Startup agritech KedaiSayur mengumumkan perolehan dana segar dalam putaran seri A yang dipimpin oleh Kejora-SBI Orbit dengan nominal dirahasiakan. Investor dari putaran sebelumnya turut berpartisipasi dalam putaran tersebut, yaitu Triputra Group dan beberapa investor strategis lainnya dengan identitas dirahasiakan.
Dalam keterangan resmi disampaikan bahwa KedaiSayur akan memanfaatkan raihan dana tersebut untuk memperkuat infrastruktur farm-to-table dan mempercepat kolaborasi dengan bagian hulu pemasok produk pertanian. Diharapkan kolaborasi ini akan membantu para petani dan peternakan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka.
“KedaiSayur akan menghadirkan lebih banyak lagi layanan terbaik bagi para konsumen dan juga memperkuat supply chain dari titik awal, yaitu para petani dan peternak itu sendiri melalui bantuan teknologi,” ucap CEO KedaiSayur Adrian Hernanto.
Fund Director Kejora-SBI Orbit Fund Billy Boen turut menyampaikan alasan dibalik ketertarikan perusahaan memimpin pendanaan di KedaiSayur. Vertikal agrikultur merupakan pasar besar yang memiliki banyak permintaan. Hal tersebut tentunya harus diimbangi dengan infrastruktur rantai pasok yang kuat.
“Kami percaya bahwa KedaiSayur memiliki ekosistem yang tepat untuk membangun jaringan farm-to-table terkuat yang terintegrasi sepenuhnya dari hulu ke hilir dengan teknologi,” kata Billy.
Kejora–SBI Orbit Fund merupakan joint venture berbentuk perusahaan modal ventura yang fokus untuk pendanaan startup tahap awal di Indonesia. Dalam portofolionya terdapat sejumlah startup, di antaranya Olsera, SWAP Energy, dan Selleri.
Bergerak di online grocery, KedaiSayur merupakan startup di bawah konglomerasi Triputra Group. Grup ini juga memiliki anak usaha yang bergerak di industri agrikultur, Triputra Agro Persada, yang berfokus pada pengembangan teknologi agrikultur dan Sumber Energi Pangan yang merupakan produsen komoditas pangan.
CFO Triputra Group Erida Gunawan menambahkan, pihaknya melihat komitmen KedaiSayur dalam meningkatkan efisiensi rantai pemasok akan berdampak positif bagi konsumen dan meningkatkan kualitas petani di Indonesia. “Melalui dukungan penuh dari ekosistem Triputra Group dan Kejora-SBI Orbit, KedaiSayur akan dapat terus berkembang dengan pesat,” kata Erida.
Sejak beroperasi di 2018, diklaim pertumbuhan perusahaan naik hingga 5x lipat dalam satu tahun terakhir, melayani lebih dari ratusan ribu pelanggan. Pencapaian tersebut didukung pula dengan akuisisi dan kolaborasi dengan hulu rantai pemasok produk pertanian.
Saat ini perusahaan memiliki beberapa lini bisnis: KedaiMart (B2C online grocery), KedaiBiz (B2B food supplies), KedaiVenture (manajemen supply chain dan petani).
Prospek industri online grocery
Menurut laporan IGD, ukuran pasar grocery di Indonesia akan mencapai $169,4 miliar di tahun 2022 ini dengan CAGR mencapai 5,2% dalam dua tahun terakhir. Posisi ini mengukuhkan Indonesia sebagai peringkat ke-13 untuk pasar grocery terbesar di dunia, dan kedua terbesar di Asia setelah Tiongkok. Tentu ini menjadi potensi bisnis yang sangat besar, mengingat mayoritas masih dilayani oleh bisnis ritel tradisional.
Digitalisasi yang diakselerasi oleh pandemi menjadi kesempatan kunci bagi para pemain online grocery. Tak heran jika sepanjang periode pandemi, startup di bidang ini terus melancarkan penggalangan dana untuk mendukung pertumbuhan bisnis mereka.
Sejumlah aksi korporasi terkait penguatan bisnis online grocery juga dilakukan oleh raksasa teknologi lokal. Pada September 2021 lalu, Blibli resmi mengakuisisi 51% saham Ranch Market yang mengoperasikan 48 unit toko ritel grocery di berbagai kota. Dari situ, tersedia kanal resmi Ranch Market di aplikasi Blibli. Sementara GoTo juga mengakuisisi 6,74% saham pemilik jaringan ritel Hypermart, yang berpotensi untuk memperkuat bisnis GoMart.
Pemain baru juga terus bermunculan dengan pendekatan berbeda. Misalnya, Japang yang diinisiasi oleh pendiri dan investor ex-Tanihub, yang fokus menyediakan akses ke layanan online grocery untuk pengguna di luar Jawa. Hingga Astro yang hadir dengan konsep quick commerce.