Semakin terhubungnya manusia dengan berbagai platform digital untuk memudahkan berbagai aktifitas terlihat sangat menguntung. Di sisi lain, ada aspek lain yang mengintai, entah itu risiko keamanan siber dan kesalahan manusiawi, seperti lupa kata sandi (password).
Teknologi password sejatinya sudah usang dan sarat risiko dari penyebab utama pelanggaran keamanan, namun masih banyak digunakan perusahaan sebagai syarat otentifikasi yang sah untuk masuk ke platform mereka. Lantaran, kelancaran proses verifikasi ini punya dampak langsung pada tingkat churn seorang pengguna.
Ada perusahaan teknologi di balik penyediaan solusi tersebut yang biasanya dimanfaatkan oleh perusahaan lainnya sebagai klien. Masalahnya, para vendor tersebut terceceran dan harus perusahaan harus cari satu persatu dan uji coba sebelum digulirkan ke publik.
Melihat isu tersebut, menginspirasi Joel Hartanto Kereh (Founder Fazpass) untuk merintis Fazpass di akhir tahun lalu. Sebelum Fazpass, entitas menggunakan branding Citcall, penyedia verifikasi dengan fitur missed call sejak 2017.
Dalam wawancara bersama DailySocial.id, Joel bercerita kehadiran Fazpass sebenarnya diperlukan karena saat ini industri butuh solusi otentifikasi tidak hanya satu produk. Karena kebutuhan yang makin beragam, maka diperlukan sebuah solusi dalam satu platform.
Fazpass adalah penyedia layanan otentikasi multi-faktor yang membantu perusahaan terlibat secara omnichannel dan multi-provider hanya dengan integrasi API tunggal.
“Ibaratnya Fazpass itu seperti Tokopedia, Citcall seperti merchant-nya. Jadi Fazpass bisa akomodir banyak vendor, seperti Citcall dan kawan-kawan untuk masuk sebagai vendor/merchant di Fazpass karena kita spesialisasi di bidang verifikasi 2FA dan OTP,” ujar Joel.
Dia melanjutkan, “Kita ingin perusahaan jadi lebih mudah saja karena di dunia verifikasi belum ada Tokopedia-nya. Yang kita lihat, problem-nya orang ke Tokopedia saat mau cari barang enggak peduli barangnya datang dari toko mana, yang penting murah dan belum expire. Nah itu yang mau kita terapkan. Daripada connect ke satu vendor harus cari satu-satu, kita mau pool in solusi-solusi yang paling bagus dari berbagai vendor.”
Sejauh ini, Fazpass sudah menggandeng lebih dari 30 vendor perusahaan teknologi yang kuat di bidangnya masing-masing, di antaranya Qiscus, Mailgun, Mekari Qontak, Kata.ai, Gupshup, MTarget, Jatis Mobil, dan masih banyak lagi. Mereka menyediakan solusi-solusi verifikasi, mulai dari SMS, email, missed call, Official dan Unofficial WhatsApp, dan SIM Based Verification.
Model bisnis dan potensi pasar
Joel menerangkan, model bisnis yang disediakan oleh Fazpass adalah freemium. Klien akan disediakan dasbor untuk memilih lebih dari satu vendor mana yang dicari dan langsung melakukan uji coba di dalamnya, semuanya sudah berbentuk API untuk permudah integrasi. Kemudian menganalisis dan membandingkan mana solusi yang terbaik untuk klien.
Namun, jika klien tertarik dengan fitur tambahan dari Fazpass, seperti optimasi biaya OTP otomatis, layanan deteksi penipuan, dan otentikasi mulus jadi tanpa kata sandi, ada biaya tambahan. Namun, biaya tersebut hanya akan dikenakan jika menggunakannya saja (pay-as-you-go). Di tambah lagi karena sudah berbasis API, proses integrasinya jadi jauh lebih cepat. Ada yang hitungan jam atau maksimal dua hari.
Dari sisi prospek bisnis, lanjutnya, solusi ini sebenarnya adalah isu global yang dibutuhkan banyak pihak. Sebab, di luar keamanan dan kegunaannya, perekonomian yang ketat menjadi semakin penting bagi suatu organisasi untuk memfokuskan kembali pada upaya pengembangan mereka pada inisiatif inti yang akan menggerakkan bisnis mereka.
Otentikasi tanpa kata sandi menawarkan solusi, tetapi hanya jika pengembang aplikasi memiliki tools dan sumber daya untuk menerapkannya. Dengan outsourcing otentikasi dan manajemen pengguna, organisasi dapat meningkatkan adopsi dan konversi pengguna, mempercepat waktu untuk memasarkan, mengurangi penipuan login, dan menghemat waktu pengembang. Di pasar global, solusi seperti Fazpass juga disediakan oleh Stytch dan Descope.
“Sekarang OTP adalah kebutuhan yang disadari banyak orang bahwa ini security yang paling simpel dan aman daripada password. Dengan bantu lebih banyak perusahaan integrasikan metode 2FA ini, harapannya semakin baik dan efisien juga bagi mereka untuk memiilih mana yang paling murah.”
Diklaim klien Fazpass mencapai lebih dari 30 perusahaan, mayoritas datang dari perusahaan teknologi dan startup yang dikenal lebih adaptif terhadap perubahan.
Terima pendanaan
Sebagai catatan, Fazpass merupakan portofolio terbaru dari DS/X Ventures, dengan nominal investasi yang dirahasiakan. Menurut Joel, dana segar yang akan diterima ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan teknologi teranyar demi mewujudkan visinya hadirkan era passwordless, salah satunya dengan optimalisasi.
Dicontohkan, nantinya dalam dasbor Fazpass dapat memberikan rekomendasi metode mana yang paling optimal berdasarkan lokasi konsumen, dengan mendeteksi nomor handphone mereka apakah di gedung bertingkat atau tidak. Sebab, bila berada di gedung tinggi, verifikasi OTP dengan SMS tentu akan mahal dan belum tentu sukses.
“Dari sisi vendor memang insentif mereka itu jual sebanyak mungkin OTP, tapi Fazpass tidak diposisikan seperti itu. Kita ingin klien dapat solusi terbaik. Jadi bukan selalu SMS atau WhatsApp terus, bagaimana tetap optimal. Selain itu, kami juga akan gunakan dananya untuk go-to-market, mau perkenalkan produk Fazpass ini karena masih baru.”
Sebelum DS/X, perusahaan (melalui Citcall) sudah mengantongi sejumlah pendanaan tahap awal dari 1982 Ventures, Prasetia Dwidharma, dan Chris Angkasa.
Mengenai masa depan Citcall, Joel memastikan bahwa startup-nya tersebut akan tetap beroperasi dan menjadi vendor di bawah Fazpass. “Dari source tim produk ada overlap, tapi dari teknis ada yang beda. Tapi untuk sales, dari kami sekarang sudah tidak paksakan jual Citcall tapi diarahkan ke Fazpass.”
Joel mengaku, perkembangan bisnis Citcall terbilang sangat sehat bahkan sudah mencetak untung. Namun, sejak memutuskan untuk mulai eksperimen ke Fazpass, memang ada investasi yang harus dikeluarkan, tapi semuanya masih terukur.
–
Disclosure: DS/X Ventures (bagian DailySocial Group) merupakan salah satu investor Fazpass