Tag Archives: kamera superzoom

Canon PowerShot SX70 HS Unggulkan 65x Optical Zoom, Sempurnakan Banyak Aspek Pendahulunya

Kamera superzoom merupakan kategori yang cukup menarik. Umumnya kamera dalam kategori ini dirancang sebagai pendamping traveling yang serbabisa: dimensinya ringkas, akan tetapi menyimpan lensa dengan jangkauan zoom yang amat jauh, sehingga cocok untuk beragam kebutuhan.

Juli lalu, Canon meluncurkan PowerShot SX740 HS yang seukuran kamera saku tapi menawarkan 40x optical zoom. Kalau ternyata 40x masih dirasa kurang jauh, Canon punya penawaran baru lainnya, yakni PowerShot SX70 HS yang lebih besar sekaligus lebih jago meneropong.

Canon PowerShot SX70 HS

Kamera ini merupakan penerus langsung PowerShot SX60 HS, namun ternyata lensa yang digunakan masih sama: 21-1365mm (65x optical zoom, atau hampir separuh Nikon Coolpix P1000), dengan aperture maksimum f/3.4-6.5. Yang banyak dirombak justru adalah jeroannya.

SX70 mengemas sensor BSI (backside-illuminated) 1/2,3 inci dengan resolusi 20,3 megapixel. Ditemani oleh prosesor Digic 8, sensor ini sanggup menjepret dalam format RAW Canon CR3, yang ukuran file-nya lebih kecil daripada CR2. Video pun dapat ia rekam dalam resolusi 4K 30 fps, dengan bitrate maksimum 120 Mbps.

Canon juga menjanjikan sistem image stabilization yang lebih efektif lewat perpaduan sensor dan prosesor baru ini, dengan klaim bahwa sistemnya bisa mengompensasi guncangan hingga lima stop. Performa burst shooting-nya pun cukup gegas di angka 10 fps, atau 5,7 fps dengan continuous AF.

Canon PowerShot SX70 HS

Perubahan drastis lainnya ada pada viewfinder elektroniknya (EVF). Panel yang digunakan bukan lagi LCD beresolusi 922 ribu dot, tapi OLED 2,36 juta dot layaknya mayoritas kamera mirrorless. Sebelumnya absen, sensor mata kini hadir sehingga pergantian antara EVF dan LCD di bawahnya bisa terjadi secara otomatis.

Konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth melengkapi fitur-fitur yang ditawarkan Canon PowerShot SX70 HS. Kamera ini rencananya akan dipasarkan pada akhir November mendatang seharga $550.

Sumber: DPReview.

Kamera Atau Teropong Bintang? Nikon Coolpix P1000 Unggulkan Optical Zoom 125x

Sekitar tiga tahun lalu, Nikon meluncurkan Coolpix P900, sebuah kamera superzoom yang sanggup meneropong bulan. Sekarang, Nikon sudah siap merilis penerusnya, Coolpix P1000, dengan kemampuan meneropong yang lebih mencengangkan lagi.

Kalau P900 mengandalkan lensa 24-2000mm f/2.8-6.5, P1000 membawanya ke level yang lebih jauh lagi lewat lensa 28-3000mm f/2.8-8. Ya, kalau P900 dengan optical zoom sejauh 83x saja sudah bisa menyuguhkan permukaan bulan, P1000 dengan optical zoom 125x jelas mampu menyajikan detail permukaan bulan yang lebih bagus lagi.

Nikon Coolpix P1000

Seumpama itu masih kurang jauh, fitur Dynamic Fine Zoom bisa dimanfaatkan untuk mencapai panjang fokal 6000mm, meski kualitas gambarnya dipastikan bakal menurun. Masih kurang juga? Manfaatkan saja fitur Digital Zoom untuk mencapai panjang fokal 12000mm, meski kualitas gambarnya pasti bakal turun drastis.

Sama seperti P900, P1000 juga mengemas sensor 1/2,3 inci, dengan resolusi 16 megapixel dan rentang ISO 100-6400. Yang membedakan, P1000 jauh lebih fleksibel karena dapat memotret dalam format RAW. Untuk video, P1000 siap dipakai untuk merekam video 4K 30 fps ataupun 1080p 60 fps.

Nikon Coolpix P1000

Fisik P1000 cenderung bongsor akibat lensanya. Dalam posisi zoom paling jauh, panjangnya mencapai 36 cm, dan bobotnya pun berkisar di angka 1,4 kg. Jendela bidik elektronik beresolusi 2,36 juta dot telah disematkan ke bagian belakang atasnya, sedangkan di bawahnya bernaung LCD 3 inci yang dapat diubah posisinya sesuka hati.

Nikon Coolpix P1000 rencananya baru akan dilepas di pasaran mulai bulan September mendatang. Harganya tidak murah: $1.000 untuk sebuah kamera bak teleskop.

Sumber: DPReview.

Kamera Superzoom Sony RX10 IV Sanggup Memotret Tanpa Henti dalam Kecepatan 24 fps

Sony baru saja mengumumkan generasi terbaru seri kamera superzoom-nya, RX10. Meski secara fisik RX10 IV identik dengan pendahulunya, performanya telah meningkat drastis berkat pengadopsian sejumlah teknologi yang dipinjam dari kamera mirrorless terbaik sekaligus termahal Sony saat ini, a9.

RX10 IV masih mempertahankan sensor 20 megapixel milik generasi sebelumnya, akan tetapi sensor berukuran 1 inci tersebut kini ditemani oleh prosesor Bionz X yang dipinjam dari Sony a9. Alhasil, RX10 IV sanggup memotret tanpa henti dalam kecepatan 24 fps, dengan posisi AF dan AE menyala. Saking cepatnya, hasil jepretannya bisa diubah menjadi video yang mulus.

Sony RX10 IV

Performa autofocus-nya juga ikut ditingkatkan, dan untuk pertama kalinya dalam seri RX10, Sony menyematkan sistem AF phase-detection. Total ada 315 titik AF yang bisa dipilih oleh pengguna, dan pengguna juga dapat mengoperasikannya via layar sentuh. Tidak hanya itu, kinerja AF Tracking-nya diyakini setara dengan Sony a9.

Mengingat seri RX10 banyak disukai oleh kalangan videografer, wajar apabila kapabilitas videonya turut mendapat perhatian khusus. RX10 IV mampu merekam dalam resolusi 4K 30 fps, atau 1080p 120 fps. Namun yang paling penting, opsi perekaman dalam format S-Log2 dan S-Log3 yang pada dasarnya merupakan format RAW untuk video juga tersedia di sini.

Sony RX10 IV

Lensa yang digunakan masih sama: 24-600mm f/2.4-4 buatan Carl Zeiss. Sony tidak lupa menyematkan optical image stabilization pada lensa tersebut yang mampu mengompensasikan guncangan hingga 4,5 stop. Selain layar sentuh, kamera juga dilengkapi viewfinder elektronik berpanel OLED dengan resolusi 2,36 juta dot.

Sony RX10 IV rencananya akan dipasarkan mulai bulan Oktober mendatang seharga $1.700, dimulai di pasar Amerika Serikat terlebih dulu.

Sumber: DPReview.

Sony Cyber-shot HX350 Andalkan Lensa Berjangkauan Zoom 50x dalam Bodi yang Cukup Ringkas

Sony baru-baru ini meluncurkan sebuah kamera baru dari lini Cyber-shot. HX350 merupakan suksesor dari HX300 yang masuk dalam kategori superzoom, menawarkan lensa dengan jangkauan amat jauh dalam bodi yang terbilang cukup ringkas.

Dibandingkan pendahulunya, perubahan yang dibawa HX350 memang tidak terlalu banyak, namun setidaknya masih cukup signifikan. Kamera masih mengusung sensor Exmor R 1/2,3 inci beresolusi 20,4 megapixel, akan tetapi kali ini didampingi oleh prosesor BIONZ X yang akan meningkatkan kualitas gambarnya di kondisi low-light.

Video 1080p 60 fps yang direkam HX350 dipastikan tampak mulus berkat perpaduan sistem stabilization optik sekaligus digital. Untuk mengabadikan aksi-aksi cepat, Sony telah menambahkan fitur Lock-on AF pada HX350, plus kemampuan memotret secara konstan dalam kecepatan 10 fps.

Panel belakang HX350 dihuni oleh electronic viewfinder dan tilting LCD / Sony
Panel belakang HX350 dihuni oleh electronic viewfinder dan tilting LCD / Sony

Namun tentu saja yang menjadi bintang utama di sini adalah lensa Carl-Zeiss 24-1200mm f/2.8-6.3. Lensa ini pada dasarnya memberikan pengguna optical zoom sebesar 50x, sangat ideal untuk mendampingi aktivitas travelling, apalagi mengingat semua itu dikemas dalam bodi yang cukup ringkas.

HX350 masih menganut desain ala DSLR, dimana terdapat sejumlah kenop kontrol sekaligus focus/zoom ring manual. Di belakangnya, tertanam electronic viewfinder (EVF) beserta LCD 3 inci yang bisa dimiringkan ke atas atau bawah.

Sony Cyber-shot HX350 rencananya akan dilepas ke pasar Eropa mulai bulan Januari 2017 seharga 449 euro. Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaannya di pasar Asia.

Sumber: DPReview.

Nikon Umumkan Trio Kamera Compact dengan Jangkauan Zoom Amat Jauh

Baru-baru ini, Nikon meluncurkan lini kamera compact baru yang mereka juluki dengan nama Nikon DL. Kini giliran lini Coolpix yang kedatangan tiga anggota baru, yaitu A900, B500 dan B700. Ketiganya termasuk jenis superzoom, mengandalkan lensa dengan jangkauan zoom yang amat jauh.

Lewat trio ini, Nikon juga memperkenalkan teknologi konektivitas baru yang mereka sebut dengan istilah SnapBridge. SnapBridge pada dasarnya memadukan sambungan Wi-Fi dan Bluetooth LE, memungkinkan kamera untuk terus terhubung dengan smartphone atau tablet tanpa menguras baterai masing-masing perangkat. Dengan begitu, pengguna tak perlu repot-repot mengulangi proses pairing ketika hendak meneruskan hasil foto.

Nikon Coolpix A900

Nikon Coolpix A900

A900 memiliki ukuran yang paling ringkas dari ketiganya. Meski mudah disimpan dalam saku, dirinya dipersenjatai sensor CMOS BSI (backside-illumination) 20 megapixel dan lensa 24 – 840 mm f/3.4-6.9. Jangkauan lensanya ini setara dengan 35x optical zoom.

Nikon menempatkan A900 sebagai kamera travelling yang ideal dalam berbagai kondisi. Ia juga sanggup merekam video dalam resolusi 4K 30 fps. Melengkapi semuanya adalah LCD 3 inci beresolusi 920 ribu dot yang dapat diputar hingga menghadap ke depan untuk dipakai ber-selfie ria.

A900 akan dipasarkan mulai musim semi mendatang seharga $400 dalam dua pilihan warna, yaitu silver dan hitam.

Nikon Coolpix B500

Nikon Coolpix B500

B500 sangat unik karena ia tidak memakai baterai rechargeable, melainkan empat baterai AA yang bisa pengguna ganti kapan saja seperti halnya sebuah senter. Kendati demikian, ia masih mengusung spesifikasi yang cukup mumpuni. Di antaranya sensor CMOS BSI 16 megapixel dan lensa 40x optical zoom (22,5 – 900 mm) f/3.0-6.5.

Ia adalah satu-satunya kamera yang tak dilengkapi opsi perekaman video 4K di sini. Tapi tak masalah, toh resolusinya masih mencapai 1080p 30 fps. LCD-nya bisa dimiringkan, tapi tidak sampai menghadap ke depan. Sebagai bonus, B500 dibekali sistem hybrid VR (vibration reduction) guna mengurangi kemungkinan gambar tampak blur.

Soal harga, Nikon mematok B500 di angka $300, dengan pilihan warna hitam dan merah.

Nikon Coolpix B700

Nikon Coolpix B700

B700 adalah ‘monster’ untuk urusan zoom. Lensanya punya jangkauan yang paling jauh, yaitu 24 – 1.440 mm f/3.3-6.5, setara 60x optical zoom). Lensa ini berpadu apik dengan sensor CMOS BSI 20,3 megapixel yang juga sanggup merekam video dalam resolusi 4K 30 fps.

Dari segi performa, B700 tergolong lumayan berkat kemampuannya memotret secara konstan dalam kecepatan 5 fps dan dukungan format RAW. LCD 3 incinya menganut sistem yang biasa dipakai DSLR, bisa Anda bolak-balik posisinya sesuai kebutuhan, dan ia juga merupakan satu-satunya yang mengemas sebuah electronic viewfinder.

Sama seperti kedua kamera lainnya, B700 akan hadir mulai musim semi tahun ini seharga $500 dalam warna hitam saja.

Canon Luncurkan Dua Kamera Compact Baru: PowerShot G7 X Mark II dan SX720 HS

Canon baru saja meluncurkan dua kamera compact baru yang tergabung dalam lini PowerShot besutannya: G7 X Mark II dan SX720 HS. Keduanya sama-sama ditujukan buat pengguma umum maupun sebagai kamera cadangan para fotografer profesional.

Canon PowerShot G7 X Mark II

Canon PowerShot G7 X Mark II

Melihat namanya, kelihatan jelas kalau kamera ini merupakan suksesor dari G7 X yang dirilis di tahun 2014. Perubahan fisiknya tidak terlalu banyak, namun penambahan sebuah hand grip tentunya dapat meningkatkan ergonomi kamera ini secara keseluruhan.

G7 X Mark II masih mempertahankan predikat kamera compact premium yang diusung pendahulunya berkat sensor CMOS 1 inci beresolusi 20,1 megapixel. Ukuran bidang sensor ini jauh lebih besar ketimbang yang dimiliki kamera saku pada umumnya, sanggup menghasilkan gambar yang lebih jernih dan detail pada kondisi minim cahaya.

Sensor ini ditemani oleh prosesor anyar DIGIC 7 yang menjanjikan performa lebih cepat, utamanya dalam hal tracking autofocus pada subjek yang bergerak dan kecepatan pemotretan dalam format RAW di angka 8 fps. Sensitivitasnya terhadap cahaya cukup tinggi di angka ISO 12800 (dapat dinaikkan lagi menjadi 25600), dan video bisa ia rekam dalam resolusi maksimum 1080p 60 fps.

Canon PowerShot G7 X Mark II

Melengkapi semua ini adalah lensa 24 – 100 mm f/1.8 – 2.8 yang dilengkapi sistem image stabilization. Lensa ini juga menjanjikan hasil foto dengan bokeh (biasan titik-titik cahaya) yang berkualitas berkat pemakaian 9 bilah aperture. Tidak ketinggalan juga layar sentuh 3 inci yang bisa dipakai untuk ber-selfie ria dan konektivitas NFC serta Wi-Fi untuk memudahkan proses transfer foto dan video ke perangkat mobile.

Canon PowerShot G7 X Mark II rencananya akan dipasarkan mulai Mei 2016 dengan harga $700.

Canon PowerSHot SX720 HS

Canon PowerShot SX720 HS

Suksesor SX710 HS ini masih diposisikan sebagai kamera superzoom dengan fisik yang ringkas. Kamera ini mengandalkan sensor CMOS 20,3 megapixel dan prosesor DIGIC 6 sebagai pengolah gambarnya, sekaligus memberikan kemampuan merekam video dalam resolusi 1080p 60 fps.

Namun yang menjadi unggulan SX720 HS adalah lensa baru dengan jangkauan zoom amat jauh, tepatnya 24 – 960 mm, atau 40x optical zoom. Agar foto yang dijepret dari jarak jauh tidak kelihatan blur, Canon turut menyematkan sistem image stabilization pada lensa ini.

Canon PowerShot SX720 HS

Sama seperti G7 X Mark II, kamera ini turut dilengkapi dengan konektivitas NFC dan Wi-Fi. Panel belakangnya didominasi oleh LCD 3 inci – sayangnya bukan layar sentuh dan tidak bisa dimiringkan.

Penjualan Canon PowerShot SX720 HS akan dimulai pada bulan Maret mendatang dengan banderol harga $380.

Sumber: Canon via Engadget.

Canon PowerShot G3 X Ramaikan Kategori Kamera Superzoom

Optical zoom adalah salah satu keunggulan kamera digital yang sampai detik ini belum bisa ditandingi oleh kamera smartphone. Apalagi jika yang dibicarakan adalah kamera yang masuk dalam kategori superzoom, seperti kamera teranyar Canon berikut. Continue reading Canon PowerShot G3 X Ramaikan Kategori Kamera Superzoom