Tag Archives: joseph Aditya

Dampak Pembukaan API Produk Perbankan di Mata Pelaku E-Commerce

Sebenarnya sejak dulu banyak yang menganggap membuka teknologi seperti API (application programming interface) ke khalayak umum, terutama bagi bank, adalah hal yang haram. Pasalnya teknologi ini memungkinkan terjadinya tindakan moral hazard yang bisa mengancam aspek perlindungan konsumen. Aspek ini merupakan pedoman yang harus diutamakan bagi industri jasa keuangan dalam berbisnis.

Pemain e-commerce, sebagai salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia, membutuhkan ekosistem pendukung untuk memajukan bisnis mereka. Salah satu adalah sistem pembayaran.

Saat ini, sistem pembayaran layanan e-commerce yang paling populer adalah transfer antar rekening bank. Sayangnya, saat menggunakan bank transfer sistem pengecekannya kebanyakan masih dilakukan secara manual. Bank yang memfasilitasinya belum membuka API agar bisa diakses secara otomatis oleh penjual e-commerce.

Di Indonesia, perbankan yang sudah membuka layanan API untuk produk tabungan adalah Bank Central Asia (BCA). Layanan tersebut diresmikan pada awal tahun ini. Layanan API BCA yang siap digunakan adalah transfer, informasi saldo, mutasi rekening, lokasi ATM, status pembayaran Sakuku, pembayaran Sakuku, info kurs, dan suku bunga deposito.

BCA menetapkan biaya sebesar Rp 200 per hit API untuk informasi saldo, mutasi rekening, dan transfer.

Bank lainnya yang sedang mempersiapkan pembukaan API tabungan adalah Bank Mandiri. Hal ini dikonfirmasi langsung Direktur Digital Perbankan dan Teknologi Bank Mandiri Rico Usthavia Frans.

“Ya, ada arah ke sana [pembukaan API tabungan]. Semoga bisa [diluncurkan] tahun ini,” ucap Rico kepada DailySocial.

Ketua Umum idEA Aulia E Marinto mengatakan dengan adanya inovasi API, maka pelaku e-commerce dapat melakukan berbagai hal seperti transfer, mutasi rekening ataupun cek saldo melalui API. Salah satu contoh bentuk praktis adalah otomatisasi proses rekonsiliasi, khususnya untuk penerimaan pembayaran melalui ATM.

“Dengan API ini, pemain e-commerce dapat mengetahui secara real time apabila ada aktivitas pada rekening bank yang bersangkutan. Selain itu banyak praktek lainnya seperti perhitungan AR/AP tanpa melibatkan perhitungan secara manual,” terangnya kepada DailySocial.

Ada efek samping

Founder dan CEO Ralali Joseph Aditya mengatakan layanan pembukaan API tabungan dari bank sebenarnya adalah hal yang sangat dibutuhkan pemain e-commerce. Dampak positifnya sangat besar yakni mendapat kemudahan transaksi di situs dan memudahkan pengecekan akun.

Sebelumnya mereka harus melakukan pengecekan secara manual dengan login satu per satu. Mengenai harga yang diberikan API BCA, menurut Joseph, hal inilah yang menjadi perhatian utama pemain e-commerce.

“Karena kalau transaksi naik, jadi lumayan kenanya [biaya]. Mungkin sebaiknya ada paket atau harga progresif, jadinya akan lebih menarik memperbanyak early adopter,” kata dia kepada DailySocial.

Hal yang senada diutarakan CTO Jualio Fahmi Bafadhal. Menurutnya, keterbukaan bank mengenai akses API dapat memicu inovasi terhadap kemudahan pembayaran yang makin banyak. Terlebih transaksi terbesar pemain e-commerce kebanyakan masih berasal dari bank transfer.

Dari sisi pembeli, sambung Fahmi, akan lebih nyaman menggunakan akun bank-nya dan seharusnya makin minim kesalahan.

“Dari sisi harga, pastinya memberatkan. Cuma lagi-lagi bisa dibandingkan dengan cost yang keluar jika harus hire CS untuk cek bank transfer. Mungkin strateginya yang perlu di-adjust.”

BCA sebagai pelopor

Semangat yang ingin disampaikan BCA adalah memungkinkan para pelaku fintech ataupun e-commerce dapat terkoneksi dengan layanan perbankan BCA dan berkesempatan menikmati beragam informasi dan transaksi BCA secara cepat dan mudah.

“Pengembangan sudah dilakukan sejak tahun lalu. API nanti mudah bisa untuk lihat saldo, mutasi, rekening, cek valuta asing, nanti ada pengembangan sehingga developer e-commerce tinggal pakai API kita langsung bisa nyambung,” terang Wakil Presiden Direktur BCA Armand W Hartono.

Data terakhir menyebut ada 17 layanan e-commerce yang tergabung dalam API BCA. Hingga akhir 2017, BCA berharap dapat menggandeng 100 layanan e-commerce sebagai pengguna API BCA.

BCA telah menginvestasikan sekitar Rp4 miliar untuk membangun sistem API. Tiap tahunnya, investasi BCA untuk pengembangan IT naik 7%-8%. “Kalau untuk digital banking investasinya pasti nggak akan berakhir,” kata Executive Vice President Information Technology BCA Hermawan Tendean.

Ia mengaku saat ini kontribusi API terhadap revenue memang masih kecil karena sekali akses dikenakan biaya. Pihaknya mengaku akan kembali mengevaluasi karena ada masukan dari industri yang mengatakan harganya terlalu mahal.

“Itu aja ada masukan dari industri bahwa terlalu mahal. Kami evaluasi lagi berapa nilai ideal supaya bisa diterima mereka.”

Berdasarkan catatan BCA, per Desember total transaksi digital per hari mencapai 18 juta transaksi. Sedangkan frekuensi transaksi ATM mencapai 153 juta dengan nilai Rp 170 triliun. Transaksi mobile banking sebanyak 65 juta per bulan dengan nilai Rp 60 triliun. Lalu untuk transaksi di internet banking tembus 129 juta dengan nilai Rp 77 triliun.

Adapun total nasabah BCA yang sudah memanfaatkan layanan perbankan digital mencapai separuh dari total nasabah yang kini berjumlah 14 juta orang.

Kiat Ralali Perkuat Pangsa Pasar di Segmen B2B Tanah Air

Hampir tiga tahun berdiri, layanan e-commerce B2B Ralali mengumumkan pencapaian bisnis yang positif baik dari nilai transaksi, pembeli, dan repeat buyer rate. Agar bisnis semakin mulus, Ralali memiliki sejumlah kiat yang akan dilakukan perusahaan sepanjang tahun ini, seperti menambah produk consumer goods, khususnya produk kecantikan dan alat kesehatan, serta merangkul pengusaha lokal lewat jaringan komunitas Tribes.id di berbagai kota besar.

Dari segi pencapaian bisnis di tahun lalu, pihak Ralali mengungkapkan nilai transaksi naik 21 kali dibandingkan awal 2015 dan jumlah pembeli naik lebih dari 78 kali. Perusahaan juga mendapat kepercayaan dari ribuan pembeli aktif yang secara berkala melakukan transaksi di Ralali, sehingga repeat buyer rate naik lebih dari 40%. Sayangnya, Ralali enggan membeberkan angka lebih detilnya.

“Seiring dengan sosialisasi yang kami lakukan seperti pameran, edukasi di lingkungan pendidikan, dan pendekatan dengan komunitas binsis lokal, jadi salah satu faktor yang memicu pertumbuhan bisnis di Ralali. Kami sangat berterima kasih atas kerja sama yang baik dengan rekan pembeli maupun penjual,” terang Co-Founder & CEO Ralali Joseph Aditya kepada DailySocial.

Selain itu, menurut Joseph, ada faktor internal dan ekternal yang turut mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan. Dari internal, Ralali terus melakukan evaluasi terhadap performa platform dan terus mendengarkan kebutuhan dari pengguna, baik penjual maupun pembeli.

Berangkat dari situ, muncul beberapa kerja sama dan fitur baru di Ralali. Salah satunya post buying request. Fitur ini diklaim mendapat tanggapan yang cukup baik dari pengguna. Cara kerjanya calon pembeli dapat menginformasikan apabila produk yang mereka maksud tidak ada di website. Setelah itu tim akan berusaha mencari produk yang dimaksud lewat kolega Ralali yang ada di seluruh Indonesia dan Tiongkok.

Sementara dari eksternal, Ralali melihat demand market untuk beralih dari proses pengadaan tradisional menuju berbasis teknologi sangat tinggi. “Dan pencapaian kami di tahun lalu tidak bisa lepas dari kepercayaan yang diberikan merchant/seller kami.”

Adapun produk yang menjadi favorit pengguna, masih dalam kategori Maintenance, Repair & Operation (MRO), industrial supplies, dan consumer goods. Tahun ini, perusahaan akan menambah produk kecantikan dan alat kesehatan dalam katalognya.

Fokus bantu pengusaha lewat kanal Tribes

Tahun ini Ralali akan terus fokus membantu pengusaha lokal lewat komunitas bisnis yang dibangun perusahaan yaitu kanal Tribes.id untuk pengembangan bisnis UKM di Indonesia.

Menurut Joseph, saat ini komunitas Tribes sudah masuk ke tiga kota besar dan rencananya tahun ini akan merambah ke 15 kota besar lainnya di Indonesia. Pihaknya yakin setiap pengusaha membutuhkan partner bisnis yang tepat dan hal tersebut nantinya dapat ditemui di komunitas bisnis Tribes.

“Apabila mereka mendapatkan kesuksesan dan pertumbuhan yang cukup baik, tentunya juga berimbas pada pertumbuhan Ralali ke depannya.”

Strategi tersebut sekaligus menjadi jawaban Ralali dalam menghadapi persaingan bisnis B2B e-commerce yang bakal semakin menantang. Kompetitor Ralali di segmen ini antara lain Bizzy, MBiz, dan Bhinneka Bisnis.

“Aspek positifnya, market size dari B2B e-commerce sangat besar, sehingga tahun ini kami tetap fokus ke pelanggan, menambah calon perusahaan dan UKM baru sebagai pengguna platform Ralali dengan memperkenalkan digital B2B e-commerce sebagai model bisnis baru di Indonesia,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Ralali Booked Rp 33 Billion of Funding

Ralali, a marketplace of MRO (Maintenance, Repair, ad Operational) for B2B, secured US$ 2,5 million (around Rp 33 billion) from two Japanese investors, Beenos Plaza and CyberAgent Ventures (CAV), today (8/6). The previous investors of Ralali, East Ventures (EV) and couple of angel investors, also joined this investment round. The funding will be spent to support Ralali’s vision of becoming the largest MRO for business marketplace in Indonesia. Continue reading Ralali Booked Rp 33 Billion of Funding

Ralali Bukukan Pendanaan 33 Miliar Rupiah

shutterstock_152822789

Ralali, marketplace produk MRO (Maintenance, Repair, dan Operational) untuk pasar B2B, hari ini (8/6) mengamankan pendanaan  sebesar US$ 2,5 juta (sekitar Rp 33 miliar) yang diperoleh dari dua investor Jepang, Beenos Plaza dan CyberAgent Ventures (CAV).  Investor Ralali yang terdahulu, East Ventures (EV) dan angel investor sebelumnya, turut berpartisipasi dalam putaran ini.

Continue reading Ralali Bukukan Pendanaan 33 Miliar Rupiah

Ralali Siapkan Situs Versi Baru dan Ekspansi ke Luar Pulau Jawa di Tahun 2015

shutterstock_209131486

Layanan e-commerce Ralali, yang menjual berbagai produk alat teknik industri, bulan Mei 2014 lalu menerima pendanaan dari East Ventures. Mereka melaporkan telah mengalami peningkatan pertumbuhan lima kali lipat sejak Juni dan bersiap untuk ekspansi usahanya keluar Pulau Jawa tahun 2015. Target berikutnya adalah Pulau Sumatra atau Kalimantan.

Continue reading Ralali Siapkan Situs Versi Baru dan Ekspansi ke Luar Pulau Jawa di Tahun 2015

Situs E-Commerce Pengadaan Alat Industri Ralali Umumkan Pendanaan Awal Dari East Ventures

Pernyataan East Ventures (EV) beberapa waktu lalu yang menyatakan ingin fokus dalam mendanai sejumlah startup di Asia yang bergerak pada layanan B2C rupanya bukan hal yang sesumbar belaka. Pasalnya, hari ini (19/5),  startup e-commerce Indonesia yang menjual berbagai produk alat teknik industri, Ralali, secara resmi mengumumkan telah meraih pendanaan awal yang diterima dari perusahaan VC asal Singapura tersebut. Lewat pendanaan ini, Ralali mencoba memposisikan diri sebagai e-commerce pemasok industri terdepan di Indonesia. Continue reading Situs E-Commerce Pengadaan Alat Industri Ralali Umumkan Pendanaan Awal Dari East Ventures