Setelah vakum selama hampir dua tahun, akhirnya smartphone android Pocophone F1 memiliki penerus. Dengan nama Poco F2 Pro, Xiaomi merilis perangkat tersebut sebagai sebuah flagship killer. Xiaomi memasukkan cip terkencang untuk Android saat ini serta fitur-fitur lengkap lainnya. Dan mereka pun juga menjualnya dengan harga yang lebih terjangkau.
Saat ini, Poco tidak lagi menggunakan kata phone di bagian belakangnya. Walaupun memiliki merek yang berbeda dengan Xiaomi, namun Poco masih ada di bawah manajemen Xiaomi. Brand Poco selalu membawa SoC dengan spesifikasi tinggi. Namun, perangkat yang satu ini tidak membawa semua teknologi mutakhir yang ada pada saat peluncurannya.
Poco F2 Pro tidak memiliki layar 90Hz, kamera dengan resolusi 108 MP, dan kamera zoom yang tinggi. Xiaomi pun mengklaim bahwa mereka telah memperbaiki kekurangan yang ada pada Pocophone F1. Hal tersebut seharusnya membuat perangkat yang satu ini lebih baik dari sang pendahulunya.
Perangkat yang saya gunakan merupakan versi global non Indonesia. Walaupun Xiaomi menukar perangkatnya dengan versi Indonesia, namun saya sudah tanggung melakukan pengujian benchmark terhadap Poco F2 Pro. Toh, hasilnya akan sama dengan versi Indonesianya. Namun, ternyata hasil pengujian tersebut harus diulang kembali.
Pada minggu ke 3 bulan Juli 2020, perangkat Poco F2 Pro saya mendapatkan update MIUI 12. Padahal, Xiaomi menjanjikan update tersebut akan hadir pada bulan Agustus. Oleh karena itu, saya pun menguji ulang perangkat yang satu ini dengan menggunakan MIUI 12.
Perangkat yang satu ini juga memiliki nama lain. Di negara lain, Poco F2 Pro juga dikenal dengan nama Xiaomi Redmi K30. Bos Xiaomi Indonesia juga pernah mengatakan pada sosial media bahwa semua seri Redmi K akan masuk ke Indonesia dengan merek Poco.
Poco F2 Pro keluar dengan dua varian, yaitu 6 GB dengan LPDDR4 dan 8 GB dengan LPDDR5. Untuk perangkat Poco F2 Pro yang saya dapatkan dapat dilihat sebagai berikut
|
Pocophone F1 |
Poco F2 Pro |
SoC |
Snapdragon 845 |
Snapdragon 865 |
CPU |
4×2.8 GHz Kryo 385 Gold + 4×1.8 GHz Kryo 385 Silver |
1×2.84 GHz Kryo 585 Prime + 3×2.42 GHz Kryo 585 Gold + 4×1.80 GHz Kryo 585 Silver |
GPU |
Adreno 630 |
Adreno 650 |
RAM |
8 GB |
8 GB LPDDR5 |
Internal |
128 GB |
256 GB |
Layar |
6,18” 2246×1440 IPS Gorilla Glass |
6,67 inci SuperAMOLED 2400 x 1080 Gorilla Glass 5 |
Dimensi |
155.5 x 75.3 x 8.8 mm |
163.3 x 75.4 x 8.9 mm |
Bobot |
182 gram |
219 gram |
Baterai |
4000 mAh |
4700 mAh |
Kamera |
12 MP, 5 MP Wide, 16 MP selfie |
64 MP/16 MP, 13 MP Wide, 5 MP Telemacro, 2MP depth, 20 MP selfie pop up |
OS (per pengujian) |
Android 8 MIUI 10 |
Android 10 MIUI 12 |
Hasil dari CPU-Z, AIDA64, dan SensorBox adalah sebagai berikut
Unboxing
Perlengkapan seperti inilah yang didapatkan saat membuka paket penjualannya
Desain
Jika kita melihat Pocophone F1 yang menggunakan bahan plastik polikarbonat, Poco F2 Pro terlihat lebih premium. Hal tersebut dikarenakan smartphone yang satu ini menggunakan chasis berbahan metal. Untuk bagian belakangnya juga terbalut oleh Gorilla Glass 5 yang membuatnya lebih terlihat menawan. Saya mendapatkan Poco F2 Pro dengan warna ungu yang bernama Electric Purple.
Tidak seperti smartphone Xiaomi lainnya, Poco F2 Pro mengusung layar penuh tanpa adanya poni atau lubang. Poco F2 Pro menggunakan layar dengan jenis SuperAMOLED. Resolusi yang dimiliki adalah 2400×1080 dengan refresh rate 60 Hz. Layarnya sendiri tidak menggunakan 2,5D sehingga cocok untuk ditempelkan tempered glass untuk tambahan perlindungan layar.
Masih mengenai layarnya yang tanpa poni dan lubang, kamera selfie dari perangkat ini menggunakan sistem motorik yang bisa naik dan turun saat digunakan (pop up). Pihak Xiaomi sudah mengklaim bahwa kamera pop up tersebut sudah dicoba hingga 300.000 kali. Jadi seharusnya pada pemakaian normal, kamera tersebut bisa bertahan lebih dari 5 tahun jika digunakan 100 kali per hari.
Ada yang menarik dari penggunaan kamera pop up-nya. Dengan menggunakan face unlock, kameranya dengan cepat bisa mengenali muka pengguna sehingga akan naik dan turun dengan cepat. Selain itu, profile face unlock yang ada ternyata tidak hanya satu saja, tetapi dua buah, sehingga Anda dan pasangan Anda bisa membukanya.
Pada bagian atas terdapat kamera pop up, sensor infra merah, port audio, serta microphone kedua. Pada bagian kanannya terdapat tombol volume serta tombol power. Pada sisi bawahnya terdapat speaker, port USB-C, serta slot SIM tanpa microSD. Pada sisi belakangnya terdapat empat buah kamera beserta satu LED flash.
Sistem operasi yang digunakan pada Poco F2 Pro adalah Android Q dengan antar muka MIUI 12. MIUI 12 yang digunakan pada Poco secara default sudah memiliki app drawer tersendiri. Selain itu, Xiaomi juga sudah mengubah desainnya dengan cukup cantik, seperti adanya inclinometer pada menu About.
Penggunaan MIUI 12 sendiri menurut saya tidak terlalu jauh dengan MIUI 11 yang saat ini masih digunakan. Perbedaan paling terlihat adalah hadirnya Super Wallpaper yang seakan melakukan zoom planet Bumi dan Mars dari luar angkasa hingga dataran tinggi. Animasinya memang sangat menawan dan keren.
Jaringan
Menggunakan cip Snapdragon 865 berarti sudah jaminan bahwa perangkat ini memiliki cakupan LTE yang luas. Poco F2 Pro sendiri mendukung band 1(2100), 2(1900), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900), 20(800), 28(700), 38(2600),, 40(2300) dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia.
Poco F2 Pro juga membuka dukungan terhadap kanal-kanal 5G, walaupun belum ada di Indonesia. Xiaomi melakukan hal tersebut salah satunya adalah kebutuhan pengguna saat bepergian ke luar negeri serta membantu mendorong infrastruktur 5G di Indonesia. Poco F2 Pro hanya dibuka pada band 5G Sub6 77 (3700) dan 78 (3500).
Kamera
Poco F2 Pro kembali ke pasar dengan membawa sensor buatan produsen yang sama dengan pendahulunya. Kali ini, sensor kamera utama pada Poco F2 Pro adalah Sony IMX 686 terbaru yang memiliki resolusi hingga 64 MP dan 16 MP juga menggunakan teknologi Quad Bayer.
Poco F2 Pro merupakan perangkat dengan Sony iMX 686 pertama yang saya uji. Ternyata, hasil kamera utama dari Poco F2 Pro sangat apik. Anda akan mendapatkan gambar yang tajam, warna yang akurat, serta tingkat noise yang rendah pada saat menekan tombol shutter-nya. Saya pun sangat puas dengan hasil kameranya.
Berikut adalah contoh gambar dari kamera utamanya:
Poco F2 Pro pun memperkenalkan kamera telemakro. Hal ini berarti bahwa kamera makronya dapat melakukan zoom hingga dua kali. Tujuannya tentu saja untuk memperbesar obyek yang difokus agar gambarnya terlihat lebih jelas. Hasilnya juga tidak mengecewakan.
Lalu bagaimana dengan kamera selfie-nya? Tajam! Hal tersebut adalah yang pertama kali saya rasakan pada saat mengambil gambar sendiri dengan kamera depannya. Helai brewok saya pun bisa diambil dengan sangat apik dengan kamera tersebut dan terkesan natural.
Pengujian
Dengan menggunakan Snapdragon 865, sudah menjamin bahwa Poco F2 Pro memiliki kinerja yang tinggi. Hal ini sudah cukup memastikan bahwa semua aplikasi yang ada bisa berjalan tanpa cela. Tentu saja, menjalankan game bukanlah sebuah masalah. Saya pun tidak menemukan bug fatal seperti yang terdapat di Pocophone F1, yaitu phone freeze.
Snapdragon 865 sendiri menggunakan tiga cluster CPU pada SoC-nya. Cluster Prime memiliki prosesor dengan kecepatan paling tinggi, diikuti cluster performa dan terakhir cluster hemat daya. Semuanya akan berjalan sesuai scheduler yang digunakan.
Untuk menguji perangkat yang satu ini, saya kembali menghadirkan Pocophone F1 Pro yang menggunakan Snapdragon 845. Saya juga akan menghadirkan Snapdragon 855, sehingga dapat dilihat seberapa besar peningkatan kinerja dari dua generasi yang lalu. Berikut adalah hasilnya
Melakukan editing foto dan video memang terasa lebih cepat dengan Poco F2 Pro. Dengan kecepatan prosesor yang ada, membuat saya bisa melakukan editing dengan cepat. Apalagi digunakan untuk aplikasi yang mendukung pekerjaan sehari-hari seperti Office, Trello, dan Slack, Saya tidak menemukan adanya masalah seperti lama membuka aplikasi atau masalah lainnya.
Pengujian Daya Tahan Baterai
Poco F2 Pro hadir dengan baterai berkapasitas 4700 mAh. Baterai besar seperti ini kerap bisa digunakan untuk pemakaian lebih dari sehari. Hal itu tentu saja menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi mereka yang ingin membeli perangkat ini.
Saya menguji baterai dari Poco F2 Pro dengan menggunakan video MP4 resolusi 1080p. Video di-loop sampai baterai dari smartphone ini habis. Hasilnya ternyata cukup mengejutkan, perangkat ini mampu bertahan hingga 20 jam 4 menit. Hasil seperti ini biasanya didapat oleh perangkat dengan baterai 5000 dan bisa didapatkan dengan Poco F2 Pro yang hanya 4700 mAh saja.
Saat mengisi ulang dari kosong sama sekali ternyata charger 33 watt bawaannya memiliki kinerja yang cukup cepat. Untuk mengisi dari 0 sampai 100%, perangkat ini hanya membutuhkan waktu sekitar 65 menit saja.
Verdict
Untuk merasakan perangkat smartphone dengan cip terbaru memang membutuhkan uang yang tidak sedikit. Kebanyakan produsen akan menjualnya dengan harga yang sangat tinggi. Xiaomi yang berjanji hanya mengambil untung sebesar 5% tersebut pun menawarkan perangkat kencang dengan Snapdragon 865 lewat Poco F2 Pro-nya dan memiliki harga yang lebih terjangkau.
Kinerja yang diberikan memang bisa dibilang sangat kencang untuk sebuah smartphone 7 jutaan. Segala aplikasi dan game yang ada untuk Android saat ini dijamin bisa berjalan dengan baik. Mereka yang menggunakan smartphone untuk pekerjaan sehari-hari juga akan merasakan tingkat responsivitas yang baik.
Kamera dengan sensor Sony IMX 686 yang ada pada perangkat ini juga dapat menangkap gambar dengan sangat baik. Setiap kamera yang ada juga di-tweak dengan sangat baik oleh Xiaomi. Oleh karena itu, perangkat ini cocok untuk mengambil gambar momen sehari-hari.
Harga lebih terjangkau belum tentu murah. Perangkat ini dijual dengan harga Rp. 7.999.000 untuk varian yang saya uji, yaitu 8/256 GB. Namun, jika dilihat harga Mi 10 yang ada di Indonesia, ada pada kisaran 9 jutaan. Hal ini tentu saja membuat Poco F2 Pro terlihat murah melihat spesifikasi dan fitur yang ditawarkan.
Sparks
- Kinerja tinggi dengan Snapdragon 865
- Layar penuh tanpa terganggu poni
- Tidak panas saat bermain game
- Hasil kamera yang memuaskan
- Daya tahan baterai yang sangat baik
- Pengisian baterai yang cepat
- Harga perangkat dengan 865 termurah
Slacks
- Layar masih 60 Hz
- RAM 6 GB dan 8 GB berbeda jenis, LPDDR4 vs LPDDR5
- Belum ada wireless charging