Tag Archives: Jonathan Sudartha

Maksimalkan Perlindungan Kesehatan Nasabah, HaloDoc Jadi Mitra Asuransi Cigna

Startup teknologi kesehatan HaloDoc mengumumkan peresmian kerja sama dengan Asuransi Cigna Indonesia, sebagai salah satu upaya memperluas akses kesehatan nasabah lewat penggunaan teknologi.

Untuk nasabah Cigna, baik existing maupun baru, akan mendapatkan layanan khusus dari HaloDoc berupa telekonsultasi gratis dengan seluruh dokter sebanyak 10 kali dan voucher diskon pembelian obat lewat aplikasi HaloDoc. Nasabah yang bisa menikmati layanan tersebut haruslah memiliki salah satu produk asuransi Cigna manfaat tambahan berupa santunan rawat inap. Terhitung, saat ini Cigna memiliki sekitar 1 juta polis aktif di seluruh Indonesia.

“HaloDoc itu fokus ke telekonsultasi, sehingga membantu nasabah kami untuk lebih cepat dapat layanan, mudah dan simpel. Apalagi bagi yang tinggal di Jakarta. Kami pilih HaloDoc [sebagai mitra] karena mereka fokus ke layanan kesehatan, tidak seperti lainnya yang banyak produknya namun tidak spesifik. Ke depannya akan ada fitur lainnya untuk meningkatkan layanan kami ke nasabah lewat HaloDoc,” terang Direktur Cigna Indonesia Herlin Sutanto, Kamis (13/7).

CEO HaloDoc Jonathan Sudharta mengatakan kerja sama dengan Asuransi Cigna adalah perusahaan asuransi ketiga yang sudah digandeng perusahaan. Sebelumnya, HaloDoc sudah menjadi mitra nasabah Asuransi Allianz dan Adira Insurance. Dalam tahun ini, HaloDoc berencana untuk menggaet hingga 10 perusahaan asuransi lainnya.

“Pada akhirnya, kami melihat ada kepentingan yang sama dengan perusahaan asuransi. Kami ingin memudahkan akses kesehatan untuk nasabah asuransi, sebagai salah satu pengguna kami. Perusahaan asuransi juga harus selalu cari cara untuk menyamankan nasabahnya. Di situ timbul kepentingan yang sama karena satu sama lain karena saling melengkapi.”

Saat ini, HaloDoc mengklaim telah memiliki lebih dari 20 ribu dokter dari berbagai spesialisasi untuk berkonsultasi via chat, voice call, dan video call. HaloDoc juga bermitra dengan lebih dari 1.000 apotek untuk layanan pesan antar kebutuhan medis, berlokasi di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Balikpapan, hingga Denpasar.

Baru-baru ini, HaloDoc resmikan peningkatan kualitas aplikasinya dengan menghadirkan versi 2.0. Dengan peningkatan ini, pemesanan obat tidak lagi bisa dilakukan lewat aplikasi Go-Jek, melainkan akan dibawa ke aplikasi HaloDoc.

Dari pemisahan ini, HaloDoc menjanjikan proses integrasi akan lebih cepat. Untuk konfirmasi proses pemesanan akan muncul notifikasinya setelah 30 detik dan konsumen akan menerima pesanan pada 30 menit kemudian oleh mitra Go-Jek.

Application Information Will Show Up Here

DScussion #66: HaloDoc dan Mimpi Besar Layanan Teknologi Kesehatan yang Ideal

DailySocial berbincang-bincang dengan CEO HaloDoc Jonathan Sudharta di kantor HaloDoc yang terletak di Kuningan, Jakarta Selatan. Startup teknologi kesehatan ini mencoba untuk menjadi pemberi solusi untuk mempermudah akses kesehatan di Indonesia yang bisa dibilang masih jauh dari kata ideal.

Selain soal impian tersebut, Jonathan menjelaskan posisi Apotikantar saat ini, Go-Med, dan target HaloDoc 2-3 tahun mendatang. Simak cerita lengkapnya dalam DScussion kali ini.

HaloDoc Resmi Diluncurkan, Dekatkan Akses Kesehatan Bagi Masyarakat

Layanan kesehatan berbasis aplikasi HaloDoc resmi diluncurkan. Dikembangkan oleh MHealth Tech yang mendapat dukungan investasi dari Mensa Group, Global Digital Niaga (Blibli), Go-Jek, dan sebuah pendanaan kesehatan (health fund) dari sejumlah investor, HaloDoc hadir ingin mendekatkan dan mensimplikasi akses kesehatan bagi masyarakat.

Melalui HaloDoc, konsumen bisa melakukan konsultasi medis menggunakan fitur video call (teleconsultation), pembelian obat melalui Apotik Antar yang lebih dulu hadir, dan pemeriksaan lab secara on-demand. Meskipun demikian, HaloDoc tidak akan menggantikan pusat-pusat kesehatan yang sudah ada karena konsultasi dengan dokter di HaloDoc tidak boleh menghasilkan diagnosis dan pemberian resep.

Selain tiga fitur utama tersebut, HaloDoc juga memiliki Directory yang memuat informasi dokter dan pusat kesehatan di Indonesia. Mereka juga sedang mengembangkan fitur Appointment untuk memudahkan follow up pasca konsultasi dalam bentuk perjanjian bertemu dengan dokter terkait. Aplikasi HaloDoc sudah tersedia di platform iOS dan Android.

Menurut CEO MHealth Tech Jonathan Sudharta, sebelum membangun HaloDoc pihaknya sudah memiliki layanan jejaring sosial dokter LinkDokter yang memiliki lebih dari 16 ribu dokter di basisdatanya dan layanan apotik on-demand Apotik Antar selama lebih dari 2 tahun.

Cuma ada 3 dokter per 10 ribu orang di Indonesia
Cuma ada 3 dokter per 10 ribu orang di Indonesia

Fakta bahwa hanya sedikit jumlah dokter untuk mengurusi seluruh rakyat Indonesia, hanya 3 dokter per 10 ribu orang, membuat MHealth Tech memutar otak untuk menjembatani kesenjangan ini.

Jonathan mengatakan, “Mimpi kami adalah membuat suatu ekosistem kesehatan berorientasi konsumen lengkap, seperti konsep layanan kesehatan terpadu yang sangat menjunjung tinggi keamanan dan keselamatan pasien sampai kepada pelayanan terpadu. Hal ini sudah menjadi kebutuhan dalam waktu deekat. bukan lagi hanya tren.”

HaloDoc bisa dibilang merupakan wajah yang menghubungkan semua layanan ini. Melalui HaloDoc, konsumen (pasien) bisa berkonsultasi langsung dengan dokter dengan fitur video call dengan tarif yang ditentukan oleh dokternya sendiri. Tarifnya bervariasi, bahkan ada dokter yang menggratiskan layanannya di sini demi pengabdian. HaloDoc hanya akan mengambil sedikit komisi dari layanan ini.

Untuk membuktikan kehandalan layanan ini, pihak HaloDoc sudah mencoba layanan konsultasi jarak jauh, dalam bentuk kegiatan sosial di Citereup dan Cilincing. Dalam sehari, masing-masing dapat ditangani 350 dan 282 pasien yang menyampaikan keluhannya menggunakan teknologi video call.

Untuk memastikan bahwa layanan ini didukung oleh dokter yang sesuai standar, semua dokter yang tergabung di HaloDoc sudah memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Izin Praktik) dari Konsili Kedokteran Indonesia (KKI).

PB IDI mendukung kehadiran aplikasi kesehatan seperti HaloDoc
PB IDI mendukung kehadiran aplikasi kesehatan seperti HaloDoc

Ketua terpilih PB IDI dr Daeng Mohammad Faqih, dalam sambutannya, mengatakan, “Kami sadar para dokter saat ini perlu berkembang selaras dengan teknologi tinggi agar dapat membantu masyarakat lebih luas lagi. Harapan IDI, aplikasi semacam HaloDoc dan ekosistemnya akan semakin besar membentuk satu pelayanan dalam jaringan online terpadu yang semakin lengkap.”

Untuk ke depannya, HaloDoc sedang dalam proses bekerja sama dengan sejumlah pihak asuransi dan berharap bisa bekerja sama dengan BPJS Kesehatan untuk mempermudah biaya akses layanan kesehatan ke semua lapisan masyarakat.

Saat ini faktor jaringan internet berkecepatan tinggi, yang dibutuhkan untuk melakukan video call, masih menjadi permasalahan, dan mereka berharap ketersediaan jaringan LTE, seperti dijanjikan pemerintah melalui Menkominfo Rudiantara yang hadir saat peluncurannya, bisa menjadi salah satu solusi.

Di industri teknologi kesehatan Indonesia sendiri, HaloDoc bukanlah yang pertama menjadi jembatan antara dokter dan pasien. Ada bejibun layanan yang arahnya ke sana. Meskipun demikian, menurut pengamatan kami, sejauh ini baru HaloDoc yang memberikan layanan konsultasi secara langsung melalui video call dan integrasi layanan dengan apotek dan lab untuk benar-benar memenuhi lingkaran kebutuhan masyarakat.

Application Information Will Show Up Here