menguatkan manuvernya.

[Baca juga: Lebih dari Separuh Penduduk Indonesia Telah Terhubung Internet]

Pendekatan berbasis fitur kini lebih disukai Jualo. Beberapa waktu lalu pihaknya meluncurkan Jualo Dompet, sebuah layanan rekening bersama untuk proses transaksi pembelian. Sebelumnya juga diluncurkan Jualo Kasbon yang memudahkan penggunanya untuk melakukan pembelian secara kredit.

Application Information Will Show Up Here

Kiat Jualo Menangkan Persaingan Bisnis Marketplace di dalam Negeri

Banyak yang beranggapan, dalam proses membangun perusahaan startup butuh dana yang besar untuk memenangkan persaingan. Makanya ketika investor datang dan memercayakan dananya untuk dikelola, biasanya pendiri memutuskan untuk “membakar” uang demi semata-mata meraih pertumbuhan bisnis yang signifikan. Padahal, hal itu belum tentu berhasil.

Belum lagi dalam pasar marketplace online, pemain yang bermain dalam segmen ini terbilang sudah cukup padat di Indonesia. Sudah dipastikan, strategi “bakar uang” menjadi hal yang lumrah bagi para founder untuk melakukannya.

Dalam satu tahun belakangan, layanan marketplace C2C Jualo mendapat dua kali pendanaan dari investor dengan nilai yang tidak disebutkan. Dari hajatan ini, nilai valuasi Jualo memang tidak sebesar kompetitor langsungnya, semisal OLX. Toh dari segi umur, Jualo masih seumur “bayi”.

Dalam penerapan strategi investasinya, pihak Jualo mengaku lebih memilih untuk bersikap moderat. Artinya setiap uang yang hendak dikucurkan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan. COO Jualo Joao Pedro Principe mengungkapkan dana yang didapat ini sebagian dipergunakan untuk merekrut talenta di bagian marketing dan development. Terhitung, kini tim Jualo sebanyak 32 orang.

Menurutnya, saat ini terjadi pergeseran tolak ukur dalam melihat kesuksesan perusahaan startup. Kebanyakan melihat berapa besar merchant yang berhasil diakuisisi, berapa banyak jumlah pengguna, berapa besar valuasi perusahaan, dan lainnya.

Permasalahan ini berakibat saat uang sudah mulai menipis, perusahaan akan mencari cara bagaimana bisa mendapatkan pemasukan. Hingga akhirnya, konsumen sebagai pihak terakhir yang bakal dikenai fee. Menurutnya, hal ini yang tidak bisa dilakukan. Pasalnya, di masa mendatang tidak menutup kemungkinan pemain serupa akan terus bermunculan.

“Di Indonesia tidak bisa menerapkan fee ke konsumen saat uang dari investor sudah habis. Pasalnya, karakter orang Indonesia adalah menyukai sesuatu yang gratis. Bila sudah terjadi seperti ini, perlu strategi monetisasi yang berbeda,” ujar Pedro kepada DailySocial, Senin (24/10).

Pedro menyebutkan pihaknya akan menerapkan monetisasi di luar ekosistem bisnis utamanya. Dia mengaku, pihaknya bakal menyiapkan delapan produk yang akan menjadi lahan perusahaan dalam monetisasi.

“Kami belum bisa sebutkan bagaimana cara kami memonetisasi pengguna. Namun bisa dipastikan, kami akan charge di luar ekosistem marketplace demi mencegah pengguna beralih ke tempat lain.”

Redesign aplikasi

Di sisi lain, untuk pengembangan Jualo, Pedro menyebutkan pihaknya menargetkan untuk melakukan redesign aplikasi untuk mendorong penggunanya beralih ke aplikasi smartphone. Secara persentase jumlah pengguna yang mengakses lewat mobile web jumlahnya mencapai 70%, aplikasi 10%, dan desktop 20%.

Diperkirakan Januari mendatang, versi terbaru aplikasi Jualo akan segera terbit. Sementara ini, aplikasi Jualo baru tersedia untuk pengguna Android. “Nantinya akan ada banyak pengembangan aplikasi yang lebih memudahkan pengguna saat mengakses Jualo.”

Dalam jangka waktu panjang, Jualo ingin memposisikan diri sebagai sebuah marketplace yang memiliki layanan lengkap seperti apa yang sudah dicapai WeChat di Tiongkok yang memiliki layanan messaging, online shop, dan lainnya dalam satu aplikasi.

“Kami lihat WeChat adalah satu aplikasi yang mampu menampung banyak aplikasi di dalamnya. Ini sangat memudahkan pengguna agar tidak terlalu banyak meng-install aplikasi dalam smartphone-nya. Arahnya, kami ingin Jualo seperti itu ke depannya,” pungkas dia.

Secara total, jumlah pengguna terdaftar di Jualo saat ini mencapai 1 juta orang yang kebanyakan berlokasi di Jakarta, menyusul konsumen di Surabaya, Bandung, dan daerah lainnya.

Application Information Will Show Up Here