Tag Archives: karyawan startup

bisnis modal kecil

10 Rekomendasi Usaha Sampingan Modal Kecil

Menjadi seorang karyawan yang bekerja di kantoran terkadang belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, maka tidak jarang banyak karyawan yang memilih memiliki usaha sampingan. Namun, tidak semua usaha sampingan itu memiliki modal yang sedikit, kadang ada beberapa yang mengeluarkan modal yang besar.

Akan tetapi, kamu tidak perlu khawatir karena masih banyak usaha sampingan modal kecil yang bisa kamu lakukan sekarang untuk menambah penghasilan yang sudah kamu dapatkan saat ini.

Apa saja usaha sampingan modal kecil yang bisa kamu lakukan saat menjadi seorang karyawan? Simak rekomendasi usaha sampingan modal kecil untuk karyawan berikut!

10 Usaha Sampingan Modal Kecil Untuk Karyawan

1. Guru les online untuk pelajar

Usaha sampingan modal kecil yang pertama adalah menjadi guru les online, tentunya karena dilaksanakan secara daring kamu tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya ongkos dan juga kamu bisa melihat kurikulum mata pelajaran siswa yang kamu ajari secara online. Sehingga, kamu hanya perlu menyediakan paket internet saja untuk mengajar, agar lebih mudah dalam mengajar kamu bisa menggunakan aplikasi Google Meet selain gratis, aplikasi ini juga unlimited.

2. Membuka kursus online

Ternyata jasa kursus tidak hanya dibutuhkan oleh mereka yang masih sekolah saja, loh! Bahkan banyak karyawan kantoran yang sering mengikuti kursus online. Hal ini bisa kamu jadikan peluang untuk membuka kursus online seperti digital marketing, copywriting, sales, hingga kursus online yang berhubungan dengan IT. Selain dijadikan sebagai usaha sampingan modal kecil, cara ini juga bisa dijadikan sebagai sharing dan menambah relasi. 

3. Jasa desain grafis

Kamu memiliki keahlian untuk mengedit gambar atau video? Maka kamu bisa gunakan keahlian tersebut menjadi desainer grafis freelance. Usaha sampingan ini bahkan tidak memerlukan modal sama sekali, asalkan kamu memiliki perangkat yang mendukung seperti gadget atau laptop yang sudah memiliki aplikasi desain grafis. 

4. Content Writer

Punya hobi menulis dan ingin menghasilkan uang? Di zaman sekarang hal ini bisa dilakukan, loh! Bahkan tidak hanya penulis novel saja, ada banyak keahlian penulis yang bisa dijadikan ladang cuan contohnya SEO content writer atau juga blog writer. Biasanya kamu akan dibayar sejumlah artikel yang dibuat atau seberapa banyak kata yang kamu tulis.

5. Affiliate

Usaha sampingan dengan modal kecil selanjutnya adalah affiliate, saat ini bisnis affiliate menjadi salah satu pekerjaan yang sering dilakukan oleh karyawan, mahasiswa, hingga pelajar, karena kamu tidak memerlukan modal sepeserpun. Kamu hanya perlu menggiring pengunjung untuk mengunjungi website merchant melalui kode referral. 

Jika ada pengunjung yang berhasil melakukan transaksi dengan kode referal kamu, maka kamu akan mendapatkan komisi.

6. Social media Ads Advertiser

Saat ini media sosial menjadi salah satu channel pemasaran yang sering dituju oleh banyak bisnis, karena memiliki biaya yang cukup murah dengan massa yang banyak. Sebagai bentuk dari digital marketing, tentunya iklan di media sosial harus bisa disesuaikan agar dapat memaksimalkan pengunjung. Jika, kamu memiliki kemampuan dalam menganalisa dan mengoperasikan ads di berbagai media sosial, kamu bisa mengandalkan keterampilan tersebut sebagai kerja sampingan, karena banyak bisnis-bisnis yang lebih sering membutuhkan social media ads advertiser freelance untuk mengembangkan iklan di media sosial perusahaan mereka

7. Model Reviewer

Jika kamu memiliki kepercayaan diri yang cukup tinggi dan tidak malu untuk tampil di depan kamera, kamu bisa memilih menjadi model reviewer, karena seperti yang diketahui media sosial menjadi sebuah medium pemasaran yang cukup legit. Sehingga, menjadi model reviewer adalah hal yang cukup menarik, kamu hanya perlu menggunakan produk tersebut dan melakukan review di media sosial untuk bisa menarik pembeli. Namun, kamu harus memberikan review yang menarik dan jujur.

8. Jasa desain undangan pernikahan

Ternyata hobi desain juga bisa kamu jadikan ladang cuan dengan cara membuat desain undangan pernikahan, loh! Akhir-akhir ini jasa desain undangan pernikahan juga sering dicari, karena tentunya setiap pasangan yang akan menikah ingin semua halnya terasa sempurna, spesial, dan berbeda. 

Kamu bisa memanfaatkan momen ini membuat desain undangan pernikahan, cukup menggunakan aplikasi foto seperti Canva, Photoshop, Adobe, ataupun Coreldraw juga sudah cukup membantu. Namun, kamu harus memiliki taste desain yang unik dan berbeda dengan yang lain agar menarik.

9. Jasa penitipan hewan

Terdengar menarik, tetapi usaha sampingan modal kecil ini memang sering kita jumpai. Bahkan, saat di penghujung tahun atau juga libur lebaran, jasa penitipan hewan cukup diminati masyarakat. Kalo kamu pecinta hewan dan sudah biasa mengurusi hewan, kamu bisa membuka jasa penitipan hewan, loh!

Sebagai permulaan, kamu dapat menawarkan jasa penitipan hewan ke rekan-rekan kantor yang akan melakukan perjalanan jauh dan tidak bisa membawa peliharaan mereka. Namun, usaha sampingan ini hanya bisa dilakukan oleh kamu yang sudah mengerti tentang cara merawat hewan dan juga memiliki detail yang cukup tinggi. Jangan sampai hewan yang dititipkan terluka atau sakit.

10. Gamer online

Usaha sampingan modal kecil yang terakhir adalah menjadi gamer online. Memangnya bisa bermain game menghasilkan uang? Di zaman sekarang, hal ini bukan hal yang mustahil lagi, bahkan ada banyak perlombaan e-sport yang cukup bergengsi dengan hadiah yang juga terbilang besar. Jika, kamu juga sudah memiliki pengalaman bermain game dengan waktu yang lama dan pro, kamu bisa menjadi pelatih e-sport juga.

Sebenarnya ada banyak usaha sampingan modal kecil yang bisa kamu pilih dan kebanyakan usaha tersebut dilakukan secara daring.. Kamu juga bebas memilih usaha yang sesuai dengan bidang dan passion kamu. Namun, jangan sampai hal tersebut mengganggu pekerjaan di kantor!

Qapita Closes 213 Billion Rupiah Funding, Focusing on Expansion to Indonesia

Singapore-based legaltech startup Qapita announced $15 million (over 213 billion Rupiah) series A funding led by East Ventures through Growth Fund and Vulcan Capital. Participated also in this round NYCA and previous investors, including MassMutual Ventures, Endiya Partners, and several angel investors, including Alto Partners, partners from Northstar Group and K3 Ventures.

Previously, Qapita raised $5 million in the Pre-Series A round and $2.25 million in the seed round, respectively in April 2021 and September 2020. The company has raised a total of $22.25 billion in funding since it was founded.

Qapita is a legaltech company that helps private companies such as startups to manage company’s record of share ownership structures (known as capital tabulations/cap tables) and employee share ownership plans (ESOPs). The startup was founded in September 2019 by CEO Ravi Ravulaparthi, COO Lakshman Gupta, and CTO Vamsee Mohan.

The three of them saw an opportunity to digitize and make the private capital market more efficient. The founders come from diverse professional backgrounds with more than 20 years of experience working as bankers, investors and technologists in South and Southeast Asia.

Qapita’s Co-founder & CEO, Ravi Ravulaparthi explained that the fresh funds will be used to expand its operations in Indonesia, including to strengthen its client base in Singapore and India. He said, Indonesia is one of the fastest growing private markets in the world. It is now a good time to build operating systems and transaction rails for private enterprise ownership in the region.

“It is related to the use of technology to increase transparency, access, efficiency, and liquidity in the private market. This platform will also empower Indonesian startup employees in terms of company ownership. The Qapita team is very grateful to our shareholders and partners in Indonesia who have supported this effort,” Ravulaparthi said in an official statement, Wednesday (6/10).

The Qapita team has grown from 7 people, twelve months ago to around 65 people, today in Singapore and India. Qapita’s operational scope is now spread across three countries, India, Indonesia and Singapore.

The reason is said that these three areas have companies identify opportunities to use technology as it gathers three main trends. It includes the rapid growth in various startups, the expansion of several venture capital, and the financial digitalization.

Qapita predicts the private securities value in the region will exceed $1 trillion-$1.5 trillion (with 200-250 unicorns) in the next few years and scalable digital solutions will be critical for the ecosystem to thrive. Qapita equity management software solves problems related to HR (ESOP), finance and fundraising issues for private companies, investors, shareholders and employees.

Qapita’s marketplace enables secondary transactions for stakeholders. Qapita estimates that more than USD 150 billion of equity will require various liquidity solutions.

Ravulaparthi continued, the company plans to add more products to its platform with this funding round, not only to provide solutions for private companies and startups, but also investors, shareholders and employees.

“Qapita also plans to facilitate liquidity solutions through digital marketplaces that enable transactions for companies between their investors and employee stakeholders.”

East Ventures’ Co-founder & Managing Partner, Willson Cuaca stated his enthusiasm to invest more in Qapita to build an operating system for the private market in the region. “Qapita can be a liaison network between private companies, their employees, shareholders and investors in all matters relating to equities. The startup ecosystem in Indonesia and other regions is growing rapidly,” he said.

ESOP trend in Indonesia

Casting for skilled talent is an important task for startups, but retaining talented staff is another big challenge. High salaries and benefits are the traditional way to retain talent. However, this strategy does not always work, especially when the startup faces competition from other, bigger and more established startups.

In the ESOP, the employer allocates a varying number of company shares to each qualified employee, depending on the salary scale or other aspects. ESOPs usually come with a vesting period, during which employees are prohibited from selling shares.

Each employee’s stock is held in the company’s ESOP trust until the employee retires, leaves the company, or is allowed to sell their shares. Once fully entitled, the company can “buy back” shares from employees, either in its entirety or periodically through liquidity or buybacks.

The plan was created to increase employees dedication to achieve positive results for the startup, as the value of their shares will increase along with the value of the company. By owning shares in the company, employees are less likely to leave, thus potentially reducing employee turnover rates for startups.

The ESOP is becoming a method that is being used gradually in Southeast Asia for small startups to attract and retain talent. In Indonesia, on Ravulaparthi’s observation, this concept is just getting popular. While in India, it has been implemented since the last three years.

A joint survey conducted by Monk’s Hill Ventures and recruitment platform Glints found that in Southeast Asia, equality is a common compensation for C-level staff and other executive-level employees, yet not limited to junior or mid-level employees. The survey stated that less than 32% of participants were compensated in the form of equity. The preference for cash payments is the main reason for the low proportion.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Qapita Ekspansi ke Indonesia

Qapita Tutup Pendanaan Seri A 213 Miliar Rupiah, Difokuskan untuk Ekspansi ke Indonesia

Startup legaltech asal Singapura Qapita mengumumkan perolehan pendanaan seri A sebesar $15 juta (lebih dari 213 miliar Rupiah) yang dipimpin East Ventures melalui Growth Fund dan Vulcan Capital. NYCA dan para investor terdahulu, meliputi MassMutual Ventures, Endiya Partners, dan beberapa angel investor, termasuk Alto Partners, para mitra dari Northstar Group dan K3 Ventures, turut berpartisipasi dalam putaran ini.

Sebelumnya, Qapita mengumpulkan dana sebesar $5 juta di babak Pra-Seri A dan $2,25 juta di tahap awal, masing-masing pada April 2021 dan September 2020. Perusahaan telah mengumpulkan total pendanaan sebesar $22,25 miliar sejak pertama kali berdiri.

Qapita adalah perusahaan legaltech yang membantu perusahaan tertutup seperti startup untuk mengelola pencatatan struktur kepemilikan saham perusahaan (dikenal sebagai tabulasi permodalan/cap table) dan rencana kepemilikan saham karyawan (ESOP). Startup ini didirikan pada September 2019 oleh CEO Ravi Ravulaparthi, COO Lakshman Gupta, dan CTO Vamsee Mohan.

Mereka bertiga melihat peluang untuk melakukan digitalisasi dan membuat pasar modal privat lebih efisien. Para pendiri berasal dari latar belakang profesi yang beragam dengan pengalaman lebih dari 20 tahun bekerja sebagai bankir, investor, dan ahli teknologi di Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Co-founder & CEO Qapita Ravi Ravulaparthi menjelaskan, perusahaannya akan menggunakan dana segar ini untuk perluasan operasionalnya di Indonesia, termasuk memperkuat basis kliennya di Singapura dan India. Menurutnya, Indonesia adalah salah pasar swasta dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Sekarang merupakan waktu yang tepat untuk membangun sistem operasi dan rel transaksi untuk kepemilikan perusahaan swasta di wilayah ini.

“Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan transparansi, akses, efisiensi, dan likuiditas di pasar swasta. Platform ini juga akan memberdayakan karyawan startup Indonesia dalam hal kepemilikan perusahaan mereka. Tim Qapita sangat berterima kasih kepada para pemegang saham dan mitra kami di Indonesia yang telah mendukung dalam upaya ini,” ucap Ravulaparthi dalam keterangan resmi, Rabu (6/10).

Tim Qapita telah berkembang dari 7 orang, dua belas bulan yang lalu menjadi sekitar 65 orang, pada hari ini di Singapura dan India. Cakupan operasional Qapita kini tersebar di tiga negara, yakni India, Indonesia, dan Singapura.

Dia beralasan di tiga wilayah ini perusahaan mengidentifikasi peluang untuk menggunakan teknologi karena terjadi pertemuan tiga tren utama. Yakni, pertumbuhan pesat dalam jumlah startup, ekspansi jumlah modal ventura, dan digitalisasi keuangan.

Qapita memperkirakan nilai sekuritas swasta di wilayah ini akan melebihi $1 triliun-$1,5 triliun (dengan 200-250 unicorn) dalam beberapa tahun ke depan dan solusi digital yang terukur akan sangat penting bagi ekosistem tersebut untuk berkembang. Perangkat lunak manajemen ekuitas Qapita memecahkan masalah yang berkaitan dengan SDM (ESOP), masalah keuangan dan penggalangan dana untuk perusahaan swasta, investor, pemegang saham, dan karyawan.

Marketplace dari Qapita memungkinkan transaksi sekunder bagi para pemangku kepentingan. Qapita memperkirakan bahwa lebih dari USD 150 miliar ekuitas akan membutuhkan berbagai solusi likuiditas.

Ravulaparthi melanjutkan, dari putaran pendanaan ini, perusahaan berencana untuk menambah lebih banyak produk ke platform-nya yang tidak hanya memberikan solusi bagi para perusahaan swasta dan startup, tetapi juga kepada para investor, pemegang saham, dan karyawannya.

“Qapita juga berencana untuk memfasilitasi solusi likuiditas melalui pasar digital yang memungkinkan transaksi bagi perusahaan antara investor mereka dan para pemangku kepentingan karyawan.”

Co-founder & Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menuturkan antusiasmenya dapat kembali berinvestasi di Qapita untuk membangun sistem operasi bagi pasar swasta di wilayah ini. “Qapita dapat menjadi jaringan penghubung antara perusahaan swasta, karyawan mereka, pemegang saham, dan investor dalam semua hal berkaitan dengan ekuitas. Ekosistem startup di Indonesia dan region lain tumbuh dengan pesat,” kata dia.

Tren ESOP di Indonesia

Perburuan talenta terampil adalah tugas penting bagi startup, namun mempertahankan staf berbakat adalah tantangan besar lainnya. Gaji dan tunjangan yang tinggi adalah cara tradisional untuk mempertahankan talenta. Namun strategi ini tidak selalu berhasil, terutama ketika startup menghadapi saingan dari startup lain yang lebih besar dan lebih mapan.

Dalam ESOP, pemberi kerja mengalokasikan sejumlah saham perusahaan yang bervariasi kepada setiap karyawan yang memenuhi syarat, tergantung pada skala gaji atau aspek lainnya. ESOP biasanya datang dengan periode vesting, di mana karyawan dilarang menjual saham.

Setiap saham karyawan disimpan dalam kepercayaan ESOP perusahaan sampai karyawan tersebut pensiun, keluar dari perusahaan, atau diizinkan untuk menjual saham mereka. Setelah sepenuhnya menjadi hak, perusahaan dapat “membeli kembali” saham dari karyawan, baik secara keseluruhan atau secara berkala melalui likuiditas atau pembelian kembali.

Rencana tersebut dibuat untuk meningkatkan dedikasi karyawan untuk mencapai hasil positif bagi startup, karena nilai saham mereka akan meningkat seiring dengan nilai perusahaan. Dengan memiliki saham di perusahaan, kemungkinan karyawan untuk keluar akan lebih kecil, sehingga berpotensi mengurangi tingkat turnover karyawan untuk startup.

Tren ESOP menjadi metode yang perlahan-lahan digunakan di Asia Tenggara bagi startup kecil untuk menarik dan mempertahankan talentanya. Di Indonesia sendiri, menurut Ravulaparthi, konsep ini baru mulai populer. Sementara di India sudah lebih dahulu menerapkannya sejak tiga tahun terakhir.

Sebuah survei bersama yang dilakukan oleh Monk’s Hill Ventures dan platform rekrutmen Glints menemukan bahwa di Asia Tenggara, kesetaraan adalah kompensasi umum untuk staf tingkat C dan karyawan tingkat eksekutif lainnya, tetapi tidak terbatas pada karyawan junior atau menengah. Survei tersebut menyatakan bahwa kurang dari 32% peserta diberi kompensasi dalam bentuk ekuitas. Preferensi untuk pembayaran tunai adalah alasan utama proporsi yang rendah.

Mampukah ESOP Membantu Startup Indonesia Memikat dan Mempertahankan Talenta Terbaik?

Ketika ekosistem startup Indonesia berkembang dan mulai matang, perusahaan kini semakin membutuhkan talenta berkualitas tinggi untuk mendorong pertumbuhan. Namun, kurangnya talenta digital yang terampil telah menjadi masalah yang berkelanjutan di Indonesia. Bank Dunia memproyeksikan bahwa pada tahun 2030, negara ini akan menghadapi kekurangan 9 juta pekerja terampil dan semi terampil di sektor teknologi informasi dan komunikasi.

Laporan bersama e-Conomy SEA oleh Google, Temasek, dan Bain & Co. juga secara konsisten menunjukkan kekurangan bakat sebagai salah satu masalah utama yang mengganggu ekosistem digital Indonesia.

Perburuan talenta terampil adalah tugas penting bagi startup lokal, tetapi mempertahankan staf berbakat menjadi tantangan besar lainnya. Gaji dan tunjangan yang tinggi merupakan cara tradisional yang digunakan untuk memikat dan mempertahankan talenta. Namun, strategi ini tidak selalu berhasil, terutama ketika startup menghadapi saingan yang lebih besar dan lebih mapan.

Misalnya, raksasa teknologi China ByteDance berhasil membajak lebih dari dua lusin karyawan dari kantor Facebook AS pada tahun 2019 dengan menawarkan kenaikan gaji 20%. Ini hanyalah salah satu contoh persaingan antar raksasa, tetapi juga menunjukkan bahwa startup yang lebih kecil akan kesulitan bersaing dengan nama besar dengan modal yang lebih besar.

“Startup harus bersaing untuk mendapatkan talenta dengan perusahaan yang matang. Saat ini, jika Anda adalah perusahaan digital swasta di Singapura, misalnya, Anda akan bersaing dengan Microsoft atau Facebook untuk talenta yang sama,” Ravi Ravulaparthi, salah satu pendiri dan CEO startup manajemen ekuitas Qapita, mengatakan kepada KrASIA. “Kalian akan saling membajak,” tambahnya.

Namun, sebuah metode perlahan-lahan menjadi acuan di Asia Tenggara bagi perusahaan rintisan kecil untuk menarik dan mempertahankan pekerja: rencana kepemilikan saham karyawan, atau ESOP, sebuah rencana tunjangan karyawan yang memberikan hak kepemilikan kepada pekerja di perusahaan.

Meskipun ESOP telah menjadi penawaran utama di ekosistem teknologi matang seperti di AS dan China, kesadaran akan pentingnya ESOP belum lama muncul di wilayah lain seperti India dan Asia Tenggara. ESOP telah digunakan oleh perusahaan regional untuk diferensiasi perusahaan dari pesaing dan mengamankan talenta yang tepat, kata Ravulaparthi.

Posisi ESOP di Indonesia

Dalam ESOP, pemberi kerja mengalokasikan sejumlah saham perusahaan yang bervariasi kepada setiap karyawan yang memenuhi syarat, tergantung pada skala gaji atau aspek lainnya. ESOP biasanya datang dengan periode vesting, di mana karyawan dilarang menjual saham. Setiap saham karyawan disimpan dalam kepercayaan ESOP perusahaan sampai karyawan tersebut pensiun, keluar dari perusahaan, atau diizinkan untuk menjual saham mereka. Setelah sepenuhnya menjadi hak, perusahaan dapat “membeli kembali” saham dari karyawan, baik secara keseluruhan atau secara berkala melalui likuiditas atau pembelian kembali.

Rencana tersebut dibuat untuk meningkatkan dedikasi karyawan untuk mencapai hasil positif bagi startup, karena nilai saham mereka akan meningkat seiring dengan nilai perusahaan. Dengan memiliki saham di perusahaan, kemungkinan karyawan untuk keluar akan lebih kecil, sehingga berpotensi mengurangi tingkat turnover karyawan untuk startup.

“Bukan hanya konsep keuntungan masa depan yang akan membantu merekrut talenta terbaik untuk bergabung dengan perusahaan pada tahap awal. Ini juga merupakan konsep ‘skin in the game‘, untuk menumbuhkan rasa memiliki karyawan akan perusahaan, karena ada kepentingan untuk meningkatkan nilai perusahaan,” kata Winnie Khoo, partner di perusahaan modal ventura berbasis di Singapura, Antler.

Ravulaparthi menjelaskan bahwa perusahaan teknologi India baru mulai menerapkan rencana ESOP dalam tiga tahun terakhir, sementara di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, konsep tersebut baru mulai populer.

Salah satu faktor adopsi ESOP adalah meningkatnya kesadaran di kalangan pekerja teknologi tentang skema tersebut, Khoo menjelaskan. “Karyawan sekarang lebih sadar akan nilai ESOP dari exit atau secondaries yang telah terjadi, dan melihat langsung bagaimana hal itu membawa nilai moneter kepada karyawan lama,” tambahnya.

Perusahaan tahap awal juga dapat menggunakan ESOP untuk menarik talenta, bahkan ketika mereka tidak mampu membayar gaji tinggi, kata Khoo. ESOP juga merupakan strategi yang baik bagi perusahaan tahap lanjut untuk mempertahankan senioritas dan merekrut talenta asing. “ESOP dapat membantu mengurangi churn karyawan, dan untuk karyawan top, ESOP juga dapat digunakan sebagai sistem penghargaan selain bonus. Anda dapat mengeluarkan ESOP tidak hanya saat perekrutan tetapi terus menerus sepanjang hidup karyawan,” ujarnya.

Sebuah survei bersama yang dilakukan oleh perusahaan VC Monk’s Hill Ventures dan platform rekrutmen bakat manusia Glints menemukan bahwa di Asia Tenggara, kesetaraan adalah kompensasi umum untuk staf tingkat C dan karyawan tingkat eksekutif lainnya, tetapi tidak terbatas pada karyawan junior atau menengah. Survei tersebut menyatakan bahwa kurang dari 32% peserta diberi kompensasi dalam bentuk ekuitas. Preferensi untuk pembayaran tunai adalah alasan utama proporsi yang rendah.

KrASIA mengkonfirmasi dengan Grab, Gojek, dan Tokopedia bahwa mereka menawarkan ESOP untuk karyawan mereka. Namun perusahaan-perusahaan ini tidak menawarkan rincian tentang periode vesting, distribusi saham di antara pekerja, atau standar kelayakan.

Seorang karyawan senior di salah satu e-commerce unicorn Indonesia mengatakan bahwa dia telah bergabung dengan ESOP perusahaannya, dengan periode vesting dua tahun. “Itu merupakan hal yang baik, tetapi saya tidak berharap banyak. Kalaupun saya cairkan sekarang, jumlahnya tidak sebanyak gaji pokok saya, jadi tidak terlalu berpengaruh,” katanya, meminta KrASIA untuk tidak menyebutkan namanya atau perusahaan tempat dia bekerja.

Para pekerja lain melihat ESOP sebagai keuntungan yang menggiurkan. “Saya mengetahui ESOP di perusahaan teknologi tetapi tidak ditawarkan ketika saya mendapatkan pekerjaan ini. Namun, saya ingin menjadi bagian dari salah satunya. Saya pikir itu bisa berfungsi sebagai semacam tabungan atau investasi selain gaji dan tunjangan saya,” ujar perwakilan layanan pelanggan untuk startup hotel tersebut kepada KrASIA. Dia akan mempertimbangkan untuk pindah ke perusahaan lain yang menawarkan gaji dan tunjangan yang serupa atau sedikit lebih rendah tetapi dengan saham ekuitas di belakangnya.

Kurangnya kesadaran tentang ESOP di antara karyawan adalah salah satu masalah, kata Ravulaparthi. “Banyak pendiri mengatakan kepada kami bahwa memiliki ESOP itu baik, tetapi mereka harus menjelaskan nilai ESOP tersebut kepada karyawan mereka.”

“Terkait gaji sudah cukup dipahami. ESOP juga merupakan bentuk kompensasi, tetapi perlu dipahami oleh karyawan agar merasa istimewa menerima kompensasi tersebut,” tambah Ravulaparthi.

Pendiri juga perlu lebih memahami apa itu ESOP dan bagaimana menawarkan sistem ini kepada karyawan dengan sukses, kata Casper Peh, CEO dan pendiri platform manajemen ESOP yang didukung Antler, Svested.

“Saat ini, semua informasi tentang ESOP berpusat di AS, dan tidak banyak informasi online untuk wilayah ini. Dengan demikian, para pendiri sering tidak tahu bagaimana cara melakukannya, dan ada kesenjangan informasi yang sangat besar,” katanya. “Ini adalah situasi di mana para pendiri belum sepenuhnya mengerti dan, dengan demikian, tidak dapat menggunakan alat yang kuat ini untuk perekrutan yang berkualitas.”

Tokopedia merupakan salah satu perusahaan yang menawarkan rencana ESOP di Indonesia. Dokumentasi oleh Tokopedia

Rencana selanjutnya

Indonesia saat ini memiliki lebih dari 2.000 startup yang beroperasi, menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika negara yang dirilis pada tahun 2020. Jumlah tersebut akan terus tumbuh karena nilai ekonomi digital negara tersebut diproyeksikan mencapai USD 125 miliar pada tahun 2025.

“Ekosistem startup Indonesia adalah salah satu yang tumbuh paling cepat. Karena ekosistem startup berkembang pesat, opsi ESOP akan tersedia,” ungkap Ravulaparthi.

Perusahaan modal ventura juga berperan dalam meningkatkan adopsi ESOP di antara perusahaan teknologi. Baik Khoo dan Ravulaparthi sepakat bahwa idealnya, sebuah perusahaan harus menyisihkan 10% dari cap table-nya untuk ESOP. “Dalam putaran investasi kami, kami sudah mewajibkan para pendiri untuk menyisihkan jumlah tersebut untuk ESOP,” kata Khoo.

Platform manajemen ekuitas seperti Svested yang berbasis di Singapura juga dapat membantu pendiri dan karyawan untuk memahami ESOP dengan lebih baik. “Mereka membantu pengusaha mengelola dan menjalankan ESOP, dan membantu memberikan informasi mengenai nilai mereka dengan lebih baik kepada karyawan. Pengetahuan tentang manfaat ESOP akan menjadi lebih umum, dan eksekusi oleh pendiri dapat lebih kuat dan fleksibel,” tambah Khoo.

Namun, Ravulaparthi mengatakan bahwa para pendiri juga harus memikirkan opsi likuiditas. Karyawan di perusahaan publik dapat mencairkan saham mereka kapan saja di pasar saham, tetapi situasinya tidak sama untuk pemegang saham perusahaan swasta. Tidak banyak perusahaan yang sering melakukan pembelian kembali atau peristiwa likuiditas, yang dapat mengakibatkan saham karyawan pada dasarnya menjadi “macet”. “Selain berkreasi, Anda juga harus memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menjual pada waktunya, sehingga mereka bisa menghasilkan uang dari ESOP tersebut,” ujarnya.

Peh dan Ravulaparthi mengatakan bahwa di Asia Tenggara, periode vesting standar adalah tiga hingga empat tahun, meskipun beberapa perusahaan menawarkan periode yang lebih pendek yaitu dua tahun. Ke depannya, Peh mengatakan bahwa perusahaan harus mulai lebih sering memasukkan acara likuiditas untuk pemegang ESOP dalam putaran penggalangan dana.

“Misalnya, dari USD 50 juta yang terkumpul, sekitar 1 juta hingga 2,5 juta bisa digunakan untuk membantu cash out karyawan lama. Selain itu, bisa juga sebagai jalan bagi investor swasta atau angel untuk bergabung dalam putaran dan melakukan beberapa macam likuiditas untuk karyawan awal,” katanya.

Karena banyak perusahaan teknologi Indonesia mengincar penawaran umum perdana atau IPO, ini dapat membantu meningkatkan popularitas ESOP, Peh menambahkan. “IPO dapat berdampak positif karena banyak karyawan akan dapat menguangkan dan menghasilkan keuntungan finansial yang signifikan. Ini akan menjadi preseden yang baik dan meningkatkan nilai ESOP,” tambah Peh.


Artikel ini pertama kali dirilis oleh KrASIA. Kembali dirilis dalam bahasa Indonesia sebagai bagian dari kerja sama dengan DailySocial

Mekari Flex

3 Langkah Praktis Tingkatkan Kebahagiaan Karyawan Dengan Mekari Flex

Sudah menjadi rahasia umum kalau salah satu cara terbaik perusahaan untuk menjaga produktivitas dan kebahagiaan karyawannya adalah dengan memberikan benefit sesuai kebutuhan mereka. Kebutuhan ini pun bervariasi, mulai dari asuransi, lifestyle, wellness, hingga commuting.

Namun, kebutuhan karyawan yang berbeda-beda seringkali menjadi kesulitan tersendiri bagi Human Resources (HR) dalam mengelola dan menyediakan benefit tersebut. Mulai dari variasi benefit yang tidak sesuai hingga pengelolaan partner dan proses administratif yang manual serta makan biaya menjadi tantangan yang terus ditemukan.

Dengan perkembangan teknologi saat ini, salah satu solusi efektif yang bisa diterapkan oleh perusahaan adalah menggunakan platform pengelolaan benefit yang terintegrasi dengan human resource information system (HRIS). Salah satunya adalah produk terbaru dari Mekari, yaitu Mekari Flex. Lewat Mekari Flex, baik perusahaan kecil hingga besar bisa secara fleksibel dan mudah dalam mengatur kebutuhan benefit karyawan tanpa tambahan biaya yang besar, sementara karyawan bisa memilih benefit sesuai kebutuhannya dengan mudah lewat aplikasi.

Berikan Berbagai Kemudahan untuk Karyawan dan HR

Tidak hanya memberikan kemudahan bagi HR sebagai pengelola benefit di perusahaan, Mekari Flex juga turut memberikan kemudahan dan fleksibilitas penggunaan bagi karyawan sebagai pengguna benefit tersebut. Berikut beberapa kemudahan pengelolaan benefit yang dapat Anda temukan pada Mekari Flex.

mekari flex
Kemudahan penggunaan Mekari Flex yang dapat diakses lewat smartphone

Hadirkan variasi benefit dari berbagai partner

Mungkin sebelumnya benefit yang disediakan oleh perusahaan terbatas dan tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan. Misalnya banyak karyawan yang sekarang sudah mulai aware dengan kesehatan dan gaya hidup sehat yang bisa mendukung produktivitas kerja, namun benefit yang disediakan perusahaan terbatas pada asuransi saja. Dengan Mekari Flex, karyawan bisa mendapatkan kebebasan memilih benefit yang sesuai kebutuhan mereka dengan mudah karena menawarkan beragam kategori seperti asuransi, wellness, lifestyle, hingga commuting.

Mekari Flex telah bekerja sama dengan berbagai partner di beberapa kategori sehingga HR tidak perlu lagi kesulitan mengurus partner satu persatu dan karyawan dengan mudah memilih partner yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Contohnya pada kategori asuransi, Mekari Flex bekerja sama dengan Salvus dan Future Ready. Mekari Flex juga berkolaborasi dengan Doogether, Good Doctor, Riliv, Triasse, Kulina, YellowFit Kitchen pada kategori wellness. Pada kategori lifestyle, vendor yang telah berkolaborasi sebagai partner di aplikasi ini adalah Houzcall, Sayurbox, dan Cakap. Perusahaan juga tidak perlu khawatir karena dengan Mekari Flex, benefit karyawan bisa didapat secara maksimal dengan penawaran harga spesial dari seluruh partner tersebut.

Atur kebutuhan pengelolaan secara otomatis

HR kini tidak perlu lagi pusing mengurus administrasi benefit setiap karyawan secara manual, karena semua prosesnya dapat diautomasi. Cukup dengan mengakses dashboard Mekari Flex, HR bisa langsung melakukan proses enrollment benefit dan mengatur limit budget benefit setiap karyawan sesuai kebijakan perusahaan, pembuatan laporan dan rekapan, serta melakukan monitoring penggunaan benefit karyawan dimana semua data bisa diakses secara real time.

Mekari Flex
Tampilan dashboard Mekari Flex yang dapat memudahkan HR dalam mengatur benefit.

Berikan kemudahan akses benefit untuk karyawan

Proses yang mudah dan dapat diakses langsung lewat aplikasi pada smartphone, membuat karyawan tidak perlu repot-repot mengurus reimbursement manual dan melewati proses approval yang panjang untuk memanfaatkan benefit-nya. Mekari Flex memberikan kebebasan karyawan memilih langsung benefit sesuai kebutuhannya secara cashless, karena budget telah disediakan oleh perusahaan. Karyawan juga bisa langsung mengecek sisa penggunaan saldo benefit di aplikasi. Bila telah habis, karyawan masih memiliki opsi mengakses payroll lebih awal untuk membayar benefit yang dipilih. Sehingga pemilihan benefit ini tidak mengganggu cashflow karyawan karena akan otomatis terpotong di payroll berikutnya.

Solusi Efektif untuk Menunjang Produktivitas Karyawan

Selain bagi para karyawan dan HR, fleksibilitas mengatur benefit yang dihadirkan Mekari Flex ini sendiri sebenarnya juga dapat dirasakan keuntungannya bagi para pemilik bisnis atau petinggi perusahaan. Terutama bagi perusahaan skala bisnis kecil dan menengah, dimana memberikan benefit yang beragam bagi karyawan dapat menjadi tantangan tersendiri dari segi keterbatasan sumber daya serta memerlukan biaya yang relatif mahal. Namun, keterbatasan tersebut kini bukan menjadi hal yang perlu dikhawatirkan dengan kemudahan yang bisa didapatkan lewat Mekari Flex.

Perusahaan dengan skala bisnis kecil hingga menengah kini bisa menghadirkan pilihan benefit yang fleksibel bagi karyawan dengan harga yang lebih terjangkau. Dengan begitu, perusahaan dapat mengoptimalisasi anggarannya untuk keperluan lain namun tetap dapat memberi benefit yang maksimal bagi karyawannya.

Secara umum, perusahaan yang dapat mengelola dan memberikan benefit dengan baik dan bervariasi meningkatkan kepuasan dan kebahagiaan karyawan, yang tentunya berdampak pada produktivitas mereka. Sehingga karyawan dapat memberikan kontribusi lebih bagi perusahaan. Di sisi lain, kebebasan memilih benefit sesuai kebutuhan karyawan ini tidak hanya berfungsi untuk mempertahankan karyawan, tetapi juga mengundang talenta-talenta terbaik untuk datang ke perusahaan Anda.

Tunggu apalagi, segera miliki kemudahan mengatur benefit karyawan dengan fleksibel lewat Mekari Flex. Bila Anda tertarik, kunjungi link berikut untuk mengetahui informasi lebih banyak tentang Mekari Flex.

Disclosure: Artikel ini adalah konten bersponsor yang didukung oleh Mekari