Tag Archives: Jongla

Jongla Introduces Delivered as SDK For Messaging Application Development

Jongla, a Finnish messaging services, begins to offer its technology to the apps developer through SDK (Software Development Kit) called Delivered. With the SDK, the apps developer is expected to enjoy light messaging technology with a cloud-based system that is fully hosted for Android and iOS applications.

According to the Jongla’s CEO, Riku Slaminen, the instant messaging has dominated the communication in 21st century. People now make the most of their time connecting with others using social apps and instant messaging through their smartphones.

“Chat is king – instant messaging has dominated the communication in 21st century. Mobile device users expect a real-time user experience with minimal effort. Application developers gets to face challenges with user retention and well-developed messaging features will be a great help to improve user retention,” Salminen explained.

The Jongla team is currently developing message delivery protocols to provide solutions that enable the less data consumption. With enough SDK to be used and the data-efficient message delivery protocol, Jongla offers competitive pricing to give company lots of advantages by using Delivered.

“Many entertainment, health, fitness and sports communities targeted, have emerging market users and we continuously pay attention to the user experience. Data cost and mobile network stability is a real issue here,” Salminem added.

For further information, Delivered also provides several new features such as friend search and group messaging. This feature is expected to help companies in building the community. Salminen said the company will be able to build its own social network through Delivered. PicMix is one of Indonesian companies using Delivered.

“We want to help companies in building community based on such attributes as interests, public events and locations. By using Delivered, these companies will be able to build their own social network within the app. Users will no longer have to leave the application to socialize using instant messaging applications or social networking,” Salminen said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Jongla Kenalkan Delivered sebagai SDK untuk Pengembangan Aplikasi Pesan

Jongla salah satu layanan perpesanan asal Finlandia mulai menawarkan teknologinya kepada perusahaan atau pengembang aplikasi melalui SDK (Software Development Kit) yang diberi nama Delivered. Dengan SDK tersebut diharapkan para pengembang aplikasi dapat menikmati teknologi pengiriman pesan yang ringan dengan sistem berbasis cloud yang sepenuhnya di-hosting untuk aplikasi Android dan iOS.

Dalam keterangannya CEO Jongla Riku Slaminen menyatakan bahwa layanan pesan instan telah menjadi cara dominan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia di abad 21. Masyarakat sekarang memanfaatkan sebagian besar waktunya untuk terhubung dengan lainnya memanfaatkan aplikasi sosial dan pesan instan melalui smartphone mereka.

“Chat itu raja – pesan instan telah menjadi cara dominan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia di abad ke-21. Pengguna perangkat mobile mengharapkan pengalaman pengguna yang real-time dengan usaha minimal. Para pengembang aplikasi juga menghadapi tantangan dengan retensi pengguna; dan fitur pengiriman pesan yang dikembangkan dengan baik akan sangat membantu untuk meningkatkan retensi pengguna,” terang Salminen.

Saat ini tim Jongla juga mengembangkan protokol pengiriman pesan untuk memberikan solusi yang memungkinkan konsumsi data sesedikit mungkin. Dengan SDK yang diklaim cukup ringan untuk digunakan dan protokol pengiriman pesan yang hemat data, pihak Jongla menawarkan harga yang kompetitif sehingga perusahaan bisa mengambil banyak keuntungan dengan memanfaatkan Delivered.

“Banyak komunitas hiburan, kesehatan, kebugaran dan olahraga yang kami targetkan, memiliki pengguna di pasar yang sedang berkembang dan kami terus memperhatikan pengalaman yang dirasakan oleh penggunanya. Biaya data dan stabilitas jaringan mobile merupakan isu nyata bagi mereka,” lanjut Salminem.

Sebagai informasi, Delivered juga menyediakan beberapa fitur baru seperti penemuan teman dan pengiriman pesan group dalam skala besar. Fitur ini diharapkan bisa membantu perusahaan-perusahaan dalam membangun komunitas. Disampaikan Salminen melalui Delivered perusahaan mampu membangun jejaring sosialnya sendiri di dalam aplikasi. Salah satu perusahaan Indonesia yang menggunakan Delivered ini adalah PicMix.

“Kami ingin membantu perusahaan -perusahaan dengan membangun komunitas berdasarkan atribut seperti minat, acara-acara publik dan lokasi. Dengan Delivered, perusahaan-perusahaan tersebut mampu membangun jejaring sosialnya sendiri di dalam aplikasi. Pengguna tidak lagi harus meninggalkan aplikasi tersebut untuk bersosialisasi menggunakan aplikasi pengiriman pesan instan atau jejaring sosial,” ujar Salminen.

Application Information Will Show Up Here

Jongla Raih Pendanaan Seri B Senilai Rp 71 Miliar, Dialokasikan untuk Pengembangan AI dan Bot

Aplikasi pesan Jongla baru saja mengamankan pendanaan Seri B dengan nilai total mencapai € 5 juta (setara dengan Rp 71 miliar). Pendanaan kali disebutkan akan digunakan sebagai amunisi untuk melakukan inovasi pada aplikasi dan memberikan sejumlah fitur baru seperti AI atau kecerdasan buatan.

Jongla sendiri masuk ke tanah air dua tahun silam. Aplikasi asal Finlandia ini setidaknya masih berusaha berjuang melawan aplikasi pesan instan yang sudah banyak dikenal masyarakat seperti WhatsApp, Line, atau BBM. Pendanaan kali ini setidaknya akan menambah bahan bakar mereka untuk mendekatkan dengan pengguna di beberapa negara tempat mereka beroperasi, salah satunya Indonesia.

Dalam rilisnya, Founder Jongla Arto Boman mengungkapkan bahwa dengan tambahan modal yang didapatkannya Jongla akan berusaha menjalin beberapa kemitraan strategis, salah satu tujuan yang ingin dicapai adalah menerapkan teknologi AI dan bot yang dipercaya akan mampu merevolusi industri pesan instan bagi perusahaan dan konsumen. Melihat pernyataan ini tampak Jongla akan mulai fokus pada ceruk kelas bisnis.

Selain itu pihak Jongla juga akan terus berusaha meningkatkan penggunaan aplikasi pesan Jongla di negara-negara berkembang seperti Brazil, Nigeria, Turki, Iran, India dan Indonesia. Menurut Jongla pasar di negara berkembang termasuk yang sangat potensial, di negara-negara tersebut frekuensi pengiriman jumlah pesan juga terus meningkat dalam tiga bulan terakhir.

Di Indonesia sendiri Jongla sudah beberapa kali mengungkapkan keseriusannya mendobrak dominasi aplikasi pesan instan yang sudah ada. Bahkan beberapa waktu lalu mereka mengeluarkan fitur Open Jongla. Sebuah fitur yang disebut-sebut sebagai platform untuk menghapus batasan aplikasi dalam berkirim pesan.

Namun jika melihat popularitas layanan sejenis di Indonesia, Jongla bisa dikatakan masih kalah jauh dengan pesaingnya. Hal ini mungkin karena apa yang diberikan Jongla selama ini masih tergolong biasa dan tidak ada sesuatu yang membedakan dengan aplikasi yang lain. Di Indonesia tampaknya akan semakin sulit menembus hegemoni pesan instan populer seperti WhatsApp, Line, dan BBM jika tidak benar-benar menyuguhkan sesuatu yang unik, menarik, dan dirasakan manfaatnya.

Bocoran rencana Jongla yang aktif pada AI dan bot ini juga menandakan bahwa pihaknya akan fokus pada pelanggan kelas korporasi, khususnya bisnis, lebih spesifiknya untuk keperluan customer service. Mari kita tunggu bersama seperti apa strategi Jongla untuk meraih pengguna, terutama pengguna Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

“Hanya” Miliki 2,5 Juta Pengguna Secara Global, Jongla Masih Mencoba Tembus Pasar

Menyasar kalangan millennial di Indonesia, platform instant messaging dan media sosial Jongla (baca: Yongla), yang berasal dari Finlandia, dalam temu media di Jakarta menyebutkan memiliki 2,5 juta pengguna secara global. Masih sangat kecil dibanding pengguna layanan messaging populer seperti WhatsApp atau LINE. Indonesia adalah pasar keenam terbesar secara global dan Jongla masih mencoba menembus pasar dengan tawaran aplikasi berukuran sangat kecil dan gabungan antara fungsi messaging dan media sosial.

Didirikan pada tahun 2009 dan telah memasuki pasar Indonesia sejak akhir 2014, Jongla mendapatkan dukungan penuh dari 30 investor asal Finlandia yang terdiri dari angel investor, private equity, hingga venture capital dengan total investasi sebesar 11 juta Euro.

“Kehadiran Jongla di Indonesia diharapkan dapat menjadi pilihan baru masyarakat Indonesia terutama kalangan millennial dalam hal penggunaan instant messaging yang mudah digunakan, ringan dan dilengkapi dengan fitur-fitur menarik,” kata CEO Jongla Riku Salminen.

Saat ini Jongla sudah bisa diunduh di platform Android, iOS, Windows Phone dan juga Firefox OS.

“Saat ini perbedaan antara media sosial dan aplikasi instant messaging sangat tipis, kami yakin dua hal tersebut akan bergabung menjadi satu. Jongla menawarkan fitur sosial baru dalam layanan instant messaging yang memungkinkan penggguna menikmati layanan terbaik dari gabungan dua hal tersebut,” kata Riku.

Pengguna Jongla di Indonesia adalah yang keenam terbesar. Brazil menempati urutan pertama disusul India, Turki, Thailand, dan Meksiko

Fitur pembeda Jongla

Selain melalui aplikasi mobile, Jongla juga bisa dinikmati di browser. Pilihan ini dihadirkan untuk memudahkan pengguna mengirimkan pesan melalui aplikasi kepada teman yang belum mengunduh aplikasi Jongla. Nantinya pesan yang dikirimkan melalui Jongla akan masuk dalam bentuk SMS gratis ke semua operator di Indonesia, dilengkapi dengan tautan yang akan menuju kepada browser Jongla.

“Sekilas fitur ini sama dengan Friend Invite, nantinya penerima pesan akan mendapatkan sedikit pesan dari aplikasi Jongla, pesan seutuhnya bisa diakses ketika penerima pesan mengklik tautan dan membuka di browser,” kata Riku.

Fitur lain yang juga menjadi andalan Jongla adalah Location, dengan memanfaatkan fitur Nearby pengguna yang ingin menambah teman baru bisa memanfaatkan fitur ini untuk berkenalan dan menambah jumlah teman di aplikasi Jongla.

Jongla juga memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan profil pengguna lain dengan beberapa pilihan reaksi. Sesama komunitas Jongla dapat saling memberikan reaksi dengan pilihan yang beragam.

Yang menarik dan membedakan Jongla dengan layanan lainnya adalah fitur Voice Messaging, yang dilengkapi dengan filter unik untuk merubah suara Anda menjadi berbeda.

“Aplikasi Jongla yang ’lite’ memberikan pengalaman Anda menikmati layanan yang ada lebih cepat, aplikasi Jongla hanya 3 MB size-nya berbeda dengan aplikasi lain yang bisa mencapai 30 MB,” kata Riku.

Menurut Riku, kompetitor langsung Jongla adalah Telegram yang memiliki fitur serupa dan size sedikit lebih banyak dari Jongla. Menurut penelitian yang telah dilakukan, Jongla menggunakan 80% data lebih sedikit dibandingkan dengan Viber dan kurang dari 25% data dibandingkan dengan Facebook Messenger.

Target Jongla

Selain meluncurkan versi terbaru Jongla 3.0 dan komunitas, masih banyak target serta rencana yang ingin diwujudkan Jongla, di antaranya adalah Jongla Coins, Jongla VoIP & video call, dan Jongla for wearable. Semua inovasi tersebut diharapkan bisa segera direalisasikan bukan hanya di Indonesia tapi juga negara-negara lainnya.

“Saat ini fokus utama Jongla adalah akuisisi pelanggan dan awareness kepada pengguna baru. Tentunya untuk ke depannya diharapkan Jongla bisa menjadi messenger nomor satu di pasar negara-negara berkembang,” tandas Riku.

Application Information Will Show Up Here
Jongla hapus batasan layanan dan platform dalam chatting / Shutterstock

Melalui Open Jongla, Jongla Hapus Batasan Aplikasi dan Layanan Messaging

Aplikasi pesan instan asal Finlandia Jongla memperkenalkan sebuah fitur yang berfungsi secara cross platform. Diberi nama “Open Jongla”, teknologi ini memungkinkan pengguna untuk mengirim pesan ke semua kontak lintas platform melalui SMS. Isi SMS akan mengundang kita melanjutkan percakapan di situs Jongla. Dengan fitur baru ini, Jongla berusaha untuk menggoyang dominasi raksasa layanan messaging di Asia. Continue reading Melalui Open Jongla, Jongla Hapus Batasan Aplikasi dan Layanan Messaging

Jongla Messenger Luncurkan Fitur Baru Untuk Tetap di Jalur Kompetisi

Layanan pesan sosial Jongla yang berasal Finlandia dan diluncurkan untuk pasar Indonesia tahun lalu nampaknya cukup kesulitan untuk mengakuisisi pengguna. Walau begitu, startup yang dipimpin oleh Riku Salminen ini memiliki beberapa strategi mereka untuk bertahan di jalur kompetisi guna menjaring lebih banyak masyarakat lokal.

Masih didominasi oleh WhatsApp, LINE, dan BlackBerry Messenger, Jongla dikabarkan hanya memiliki market share sekitar 8% dari seluruh pengguna layanan pesan instan seantero Nusantara. Turut diakui memang aspek sosial dalam sebuah aplikasi cukup digandrungi oleh pasar Asia-Pasifik menurut Riku. Itulah sebabnya Jongla memiliki fokus di Asia-Pasifik, terutama di Indonesia. Meskipun belum begitu terlalu populer, tetapi mereka yakin keberadaan pasar yang subur ini hanya perlu waktu bagi pihaknya.

Pihaknya enggan menyebutkan angka pasti berapa pengguna aktif mereka per hari saat ini. Namun yang jelas, pertumbuhannya memang meningkat dengan pasti. Guna mendongkrak progres tersebut, Jongla yang dikenal sebagai aplikasi instant messaging paling ringan meluncurkan fitur pesan suara yang disebut sound candy dan stiker interaktif.

Sound candy dinilai sebagai cara terbaru untuk menyuarakan pesan dan ekspresi para pengguna mereka. Filter suara yang dihasilkan ialah menyerupai chipmunk, policeman on a megaphone, danyeti.

“Jongla berniat untuk merevolusisasi layanan pesan singkat edngan efek suara. Instagram membebaskan kreativitas penggunanya yang dengan mudah menggunakan filter foto dan simbol yang dapat mentransformasi apa yang dapat dikatakan tanpa kata-kata dalam sebuah kalimat,” ujar Riku dalam perkenalan fitur mereka tanggal 10 Juni lalu.

Selain sound candy, Jongla meluncurkan stiker interaktif dalam karakter Punakawan. Identitas karakter-karakter seperti Gareng, Petruk, Bagong, dan Semar dianggap merepresentasikan budaya Indonesia dengan karakter Jongla, yaitu positif dan menyenangkan.

Fitur ini dianggap sebagai nilai pembeda Jongla dari kompetitornya. Stiker interaktif karakter Punakawan menjadi pionir bagi karakter-karakter lain yang akan dikembangkan sesuai dengan tren di tengah masyarakat Indonesia. Pihaknya juga membuka kesempatan designer lokal untuk bermitra dan memonetisasikan stiker mereka.

“Ya. Kami bekerja dengan erat dengan para designer lokal untuk meningkatkan konten kami, brainstorming bersama mencari apa yang terbaik untuk pengguna. Sharing revenue akan menjadi salah satu model kerjasama nantinya,” tambah Riku.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga.

Jongla Messenger Luncurkan Fitur Baru Untuk Tetap di Jalur Kompetisi

CEO Jongla Riku Salminen / DailySocial

Layanan pesan sosial Jongla yang berasal Finlandia dan diluncurkan untuk pasar Indonesia tahun lalu nampaknya cukup kesulitan untuk mengakuisisi pengguna. Walau begitu, startup yang dipimpin oleh Riku Salminen ini memiliki beberapa strategi mereka untuk bertahan di jalur kompetisi guna menjaring lebih banyak masyarakat lokal.

Continue reading Jongla Messenger Luncurkan Fitur Baru Untuk Tetap di Jalur Kompetisi

Jongla Lite Comes to Android and Firefox OS

Finnish messaging platform Jongla has never stopped attempting on having a breakthrough in Indonesia. After sealing the deal with XL Axiata last November, the company now has just released Jongla Lite, a new version of its flagship which only weighs 15% of its competitors’. The initial platforms to support this version would be Android and Firefox, before iOS and Windows Phone follow this coming March. Continue reading Jongla Lite Comes to Android and Firefox OS

Jongla Lite Hadir di Platform Android dan Firefox OS

Jongla Lite untuk Android / Jongla

Platform messaging asal Finlandia Jongla masih belum menyerah dalam usahanya mendobrak hegemoni platform besar yang sudah ada. Setelah menjalin kerja sama dengan XL Axiata di bulan November lalu, kali ini Jongla merilis Jongla Lite yang diklaim memiliki ukuran hanya 15% dibandingkan ukuran aplikasi para pesaing. Versi Lite ini mula-mula hadir di platform Android dan Firefox, berikutnya disusul untuk iOS dan Windows Phone bulan Maret mendatang.

Continue reading Jongla Lite Hadir di Platform Android dan Firefox OS

Jongla Tantang Hegemoni Layanan Messaging Populer di Indonesia

Platform messaging asal Finlandia Jongla memasuki pasar Indonesia dengan menggandeng XL Axiata (XL) sebagai partner eksklusif. Jongla berharap usahanya ini bisa mendongkrak penggunaan layanan ini menjadi aplikasi tiga besar di segmen messaging di Indonesia per akhir tahun 2015. Saat ini pasar messaging di Indonesia dikuasai oleh BlackBerry Messenger, WhatsApp, dan Line.

Dalam konferensi pers yang diadakan hari ini, kerja sama eksklusif dengan XL akan berlangsung selama satu tahun. XL memberikan dua skema khusus bagi pengguna Jongla. Skema pertama adalah paket data khusus untuk mengakses Jongla. Tersedia paket berlangganan harian (Rp 1000), mingguan (Rp 5000), dan bulanan (Rp 20 ribu) untuk menggunakan Jongla sepuasnya dengan kuota 50 MB per harinya.

Skema berikutnya adalah kemampuan carrier billing untuk in-app purchase di dalam aplikasi, yang baru diterapkan untuk pengguna platform Android. Cara ini memudahkan konsumen Jongla untuk membeli set stiker menggunakan pulsa yang dimilikinya.

CEO Jongla Riku Salminen dalam rilis persnya mengatakan, “Ini adalah langkah besar bagi kami untuk masuk ke pasar Indonesia, pasar yang pengguna Internet-nya tengah berkembang pesar di Asia Tenggara. Kemitraan strategis dengan XL akan mempercepat dan memperbesar proses itu dan menawarkan kesempatan bagi masyarakat Indonesia untuk mengambil keuntungan dari Jongla, layanan pesan instan tak berbayar. Data dan pesan berjalan beriringan, sehingga kemitraaan ini menjadi lengkap dan sempurna.”

Jongla sendiri sudah tersedia secara multiplatform untuk iOS, Android, Windows Phone, dan Firefox OS. Mengutamakan unsur keamanan, Jongla menggunakan teknologi enkripsi TLS yang diklaim setingkat dengan level keamanan sistem perbankan.  Secara umum fungsi dan fiturnya tidak jauh berbeda dengan layanan messaging yang lain. Yang menjadi unggulan adalah set stiker yang interaktif, dengan animasi gerak dan kemampuan suara.

Beberapa hari yang lalu Jongla memperoleh pendanaan €3,4 juta dari sejumlah investor Finlandia untuk memastikan ekspansinya di pasar Asia yang potensial.

Jongla memang belum setenar nama besar lain di segmen ini, meskipun sudah hampir berusia dua tahun. Menolak untuk mengungkapkan berapa jumlah pengguna aktifnya saat ini, petinggi Jongla mengungkapkan 60% penggunanya berada di Asia, dengan jumlah pengguna terbesar berdomisili di Thailand. Yang menarik, meskipun berbasis di Helsinki Direktur Pengembangan Usahanya adalah Henry Pohan Simangunsong yang berkebangsaan Indonesia.

Model bisnis yang ditawarkan oleh Jongla adalah skema in-app purchasepembelian stiker yang diklaim cocok dengan kultur orang Asia. Ke depannya nampaknya Jongla akan mengikuti langkah Line untuk memperluas pasar pembuatan stikernya, termasuk bekerja sama dengan desainer lokal.

Dengan kerja sama ini, Jongla berniat untuk membuka kantornya di Jakarta. Sebelumnya Jongla telah memiliki kantor di Singapura yang melayani kawasan Asia Pasifik.

Senior GM Digital Entertainment XL Revie Sylviana menyebutkan, “Jongla dikenal sebagai layanan pesan yang handal dan cepat yang memungkinkan penggunanya dapat tetap berhubungan dengan orang-orang yang mereka sayangi. Kami terkesan dengan cakupan Jongla yang lintas platform, desain yang menarik, fitur yang berbeda dengan layanan pesan instan lainnya dan pengalaman pengguna yang teroptimalisasi, membuat layanan pesan instan Jongla benar-benar unik. Ini adalah pasangan sempurna bagi XL dan kami berharap ke depannya kerja sama ini akan berkembang.”

Artikel ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.