Tag Archives: joseph Aditya

CEO and Founder Ralali Joseph Aditya dan COO Ralali Irwan Suryadi / Ralali

Gurita Bisnis Ralali di Ranah E-Commerce B2B

Riset yang dilakukan Frost & Sullivan mengestimasi potensi pasar e-commerce B2B Indonesia mencapai $56,3 miliar pada 2022. Angka tersebut berjumlah dua kali lebih tinggi dari sektor B2C yang diestimasi sebesar $25,8 miliar. Angka tersebut masih jauh lebih kecil dibandingkan rekan-rekan regionalnya, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, tetapi lebih besar dibandingkan dengan Vietnam.

Thailand memiliki pasar B2B terbesar pada 2017 senilai $52,0 miliar dan kemungkinan akan tetap demikian selama periode perkiraan.  E-commerce B2G merupakan kontributor utama transaksi di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Di beberapa negara ini, lebih dari 90% pengadaan pemerintah dilakukan melalui saluran online.

Logistik yang belum berkembang menjadi salah satu masalah terbesar di Indonesia. Ini adalah salah satu alasan utama mengapa semua daerah di Indonesia tidak tumbuh dengan kecepatan yang sama seperti Jakarta.

Dalam memainkan peran tersebut, berbondong-bondong pemain e-commerce, yang tadinya hanya di B2C, tancap gas dengan masuk ke B2B demi meramaikan para pemain e-commerce B2B yang sudah beroperasi. Salah satu pemain yang konsisten menyeriusi segmen B2B sejak awal adalah Ralali, yang didirikan Joseph Aditya sejak 2013.

Kepada DailySocial.id, Joseph menuturkan saat ini perusahaan tidak hanya fokus ke marketplace tapi juga membangun ekosistem B2B agar menjadi solusi utama bagi pelaku bisnis. Terhitung saat ini grup telah didukung lima lini bisnis, yakni situs e-commerce (Ralali.com), healthcare (Neoclinic), brand privat (Primero dan Fitmee), social commerce (Ralali Connect), dan on demand business (Ralali Agent).

“Berdasarkan performa, Ralali.com mencatat pertumbuhan secara organik [dan] telah berhasil meningkatkan transaksi hingga 174% di 2021 dari tahun sebelumnya, serta tercatat lebih dari 1,5 juta masyarakat dan pelaku usaha terhubung dan diperbantukan oleh solusi ekosistem digital dari Ralali Group,” kata Joseph.

Dia melanjutkan, masing-masing lini yang dikembangkan perusahaan saling terkoneksi satu sama lain, sehingga membentuk ekosistem B2B yang mampu menjawab kebutuhan di industri. Misalnya, Ralali Connect bertugas untuk bantu UMKM dengan menyediakan layanan digital storefront, pembuka akses jaringan, dan komunitas bisnis.

Dari situ, timbul kebutuhan yang besar akan tersedianya tenaga lapangan untuk penetrasi pasar, baik itu promosi, survei, atau aktivasi usaha. Lahirlah Ralali Agent, on demand business platform, untuk mencari penghasilan tambahan bagi masyarakat, sehingga membantu bisnis tumbuh dengan memberikan kolaborasi antara teknologi digital dan tenaga kerja dalam melakukan proses O2O.

Di tahun ini Ralali Agent ditargetkan dapat memperluas jaringannya hingga mencapai 1,5 juta agen di seluruh Indonesia untuk menyelesaikan 45 juta jenis pekerjaan. “Platform ini telah membantu ratusan ribu masyarakat dan hadir di 25 kota besar di Indonesia untuk mendapatkan penghasilan tambahan di waktu luangnya dengan cara mengerjakan pekerjaan yang tersedia di dalam platform.”

Berikutnya adalah Ralali Solution Center sebagai wadah bagi para pelaku usaha yang masih berjualan secara offline. Mereka dapat bergabung menjadi seller Ralali.com, sehingga dapat memasarkan produknya secara online. Ralali Solution Center menjembatani penjual dengan korporasi atau klien dari Ralali.com. Klien ataupun pembeli dapat membuat permintaan barang melalui RFQ (Request For Quotation), salah satu fitur unggulan Ralali.com.

Inovasi yang baru dirilis berikutnya adalah Ralali Business Collection untuk membuka kesempatan bagi masyarakat yang sedang berencana memulai bisnis dengan tawaran paket usaha dan harga grosir terbaik. Peluang ini terbuka untuk bisnis kopi, sembako, minuman kekinian, dan otomotif.

Masuk brand privat

Salah satu langkah terobosan yang dilakukan Ralali adalah masuk ke brand privat sebagai langkah pengembangan bisnis di luar e-commerce. Ada tiga brand yang sudah dirilis secara resmi oleh perusahaan, yakni Primero (produk masker), Neoclinic (klinik kesehatan berbasis teknologi), dan Fitmee (mi instan sehat).

Joseph tidak menuturkan lebih rinci hipotesis dibalik peluncuran brand privat tersebut. Ia mengatakan, Primero dan Neoclinic (PT Langkah Infinit Fortuna Era) dirintis karena selama pandemi pihaknya melihat peluang besar di sektor kesehatan. Primero terbuat dari bahan hypoallergenic, aman untuk kulit sensitif karena tidak menimbulkan reaksi alergi. Masker ini telah mengantongi izin dari Kementerian Kesehatan Indonesia dan direkomendasikan oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).

“Primero dapat menjadi solusi masyarakat di tengah kelangkaan masker pada saat itu dan menjadi top 5 sales brand masker yang dapat ditemukan di modern market di seluruh Indonesia.”

Neoclinic memadukan kesehatan dan teknologi untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat, seperti booking dan appointment, pemberian hasil tes, hingga konsultasi dengan dokter. Klinik ini memiliki layanan kesehatan yang lengkap, mulai dari pemeriksaan kesehatan, tindakan medis ringan, pemeriksaan Swab Test, tes laboratorium, serta vaksinasi Covid-19. Lokasinya tersebar di delapan titik di Jakarta, Tangerang, Surabaya dan akan hadir di lima kota besar lainnya.

“Dengan hadirnya lini bisnis terbaru kami (healthcare) tentunya membuat positioning Ralali semakin kuat di berbagai segmen dan keterkaitan antar platform kami sebagai satu entitas dalam group.”

Berikutnya, Fitmee merupakan hasil akuisisi Ralali dari The Fit Company. Tidak disebutkan nominal dalam transaksi tersebut. Hipotesis perusahaan terhadap prospek bisnis di sektor ini adalah selama pandemi masyarakat mulai peduli terhadap masalah kesehatan. Asupan gizi dan gaya hidup sehat mulai menjadi prioritas utama bagi sebagian besar orang.

Atas dasar tersebut, Ralali melihat babak baru dalam industri porang (shirataki) buatan Indonesia dan memutuskan untuk mengakuisisi Fitmee. Fitmee adalah produk mi instan yang menggunakan umbi porang sebagai bahan dasar yang diolah menjadi mi shirataki. Mi jenis ini bebas kolesterol, rendah gula, dan tinggi akan serat.

Joseph menjelaskan, saat ini pangsa pasar dalam produsen mi instan sehat di Indonesia baru 1%, sehingga banyak peluang yang ditawarkan dalam industri F&B ini. Data lainnya juga menyebutkan pasar makanan organik dunia diperkirakan mencapai $272,18 miliar pada 2027 dengan pertumbuhan 12% per tahun.

“Ralali Group (sebagai ekosistem) tentunya memperluas pasar agar produk ini dapat penuhi kebutuhan bagi para kosumen dalam menjalani gaya hidup sehat. Selain itu, melalui kolaborasi antar dua entitas (Ralali dan The Fit Company) memberikan kontribusi yang signifikan untuk penuhi target laba dalam ekosistem Ralali.”

The Fit Company adalah startup wellness yang didirikan Jeff Budiman dengan beberapa lini bisnis di bawahnya, termasuk Kredoaum, 20Fit, Fitstop, Fit Lokal, Fitmee, Slim Gourmet, Wellnez Indonesia, dan FITCO.

Penggalangan dana berikutnya

Ralali di bulan Februari lalu mengumumkan perolehan pendanaan Seri D batch pertama senilai $10,9 juta (lebih dari 155 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh SBI Group, investor sebelumnya yang memimpin putaran Seri B, dan Bee Accelerate. Putaran ini diikuti jajaran investor lainnya, seperti Beenos Asia, ICMG Partners, dan Arbor Venture.

Dana segar ini akan digunakan memperkuat solusi integrasi e-commerce B2B bagi pelaku usaha, merealisasikan target penerapan open finance system, dan merilis Ralali Big Data yang dapat memberikan acuan maupun rekomendasi dalam bentuk laporan black journal–sebuah sistem informasi keuangan yang dikelola perusahaan untuk membantu pelaku usaha mendapatkan data bisnis yang valid.

Berikutnya Ralali berencana menghadirkan fitur terbaru bernama Ralali Plus, sebuah solusi pengembangan usaha untuk mendapatkan kemudahan pembayaran dalam penuhi kebutuhan berbisnis. “Fasilitas unggulan yang diberikan, mulai dari permodalan usaha, credit scoring, one bill services untuk keperluan utilitas, penggunaan instan untuk transaksi kebutuhan usaha di dalam platform Ralali, dukungan pemasaran hingga edukasi finansial.”

Untuk rangka mewujudkan ambisi tersebut, perusahaan tengah membuka pendanaan Seri D batch kedua. Ralali juga mengundang mitra strategis yang bergerak di industri potensial, seperti perbankan, logistik, API, platform POS untuk dapat berkolaborasi. Jika usaha-usaha ini lancar, target perusahaan yang membidik enam juta pengguna dan ekspansi ke 50 kota dapat segera terealisasi.

“E-commerce B2B memiliki potensi perkembangan yang pesat di Indonesia. Dapat terlihat dari Laporan EigenRe, bahwa market size B2B di Indonesia diprediksi capai $21,3 miliar pada 2023 mendatang. Pandemi Covid-19 membuat para pemain B2B perlu adaptasi kebiasaan baru Covid-19, dan hal ini dapat menjadi menjadi peluang rebound untuk bisnis B2B,” tutupnya.

Ralali Confirms Series D Funding of 155 Billion Rupiah Led by SBI Group and Bee Accelerate

The B2B marketplace startup, Ralali, confirmed the Series D funding of $10.9 million (over 155 billion Rupiah) led by the previous leading investor in its Series B round, SBI Group, and Bee Accelerate. This round also participated by other investors, such as Beenos Asia, ICMG Partners, and Arbor Venture.

With the additional funds, Ralali has managed to raise a total $33.4 million (more than 476 billion Rupiah) since its establishment. The company announced the series C round in July 2019 worth of $13 million. The leading investors in this round including Arbor Ventures, TNB Aura, and ZIGExN Co., Ltd. founder, Jo Hirao.

Ralali’s Founder and CEO Ralali Joseph confirmed the news to DailySocial. “This [funding] has been finalized a few months ago,” he said.

Ralali’s nine years operation

Ralali started its business as a B2B marketplace in 2013 and is now engaging in various lines outside the marketplace to become a group. Ralali Group aims to be a one stop solution for business ecosystem. Moreover, the company focused on providing for the business players, therefore, all channels are focused on user suppliers and business players.

Along with the growing market demand and business opportunities, Ralali Group develops business solutions to help business people build reputations and develop networks in the digital era. Today’s marketplace platform is equipped with various business solutions, from financial (paylater), logistics, MSME support, and enablers, the result of partner collaborations.

Ralali Connect is one of them, a platform aimed to provide MSME players with digital storefront and to connect with various communities with related business interests. There is also Ralali Agent as an on-demand business platform, a solution to find additional income for the community in order to help businesses grow by providing collaboration between digital technology and the workforce in conducting O2O (offline-to-online) processes.

Next, the Ralali Solution Center as a forum for business players still doing the offline appproach to join as a Ralali.com seller, therefore, they can market the products online. Ralali Solution Center is a bridge between sellers and corporations or clients of Ralali.com. Clients or buyers can make purchases via RFQ (Request For Quotation), one of the superior features of Ralali.com.

The next newly released innovation is the Ralali Business Collection to create opportunities for people who are planning to start a business, offering business packages and wholesale prices. This opportunity is open for all kinds of businesses, including coffee, basic necessities, contemporary drinks, and automotive.

Apart from that, the company has penetrated the health segment by producing Primero masks and presenting a tech-based clinic called Neoclinic. It provides antigen swab services, rapid tests, drive thru or home services, and releases vitamin products. The company has also entered the Indonesian porang (konyaku) processing industry with FITMEE, a low-calorie healthy instant noodle. Ralali acquired FITMEE from The Fit Company and already make an announcement on the company website.

In the latest data, Ralali.com is said to have more than 1.3 million registered users, more than 20,000 vendors, 360 thousand products, and more than 6 million monthly visits from all over Indonesia.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pendanaan seri D Ralali

Ralali Konfirmasi Raih Pendanaan Seri D 155 Miliar Rupiah Dipimpin SBI Group dan Bee Accelerate [UPDATED]

Startup B2B marketplace Ralali mengonfirmasi perolehan pendanaan Seri D senilai $10,9 juta (lebih dari 155 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh SBI Group, investor sebelumnya yang memimpin putaran Seri B, dan Bee Accelerate. Kemudian diikuti oleh jajaran investor lainnya, seperti Beenos Asia, ICMG Partners, dan Arbor Venture.

Dengan penambahan dana tersebut, sejak Ralali dirintis hingga kini berhasil mengumpulkan perolehan dana lebih dari $33,4 juta (lebih dari 476 miliar Rupiah). Putaran seri C diumumkan oleh perusahaan pada Juli 2019 sebesar $13 juta. Investor yang memimpin dalam putaran tersebut adalah Arbor Ventures, TNB Aura, dan founder ZIGExN Co., Ltd., Jo Hirao.

Kepada DailySocial.id, Founder dan CEO Ralali Joseph memberikan konfirmasi atas kabar tersebut. “[Pendanaan] ini sudah dari beberapa bulan lalu,” ucapnya.

Perkembangan sembilan tahun Ralali

Ralali mengawali bisnisnya sebagai B2B marketplace sejak 2013 dan kini menggurita ke berbagai lini di luar marketplace menjelma menjadi sebuah grup. Ralali Group bertujuan menjadi one stop solution bagi pelaku bisnis. Selain itu mereka berfokus untuk memenuhi kebutuhan usaha para pelaku bisnis, sehingga semua kanal berfokus pada user supplier dan pelaku bisnis.

Seiring dengan permintaan pasar dan peluang usaha yang terus berkembang, Ralali Group mengembangkan solusi usaha untuk membantu pelaku bisnis membangun reputasi serta mengembangkan jaringan di era digital. Platform marketplace yang dimiliki kini sudah dilengkapi dengan berbagai solusi bisnis, mulai dari finansial (paylater), logistik, dukungan UMKM, dan enabler, hasil kerja sama dengan para mitra.

Salah satunya Ralali Connect, yaitu berupa platform yang ditujukan kepada para pelaku UMKM untuk dapat memiliki digital storefront serta terhubung dengan berbagai komunitas yang memiliki minat usaha sesuai dengan pengguna. Kemudian, Ralali Agent sebagai on-demand business platform menjadi solusi untuk mencari penghasilan tambahan bagi masyarakat sehingga membantu bisnis tumbuh dengan memberikan kolaborasi antara teknologi digital dan tenaga kerja dalam melakukan proses O2O (offline-to-online).

Berikutnya, Ralali Solution Center sebagai wadah bagi para pelaku usaha yang masih berjualan secara offline dapat bergabung menjadi seller Ralali.com, sehingga dapat memasarkan produknya secara online. Ralali Solution Center menjembatani antara seller dengan korporasi atau klien dari Ralali.com. Klien ataupun pembeli dapat membuat permintaan barang melalui RFQ (Request For Quotation), salah satu fitur unggulan dari Ralali.com.

Inovasi yang baru dirilis berikutnya adalah Ralali Business Collection untuk membuka kesempatan bagi masyarakat yang sedang berencana memulai bisnis dengan tawaran paket usaha dan harga grosir terbaik. Peluang ini terbuka untuk bisnis kopi, sembako, minuman kekinian, dan otomotif.

Di luar itu, perusahaan merambah segmen kesehatan dengan memproduksi masker Primero dan menghadirkan Neoclinic, klinik berbasis teknologi. Klinik tersebut menyediakan layanan swab antigen, rapid test, drive thru, hingga home service, juga merilis produk vitamin. Juga, masuk ke industri pengolahan porang (konyaku) Indonesia dengan perkenalkan FITMEE, mie instan sehat berkalori rendah. FITMEE diakuisisi oleh Ralali dari The Fit Company dan diumumkan dalam situs perusahaan.

Dalam data terakhir, diklaim Ralali.com telah memiliki lebih dari 1,3 juta pengguna terdaftar, lebih dari 20.000 vendor, 360 ribu produk, dan lebih dari 6 juta kunjungan setiap bulannya dari seluruh Indonesia.

*) Kami menambahkan konfirmasi langsung dari manajemen Ralali terkait pendanaan Seri D

Strategi Bisnis Ralali

Ralali Targetkan Balik Modal dalam Satu Tahun ke Depan

Kondisi pandemi memaksa platform marketplace B2B Ralali memilih jalan yang lebih konservatif. Founder dan CEO Ralali Joseph Aditya menegaskan bahwa untuk saat ini tak akan ada ekspansi atau pengeluaran yang gila-gilaan dari perusahaan di masa tak menentu seperti ini.

Patut diingat e-commerce B2B seperti Ralali ini merupakan salah satu yang paling terdampak dari lesunya ekonomi selama wabah Covid-19 melanda dunia. Lemahnya daya beli masyarakat dan rusaknya rantai pasokan bisnis memaksa Ralali untuk lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Masih segar di ingatan bagaimana startup marketplace B2B Stoqo gulung tikar pada April lalu.

Kehati-hatian dalam menghadapi potensi krisis tercermin dari ucapan Aditya. Dalam konferensi pers virtual siang tadi, Aditya menekankan bahwa selain tak akan ada pengeluaran besar-besaran, keputusan mereka harus berorientasi untung.

“Intinya yang kami lakukan itu membuahkan revenue atau return. Artinya semua cost yang berubah seperti variable cost harus bisa diukur menjadi revenue. Sementara untuk yang menjadi operasional harus dioptimalkan bertahan tidak naik drastis,” jelas Aditya.

Dengan kerangka berpikir demikian, Aditya berani memasang target Ralali memperoleh break even point sebelum ulang tahun perusahaan berikutnya. “Kami inginnya bukan jadi e-commerce yang bakar-bakar duit, tapi menjadi e-commerce yang profitable,” imbuh Aditya.

Sumber keyakinan Aditya berasal dari kenaikan e-commerce B2B yang selama ini selalu didominasi oleh e-commerce B2C. Edukasi produk dan teknologi yang cukup lama dari para pelaku B2C menurutnya membantu Ralali dikenal lebih cepat oleh target pengguna.

Strategi bisnis ke depan

Ralali yang baru berusia 7 tahun sekarang punya sejumlah strategi untuk bertahan dari kencangnya guncangan ekonomi akibat pandemi. Salah satu di antaranya adalah dengan merancang hyperlocal business. Konsep ini memungkinkan satu titik bisa menyuplai kebutuhan bisnis di radius 15-20 kilometer.

Strategi lain yang diutamakan oleh Ralali adalah pendanaan UKM. Bedanya pendanaan yang disediakan oleh Ralali berbentuk barang. Menurut Aditya, pendanaan jenis ini dibutuhkan oleh para UKM yang kesulitan beroperasi kembali.

“Kita punya tim di lapangan untuk profiling yang nanti kita bisa beri bantuan dana dalam bentuk supply chain financing atau dengan kata lain pendanaan dalam bentuk barang. Jadi nanti dikasih barangnya dulu, lalu ketika produknya sudah terjual baru mereka bisa bayar ke kami,” terang Aditya.

Guna melewati masa-masa sulit saat ini, Ralali juga meluncurkan kampanye untuk mendukung dan menggandeng UMKM kembali bangkit. Kampanye tersebut meliputi promo, diskon, ongkir gratis, yang bisa dinikmati pembeli di platform Ralali.

Selama 7 tahun beroperasi, Ralali tercatat digunakan lebih dari 11.000 pemasok dan 160.000 UMKM. Angka-angka tersebut menjadikan Ralali sebagai salah satu e-commerce B2B terbesar di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Marketplace B2B Ralali

Ralali Tambah Fitur Baru Dukung Kemudahan Transaksi dan Pengembangan Bisnis Mitra

Platform marketplace B2B Ralali merilis tiga fitur baru untuk dukung kemudahan transaksi di dalam platformnya. Perusahaan berambisi menjadi super app yang memiliki berbagai layanan untuk permudah transaksi.

Founder dan CEO Ralali Joseph Aditya menjelaskan, tiga fitur ini hadir dalam situs dan aplikasi Ralali. Pertama adalah Radar (Ralali Darat Air Udara), fitur baru yang akan membantu peran logistik Ralali Kargo untuk terhubung dengan berbagai vendor logistik pengiriman barang di berbagai pelosok, sehingga pengiriman barang pesanan tidak terpusat di satu kota saja.

“Solusi ini menjawab masalah yang sering dikeluhkan pelaku usaha mengenai biaya logistik yang sangat besar,” terangnya, kemarin (30/8).

Fitur kedua adalah Octopus untuk mitra brand dari Ralali. Ini berfungsi memudahkan brand monitor performa produk dan tingkat kebutuhan berbagai daerah terhadap kebutuhan produknya melalui aplikasi keagenan Ralali, bernama Big Agent. Octopus memberikan dampak yang signifikan bagi mitra untuk mengontrol pasar dan distribusi sesuai dengan karakter pembeli di berbagai daerah.

Terakhir, adalah fitur fintech yang di dalamnya ada payment, financing (akses pendanaan), asuransi, dan investasi. Keempatnya difokuskan untuk bantu pengembangan dan perkuat bisnis UKM itu sendiri.

Joseph menjelaskan fitur fintech adalah hasil kolaborasi dengan para mitra penyedia jasa keuangan. Ke depannya perusahaan akan menambahkan digital goods di dalam fitur ini, seperti pembelian pulsa, paket data, PLN, PDAM, BPJS, dan uang elektronik.

“Fitur fintech sudah resmi tersedia, namun baru menyediakan financing dan insurance. Sisanya akan segera menyusul. Demikian pula untuk Radar dan Octopus, keduanya kami rencanakan meluncur sebelum akhir tahun ini.”

COO Ralali Alexander Lukman menambahkan, fitur fintech ini telah dipasarkan oleh para agen ke lebih dari 1.500 pelaku UKM. Total pendanaan yang tersalurkan mencapai Rp18 miliar.

“Pasar yang sebelumnya belum pernah tergarap pun sekarang bisa mendapatkan akses untuk perluasan dan pengembangan,” kata Alexander.

Agen adalah motor pertumbuhan Ralali

Joseph menerangkan jalur keagenan adalah salah satu motor pertumbuhan bisnis di Ralali. Makanya, aplikasi Big Agent diperkuat dengan berbagai fitur untuk dukung produktivitas agen. Dalam pemasaran produk B2B, memang tidak bisa disamakan dengan apa yang dilakukan oleh e-commerce B2C seperti kebanyakan.

Dia melihat, cara paling ampuh untuk mendekati konsumen B2B, terutama UKM yakni dengan menemui langsung di lapangan karena mayoritas dari mereka belum tersentuh oleh teknologi. Secara potensi, e-commerce B2B itu dinilai lebih besar dari B2C, terlebih dari berbagai data menyebut 60% dari total PDB Indonesia ditopang oleh UKM.

“Memang sekarang di Indonesia itu yang lebih besar saat ini adalah B2C. Namun di Tiongkok itu, bisnis B2B itu dua kali lebih besar dari B2C. Artinya, tugas kita masih banyak untuk edukasi ke pasar. Setelah enam tahun berdiri, kami lihat potensi B2B di luar Jawa itu besar, banyak permintaan mau gabung sebagai agen.”

Joseph melanjutkan, “Kehadiran Big Agent membedakan kami dengan e-commerce lainnya, kami mendefinisikan cara baru melakukan bisnis.”

Aplikasi Big Agent ini sebenarnya sudah dirilis sejak tahun lalu. Data terkini menyebut, ada 300 ribu agen tergabung, dengan dominasi di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, Semarang, Padang, dan Palembang.

Mereka tidak hanya pekerja lepas, tapi ada juga dari karyawan, mahasiswa, pelajar, dan pengemudi ojek online. Rentang usianya antara 21-25 tahun. Pekerjaan yang bisa dilakukan para agen melalui aplikasi Big Agent diklaim ada ratusan ribu jenis.

Namun ada tiga layanan pekerjaan untuk pelaku bisnis, yakni survei pasar (14,29%), promosi (74,52%), dan akuisisi (4,25%). Sistem kerjanya fleksibel dan ada komisi yang diberikan tergantung pekerjaan yang diselesaikan.

CTO Ralali Irwan Suryadi menjelaskan, seluruh pekerjaan yang diselesaikan ini akan menjadi data yang diolah sebagai salah satu mesin utama big data untuk mengenali konsumen lebih baik dan memetakan pola transaksi pembeli. Harapannya, dari pengolahan data ini bisa menjadi rujukan tepat sasaran bagi perusahaan untuk memahami berbagai kebutuhan dalam satu ekosistem digital.

Sejauh ini perusahaan telah memiliki 20 layanan dalam ekosistemnya, termasuk di antaranya ketiga fitur baru di atas, dan aplikasi Big Agent. Joseph mengklaim rata-rata jumlah transaksi perusahaan tumbuh hingga empat kali lipat. Bahkan pada tahun lalu, jumlah transaksi secara nominal tembus sekitar Rp10 triliun.

Dia optimis tahun ini pencapaian bisnis bisa naik hingga lima kali lipat dari pencapaian setahun sebelumnya. Perusahaan telah menjangkau lebih dari 750 ribu UKM di 25 provinsi sebagai pembeli. Juga, telah rambah Singapura dan Thailand. Dalam pipeline, perusahaan berencana untuk perluas ke Vietnam dan Filipina.

“Mungkin tahun depan. Ada beberapa negara lain juga, mirip-mirip dengan Indonesia. Di mana negara tersebut banyak penduduknya, butuh pekerjaan juga,” tandasnya.

Selama 6 tahun, Ralali melayani lebih dari 13.000 pemasok (sellers), lebih dari 160.000 pembeli (UKM) dan menangani hampir 300.000 produk (SKU) di dalam platformnya, dengan setengah juta pengguna terdaftar dan lebih dari 5 juta pengunjung bulanan.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Ralali Receives Series C Funding Worth Over 181 Billion Rupiah

The B2B marketplace, Ralali announced Series C funding worth of $13 million (equivalent to 181.9 billion Rupiah) led by Arbor Ventures, TNB Aura, and ZIFExN Co., Ltd., founder, Jo Hirao. As previous investors, AddVentures and Qualgro also participate in this round.

Ralali‘s CEO, Joseph Aditya explained the fresh funding is to be used for technology development and team building to accelerate market penetration. Also to make innovation for SMEs to get better in the business assessment.

The thing is, business players in this segment have no access to the distribution of assessment, finance, logistics, and others. It’s because they have no information regarding technology and economic scale for data management and reporting. While we have more than 60% SMEs, only 8% of those aware of digital technology.

“This funding is to support us in building better technology and team to assist millions of Indonesian SMEs for business assessment through Ralali. With us being the ‘super app’, buyers in segmented business can have curated and related solutions for assessment, finance, and logistics,” he stated officially.

There are 12 thousand suppliers have been connected through the company, including big brands as Unilever, Food Solutions, PaperOne, Asus, and many more. More than 160 thousand entrepreneurs have been using Ralali, maintaining almost 300 SKU products in the platform.

Around 500 thousand SMEs registered into the platform with more than 5 million visitors per month.

Innovation has made to reach out to entrepreneurs by presenting BIG Agent, on-demand freelancers to work on the survey and market education to “go digital”. There are currently 120 thousand agents around Jakarta, Java, Sumatra, and Kalimantan.

Ralali was created as a one-stop solution for SMEs to book, look for a business assessment, micro-lending product, and term of payment. There are 1,500 SMEs have been using the financial solution.

Ralali is said to have significant GMV as 5 times over the last year and up for 3-4 times this year.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Ralali

Ralali Raih Pendanaan Seri C Lebih dari 181 Miliar Rupiah

Startup B2B marketplace Ralali mengumumkan perolehan pendanaan seri C sebesar $13 juta (setara 181,9 miliar Rupiah) yang dipimpin oleh Arbor Ventures, TNB Aura, dan founder ZIGExN Co., Ltd., Jo Hirao. Investor sebelumnya AddVentures dan Qualgro turut berpartisipasi dalam putaran ini.

CEO Ralali Joseph Aditya menerangkan, perusahaan berencana menggunakan dana segar tersebut untuk perkuat teknologi dan tim agar penetrasi pasar Ralali semakin kuat. Serta berinovasi untuk memperkuat UKM dalam pemenuhan kebutuhan usaha.

Pasalnya, para pengusaha di segmen ini tidak memiliki akses pemerataan dalam pemenuhan kebutuhan, pembiayaan, logistik, dan kebutuhan lainnya karena tidak memiliki skala ekonomi dan teknologi untuk mengelola dan merekam data. Sementara, ada lebih dari 60 juta UKM namun hanya 8% di antaranya yang sudah melek digital.

“Pendanaan ini akan membantu kami meningkatkan teknologi dan tim untuk melayani jutaan UKM Indonesia dalam memenuhi kebutuhan usaha mereka melalui Ralali. Dengan menjadi ‘super app’, pembeli dengan segmen usaha spesifik dapat menemukan solusi yang terkurasi untuk produk kebutuhan usaha, pembiayaan, dan logistik yang relevan dengan usaha masing-masing,” ucap Aditya dalam keterangan resmi.

Saat ini perusahaan menghubungkan 12 ribu pemasok termasuk brand besar seperti Unilever, Food Solutions, PaperOne, Asus, dan lainnya. Lebih dari 160 ribu pengusaha telah memanfaatkan Ralali, menangani hampir 300 ribu produk SKU dalam platform.

Selanjutnya, sekitar 500 ribu UKM telah terdaftar dan platform Ralali dikunjungi lebih dari 5 juta pengunjung tiap bulannya.

Salah satu inovasi perusahaan dalam menjangkau para pengusaha adalah menghadirkan platform BIG Agent, tenaga lepas on-demand yang mengerjakan survei dan mengedukasi pasar untuk “go digital“. Terhitung ada 120 ribu agen tersebar di Jakarta, Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Platform Ralali didesain sebagai one stop solution untuk UKM yang ingin memesan, mencari solusi pemenuhan kebutuhan usaha, pinjaman mikro dan ketentuan pembayaran (term of payment) untuk permudah akses pembiayaan. Disebutkan ada 1.500 UMKM yang telah memanfaatkan solusi pembiayaan ini.

Diklaim Ralali mencatatkan GMV yang cukup signifikan sebanyak 5 kali lipat di 2018 dan on-track menuju pertumbuhan 3-4 kali lipat untuk tahun ini.

Application Information Will Show Up Here
Ralali dan SCG Trading Thailand menjalin kerja sama menghadirkan proyek ASEAN B2B Marketplace yang akan dimulai di Thailand Januari 2019

Gandeng SCG Trading, Ralali “Go Regional” dengan Proyek “ASEAN B2B Marketplace”

Ralali menutup tahun ini dengan lembaran baru. Mereka mengesahkan kerja sama dengan SCG Trading Thailand untuk menghadirkan platform marketplace B2B dalam proyek “ASEAN B2B Marketplace” sebagai pembuka jalan Ralali menapaki bisnis di regional Asia Tenggara. Proyek ini akan dimulai di Thailand pada awal tahun 2019 dengan tujuan membantu para UKM di Asia Tenggara.

“Proyek ASEAN B2B Marketplace ini berkolaborasi dengan SCG Trading dan akan dimulai di Thailand pada bulan Januari 2019 mendatang. Kami sangat bersemangat untuk menjalanan proyek yang berfokus pada kemajuan sektor UMKM se-Asia Tenggara melalui portal bisnis online,” terang CEO Ralali Joseph Aditya.

Ralali sebelumnya berhasil mendapatkan pendanaan Seri B senilai $7 juta dari beberapa investor. Salah satunya AddVentures yang merupakan perusahaan ventura milik SCG. Ekspansi ke Thailand merupakan langkah telah direncanakan sejak tahun ini.

Ralali dan SCG Trading Thailand disebut memiliki visi yang sama dalam mengembangkan dan memperkuat sektor ekonomi mikro. Dengan kerja sama ini keduanya akan memaksimalkan pengalaman masing-masing untuk memudahkan proses supply chain antara distributor dan para pelaku usaha.

“Sebagai bisnis yang telah lama berdiri di Thailand, kami tidak hanya terus menciptakan bahan bangunan yang berkualitas tinggi untuk kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat, namun kami juga akan membangun perubahan nyata menuju perilaku berbelanja yang semakin terintegrasi dan mudah melalui portal online, sehingga akan memacu semangat melahirkan banya startup baruyang semakin inovatif dan relevan dengan perubahan zaman. Dengan tujuan besar ini SCG Trading merangkul Ralali.com yang juga pada pengembangan usaha kecil dan menengah di Indonesia, sebagai partner dalam proyek ASEAN B2B Marketplace,” terang Head Digital Transformation SCG Trading Co., Ltd Nopporn Latthitham.

Nantinya proyek “ASEAN B2B Marketplace” ini akan menyasar UKM yang tengah berkembang di Thailand, terutama bisnis makanan dan otomotif.

Kedua industri tersebut dipercaya sedang “naik daun” di Thailand. Industri makanan disebut memiliki market value sebesar $32 miliar (sekitar 463 triliun Rupiah), sedangkan industri otomotif disebut memiliki market value $46 miliar atau setara dengan 521 triliun Rupiah.

“Sejak berdiri, kami berkomitmen menyediakan solusi bagi mereka yang akan menjalankan bisnisnya, terutama para pelaku usaha yang baru memulai perjalanan bisnisnya. Dengan menyediakan produk dan peralatan yang berkualitas, juga sistem keuangan yang transparan, Ralali fokus untuk memudahkan dan menyederhanakan proses bisnis yang panjang. Melalui tujuan tersebut, kami akan terus memberikan inovasi-inovasi terbaik kepada para customer maupun supplier di Ralali,” terang Joseph.

Application Information Will Show Up Here
Ralali siap berekspansi ke Thailand pasca perolehan dana senilai $7 juta dari SBI Group, AddVentures (perusahaan venture capital SCG), dan Digital Garage

Ralali Amankan Pendanaan 104 Miliar Rupiah, Siapkan Ekspansi Regional

Ralali, perusahaan marketplace B2B, berhasil mengamankan pendanaan Seri B senilai $7 juta atau lebih dari Rp 100 miliar dari sejumlah investor, termasuk SBI Group, AddVentures (perusahaan venture capital SCG), dan Digital Garage. Pendanaan kali ini diharapkan bisa mempercepat misi Ralali untuk bisa melayani 30 juta UKM di Indonesia dan juga ekspansi ke pasar global dengan menyediakan solusi untuk segmen bisnis yang lebih luas.

“Kami telah memperluas jangkauan MRO dan perlengkapan kantor ke segmentasi bisnis lainnya, seperti pasokan makanan, bahanan bagunan dan perlengkapan otomotif,” papar CEO Ralali Joseph Aditya.

Ralali mengklaim saat ini bisnis mereka telah berhasil menghubungkan sekitar 150.000 reseller, pengusaha grosir dan pengecer di lebih dari 10.000 pemasok di 20 kota. Transaksi tahunan Ralali juga disebut meningkat, tumbuh lima kali dari tahun sebelumnya, dengan basket size per transaksi senilai $2000.

Selama empat tahun terakhir, Ralali berusaha memanfaatkan pengalaman yang dimiliki dan berusaha untuk memahami pasar Indonesia. Ralali juga telah membantu spuplier menjual langsung dan bertansaksi online yang langsung mengarah ke profiling pengguna. Data ini kemudian dimanfaatkan Ralali untuk membangun platform pinjaman keuangan yang mendukung kredit modal kerja yang akan didanai oleh investasi ini.

“Kami percaya platform e-commerce B2B akan memiliki pertumbuhan yang menjanjikan dan kami dapat mendukungnya di bidang fintech seperti memperkanalkan platform pinjaman keuangan kepada mereka,” terang Executive Officer of SBI Investment Tomoyuki Nii.

Sementara itu, SCG yang juga terlibat dalam pendanaan kali ini akan mengambil peran membantu perusahaan memperluas potensi pasar secara digital. SCG juga disebut akan ambil bagian di model vertikal Ralali sebagai top tier penyedia kebutuhan bisnis. Ralali dan SCG juga akan berkolaborasi dalam mengembangkan ekosistem digital supply-chain secara Global dan Cross-ASEAN. Salah satu langkah awalnya adalah menyiapkan ekspansi ke Thailand di Q1 2019.

“Platform e-commerce B2B di pasar berkembang masih terfragmentasi dalam hal rantai pasokan. Kami berusaha untuk memungkinkan binsis memiliki integrasi yang lebih baik dalam hal penawaran produk dikombinasikan dengan layanan dalam satu platform. Target kita untuk mencapai $1 miliar dari penjualan kotor pada tahun 2020,” tutup Joseph.

Application Information Will Show Up Here

Masuki Usia Keempat, Ralali Fokus Bantu Kembangkan Bisnis UMKM

Tahun ini, tepatnya 24 Juli silam Ralali genap berusia empat tahun. Ralali yang memiliki konsep bisnis marketplace penyedia kebutuhan bisnis di Indonesia mulai berdiri tahun 2013. Seiring dengan berjalannya waktu Ralali yang mulanya hanya menyediakan barang maintenance, repairs, dan operasional (MRO) kini telah memiliki lebih dari 12 kategori dengan ribuan suppliers. Ralali mengklaim kesuksesan layanannya dengan nilai transaksi yang terus meningkat, mencapai 900% dalam dua tahun terakhir.

Di umurnya yang keempat, perusahaan masih mencoba terus berjalan dengan visinya dalam menjadi jembatan yang memudahkan hubungan penjual dan pembeli di sektor Business-to-Business (B2B). Tahun ini Ralali disebut akan fokus pada pemberian kemudahan bagi para pemilik UMKM dalam menjalankan bisnisnya, hal ini dilakukan dengan mengembangkan tiga pilar bisnis online yakni marketplace, finansial dan logistik.

“Di usia keempat ini Ralali.com tetap berpegang pada komitmen awal, yakni menjadi solusi bisnis di Indonesia. Dengan adanya Ralali.com sebagai B2B marketplace, diharapkan dapat mempermudah masyarakat Indonesia yang ingin memulai atau menjalankan bisnisnya sehingga nantinya ikut mengembangkan perekonomian Indonesia,” ungkap Joseph Aditya, CEO dan Founder Ralali.

Joseph menambahkan yang menjadi tujuan bisnis Ralali adalah membuat Sahabat Ralali (pembeli di Ralali) memiliki akses terhadap dukungan bisnis yang mendukung. Selain ketersediaan barang Ralali juga berkomitmen untuk terus berinovasi dalam hal pembiayaan, pendanaan dan solusi pembayaran. Selain itu Ralali juga akan bekerja sama dengan perusahaan logistik seperti SAP Express untuk lebih memudahkan dan mempercepat pengiriman barang.

Secara terpisah, Public Relations Executive Ralali Marseka Citra kepada DailySocial menceritakan tren permintaan barang-barang kebutuhan bisnis ikut berkembang seiring dengan pertumbuhan markeplace secara umum. Pihak Ralali juga melihat adanya perubahan atau transformasi yang semula pemesanan barang secara konvensional ke bentuk digital. Di sanalah Ralali coba memenuhi kebutuhan dengan mengandalkan efisiensi di sektor, saluran dan pembiayaan.

Ralali disebut telah bekerja sama dengan banyak supplier, baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan berbagai macam kategori yang kini disediakan, Ralali bisa menjangkau segmen yang lebih luas. Menurut data internal, jika pada tahun lalu kategori transaksi masih didominasi Machinery and Industrial Parts dengan persentase transaksi mencapai 55% dari total transaksi, kini kategori-kategori seperti Computer & Communication, Food & Beverages, dan Beauty, Sports & Textile terus meningkat.

Selain penambahan kategori, Ralali juga menawarkan fitur RFQ (Request for Quotation). Sebuah fitur yang memungkinkan pembeli di Ralali dapat memasukan permintaan barang apapun yang diinginkan meski belum tahu supplier mana yang bisa memenuhi. Di sisi lain, penjual juga bisa memberikan penawaran untuk permintaan tersebut.

“RFQ ada karena kami melihat kebutuhan bisnis setiap orang berbeda dan penjual pun dapat melakukan penawaran yang sesuai dengan bidangnya. Lewat RFQ kami dapat memenuhi kebutuhan barang-barang yang unik seperti elevator speedometer dan gunting beton. Fitur Hubungi Penjual juga ada apabila Sahabat Ralali sudah tahu di mana supplier yang tepat dan berencana memesan barang custom made,” terang Joseph.

Ralali memang rajin merangkul banyak pengusaha lokal atau UMKM. Perusahaan mengelola portal Tribes.id, sebuah kanal yang sengaja dibangun untuk membantu mengembangkan UMKM di Indonesia.

“Teknologi memengaruhi semua bidang dalam kehidupan dan menjadi kunci perkembangan bisnis saat ini. Ralali.com memiliki pemain-pemain terbaik di bidangnya dalam hal pengembangan teknologi. Dengan dukungan tim yang baik dan mengedepankan teknologi, Ralali optimis untuk dapat menjadi B2B (Business to Business) online marketplace yang terbesar dan terpercaya,” tutup Marsela.

Application Information Will Show Up Here