Tag Archives: Joseph Simbar

Startup chat commerce Mimin mengumumkan ekspansi ke Malaysia dan Singapura, setelah hadir di Indonesia sejak September 2021

Startup Chat Commerce Mimin Lebarkan Sayap ke Malaysia dan Singapura

Startup chat commerce Mimin mengumumkan ekspansi ke Malaysia dan Singapura, setelah hadir di Indonesia sejak September 2021. Kedua negara tersebut dipilih karena mayoritas penduduknya mengandalkan WhatsApp sebagai aplikasi pesan untuk menjalankan berbagai aktivitas bisnis.

Tak hanya potensi yang menjanjikan, perusahaan mendapat dorongan dari channel partner di kedua negara tersebut, sehingga Mimin dapat memahami kebutuhan lokal dengan lebih baik. Di Malaysia, perusahaan bekerja sama dengan operator telekomunikasi lokal untuk menjangkau klien di skala enterprise professional; juga bermitra dengan agensi pemasaran untuk menjangkau pelaku UMKM lokal.

Ekspansi ini sudah dimulai sejak dua bulan lalu, diklaim perusahaan sudah memiliki lebih dari 20 klien di Singapura dan Malaysia yang berasal dari berbagai sektor industri.

CEO Mimin Joseph Simbar mengklaim ekspansi regional ini telah menunjukkan hasil positif. Terlihat dari pertumbuhan bisnis sebesar 100% setiap bulannya di Malaysia. Menurutnya, siklus akuisisi klien juga terbilang lebih mudah, terutama di Malaysia yang notabene sudah lebih ‘matang’ karena banyak pelaku bisnis yang mengandalkan aplikasi chat sebagai cara berjualan.

“Strategi kami untuk berkolaborasi dengan berbagai channel partner di Malaysia dan Singapura membuat kami lebih adaptif dalam menawarkan solusi sesuai kebutuhan lokal di tiap pasar,” kata Joseph dalam keterangan resmi, Rabu (25/10).

Tenagai produk dengan AI generatif

Mimin hadir dengan menawarkan solusi berbasis chat untuk membantu para pelaku usaha UMKM sampai enterprise client untuk menjalankan segala aktivitas, mulai dari chat commerce, chat marketing, customer engagement, serta membuat generative-AI powered chatbot.

Melalui Mimin, penjual dapat dengan mudah meng-input pesanan dari format order melalui WhatsApp pada aplikasi Mimin dan secara otomatis menerbitkan faktur dan konfirmasi pembayaran. Dengan solusi tersebut, pelaku usaha dapat memproses pesanan 70% lebih cepat dan akurat.

Untuk mendukung pertumbuhan bisnis, Mimin menawarkan solusi chat commerce dengan teknologi AI generatif dari OpenAI dan Google Vertex untuk pembuatan gen-AI powered chatbot.

AI generatif (gen-AI) merupakan sebutan untuk sistem kecerdasan buatan yang mampu menciptakan konten baru dalam berbagai format maupun merespons percakapan dengan baik. Selama ini, Gen-AI sering kali dipakai untuk keperluan bisnis internal, misalnya untuk membuat, merangkum, atau menganalisis konten tertentu.

Akan tetapi, belum banyak teknologi chatbot yang bisa menghadirkan ‘sentuhan manusia’ yang interaktif, lantaran kebanyakan chatbot hanya didesain untuk merespons skrip percakapan tertentu.

“Mimin melihat bahwa Gen-AI menyimpan potensi besar untuk membantu pelaku bisnis dalam melayani para pelanggan. Karena itulah, Mimin pun meluncurkan chatbot berbasis Gen-AI yang aktif 24 jam sehari, sehingga pelanggan bisa bertransaksi kapan pun mereka inginkan.”

Joseph menjelaskan, dengan sistem chatbot Mimin berbasis Gen-AI, perusahaan berhasil menciptakan alur percakapan bisnis yang lebih fasih, cerdas, dan interaktif, tanpa terasa terlalu kaku. Penggunaan chatbot ini bisa menghemat biaya layanan pelanggan hingga 30%, dan sejauh ini 90% klien Mimin merasa puas dengan kemampuan percakapan gen-AI yang dikembangkan.

Tidak hanya itu, sistem Mimin juga bisa memberikan rekomendasi produk kepada pelanggan layaknya seorang admin, sehingga membantu pelaku bisnis meningkatkan penjualan dengan menawarkan produk yang sesuai dengan preferensi pelanggan.

“Hasilnya, konversi penjualan dari layanan Mimin menunjukkan tren positif, terutama karena alur transaksi yang lebih mulus dan minim human error, serta pelaku bisnis bisa melayani banyak pesanan di saat yang bersamaan. Sistem canggih ini memudahkan pelaku bisnis ketika hendak melakukan pembaharuan harga, stok, dan sebagainya, karena semua berjalan serba otomatis.”

Disebutkan, saat ini aplikasi Mimin telah digunakan oleh lebih dari 55.000 pelaku usaha di 20 provinsi dan 55 kota di Indonesia. Mimin melayani pelanggan yang bergerak di berbagai industri, terutama retail, supermarket, F&B, fesyen, serta kebutuhan sehari-hari. Yang mana penjual bisa dengan mudah memroses pesanan yang datang melalui chat, lalu mendelegasikan penyelesaian transaksi tersebut kepada cabang terdekat.

Hal ini membantu meningkatkan omzet bagi perusahaan, serta menguntungkan pembeli karena membuat biaya ongkir menjadi lebih terjangkau.

Pada Mei 2023, Mimin mengantongi pendanaan tahap awal dari Otto Digital, bagian dari Salim Group, dengan nominal dirahasiakan.

Application Information Will Show Up Here
Mimin, startup chat commerce enabler dan asisten virtual pengoperasian bisnis, umumkan pendanaan tahap awal dari Otto Digital, bagian dari Salim Group

Startup Chat Commerce Mimin Umumkan Pendanaan Awal dari Otto Digital

Mimin, startup chat commerce enabler dan asisten virtual pengoperasian bisnis, hari ini (05/5) mengumumkan pendanaan tahap awal dengan nominal dirahasiakan dari Otto Digital, bagian dari Salim Group. Nantinya Mimin akan menggarap komunitas UMKM dari Otto Digital yang tersebar di seluruh Indonesia, sejalan karena menjadi target utama dari layanan Mimin.

Dana segar akan dimanfaatkan untuk mengembangkan produk dan fitur baru demi melayani para UMKM dan penjual online, serta memperkuat infrastruktur teknologi dan software manajemen pesanan.

CEO Otto Digital Reginald Hamdani menyampaikan, ketertarikan Otto Digital terhadap Mimin karena startup tersebut memberikan solusi yang relevan bagi para UMKM dan membantu pelaku usaha dalam meningkatkan efisiensi penggunaan WhatsApp sebagai sarana jualan.

“Investasi ini sejalan dengan visi Otto Digital dalam membangun ekonomi dengan memberdayakan masyarakat dan memperluas pertumbuhan ekonomi hingga pedesaan. Mimin adalah salah satu enabler yang kita butuhkan untuk mewujudkannya. Karena itu, investasi kami merupakan salah satu bentuk komitmen dalam membangun UMKM Indonesia yang lebih kuat,” ungkap dia dalam keterangan resmi.

Reginald melanjutkan, pihaknya juga menaruh kepercayaan yang tinggi terhadap rekam jejak pendiri Mimin, yakni Joseph Simbar (CEO) dan Bayu Eka Putra (COO). Joseph merupakan serial entrepreneur yang berpengalaman dalam dunia teknologi, terutama SaaS enterprise selama 15 tahun. Sementara itu, Bayu memiliki pengalaman lebih dari 17 tahun sebagai manajemen eksekutif di berbagai perusahaan multi-industri.

“Pendiri Mimin mempunyai visi besar dan komitmen yang kuat. Kombinasi dari dua hal inilah yang menjadi kunci kesuksesan. Dengan usia yang relatif muda, kapasitas dan energi yang tinggi, kami percaya mereka dapat menyetir pengembangan Mimin ke jalur yang tepat,” tambah Reginald.

Industri chat commerce

Mimin mengutip dari dua sumber laporan, bahwa menurut Research and Markets, dalam lanskap industri jual-beli di Indonesia, social commerce diperkirakan tumbuh sebesar 17,9% per tahun dari 2022-2028. Didukung dari laporan Populix pada 2022, sebanyak 86% masyarakat Indonesia sudah pernah berbelanja melalui media sosial dan aplikasi chat, seperti TikTok Shop (45%), WhatsApp (21%), Facebook (10%), dan Instagram (10%).

Kenaikan tersebut menunjukkan bahwa mayoritas penjual online di Indonesia memiliki berbagai kanal penjualan. Tidak hanya membuka toko online di platform e-commerce, banyak penjual yang berfokus mempromosikan jualannya melalui media sosial dan aplikasi chat. Untuk mengelola penjualan social commerce ini, rata-rata penjual mengandalkan pencatatan order, pengecekan ongkir, dan penerimaan pembayaran secara manual. Proses manual ini cenderung memakan waktu dan rentan dengan risiko human error.

Mimin menawarkan automasi chat commerce dan platform pengelolaan pesanan agar para pelaku bisnis dapat lebih mudah menjalankan tokonya. Melalui Mimin, penjual dapat dengan mudah memasukkan pesanan dari format order yang telah tertulis melalui WhatsApp pada aplikasi Mimin dan secara otomatis memberikan invoice dan konfirmasi pembayaran.

Dengan solusi tersebut, pelaku usaha dapat memproses pesanan 70% lebih cepat dan akurat. Tidak hanya itu, setiap pembeli yang pernah melakukan transaksi pun dapat dengan mudah dihubungi kembali untuk diberikan penawaran yang sifatnya lebih personal dan relevan.

CEO Mimin Joseph Simbar menuturkan, berdasarkan temuan di lapangan, banyak penjual dan pembeli yang lebih nyaman melakukan transaksi secara conversational, misalnya melalui WhatsApp atau DM Instagram. Mimin hadir untuk membantu penjual online dengan mempermudah pemrosesan setiap pesanan melalui solusi otomatis, sehingga penjual bisa menghemat waktu dan tenaga, serta mengembangkan bisnis mereka lebih jauh.

“Kami pun memberikan insight relevan bagi para pelaku usaha agar mereka bisa berinovasi berdasarkan insight tersebut,” kata dia.

Saat ini, aplikasi Mimin telah digunakan oleh para UMKM di 20 provinsi dan 55 kota di Indonesia yang bergerak di berbagai industri, terutama F&B rumahan, fesyen, serta kebutuhan sehari-hari. Untuk memperbesar jangkauannya, Mimin berkolaborasi dengan pemerintah daerah di beberapa daerah seperti Sragen dan Kep. Riau serta mendekati komunitas UMKM lokal dengan memberikan pelatihan dan pendampingan. Salah satunya, pelatihan Mimin yang tengah berlangsung di Sragen dan Kep. Riau berhasil mengundang 10.000 UMKM untuk bergabung dan menggunakan Mimin untuk mengelola bisnis mereka.

Untuk melayani perusahaan ritel dengan skala lebih besar, Mimin juga menyediakan layanan Mimin Pro, penjual bisa dengan mudah memproses pesanan yang datang melalui chat, lalu mendelegasikan penyelesaian transaksi tersebut kepada cabang terdekat. Hal ini membantu meningkatkan omzet bagi perusahaan, serta menguntungkan pembeli karena membuat biaya ongkir menjadi lebih terjangkau. Layanan ini telah digunakan oleh brand ritel ternama seperti Hero Supermarket, Bumame Farmasi, dan LotteMart untuk menghubungkan pembeli dengan cabang terdekat.

Aplikasi Mimin

Mimin Hadirkan Aplikasi Manajemen Pesanan, Fokus Menyasar Penjual Segmen Informal

Ketika pandemi mulai melanda di bulan Maret 2020, banyak bisnis yang geliatnya mulai menurun. Namun di masa awal itu, ada banyak juga yang mengambil kesempatan untuk mulai berjualan online lewat media sosial dengan sistem yang lebih informal, alih-alih bergabung di marketplace yang menggunakan sistem lebih formal.

Salah satunya adalah istri dari Joseph Simbar, yang memulai bisnis baru di bantu oleh suaminya sebagai admin. Selama kurang lebih satu tahun membantu mengelola proses pemesanan bisnis istrinya, Joseph menemukan tantangan yang ternyata juga dialami seorang teman bernama Bayu. Hal tersebut adalah proses yang masih manual sehingga ketika volume pesanan meningkat rentan terjadi kesalahan atau miss dalam pengelolaan pesanan.

Berangkat dari isu ini, Joseph dan Bayu pun memutuskan untuk mengembangkan solusi admin pintar yang disebut “Mimin” untuk bisa membantu para seller yang bergerak di segmen informal atau di luar platform marketplace. Menurut Joseph sendiri, peluang di segmen ini masih besar, karena ada banyak penjual yang masih nyaman menggunakan pendekatan conversational untuk menjamah konsumen.

Joseph turut menambahkan, hampir setengah transaksi e-commerce di Indonesia terjadi melalui chat. Riset yang dilakukan Facebook dan Boston Consulting Group pada 1112 responden yang tersebar di Indonesia, menunjukkan 91% masyarakat Indonesia yang disurvei berminat belanja online atau meningkatkan transaksi belanjanya setelah melakukan chat atau percakapan dagang lewat WhatsApp Business atau situs webnya sendiri.

Alasannya, menurut Joseph ada dua hal. Pertama, masalah kepercayaan. Orang Indonesia memiliki preferensi untuk melakukan interaksi terlebih dulu sebelum menentukan reliabilitas. Selain itu, salah satu kebiasaan yang ia temukan di masyarakat adalah ketika sudah berinteraksi di satu platform, enggan untuk berpindah ke platform lain. Sementara dari sisi seller, mungkin selama di marketplace trafik mereka terjaga, namun di sisi lain kompetisi harga sangat ketat.

Mimin sendiri memosisikan diri sebagai aplikasi manajemen pesanan yang fokus menargetkan UMKM, khususnya di segmen informal. Mereka adalah orang yang memiliki bisnis online namun tidak hadir di marketplace seperti Tokopedia, Shopee, Gojek, dan lainnya; serta membutuhkan layanan admin pintar atau smart admin.

Ekosistem Mimin saat ini mencakup proses pengolahan data, manajemen inventaris, pemesanan, pembayaran, dan pelaporan menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi, semuanya dalam satu aplikasi. Proses pengolahan data Mimin dapat memproses pesan-pesan dari pembeli menjadi data-data yang relevan untuk digunakan di ekosistem Mimin.

Untuk menggunakan aplikasi ini, para penjual hanya perlu menyalin pesan order via chat lalu teknologi AI Mimin akan secara otomatis membaca dan mengelola pesanan. Lalu penjual akan menerima pembayaran online langsung dan bisa memeriksa harga ongkos kirim serta pesan pengiriman. Selain itu, pengguna juga bisa mendapatkan laporan dan analitik bisnis yang dijalankan.

Untuk proses pengiriman, Mimin juga sudah menyediakan menu pick-up dan delivery dalam aplikasinya. Saat ini sudah bekerja sama dengan sekitar 20 perusahaan logistik, termasuk Gojek, Grab, dan Ninja Xpress. Untuk pembayaran, layanan ini sudah bermitra dengan Xendit, dan masih akan memperluas opsi pembayaran elektronik selain OVO.

Terkait monetisasi, saat ini Mimin tidak menerapkan biaya apa pun alias gratis untuk para UMKM yang ingin mencoba aplikasinya. Namun, di bulan Maret lalu, perusahaan baru saja meluncurkan Mimin Pro yang diperuntukkan untuk usaha menengah yang bisnisnya sudah lebih stabil dengan jumlah pesanan yang lebih banyak. Untuk layanan ini, Mimin menerapkan fee per transaksi yang terjadi dalam aplikasi.

Kolaborasi dengan Bank BJB

Sebagai bagian dari strategi penguatan ekosistem yang fokus menjangkau UMKM di segmen informal, Mimin telah menjalin kerja sama dengan Bank BJB, bank BUMD milik Provinsi Jawa Barat dan Banten. Kerja sama ini memungkinkan pengguna Mimin untuk menerima pembayaran melalui DigiCash, uang elektronik milik Bank BJB, pada aplikasi. Selain itu juga berbagai keuntungan lain yang ditawarkan dalam ekosistem pembayaran melalui BJB seperti penarikan dana real-time.

Joseph juga mengungkapkan bahwa alasan dibalik kerja sama dengan bank BJB, selain sebagai bank regional terbesar, adalah karena fokus nasabahnya yang juga di UMKM. “Secara misi dan target pasar kita sudah sejalan. Selain memungkinkan pengguna menggunakan DigiCash sebagai opsi pembayaran, kerja sama ini juga memungkinkan Mimin untuk menjangkau para nasabah yang membutuhkan solusi smart admin.”

Ia juga mengungkapkan bahwa perusahaan tengah mendekati beberapa bank regional lainnya untuk bisa mereplikasi konsep kerja sama strategis ini. Secara sederhana, perusahaan bisa menawarkan proposisi nilai untuk membantu nasabah sekaligus mengembangkan bisnis mereka. Ia sendiri melihat peluang di sektor ini masih sangat besar, bahwa ada beberapa hal yang memang tidak bisa sepenuhnya bergerak secara daring.

Dari sisi pendanaan, Joseph mengaku bahwa saat ini sudah didukung oleh angel investor. Perusahaan juga sedang dalam proses fundraising. “Harapannya, bisa selesai di akhir tahun ini,” ujarnya.

Mulai beroperasi di bulan September 2021, layanan ini kini sudah tersedia di 124 kota dengan jumlah pengguna yang terdaftar mencapai 30 ribu UMKM. “Target kita saat ini adalah untuk menambah pengguna hingga 100-150 ribu hingga akhir tahun ini. Kita cukup optimis mengingat dalam waktu 6 bulan bisa menggaet 30 ribu pengguna,” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Sales1CRM Sediakan Layanan Cloud Kelas Enterprise untuk Perusahaan di Indonesia

Sales1CRM Hadir dengan Layanan Kelas Enterprise / Shutterstock

Dewasa ini perkembangan startup kian bervariasi dan mulai menjangkau ke berbagai permasalahan. Diluncurkan tahun lalu, Sales1CRM turut mencoba mewarnai geliat dunia startup tanah air dengan menyediakan layanan yang dikhususkan untuk kalangan enterprise. Startup yang mencoba menjadi pioner layanan cloud-based di Asia ini melalui layanannya mencoba membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia menjalankan tim penjualan mereka menjadi lebih efisien, kompetitif, dan produktif.

Continue reading Sales1CRM Sediakan Layanan Cloud Kelas Enterprise untuk Perusahaan di Indonesia