PT Astra International Tbk melalui anak usahanya, PT Astra Digital International (Astra Digital), memimpin putaran pendanaan seri D untuk Halodoc senilai $100 juta (lebih dari Rp1,5 triliun). Disebutkan total investasi yang telah dikucurkan Astra untuk Halodoc mencapai $135 juta (lebih dari Rp2 triliun).
Dalam keterangan resmi yang disampaikan pada hari ini (28/7), Openspace dan Novo Holdings, investor dari Denmark, turut berpartisipasi dalam putaran tersebut.
Perseroan memercayai bahwa kolaborasi ini dapat memberikan solusi inovatif bagi masyarakat, serta memberikan dampak positif bagi industri kesehatan dan pertumbuhan ekonomi digital di tanah air.
Perseroan melakukan sejumlah investasi untuk industri kesehatan di Indonesia, yakni Halodoc (2021 dan 2023) dan Hermina (2022). Mereka percaya dengan sinergi antara Halodoc, Hermina, dan ekosistem Astra dapat menciptakan perjalanan pasien yang lancar, serta membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan secara merata dan berkualitas seantero negeri.
“Tingginya permintaan terhadap layanan akses kesehatan yang berkualitas telah mendorong meningkatnya adopsi teknologi digital pada layanan kesehatan. Astra menilai sektor kesehatan di Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang baik dalam jangka panjang. Hal ini turut didukung oleh upaya-upaya pemerintah memajukan sektor layanan kesehatan di tanah air,” ucap Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro.
Partner Openspace Shane Chesson menyampaikan, pihaknya bangga dapat berpartisipasi dan melanjutkan kemitraan yang sudah dijalin bersama Halodoc sejak 2017. “Pilihan layanan kesehatan digital menjadi pilihan utama bagi pasien, dan Halodoc menjadi yang terdepan, telah membangun hubungan kepercayaan dan berbagai layanan yang memberikan special insights,” ujarnya.
CEO & Co-Founder of Halodoc Jonathan Sudharta menambahkan, setelah dampak pandemi, Indonesia berada pada momen yang sangat penting bahwa ada tantangan bagaimana perusahaan dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat terhadap akses layanan kesehatan yang berkualitas di Indonesia. Perusahaan pun memfokuskan diri sebagai penyedia solusi dari masalah kesehatan yang dialami oleh para pengguna, dengan menyederhanakan akses kesehatan.
“Apresiasi kami berikan terhadap kepercayaan Astra dan para pemangku kepentingan kami, merupakan dukungan yang tak ternilai dalam perjalanan kami menerapkan teknologi untuk kebutuhan kesehatan,” ujar dia.
Dana segar ini nantinya akan difokuskan untuk empat hal:
- Memperkuat ekosistemnya yang terintegrasi dengan lebih banyak pelaku kesehatan mulai dari dokter, apoteker, rumah sakit, klinik, hingga penyedia asuransi;
- Mengembangkan berbagai layanan kesehatan bersifat preventif, di antaranya layanan Home Lab yang memungkinkan pengguna mendapatkan berbagai layanan tes kesehatan dari rumah secara nyaman dan privat;
- Mengembangkan Asuransiku, agar pengguna bisa mendapatkan layanan kesehatan yang telah terintegrasi dengan layanan asuransi secara lebih seamless dan terjangkau;
- Meningkatkan kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat dan pentingnya menjaga kesehatan sebelum sakit.
Di Indonesia sendiri, Halodoc berkompetisi langsung dengan sejumlah pemain. Beberapa di antaranya adalah Alodokter, Good Doctor, KlikDokter, Prixa, dan beberapa lainnya.
Pencapaian Halodoc
Momentum pandemi COVID-19 secara tidak langsung mendorong masyarakat menggunakan layanan telemedik misalnya konsultasi medis secara online. Berdasarkan data dari Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi) terdapat kurang lebih 17,9 juta aktivitas konsultasi kesehatan yang berasal dari 19 perusahaan telemedisin pada 2022 lalu. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa teknologi digital memainkan peran kunci pada kemajuan industri kesehatan pada saat ini.
Sejak diluncurkan pada 2016, Halodoc telah membuka akses ke lebih dari 20.000 praktisi medis, 3.300 rumah sakit, dan 4.900 apotek. Pada 2022, terdapat lebih dari 20 juta pengguna aktif bulanan terhubung dengan platform Halodoc.
Halodoc mengambil pendekatan terhadap teknologi memiliki layanan kesehatan bagi masyarakat yang terintegrasi, mulai dari telemedik dengan dokter terdaftar, pemesanan obat yang terpercaya, reservasi layanan diagnosa lab, reservasi kunjungan dengan dokter di rumah sakit hingga pengurusan asuransi, pembayaran dan administrasi pihak ketiga.
Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, Halodoc mengedukasi kesehatan masyarakat yang fokus pada tindakan preventif, di antaranya melalui artikel kesehatan yang dapat ditemukan secara mudah pada aplikasi dan blog Halodoc.
Hal tersebut menjadi strategi Halodoc untuk menyasar potential user melalui pendekatan yang lebih relevan. Lalu, menghadirkan solusi layanan preventif Halodoc seperti Home Lab yang memungkinkan masyarakat melakukan tes kesehatan dari rumah secara privat dan seamless.
Dari sisi profil pengguna pun, aplikasi Halodoc telah dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan kesehatan bagi seluruh kelompok umur, mulai dari gen Z, millennial, hingga baby boomers. Beberapa inovasi yang dihadirkan mulai dari layanan Janji Temu, Home Lab, Mental Health, dan Animal Health.
Bagi generasi muda dengan jumlah mencapai 53,81% dari total populasi Indonesia, layanan berbasis teknologi yang praktis dan instan telah menjadi kebutuhan dalam keseharian mereka. Oleh karena itu, Halodoc mengintegrasikan berbagai layanan kesehatan secara seamless hanya dalam satu aplikasi.
Sementara itu, Halodoc pun menunjukkan kepeduliannya terhadap pengguna di kalangan usia lansia dengan menghadirkan layanan yang memudahkan proses konsultasi dengan dokter bagi para caregiver (anggota keluarga yang merawat) dengan layanan Elderly Care maupun fitur Langganan yang membantu mengingatkan dan memudahkan pembelian produk kesehatan secara rutin bagi orang tua.
Berdasarkan data Statista, diprediksi pada 2027 mendatang, industri kesehatan digital akan bernilai $3,97 miliar, tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 15% dari nilai pasar pada 2022 sebesar $1,98 miliar.
–
*) Kami menambahkan informasi tambahan: investor lainnya yang bergabung dan penggunaan dana investasi