Tag Archives: kamera action

Canon Siap Luncurkan Action Cam Mungil ‘Clippable’ Ivy Rec

Produk-produk fotografi dari Fujifilm dan Sony saat ini memang tengah naik daun di kalangan pengguna, namun data terbaru menunjukkan bahwa Canon-lah yang menempati urutan pertama daftar penjualan kamera DSLR dan mirrorless pada tahun 2018 di kawasan Jepang, dibuntuti Nikon dan Olympus. Tapi meski jadi pemimpin pasar, perusahaan imaging asal Tokyo itu tidak berhenti bereksperimen.

Setelah sempat memperkenalkan printer kamera instan Ivy Mini di bulan April 2018, Canon meluncurkan lagi sepasang kamera instan dengan printer build-in bernama Ivy Cliq dan Ivy Cliq Plus. Namun Ivy sendiri sepertinya bukanlah sub-brand yang dikhususkan pada produk instant camera semata. Buktinya, Canon baru-baru ini diketahui tengah menggodok kamera action mini spesialis kegiatan outdoor di bawah nama Ivy.

Melalui situs Indie Gogo, Canon memperkenalkan Ivy Rec, kamera portable yang siap jadi rekan ketika Anda pergi bertualang. Buat sekarang, hanya ada sedikit informasi terkait Ivy Rec yang telah produsen ungkap. Dari pengamatan saya, kamera ini memiliki wujud mirip thumb drive, dilengkapi dengan clip di bagian atas – sehingga kita dapat mudah menggantungnya. Modul lensa diposisikan di tengah, dilindungi bezel dari benturan.

Canon Ivy Rec 2

Ivy Rec tidak mempunyai layar, tetapi di sinilah aspek teruniknya. Bagian clip/gantungan kamera ini juga berfungsi sebagai viewfinder analog. Menurut Canon, absennya display LCD akan mengurangi kecemasan kita soal peluang layar tersebut rusak. Alternatifnya, Anda bisa mengakses live preview dari aplikasi mobile di smartphone. Ketika Ivy Rec tersambung ke ponsel pintar via Bluetooth, Anda dapat dengan mudah menyimpan, memindahkan serta men-share foto dan video.

Dari beberapa gambar di situs Indie Gogo, saya melihat adanya dial di sisi belakang untuk mengubah mode pemakaian (foto, video, multi dan buat mengakses fungsi wireless). Canon Ivy Rec kabarnya mempunyai struktur tubuh yang tahan benturan, kedap air (tercemplung maksimal sedalam 1-meter selama setengah jam), serta berbobot ringan (produsen belum menginformasikan berat perangkat ini secara spesifik).

Dalam mengabadikan momen, Ivy Rec mengandalkan sensor CMOS 13-megapixel 1/3-inci. Kamera action ini mampu merekam video di resolusi full-HD hingga 60-frame per detik. Canon juga sempat menekankan bagaimana Ivy Rec sangat ideal untuk pengambilan gambar di luar ruangan.

Canon berencana untuk memulai kampanye crowdfunding Ivy Rec di Indie Gogo dalam waktu dekat, tetapi waktu spesifiknya belum diketahui. Itu berarti, belum dapat dipastikan pula harga serta kapan produk ini akan tersedia.

SiOnyx Aurora Adalah Kamera Action Ringkas Berteknologi Night Vision

Dalam merancang kamera action, ada sejumlah kriteria yang harus produsen perhatikan; di antaranya kualitas gambar, kemudahan pemakaian, kelengkapan konektivitas, hingga ketahanan perangkat menghadapi beragam situasi. Khusus aspek terakhir itu, mayoritas action cam high-end modern telah siap menemani kita bermain air hingga melakukan olahraga ekstrem.

Namun terlepas dari seluruh kemampuan itu, tak semua perangkat sanggup mendukung sesi perekaman saat cahaya matahari mulai memudar. Inilah ide di belakang penciptaan kamera action Aurora yang dilakukan oleh tim SiOnyx. Aurora dideskripsikan sebagai action cam tahan-air pertama yang didesain untuk penggunaan siang dan malam. Kapabilitas tersebut tercapai berkat teknologi night vision.

Ketika penampilan sejumlah kamera action berkiblat pada wujud balok mungil khas produk-produk GoPro, desain SiOnyx Aurora mengingatkan saya pada rangefinder. Ia mempunyai tubuh tabung, seperti versi mini monocular (teropong), dengan ukuran yang pas dalam genggaman (dan berat hanya 226,8g). Lensa berada di bagian depan, dan Anda bisa mengakses live preview via LCD di area yang berlawanan. Lalu, fungsi-fungsi serta fitur Aurora dapat diakses via kenop serta switch di sisi samping tubuhnya.

Action cam SiOnyx Aurora 2

Layaknya action cam yang ada di pasar saat ini, SiOnyx Aurora memiliki struktur tubuh kedap air, telah memperoleh sertifikasi IP67. Itu berarti selain mampu menahan debu-debu halus, bagian segel dapat menjaga komponen elektroniknya rusak akibat terekspos air – dengan kedalaman maksimal 1-meter selama 30 menit.

Night vision merupakan fitur primadona di SiOnyx Aurora, namun menariknya, penyajiannya tidak seperti kamera night vision inframerah standar dengan hasil hitam putih. Kamera action ini menghidangkan mode night vision full-color. Dibanding rivalnya, Aurora mampu menjaga warna-warni dan detail di tiap hasil rekaman. Dengan begini, ia tak hanya bisa digunakan untuk merekam sesi olahraga outdoor, tapi juga dipakai buat ‘memburu hantu’.

Action cam SiOnyx Aurora 1

Rahasia dari kemampuan SiOnyx Aurora adalah pemanfaatan sensor super-sensitif berukuran besar, yakni CMOS 1-inci, yang dikombinasi bersama teknologi Low Light buatan SiOnyx sendiri. Sebagai perbandingan, sensor high-res di smartphone biasanya hanya sebesar 4- hingga 5-milimeter. Berkat kehadiran teknologi-teknologi tersebut, Aurora sanggup menangkap cahaya 10 kali lebih banyak, merekam di resolusi 720p 60fps.

SiOnyx Aurora saat ini sudah bisa dipesan via Kickstarter. Di situs crowdfunding tersebut, produsen membanderolnya seharga mulai dari US$ 560. Dari perspektif konsumen awam, angka ini memang tergolong cukup tinggi. Tapi perlu Anda ketahui bahwa kamera berkemampuan night vision dengan sensor dan lensa raksasa biasanya dijual di harga 10 kali lipat Aurora.

Sumber: SiOnyx.

Tak Perlu Dipegang, Action Cam 360 Derajat Fitt360 Bisa Dikenakan di Leher

Berkat banyaknya pilihan action camera dan dukungan beragam jenis mount, proses perekaman dan pengabadian momen bisa dilakukan di mana saja. Anda bisa memasangkannya di helm, skateboard hingga setang sepeda. Namun tanpa menggunakan aksesori tambahan seperti handle, pernahkah Anda membayangkan posisi apa yang paling ideal untuk membawa action cam?

Tim Linkflow telah menemukan jalan keluar terbaiknya. Mereka memperkenalkan Fitt360, sebuah kamera action unik yang bisa digunakan tanpa mengharuskan tangan untuk memeganggnya. Pendekatan desainnya juga lebih praktis dari action cam berwujud kacamata seperti Orbi Prime, karena Fitt360 dikenakan di sekitar leher ala kalung – atau lebih tepatnya mirip headset neckband.

Fitt360 merupakan kamera action berwujud neckband pertama di dunia, didesain untuk merekam kejadian di sekitar Anda dengan sudut penglihatan seluas 360 derajat. Itu artinya, Fitt360 sempurna untuk menyampaikan cerita dalam perspektif orang pertama, baik lewat rekaman ataupun live stream. Berkatnya, Anda bisa tetap beraktivitas secara normal – seperti bermain bersama buah hati atau bersepeda dengan kawan.

Penampilan Fitt360 betul-betul tampak seperti headset neckband dengan struktur melengkung untuk digantungkan di belakang leher. Perangkat ini menyimpan tiga modul lensa, masing-masing mampu melihat seluas 180 derajat lebih, diposisikan secara asimetris di beberapa titik di neckband. Saat diaktifkan, kamera-kamera tersebut bekerja secara sinkron menyulam tiga gambar sembari bekerja meminimalkan getaran sehingga konten siap dinikmati via headset VR.

Hasil rekaman/foto dari Fitt360 dapat disajikan dalam format 360 derajat atau 2K melalui tiga foto/video terpisah. Selanjutnya video, live stream atau hasil jepretan-jepretan Anda dapat di-share ke jejaring sosial.

Fitt360 3

Uniknya lagi, ketika fungsi kamera action 360 derajat sedang tidak digunakan, Fitt360 dapat dimanfaatkan sebagai speaker Bluetooth (mono, dengan output 8Ohm) wireless, bisa menghidangkan musik atau mempersilakan Anda melakukan/menerima panggilan telepon secara hands-free.

Fitt360 1

Selain itu, tubuh dari Fitt360 tahan terhadap panas, benturan, dan air (bersertifikasi IPX6); lalu perangkat juga sudah dibekali GPS. Baterai internalnya dapat menjaga kamera action neckband ini tetap aktif selama 90 menit.

Fitt360 4

Satu set lengkap Fitt360 sudah bisa Anda pesan sekarang melalui situs crowdfunding  Kickstarter seharga mulai dari US$ 417.

Kesederhanaan pemakaian Fitt360 serta desain yang tidak menonjol membuatnya sangat ideal untuk dijadikan perangkat pendukung aktivitas jurnalistik. Bayangkan, Anda tidak perlu lagi mengangkat kamera saat ingin membuat video wawancara, dan tidak akan menarik perhatian ketika sedang meliput peristiwa penting.

Laibox Cam Ialah Action Cam Alternatif GoPro Dengan Lensa Interchangeable

GoPro merupakan merek yang mencetus segmen kamera action, dan menjadi kiblat sekaligus standar produsen lain dalam menggarap perangkat sejenis. Demi menyainginya, para kompetitor menawarkan beragam fitur lebih canggih atau harga lebih terjangkau. Namun karena action cam umumnya mengusung desain padat, fleksibilitas kustomisasi tidak selalu jadi prioritas.

Jika sampai sekarang Anda masih mencari alternatif GoPro yang lebih fleksibel, kreasi pemain baru asal Shenzhen ini boleh dijadikan pertimbangan. Sebagai jawaban atas penggunaan lensa fixed wide-angle di berbagai model action cam, sang produsen menawarkan Laibox Cam, yaitu kamera action berkonsep modular dengan lensa interchangeable pertama di dunia, menawarkan proses bongkar pasang lensa yang sangat simpel.

Laibox Cam mempunyai tubuh ala balok mungil seperti action camera lain, namun desainnya menyerupai versi mini dari kamera point-and-shoot: dilihat dari sisi belakang, tombol shutter berada di area pojok kanan atas dengan modul lensa di zona yang berlawanan, lalu layar live preview-nya dapat diputar 180 derajat dan di arahkan ke depan, sangat berguna ketika ingin membuat video blog atau ber-selfie.

Action cam ini dirancang agar mudah digunakan satu tangan. Semua tombolnya berada di area yang mudah dijangkau jempol dan telunjuk, lalu peralihan dari mode foto ke video juga dapat dilakukan dengan menekan satu tombol saja. Laibox Cam juga dibekali teknologi image stabilization, kemudian Anda bisa memanfaatkan fitur remote control via app mobile buat mengakses fungsi device dari jauh.

Laibox Cam menawarkan beragam mode pengambilan gambar dengan menggunakan lensa berbeda, di antaranya ada Full View 720 derajat, Flat Angle, Optical Zoom delapan kali, serta lensa Wide Angle 170 derajat. Cara menukar modul lensa ini sangat mudah, kata produsen ‘seperti melepas dan menyambung balok Lego’. Perangkat ini menyimpan sensor 14-megapixel plus lensa 7G untuk merekam video 4K di 30-frame rate per detik, ditambah lagi lensa 13-megapixel ganda, yang memungkinkannya menangkap lebih banyak detail dan cahaya.

Agar Anda tidak melewatkan momen berharga, tim penciptanya turut membekali Laibox Cam dengan fitur baterai hot-swap, memperkenankan kita menukar baterai walaupun kamera sedang bekerja. Baterai internal ekstra 1.100mAh tersebut mampu menjaga Laibox Cam tetap menyala selama dua jam. Unit baterai dan case-nya sendiri kompatibel dengan punya GoPro Hero 5.

Saat ini, Laibox Cam bisa Anda pesan sekarang melalui situs crowdfunding Indie Gogo. Produk dijajakan seharga mulai dari US$ 140, sudah termasuk ongkos kirim.

Via The Photoblographer.

Arrow Ialah Smartwatch yang Dipersenjatai Kamera Putar 360 Derajat

Saat ini Anda bisa menemukan smartwatch dalam beragam wujud, baik buatan para raksasa elektronik terkenal hingga kreasi-kreasi unik tim desainer baru di platform crowdfunding. Masing-masing produsen terus melakukan pengembangan demi menyajikan fitur yang dapat ditonjolkan, misalnya pemanfaatan sistem analog atau penerapan teknologi self-charging.

Namun satu tim inventor asal Los Angeles punya gagasan yang lebih liar lagi. Mereka mencoba menggabungkan konsep wearable dengan fotografi. Hasilnya adalah produk istimewa bernama Arrow, yaitu smartwatch yang dibekali kamera putar 360 derajat. Berkat kemampuannya ini, Arrow bukan cuma bisa bekerja sebagai ekstensi smartphone Anda, tapi juga dapat dijadikan action cam dan perangkat selfie dadakan.

Arrow 2

Arrow menyuguhkan layar OLED bundar seluas 1,4-inci beresolusi 400x400p, dipasangkan ditubuh berdiameter 50-milimeter dengan ketebalan 15-milimeter. Smartwatch telah memperoleh sertifikasi IP65, yang berarti tahan debu dan cipratan air. Kamera dicantumkan pada bagian bezel yang bisa diputar, lalu di sebelah kanan, Anda akan menemukan dua tombol sebuah crown. Tombol bergaris merah berfungsi untuk mengaktifkan fungsi fotografi.

Arrow 4

Cara menggunakannya sangat mudah. Setelah fungsi foto aktif, Anda hanya tinggal mengarahkan kamera ke sudut yang diinginkan dan layar akan menampilkan live preview-nya. Silakan hadapkan lensa ke wajah buat mengambil selfie, atau ke depan ketika Anda ingin mengabadikan momen penting – tak perlu lagi membuang waktu mengeluarkan smartphone dari tas. Kamera di smartwatch Arrow menyimpan sensor 5-megapixel, bisa merekam video 1080p (juga sudah dibekali microphone built-in).

Arrow 1

Arrow turut ditopang kapabilitas activity tracking yang lengkap. Ia bisa menghitung jarak, banyaknya langkah, mengetahui rute, serta jumlah kalori yang terbakar berkat dukungan sensor accelerometer, pedometer dan GPS. Informasi terkait data tubuh dapat Anda akses melalui app companion-nya. Software itu juga mampu mengkalkulasi hasil olahraga harian, mingguan hingga bulanan.

Arrow 3

Smartwatch diotaki oleh chip MTK6580 berprosesor quad-core 1,3GHz, menyimpan RAM 512MB dan memori internal 9GB, serta ditunjang baterai 400mAh sebagai sumber tenaganya. Baterai tersebut menjanjikan waktu pemakaian selama satu hari penuh dengan waktu isi ulang dua jam. Arrow berjalan di atas sistem operasi Arrow Wear, berbasis Google Android 5.1, kompatibel ke perangkat Android ataupun iOS.

Arrow dapat dipesan sekarang melalui situs crowdfunding  Indie Gogo seharga mulai dari US$ 200. Di sana, produsen menyediakan pilihan strap berbahan silikon, kulit dan baja. Proses pengiriman rencananya akan dilakukan di bulan Februari 2018.

Caply Adalah Action Camera Tahan Banting Sebesar Thumb Drive

Kamera action tak bisa dipisahkan dari aktivitas outdoor, umumnya dicantumkan di, tas, papan selancar atau sepeda. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan itu, produsen memfokuskan perhatian mereka pada aspek daya tahan, kemudahan pemakaian serta desain yang ringkas. Dan jika kebetulan Anda sedang mencari action cam, produk baru ini dapat jadi pertimbangan.

Startup pimpinan inventor Jeff Lee dan Steven Chao memperkenalkan Caply di Kickstarter. Caply ialah kamera action mungil yang dibekali konstruksi tangguh serta baterai berdaya tahan lama, dirancang agar bisa setia menemani Anda dalam berbagai petualangan. Walaupun tubuhnya sangat kecil, Caply diklaim menyimpan beragam fitur canggih.

Caply 3

Caply mempunyai penampilan seperti kapsul, dengan bobot 50-gram dan dimensi 60×30-milimeter – kurang lebih sebesar thumb drive USB. Di tubuhnya, Anda akan menemukan modul lensa, microphone, serta panel sentuh. Lalu slot kartu SD berada di bagian belakang, ditemani tombol power. Transfer data serta pengisian ulang baterai dapat dilakukan dengan menyambungkan kabel ke port microUSB, berada di ujung bawah.

Kamera action ini bisa dilengkapi dengan beragam aksesori, contohnya adalah cover silikon sehingga lebih tahan banting, charger sekaligus mount Flex berlengan lentur, strap supaya kita dapat memasangkannya di lengan, clip, mount Connector X agar bisa dipasangkan di setang sepeda, serta case anti-air Nautilus yang memungkinkannya dibawa menyelam hingga kedalaman 100-meter.

Caply 2

Durasi pemakaian Caply juga istimewa. Ketika GoPro Hero 5 dan Google Clips hanya dapat aktif selama 2,5 sampai 3 jam, Caply mampu menciptakan rekaman berdurasi 5 jam dengan waktu standby hingga 120 jam. Untuk mengisi ulang baterai non-removable 500mAh-nya, cukup sambungkan Caply ke sumber listrik selama 2,5 jam.

Penggunaannya juga sangat simpel: tap sekali di area touchpad untuk mengambil foto, dua kali buat mulai merekam video. Anda bisa membuat rekaman singkat (10 detik) dengan swipe ke atas, serta mengaktifkan time-lapse via swipe ke bawah. Hebatnya lagi, Caply turut menyimpan kemampuan voice control, dapat mendengar perintah Anda sampai jarak 10 meter.

Caply 1

Caply diracik buat menciptakan video beresolusi 1920x1080p lewat lensa f/2.0 dengan field of view 140 derajat yang turut dibantu oleh sistem electronic image stabilization untuk meminimalkan efek getaran. Anda bisa langsung melakukan live streaming atau menyimpan videonya di kartu SD, mendukung kapasitas maksimal 128GB.

Kamera action Caply dapat Anda pesan sekarang di situs Kickstarter. Selama periode crowdfunding masih berjalan, produk bisa dibeli seharga mulai dari US$ 90. Distribusi rencananya akan dilangsungkan di bulan Juni 2018.

Pitta Ialah Drone Selfie 4K yang Bisa Berubah Jadi Action Cam

Meski berbeda kegunaan serta cara pengoperasian, drone dan action cam punya satu karak-teristik serupa. Umumnya, mereka didesain agar tahan banting serta sanggup menahan elemen alam yang berpeluang merusak komponen elektroniknya. Tim Eyedea punya ide menarik dalam mengembangkan produk barunya: mereka menggabungkan dua konsep distingtif itu jadi satu perangkat unik.

Lewat Kickstarter, Eyedea memperkenalkan Pitta, sebuah drone selfie yang juga bisa berubah menjadi kamera action serta kamera pengawas. Selain mampu terbang, kita dapat memanfaatkannya sebagai device wearable ataupun mountable. Untuk mendukung mode pemakaian berbeda itu, Pitta mengusung tubuh berukuran mungil serta konstruksi semi modular.

Pitta 3

Pitta mempunyai penampilan seperti bola. Diameternya sebesar 170-milimeter dan bobot hanya 200-gram – kurang lebih seberat smartphone. Di mode ini, ia dapat bekerja layaknya kamera action biasa serta ditaruh di docking charge agar selalu aktif dan bisa dimanfaatkan jadi kamera pengawas rumah. Pitta juga mempunyai tiga lubang mount universal, sehingga mudah untuk dipasangkan ke tripod, sepeda, atau aksesori lain.

Pitta 1

Untuk mengubahnya jadi drone, Anda hanya perlu melepas bagian atasnya (bisa dipasang via gerakan ‘twist-to-lock‘), dan menyambungkan modul rotor-nya. Pitta terbang menggunakan empat baling-baling, dan sesudah memasang rotor, Anda dapat mengendalikan drone melalui aplikasi mobile atau memerintahkannya mengikuti operator. Eyedea membekalinya bersama banyak fitur: auto-follow, mengambil foto panorama, hingga kemampuan mengorbit.

Pitta 4

Proses pengendalian Pitta dijanjikan sangat mudah, bahkan jika Anda belum pernah menerbangkan drone sekalipun. Contohnya saja ketika ingin menggunakan auto-follow, Anda hanya tinggal mengunci target dengan menggambar (drag-and-draw) di app. Setelah itu, Pitta akan mengikuti sasaran dan merekam secara otomatis.

Pitta 3

Sebagai drone, Pitta mengetahui kondisi medan di sekitarnya, bisa Anda suruh melayang di satu area, mendarat secara otomatis, hingga pulang ke lokasi awal berkat dukungan GPS. Pitta mampu merekam video di resolusi 4K atau slow motion dengan 60fps, mengambil foto burst serta time lapse, dan Anda juga dapat melakukan live stream. Berbekal baterai internalnya, Pitta bisa terbang selama 15 menit. Jika daya baterai mulai menipis, app segera memberikan peringatan.

Pitta 2

Pitta sudah bisa Anda pesan sekarang di situs crowdfunding Kickstarter. Versi basic-nya (kamera, modul drone, cradle, adaptor, gift box dan manual) dijajakan seharga mulai dari US$ 270, sedangkan bundel lengkap (plus pelindung baling-baling) dibaderol mulai dari US$ 300.

Kamera 360Fly 4K Pro Tawarkan Kemampuan Live Stream UHD, Dibekali Body Rugged

Beberapa tahun lalu, mungkin Anda merasakan sendiri repotnya menciptakan video 360 derajat. Pertama kita harus memanfaatkan sejumlah kamera yang disusun dengan rig khusus. Setelah beres, pekerjaan merepotkan untuk menyatukan tiap-tiap bagiannya menanti. Dengan masuknya nama-nama seperti Samsung serta Nikon, kamera 360 derajat semakin simpel dan mudah digunakan.

Namun baik pada Samsung Gear 360, Nikon KeyMission 360, hingga Garmin Virb 360, stitching tetap harus dilakukan karena gambar/video diambil dari modul lensa berbeda. Tim 360Fly punya niat untuk menyederhanakan prosesnya. Setelah riset dan pengembangan yang cukup lama, mereka mulai memasarkan 360Fly 4K di paruh kedua 2016. Dan kurang lebih setahun sesudahnya, produsen siap meluncurkan versi yang lebih canggih lagi.

Belum lama ini, 360Fly memperkenalkan sembari membuka gerbang pre-order kamera 360 derajat baru mereka, 360Fly 4K Pro. Merekam video ultra-HD ‘tanpa jahitan’ tetap jadi spesialisasinya, tapi kehadiran 360Fly 4K Pro merupakan jawaban produsen terhadap tren yang sedang populer saat ini. Kamera siap membantu Anda live stream 4K melalui koneksi USB dan HDMI. Sebagai alternatif, mode live stream wireless juga tersedia dalam format equirectangular atau 360×180.

360fly 4K PRO 1

360Fly 4K Pro juga memanfaatkan sambungan wireless Wi-Fi dan Bluetooth agar pengguna bisa mengendalikan serta mengutak-atik setting kamera dari aplikasi iOS dan Android. Tentu ada kelemahan dalam pemakaian satu modul lensa. Meski menjanjikan ‘video 360 derajat’, 360Fly 4K Pro hanya memiliki field of view seluas 240 derajat saja. Anda dapat melihat depan, belakang dan sekitarnya, kecuali area bawah lensa.

360fly 4K PRO 2

Jantung dari kamera ini adalah lensa ultra fish-eye 8-elemen, dengan aperture f/2.5 dan panjang focal 0,88mm. Ia mampu mendeteksi objek secara optimal di jarak terdekat 30-sentimeter. Video yang dihasilkan 360Fly 4K Pro mempunyai resolusi 2880x2880p di 30 frame per detik dengan record rate 50Mpbs. Untuk suaranya, kamera merekam di format stereo 48KHz 96kbps AAC.

360fly 4K PRO 3

Desain 360Fly 4K Pro cukup berbeda dari 360Fly 4K. Tak lagi seperti bola, varian baru itu bertubuh tabung dengan bagian lensa membulat di atas. Device dirancang agar siap menemani Anda beraktivitas di alam terbuka, telah memperoleh sertifikasi IP67, yang berarti anti-debu-debu halus serta dapat tercemplung ke dalam air, maksimal sedalam 1m selama setengah jam. 360Fly 4K Pro juga tahan benturan (maksimal jatuh dari ketinggian 1,5m).

360Fly 4K Pro akan mulai dipasarkan sebentar lagi, dan kita sudah dipersilakan untuk melakukan pre-order. Produk dijajakan seharga US$ 800.

Via DPreview.

Yi Technology Akan Demonstrasikan Action-Cam dan Drone Baru di CES 2017

Pelan-pelan menumpuk reputasi di ranah teknologi imaging, nama Yi Technology jadi kian dikenal publik setelah memperkenalkan sejumlah kamera action dan mirrorless dengan menggandeng branding Xiaomi. Dan dari kabar terkini, sang produsen mempunyai agenda untuk memperluas portfolio perangkatnya, dua di antaranya akan mereka demonstrasikan di CES 2017.

Via press release, Yi Technology mengumumkan rencana untuk menyingkap action camera baru dan drone spesialis videography di ajang pameran teknologi terbesar di dunia itu. Bagi sang developer asal Tiongkok, CES merupakan batu lompatan penting buat unjuk gigi, apalagi mereka boleh dibilang sebagai pendatang baru di ranah ini. Kedua device tersebut adalah kamera action bernama 4K+ dan UAV Yi Erida.

Yi 4K+

Yi 4K

Merupakan pewaris Yi 4K, kamera action ketiga Yi ini kembali ditawarkan sebagai solusi terjangkau tanpa ada pengorbanan di aspek kualitas. Penjelmaan terkininya bahkan lebih canggih lagi: YI 4K+ mampu merekam video beresolusi ultra-HD di 60 frame rate per detik. Angka ini dua kali lebih besar dari yang dihidangkan produk kompetitor, membuat hasil rekamannya jadi lebih realistis.

Jika masih mengusung arahan serupa pendahulunya, maka Yi 4K+ menyuguhkan layar seluas 2,2-inci, ditenagai unit baterai dengan durasi dua jam penggunaan, serta dilengkapi fitur stream video via Wi-Fi. Buat sekarang, Yi Technology belum memperlihatkan seperti apa wujudnya (gambar di atas adalah Yi 4K).

Yi Erida

Yi Erida 1

Dalam mengembangkan drone pertama mereka ini, Yi Technology berkolaborasi bersama para teknisi Atlas Dynamics. Yi Erida diklaim sebagai drone tri-copter (tiga bagian baling-baling) tercepat, mampu melesat hingga kecepatan 120-kilometer per jam. Untuk mencapainya, pengembang betul-betul berpedoman pada prinsip aerodinamis, lalu menyusun tubuhnya dari material serat karbon agar ringan namun tetap tangguh.

Produsen menjanjikan kemampuan terbang yang gesit serta lincah. Dari sesi uji coba, baterai build-in Yi Erida kabarnya mampu menjaga drone tetap mengudara selama 40 menit di kecepatan penuh atau sampai 120 menit dalam pemakaian standar. Kamera action Yi 4K disematkan di sisi bawah drone, tersambung dengan gimbal. Buat sistem kendali, Yi Erida memanfaatkan aplikasi mobile di smartphone. Di sana Anda dapat mengakses beragam fungsi seperti shutter, exposure, white balance, dan lain-lain.

Yi Erida juga dirancang agar bisa dilipat dan mudah dibawa-bawa. Selanjutnya Yi Technology turut membubuhkan rangkaian sensor serta sistem radar dengan pemindai laser untuk meningkatkan aspek keamanannya.

Kedua device akan didemonstrasikan di booth #46324 di CES 2017 dari tanggal 5 sampai 8 Januari.

Kodak Perkenalkan Action Cam 360 Derajat 4K yang Tahan Air dan Terjangkau

Dirilisnya dua headset VR high-end di tahun ini memicu produsen untuk menyiapkan beragam teknologi pendukung, baik buat menyempurnakan pengalaman user, dan juga diarahkan pada segmen penciptaan konten. Hal terakhir itu bisa Anda lihat dari banyaknya action cam 360 derajat besutan perusahaan fotografi ternama, dan Kodak merupakan salah satu di antaranya.

Kodak memang bukan lagi pemain baru di bidang action cam, sempat mengenalkan PixPro SP360, menawarkan kemampuan pengambilan video FHD 360 derajat di harga terjangkau. Dan di ajang Photokina 2016, perusahaan spesialis imaging Amerika itu menyingkap varian yang lebih canggih. Dinamai PixPro 4KVR360, kamera ini menghidangkan kapabilitas merekam video spherical utuh di resolusi 4K, ditambah fitur anti-percikan air.

PixPro 4KVR360 memiliki wujud mungil, dan meskipun Kodak belum menginformasikan rincian ukuran dan berat, action cam tersebut tidak lebih besar dari kepalan tangan Anda. Produk mengusung tubuh berbentuk balok dengan dua modul lensa di sisinya. Modul kamera di depan lebih besar dari di belakang, lalu layar LCD serta seluruh tombol fisik buat mengakses fungsi-fungsi PixPro 4KVR360 – start, sync, menu, power – dapat Anda temukan di body.

Kodak PixPro 4KVR360 1

Lensa di kamera depan mampu ‘melihat’ di jarak seluas 235 derajat, dan melaluinya, Anda bisa mengabadikan video ultra-HD 16:9 standar. Ketika seluruh lensa bekerja, PixPro 4KVR360 sanggup merekam video 360 spherical. PixPro 4KVR360 dipersenjatai dua sensor BSI CMOS 20-megapixel, lalu kedua lensa mempunyai aperture f/2.4 dan dibantu sistem stabilization elektronik.

Meski istilah 4K sering dipakai buat mendeskripsikan ukuran delapan megapixel dengan rasio satu banding satu, dan bukan 4K standar, kehadiran lensa serta sensor ganda tentu memastikan kualitas video jadi jauh lebih baik dibanding action cam satu lensa biasa. PixPro 4KVR360 turut ditopang fitur stitching in-camera dengan pengurangan pada resolusi – 3840×1920 di 15 frame rate per detik. File beresolusi penuh dapat diciptakan via software editor eksternal.

Untuk sekarang, Kodak belum mendemonstrasikan langsung kebolehan PixPro 4KVR360, dan baru menampilkan mock-up-nya saja di Photokina. Kodak sendiri menjanjikan ketahanan yang mumpuni dari terpaan sinar matahari – warna putih tubuh action cam membantunya meminimalisir akumulasi panas. Kemudian 4KVR360 kabarnya juga dibekali tubuh berstruktur splash-proof, menunjang kegiatan outdoor walau tidak sepenuhnya anti-air.

Rencananya, PixPro 4KVR360 akan dilepas dipasaran di bulan Januari tahun depan. Kodak belum menentukan harganya, tapi ada kemungkinan ditawarkan di kisaran US$ 500 saja.

Sumber: Dpreview, Pocket-Lint, Digital Trends.