Tag Archives: Joo Hock

RateS Announces Series A Funding Led by Vertex Ventures and Genesis Alternative Ventures

The social commerce platform RateS today (22/2) announced Series A funding with an undisclosed value. Vertex Ventures and Genesis Alternative Ventures lead this funding. Previously, the Singapore-based startup had secured seed funding from Alpha JWC Ventures and Insignia Ventures Partners in 2018.

Fresh funds will be focused on developing RateS‘s business in Indonesia, including market penetration to tier 2 and 3 cities. The objective is to increase the number of resellers, which currently reached up around 500 thousand people.

“The benchmark for RateS ‘success lies in how much we can help increase reseller revenue and business [..] Our shared vision is to revolutionize social commerce through technology, create digital entrepreneurs, and increase digital literacy for people to run the business smoothly and more. profitable,” RateS’ Co-Founder & CEO, Jake Goh said.

Simply put, with the RateS application, people can start selling (becoming resellers) without having to buy goods beforehand. Users can set up their own stalls and select items to sell from the list available in the application. They will get special prices, which are then sold to consumers at market prices. Users focus on promotion and selling, while packaging, shipping and payment infrastructure are all managed by RateS.

“We see that the e-commerce market in Southeast Asia has developed into a competition for profit. On the other hand, RateS has discovered an effective way of entering cities in tier 2 and 3 in Indonesia, which can not only save costs, will but more importantly it has huge and untapped market potential. With the pandemic that threatened the livelihoods of many people, we are delighted that RateS has been and will continue to be a useful platform to empower those in need,” Vertex Ventures SEA’s Managing Partner, Chua Joo Hock said.

Perbandingan Social Commerce dan E-commerce
Comparison of Social commerce and e-commerce

In Indonesia, there are several social commerce services that strives to win the market with their own unique values. For example, Halosis, they focused on sales channels in the messaging application at the beginning of their debut, for this reason, a chatbot was introduced into the application to facilitate the transaction conversion process.

Woobiz also runs a similar business model, by emphasizing the aspects of empowering women in the regions. In addition, there are several other applications such as Jamanow, BorongBareng, Taptalk.io, and Super which also make it easier for resellers to restock.

The McKinsey report states, social commerce is expected to grow into a business sector valued at up to $25 billion by 2022. RateS seeks to maximize this potential. From the internal data collection, their service coverage has reached 400 cities/regencies by 2020.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

RateS Umumkan Pendanaan Seri A, Dipimpin Vertex Ventures dan Genesis Alternative Ventures

Platform social commerce RateS hari ini (22/2) mengumumkan perolehan pendanaan seri A dengan nominal yang tidak disebutkan. Vertex Ventures dan Genesis Alternative Ventures memimpin pendanaan ini. Sebelumnya startup asal Singapura tersebut telah membukukan pendanaan awal dari Alpha JWC Ventures dan Insignia Ventures Partners sejak tahun 2018 lalu.

Dana segar akan difokuskan untuk memperkuat bisnis RateS di Indonesia, termasuk melakukan penetrasi pasar ke kota-kota tier-2 dan 3. Pendekatannya dengan memperbanyak reseller yang saat ini jumlahnya sudah sekitar 500 ribu orang.

“Tolok ukur kesuksesan RateS terletak pada seberapa banyak kami dapat membantu meningkatkan pendapatan dan bisnis dari reseller [..] Visi bersama kami adalah untuk merevolusi social commerce melalui teknologi, menciptakan wirausahawan digital, dan meningkatkan literasi digital bagi masyarakat untuk menjalankan bisnis dengan lancar dan lebih menguntungkan,” ujar Co-Founder & CEO RateS Jake Goh.

Sederhananya dengan aplikasi RateS, masyarakat bisa mulai berjualan (menjadi reseller) tanpa harus membeli barang terlebih dulu. Pengguna bisa mengatur lapaknya sendiri dan memilih item jualan dari daftar yang tersedia di aplikasi. Mereka akan mendapatkan harga khusus, untuk selanjutnya dijual ke konsumen dengan harga pasaran. Pengguna fokus pada promosi dan berjualan, sementara pengemasan, pengiriman, hingga infrastruktur pembayaran semua dikelola oleh RateS.

“Kami melihat pasar e-commerce di Asia Tenggara telah berkembang menjadi persaingan untuk mendapatkan keuntungan. Di sisi lain, RateS telah menemukan cara penetrasi yang efektif untuk memasuki kota-kota tier-2 dan 3 di Indonesia, yang tidak hanya dapat menghemat biaya, akan tetapi yang lebih penting memiliki potensi pasar yang besar dan belum dimanfaatkan. Dengan pandemi yang telah membuat mata pencaharian banyak orang menjadi rentan, kami senang RateS telah dan akan terus bermanfaat sebagai platform yang hadir untuk memberdayakan mereka yang membutuhkan,” sambut Managing Partner Vertex Ventures SEA Chua Joo Hock.

Perbandingan Social Commerce dan E-commerce
Perbandingan Social Commerce dan E-commerce

Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa layanan social commerce yang coba memenangkan pasar dengan unique value-nya masing-masing. Misalnya ada Halosis, di awal debutnya mereka memfokuskan pada kanal penjualan di aplikasi pesan, untuk itu dihadirkan chatbot ke dalam aplikasi guna memudahkan proses konversi transaksi.

Woobiz juga mengusung model bisnis serupa, dengan menekankan pada aspek pemberdayaan perempuan di daerah. Selain itu ada beberapa aplikasi lainnya seperti Jamanow, BorongBareng, Taptalk.io, sampai Super yang juga mudahkan para reseller dapatkan barang dagangan.

Laporan McKinsey menyebutkan, social commerce diperkirakan akan tumbuh menjadi sektor usaha bernilai hingga $25 miliar di tahun 2022 mendatang. Potensi ini coba dimaksimalkan betul oleh RateS, dari data internal yang disampaikan, per tahun 2020 jangkauan layanan mereka sudah mencapai ke 400 kota/kabupaten.

Application Information Will Show Up Here