Tag Archives: jp ellis

Caxe Technologies masih fokus ke data, analitik, manajemen risiko kredit, automatisasi pinjaman digital, regtech, dan penjualan digital

C88 Financial Technologies “Rebranding” Jadi Caxe Technologies

Induk perusahaan fintech CekAja, C88 Financial Technologies (C88), mengumumkan rebranding nama menjadi Caxe Technologies (Caxe). perubahan nama ini diumumkan langsung CEO & Co-Founder J.P. Ellis di halaman Linkedin-nya. Nama baru, yang juga bisa disebut “cakes”, merupakan anagram berbagai produk fintech B2B dari anak perusahaannya di Asia Tenggara.

“Tampilan baru Caxe yang segar, tetapi dengan nuansa yang familiar, menunjukkan siapa kita hari ini dan ke mana kita akan pergi besok dan lusa: lebih mendalami data, analitik yang lebih canggih, memanfaatkan kekuatan machine learning, mendorong keputusan yang lebih baik, memastikan automation dalam pelaporan peraturan, dan digitalisasi rantai pasokan distribusi penjualan.”

Ditambahkan olehnya, seiring dengan perubahan dan perkembangan pasar fintech, perusahaan memiliki komitmen untuk tetap menjadi yang terdepan dan terus mendorong nilai bagi 100+ klien perusahaan.

Saat ini grup perusahaan memiliki 400 karyawan yang berlokasi di Indonesia, Filipina, Singapura, Thailand, Australia dan Tiongkok. Di Indonesia, Caxe memiliki bisnis platform marketplace produk finansial CekAja.

Persoalan Minimnya Talenta dan Peranan Investor dalam Mendukung Ekosistem Startup

Masalah minimnya talenta berkualitas ternyata menjadi salah satu kendala utama yang dihadapi oleh dunia startup Indonesia saat ini. Rendahnya lulusan engineer berkompetensi belum bisa mengakomodasi kebutuhan startup lokal hingga asing yang melancarkan bisnisnya di Indonesia.

Dalam sesi diskusi yang digelar Google Indonesia hari ini (19/09), dibahas riset dan penelitian tentang investasi startup di Indonesia. Partner A.T. Kearney Alessandro Gazzini mengungkapkan dibandingkan India yang jumlah lulusan baru engineer luar biasa besar, Indonesia dinilai masih sangat minim baik dari jumlah dan pengetahuan.

“Karena masih rendahnya kualitas dari engineer Indonesia, idealnya pemerintah memberikan kemudahan untuk pekerja asing, dalam hal ini engineer, untuk bekerja di Indonesia.”

Hal senada diungkapkan Co-Founder & Group CEO C88 Financial Technologies JP Ellis yang selama ini telah cukup lama berkecimpung dalam dunia financial technology (fintech) di tanah air. Ia merasakan masih kesulitan untuk menemukan tenaga engineer yang berkualitas di Indonesia.

“Dari industri fintech tantangan bukan hanya soal talenta, namun juga dukungan dari pemerintah dalam hal ini regulator terkait dengan kebijakan untuk industri fintech di Indonesia,” kata Ellis.

Co-Founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengungkapkan ada atau tidak ada talenta, bisnis startup harus terus berjalan. Tidak bisa menunggu jumlah engineer lokal untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Untuk itu ia menyarankan pendekatan perekrutan talenta asing (sambil mendidik engineer lokal baru) atau men-switch tenaga dari korporasi untuk berpindah ke startup.

Perlunya local hero dari sisi startup dan investor

Meskipun saat ini sudah banyak venture capital  lokal yang mulai aktif berinvestasi kepada startup asal Indonesia, namun masih kalah banyak jumlahnya dengan investor asing. Menurut Willson masih sedikit, bahkan terbilang belum ada investor lokal yang sukses mencetak startup yang sukses atau exit, dibandingkan dengan investor asing.

“Bukan hanya startup saja yang perlu local hero untuk menjadi inspirasi, namun investor juga perlu adanya local hero yang sukses. Idealnya paling tidak ada quick winning yang dihasilkan dari investor lokal.”

Dengan makin banyaknya perusahaan besar asal Tiongkok yang mendanai startup di Indonesia, bisa dipastikan bakal mempersempit ruang bagi investor untuk mendanai startup di Indonesia. Menurut Principal Sequoia Capital Abheek Anand, hal tersebut harusnya bukan menjadi persoalan yang perlu dikhawatirkan oleh investor, justru menjadi peluang terbaik untuk startup dan ekosistem.

“Masuknya perusahaan Tiongkok berinvestasi artinya kapital makin banyak tersedia, saya juga melihat perlunya local hero dari venture capital di Indonesia untuk menjadi inspirasi.”

Anand menambahkan banyaknya peluang dan kapital yang masuk ke Indonesia memang bisa menjadi permasalahan tersendiri, namun pendiri startup yang cerdas tentunya bisa menghadapi situasi tersebut dengan baik.

Wave kedua industri startup di Indonesia

Setelah wave pertama industri startup di Indonesia banyak didominasi oleh layanan e-commerce hingga transportasi menurut para investor dan pakar yang hadir dalam acara tersebut, untuk wave kedua diprediksi bakal bermunculan startup baru yang menyasar kepada edutech, healthtech hingga fintech dengan layanan yang lebih kompleks.

“Saya melihat fintech masih menjadi pilihan para pelaku startup, namun bentuknya mungkin lebih advance dengan berbagai layanan dan pilihan lebih baru lagi,” kata Ellis.

Sementara, menurut Willson, idealnya untuk investor sudah mulai melihat lebih ke depan terkait dengan kategori startup yang berpotensi untuk didanai. Bukan hanya berpatokan kepada tren yang ada namun berpikir “ahead of the wave“.

“Investor harusnya sudah bisa melihat lebih jauh lagi kira-kira layanan apa yang bakal sukses untuk diinvestasikan. Jangan melihat tren yang ada saat ini saja.”

Aplikasi Investasi Reksa Dana Moinves Bermitra dengan CekAja

Aplikasi investasi reksa dana yang dimiliki PT Mandiri Manajemen Investasi, Moinves, meresmikan kerja samanya dengan marketplace finansial CekAja. Layanan Moinves sendiri diluncurkan pada bulan September 2016 dan menargetkan berbagai kalangan sebagai target pasarnya.

Sebagai langkah awal, kolaborasi Moinves dan CekAja akan menghadirkan fitur profiling system interaktif, berupa beberapa pertanyaan untuk pengguna yang ingin mengetahui lebih detil tentang reksa dana, bagaimana caranya berinvestasi, dan tipe investor. Informasi tersebut akan digunakan Mandiri Investasi dan CekAja.

“Kerja sama ini merupakan upaya dari Moinves untuk memperluas kegiatan promosi di tanah air. Kami harapkan selain bisa mendukung Moinves di CekAja, bisa menambah customer base dan mencari pasar baru untuk bisa mengenal lebih jauh tentang Moinves,” kata Head of Product Development & Management PT Mandiri Manajemen Investasi Ari Adil.

Saat ini Moinves telah memiliki 3 ribu pengguna aktif dan telah mendapatkan persetujuan dari OJK. Melalui platform yang sepenuhnya memanfaatkan aplikasi mobile, Moinves memberikan kesempatan kepada pengguna untuk melakukan transaksi reksa dana secara online.

Terdapat 4 fokus utama yang bakal dihadirkan Moinves kepada pengguna, yaitu pengenalan risiko, pengenalan dan edukasi tentang reksa dana, pengalaman melakukan transaksi reksa dana melalui aplikasi, dan laporan rutin yang bisa diakses melalui aplikasi Moinves. Dana awal yang disyaratkan minimal Rp. 500 ribu.

Melengkapi layanan finansial “toko online” CekAja

Dalam kesempatan yang sama, Co-founder dan CEO C88 Financial Technologies Group, induk perusahaan CekAja, JP Ellis mengungkapkan kerja sama strategis ini pada akhirnya telah melengkapi semua layanan yang tersedia di CekAja.

Sebelum kesepakatan diresmikan, CekAja telah melakukan survei kepada pengguna CekAja, yang saat ini telah berjumlah 20 juta orang, terkait kesiapan mereka untuk berinvestasi. Hasil yang dikumpulkan adalah sebanyak 35% pengguna telah siap untuk berinvestasi. Soal komisi yang bakal diperoleh CekAja dari kerja sama ini, Ellis enggan mengungkapkan.

“Nantinya melalui fitur profiling semua pengguna bisa mengetahui dengan jelas, seperti apa resiko mereka dan menyesuaikan investasi yang sesuai lengkap dengan pilihan batas waktu yang diinginkan. Semua bisa dilihat di CekAja,” kata Ellis.

Baru-baru ini CekAja telah membuka layanan di 8 kota besar di Indonesia, yaitu Bandung, Denpasar, Surabaya, Medan, Palembang, Semarang, Sidoarjo dan Palembang. Ekspansi di luar kota Jakarta merupakan salah satu fokus CekAja tahun ini.

“Salah satu tantangan terbesar untuk selanjutnya adalah bagaimana membuat layanan kami menjadi pintu keterbukaan informasi serta akses bagi seluruh masyarakat Indonesia terhadap produk finansial (financial inclusion), bukan hanya bagi masyarakat di kota besar tapi juga di seluruh pelosok Indonesia,” kata Ellis.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

The Team Behind Harpoen Wants to Make Maps Social Through Mapiary

In March 2012, J.P Ellis, Agatha Simanjuntak-Ellis, and Ty Kroll launched an iPhone app called Harpoen which allows people to leave digital notes around town, viewable only from within the app. Two versions and one International award later, the trio is preparing a spinoff of Harpoen called Mapiary, a map service that lets people create custom maps for various purposes.

Continue reading The Team Behind Harpoen Wants to Make Maps Social Through Mapiary

Harpoen Launches Version 2, Emphasizes on Discovery

Harpoen Ltd. today launches Harpoen 2.0, a significant overhaul of the “digital graffiti” app launched back in March 2012. Eschewing much of the interface of version 1 but still keeping the overall look and theme, Harpoen 2 is the result of a rethinking of how the app is being used by its most active users as well as maintaining the idea behind the app which aims to get people to leave notes, messages, remarks, and memories about particular places.

Continue reading Harpoen Launches Version 2, Emphasizes on Discovery

Harpoen Wins World Summit Award Mobile 2012, Doubles Down on Content

MakeMac last night reported that Indonesian app Harpoen has been chosen as one of the five winners at the World Summit Award Mobile 2012 for the mobile tourism and culture category. Overall, there were over 400 apps submitted for the awards and 40 winners were selected across eight categories. WSA Mobile 2012 is an event that aims to highlight and promote the best and most innovative mobile apps and online content.

Continue reading Harpoen Wins World Summit Award Mobile 2012, Doubles Down on Content

Update Besar-Besaran dari Harpoen Jadikan Aplikasi Ini Lebih Bermanfaat

Beberapa hari yang lalu, Harpoen merilis update bersar-besaran dari aplikasi mereka. Dengan versi 1.1.0, aplikasi Harpoen, yang memberikan fasilitas bagi Anda untuk meninggalkan jejak ke mana pun Anda pergi, kini menjadi lebih sosial dan lebih berguna. Fitur yang paling banyak diminta telah ditambahkan yaitu untuk melihat ‘harps’ yang telah dibuat dan komentar yang ditinggalkan. Update terbaru ini menambahkan keduanya dan masih banyak hal lain lagi.

Dengan menghindari antar muka tab tradisional atau tampilan sidebar yang diperkenalkan oleh peramban Dolphin dan dipopulerkan oleh Facebook dan Path, Harpoen memlilih untuk mengubah fungsi ikon di bagian atas dari layanan mereka yang kini menampilkan menu yang lebih komprehensif dengan beberapa opsi, termasuk menu pengaturan yang lama.

Perubahan terbesar dari pembaruan ini adalah fasilitas untuk melihat berbagai ‘harp’ dalam beberapa cara. Trail akan menampilkan dua daftar, satu ada Interaction, yang menampilkan semua ‘harp’ yang Anda tinggalkan di berbagai lokasi serta komentar yang diberikan oleh orang lain. Daftar yang lain adalah Read, yang di dalamnya termasuk berbagai ‘harp’ yang telah Anda baca, komentar yang Anda berikan ke ‘harp’ orang lain, dan juga ‘harp’ yang telah Anda tinggalkan, karena tentu saja, Anda telah membacanya.

Continue reading Update Besar-Besaran dari Harpoen Jadikan Aplikasi Ini Lebih Bermanfaat

Massive Update to Harpoen Makes the App More Useful

Harpoen today released a huge update on the App Store. The app that encourages you to leave your mark wherever you go has become more social and more useful with version 1.1.0. Some of the most popular feature requests had been a way to see all your harps and the comments that people have left on them. The latest update incorporates both and more.

Eschewing the traditional tabbed interface or the more recent sidebar introduced by the Dolphin browser and popularized by Facebook and Path, Harpoen chose to repurpose the icon once meant for its settings menu for something more. Tapping the ellipsis icon on the top of the screen now brings up a more comprehensive menu containing several options including the old settings menu.

The biggest change in this update is the ability to see harps in various lists. The Trail view houses two lists, one is Interaction, which lists all the harps you’ve left in various locations and the comments that people have left on them and the other is Read, which includes the harps you’ve read and commented on, and apparently includes your own as well, because obviously, you’ve read them yourself.

Continue reading Massive Update to Harpoen Makes the App More Useful