Tag Archives: Kalla Group

Program Inkubator Indonesia Timur Saoraja Hub

Saoraja Hub Kembali Digelar, Program Inkubator Bisnis dan Startup di Indonesia Timur

Setelah tahun lalu Saoraja Hub meluncurkan program inkubasi startup batch pertama, tahun ini mereka melanjutkan batch kedua. Rencananya akan digelar akhir bulan Juli 2020. Program yang diinisiasi oleh Kalla Group tahun 2018 lalu ini, ingin menyaring lebih banyak ide segar dan inovasi digital terutama bagi pelaku startup di Indonesia Timur.

VP of Business Development Kalla Group, Saoraja Hub Damoza Nirwan mengungkapkan, berbeda dengan tahun lalu yang hanya fokus kepada startup, tahun ini Saoraja Hub ingin mengundang lebih banyak masyarakat di Indonesia Timur yang memiliki ide menarik dari berbagai kalangan. Mulai dari pelajar hingga ibu rumah tangga, jika mereka memiliki ide segar yang nantinya memiliki potensi untuk dikembangkan, berhak untuk mengikuti kegiatan ini.

“Berbeda dengan investasi yang diberikan oleh perusahaan modal ventura lainnya yang hanya fokus kepada investasi, batch kedua ini kami ingin mengajak lebih banyak masyarakat untuk berpartisipasi menyampaikan ide mereka yang relevan dengan kondisi pandemi dan new normal,” kata Damoza.

Nantinya startup yang beruntung serta ide dari peserta yang lolos dari proses penyaringan, berhak mendapatkan bimbingan berupa mentoring dari pihak internal Kalla Group dan Kalla Business School. Mereka juga bisa mendapatkan pendanaan yang disesuaikan dengan kebutuhan hingga kesempatan networking dengan ekosistem di Kalla Group.

Kategori ide dan startup agnostik

Disinggung startup atau ide seperti apa yang menarik perhatian dari Saoraja Hub batch kedua tahun ini, Damoza menyebutkan secara khusus mereka tidak hanya mengincar pada satu atau dua kategori saja. Selama ide tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan, Saoraja Hub akan menerima semua ide yang masuk. Demikian pula dengan startup yang saat ini mungkin masih dalam tahap early stage dan membutuhkan networking hingga pendanaan untuk tumbuh, Saoraja Hub siap membantu.

“Jika nantinya ada ide dari peserta atau model bisnis dari startup yang relevan dengan lini bisnis dari Kalla Group, menjadi tidak mungkin proses akuisisi akan kami lakukan. Namun sesuai dengan misi awal Saoraja Hub, kami ingin mengajak lebih banyak masyarakat di Indonesia Timur lebih kreatif menghadirkan inovasi baru,” kata Damoza.

Saoraja Hub juga mengundang investor di luar dari Kalla Group, seperti yang telah dilakukan di batch pertama melibatkan Mandiri Capital Indonesia (MCI) untuk berinvestasi di startup yang mengikuti program inkubasi mereka. Di batch yang pertama beberapa startup terpilih yang mengikuti program inkubasi Saoraja Hub di antaranya adalah Aidu (Education), Digital Desa (Government), Mall Sampah (Environment), Panen Mart (Agricultural) dan Perawat.Id (Health).

“Tahun ini karena ada dua kategori yaitu startup dan idea innovation harapannya akan lebih banyak lagi peserta yang tertarik untuk mengikuti kegiatan ini, terutama bagi semua kalangan di Indonesia Timur,” kata Damoza.

Kalla Group "going digital" by launching the Saoraja Hub, holding Kalla Youth Fest 2018 (KYF), and developing the Kalla Toyota app

Kalla Group Partners with Local Venture Capitals to Build Saoraja Hub Incubator

The lack of promising space and potential among young entrepreneurs of Eastern Indonesia, specifically Makassar, is the main reason behind the creation of Saoraja Hub. As an incubator, it’ll be a platform for Eastern Indonesian entrepreneurs having ideas of creative and digital business to share together.

In ensuring the idea goes well in term of business and management, Saoraja Hub will provide seed funding for five selected startups.

“The upcoming startup can be in vary and based not only in digital. Ideally, those having similar service or business sector with Kalla Group,” Solihin Jusuf Kalla, Kalla Group‘s President Director, said.

He continued, in supporting incubator, Saoraja Hub will partner with corporate to local venture capitals. Kalla avoids mentioning further detail about the local venture capital to partner with Saoraja Hub because it’s still in discussion.

“The certain ones are two local venture capitals, and banks, and corporates, ready to partner with Saoraja Hub, to support Eastern Indonesia’s startup ecosystem improvement,” he added.

Previously, Saoraja Hub was also involved with DISRUPTO, an inclusive disruption movement, initiated by WIR Group. It was objectively done to reach the government, startups, and global technology and economic players. This event will be attended by some of the Indonesian Government institutions,

“Starting from a casual conversation about the low number of Makassar entrepreneurs, Saoraja Hub is finally founded,” he said.

Kalla Group warehouse utilization

In addition to Saoraja Hub, Kalla Group plans to rent the current warehouse to FMCG company and e-commerce, in order to accelerate startup growth in Eastern Indonesia, Makassar in particular. Logistics of Kalla Group currently has a large capacity. It’s ideal to use and for rent.

“At first, we have no intention to use the warehouse for FMCG. However, we receive demand and starting to use the warehouse to store FMCG’s stuff,” Kalla explained.

Thus, Kalla Group still has around 200,000 sqm land to be used for warehouse construction. Regarding Kalla Group to collaborate with e-commerce for the warehouse utilization, Kalla said its still in discussion and yet to set an agreement with any e-commerce.

“Our next focus is indeed to enter the digital business. Step by step, with the current resource and potential, Kalla Group is starting to enter the digital business,” he said.

Regarding the plan to enter the fintech or financial sector, Kalla said there’s no plan for it yet due to the lack of background in the sector.

“Since the very beginning, our focus has been more on automotive, transportation and logistics, construction and development, manufacturing, and energy. In fact, we have no plans to enter the financial sector,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Kalla Group "going digital" dengan meluncurkan Saoraja Hub, menggelar Kalla Youth Fest 2018 (KYF), dan mengembangkan aplikasi Kalla Toyota

Rencana dan Fokus Bisnis Kalla Group dengan Semangat “Going Digital”

Di usianya yang ke-66 tahun, Kalla Group mulai melakukan pembaruan di berbagai sektor. Jika sebelumnya fokus ke sektor unggulan seperti otomotif, transportasi dan logistik, pembangunan dan konstruksi, hingga manufaktur dan energi, kini Kalla Group mulai mengadopsi bisnis digital dengan meluncurkan inisiatif pengembangan aplikasi hingga program inkubator.

Kepada DailySocial, Presiden Direktur Kalla Group Solihin Jusuf Kalla menyebutkan, langkah ini sengaja diambil Kalla Group melihat makin banyaknya pegawai yang didominasi kalangan milenial saat ini.

“Kita juga telah mengganti logo Kalla Group yang sebelumnya dengan tampilan baru yang lebih segar dan modern, sesuai dengan visi dan misi Kalla Group saat ini.”

Berdiri sejak tahun 1952 di Makassar, Sulawesi Selatan, selama ini fokus Kalla Group adalah pembangunan dan bisnis di Indonesia Timur, terutama di Makassar. Dengan sumber daya yang ada, Kalla Group pun siap mengadopsi teknologi dan digital ke dalam jajaran group perusahaan.

“Jika dibilang terlambat sepertinya tidak ya, karena kita memang sengaja terjun ke bisnis digital sekarang. Tujuannya untuk mengembangkan ekosistem entrepreneurship dan mendukung bisnis yang ada di dalam Kalla Group,” kata Solihin.

Menggelar Kalla Youth Fest dan meresmikan Saoraja Hub

Untuk kedua kalinya, Kalla Group menggelar Kalla Youth Fest 2018 (KYF). Tidak berbeda jauh dengan acara sebelumnya, kegiatan ini digelar Kalla Group sebagai wadah mempertemukan calon entrepreneur dengan pelaku bisnis hingga pakar di dunia startup, teknologi, industri kreatif dan masih banyak lagi dalam satu acara.

Selain menggelar KYF, Kalla Group juga telah resmi meluncurkan program inkubator Saoraja Hub menggandeng partner lokal, mulai dari venture capital sehingga perusahaan teknologi seperti WIR Group.

“Yang membedakan program inkubator seperti Saoraja Hub dengan program inkubator lainnya adalah di Saoraja Hub kita memastikan semua produk dan layanan yang dimiliki oleh pemilik startup adalah fokus kepada intellectual property,” kata CEO dan Co-Founder WIR Group Daniel Surya kepada DailySocial.

Daniel menambahkan, Saoraja Hub dibentuk bukan hanya untuk mencari dan mengembangkan karya intelektual dari Indonesia, tapi juga untuk mendaftarkannya di tingkat nasional serta internasional sehingga dapat memberikan hasil komersil bagi para inovator dan kreator.

WIR Group merupakan salah satu partner program inkubator yang diinisiasi Saoraja Hub. Selama dua bulan ke depan (pendaftaran berakhir Desember 2018), Saoraja Hub membuka pendaftaran untuk kemudian disaring menjadi 5 startup terpilih yang berhak mendapatkan program inkubasi selama 6 bulan.

“Bukan cuma dengan perusahaan teknologi, Saoraja Hub juga akan menggandeng perusahaan ritel, finansial, hingga venture capital untuk melakukan mentoring hingga coaching kepada startup terpilih,” kata Solihin.

Untuk memastikan ide dan model bisnis startup lulusan Saoraja Hub mencapai target, program yang diusung akan membantu startup melakukan validasi hingga menemukan pasar yang tepat. Jika model bisnis dan teknologi yang ditawarkan relevan, bisa jadi startup tersebut bisa berkolaborasi atau bergabung dengan bisnis yang ada di Kalla Group.

Dukungan Jusuf Kalla

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyampaikan dukungannya terkait dengan rencana Kalla Group mulai mengadopsi teknologi ke dalam bisnis.

Menyadari bahwa selama ini dunia startup, layanan e-commerce, hingga teknologi sudah mulai mendominasi bisnis di tanah air, Jusuf Kalla menyambut baik sejumlah rencana yang akan diluncurkan perusahaan. Sebelumnya, mengawali semangat Kalla Group “Going Digital”, Kalla Toyota Makassar telah mengembangkan aplikasi mobile.

“Saya melihat apa yang terjadi dengan Go-Jek cukup luar biasa ya, meskipun merugi namun valuasi perusahaan rintisan tersebut makin meningkat nilainya. Hal ini tentu saja karena mereka memiliki big data yang saat ini menjadi sangat berharga,” kata Jusuf Kalla.

Meskipun tidak terlalu banyak terlibat dalam bisnis yang sudah memasuki generasi keempat saat ini, Jusuf Kalla mendukung sepenuhnya semua rencana mengembangkan teknologi ke dalam group dan program lainnya.

“Kini pertumbuhan sektor ekonomi kreatif semakin masif. Oleh karenanya tak bisa dipandang sebelah mata potensi yang ada di Indonesia, khususnya di bagian Timur. Karena kita punya semua, keberagaman. Tak hanya sumber daya alam, tapi potensi sumber daya manusia pun masih bisa dikembangkan,” tutup Solihin.

Inkubasi di Saoraja Hub akan difokuskan ke kategori startup yang terkait bisnis Kalla Group. Bakal menggandeng sejumlah perusahaan modal ventura lokal

Kalla Group Dirikan Inkubator Saoraja Hub, Gandeng “Venture Capital” Lokal

Masih kurangnya wadah dan potensi yang menjanjikan di kalangan entrepreneur muda asal Indonesia Timur, terutama Makassar, merupakan alasan utama mengapa Kalla Group mendirikan Saoraja Hub. Berfungsi sebagai inkubator, nantinya Saoraja Hub akan menjadi platform untuk entrepreneur asal Indonesia Timur yang memiliki ide seputar bisnis digital dan kreatif untuk berkumpul bersama berbagi ide.

Untuk memastikan ide tersebut berjalan dengan tepat dari sisi bisnis dan manajemen, Saoraja Hub akan memberikan modal awal kepada lima startup terpilih. 

“Kategori startup yang masuk pun bisa beragam dan bukan hanya yang berbasis digital saja. Namun demikian idealnya mereka yang memiliki layanan atau sektor yang serupa dengan bisnis dari Kalla Group,” kata Presiden Direktur Kalla Group Solihin Jusuf Kalla.

Solihin melanjutkan, untuk memperkuat inkubator, Saoraja Hub akan menggandeng venture capital korporasi hingga lokal. Masih dalam tahap penjajakan, Solihin enggan menyebutkan lebih lanjut siapa venture capital lokal yang akan menjalin kemitraan dengan Saoraja Hub.

“Yang pasti sudah ada dua venture capital lokal dan dari perbankan dan korporasi yang sudah siap bersama dengan Saoraja Hub, siap membantu untuk meningkatkan ekosistem startup di Indonesia Timur,” kata Solihin.

Sebelumnya Saoraja Hub juga terlibat dengan DISRUPTO, sebuah gerakan disrupsi bersifat inklusif yang diinisiasi WIR Group. Kegiatan tersebut bertujuan merangkul pemerintah, startup dan para pelaku ekonomi dan teknologi global. Perhelatan ini akan dihadiri sejumlah lembaga Pemerintah Indonesia.

“Berawal dari perbincangan santai tentang rendahnya jumlah entrepreneur di Makassar, akhirnya Saoraja Hub kami dirikan,” kata Solihin.

Pemanfaatan warehouse Kalla Group

Selain membentuk Saoraja Hub untuk mempercepat pertumbuhan startup di Indonesia Timur, khususnya Makassar, Kalla Group juga memiliki rencana memanfaatkan gudang yang dimiliki untuk disewakan ke perusahaan FMCG dan layanan e-commerce. Divisi logistik (gudang) yang dimiliki Kalla Group saat ini telah memiliki kapasitas yang cukup besar. Ideal untuk dimanfaatkan dan disewakan.

“Awalnya kami tidak memiliki niat untuk memanfaatkan gudang tersebut untuk perusahaan FMCG. Namun karena adanya permintaan dari mereka, akhirnya kami mulai menggunakan gudang yang kami miliki untuk kebutuhan penyimpanan barang perusahaan FMCG,” kata Solihin.

Secara keseluruhan Kalla Group masih memiliki lahan sekitar 20 hektar yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan gudang. Disinggung kapan rencana Kalla Group menjalin kolaborasi dengan layanan e-commerce untuk pemanfaatan gudang tersebut, Solihin menyebutkan masih dalam tahapan perencanaan dan belum ada kesepakatan dengan layanan e-commerce saat ini.

“Fokus kami memang ke depannya sudah mau mulai untuk masuk ke bisnis digital. Meskipun masih secara perlahan namun dengan potensi dan sumber daya yang ada, Kalla Group memiliki rencana untuk mulai memasuki bisnis digital,” kata Solihin.

Disinggung apakah Kalla Group memiliki rencana untuk masuk ke sektor fintech atau finansial, Solihin menyebutkan belum memiliki rencana, dengan alasan tidak adanya latar belakang yang cukup kuat di sektor tersebut.

“Sejak awal berdiri fokus kita lebih kepada otomotif, transportasi dan logistik, konstruksi dan pembangunan, manufaktur, hingga energi. Untuk itu kami tidak ada rencana untuk masuk ke ranah finansial,” tutup Solihin.