Tag Archives: Keet Peng Onn

Dampak yang dirasakan pemain insurtech telah mendorong hadirnya inovasi baru di masa pandemi

Peran dan Strategi Insurtech di Tengah Pandemi

Penerapan PSBB di situasi pandemi telah mendorong banyak bisnis untuk beralih ke ranah digital. Hal ini menjadi momentum bagi industri bisa mempercepat laju transformasi digital, salah satunya di sektor asuransi. Sebelum pandemi melanda negeri ini, sudah ada beberapa platform insurtech yang meluncur di tanah air menawarkan berbagai macam asuransi mulai dari yang paling dasar kesehatan, perjalanan hingga perangkat lainnya. Beberapa di antaranya adalah Qoala, Futuready, PasarPolis, dan Igloo.

Tim DailySocial berdiskusi dengan sejumlah pemain dan pengamat industri mengenai dampak dan peran insurtech dalam situasi pandemi ini. Beberapa di antaranya sudah muncul dengan inovasi baru guna berkontribusi dalam masyarakat serta melanjutkan bisnis di tengah krisis.

Bergerak secara digital

CEO Futuready Indonesia Keet Peng Onn menyampaikan bahwa dampak pandemi ini belum terlalu signifikan pada perusahaannya, jika dibandingkan dengan industri lainnya, salah satunya adalah travel. Saat ini, pihaknya mengaku sedang fokus membantu menjembatani para pemegang polis untuk memperoleh refund (pengembalian dana) atas produk asuransi perjalanan yang mengalami pembatalan akibat pembatasan travel.

COO Qoala Tommy Martin menyebut pihaknya turut merasakan dampak pandemi pada aspek bisnis dan operasional perusahaan. Karena itu, pihaknya menerapkan beberapa strategi untuk bisa tetap beroperasi secara digital. Pertama, dengan mengikuti anjuran pemerintah dan menerapkan full WFH policy. Kedua, melancarkan strategi keuangan dengan fokus pada pengurangan anggaran operasional daripada mengambil jalur PHK. Ketiga, memaksimalkan pemasaran di jalur online serta melakukan inovasi produk untuk tetap dapat menjangkau masyarakat.

Igloo, perusahaan rebranding Axinan yang belum lama ini mendapatkan pendanaan, mengaku dengan keterbatasan aktivitas offline serta traffic e-commerce yang semakin padat, asuransi terkait transaksi online menjadi esensial.

“Kami memahami bahwa ini adalah masa yang sulit, karenanya Igloo, bersama dengan mitra asuransi kami, membuat beberapa perubahan pada klaim kebijakan untuk mengakomodasi perkembangan rantai pasok dalam ekosistem kami,” ujar Country Manager Igloo Indonesia Pradityo Anggoro Kusumo.

Kolaborasi menciptakan inovasi

Seperti diketahui, pandemi ini telah membatasi banyak sekali aspek bisnis dan operasional perusahaan. Dibutuhkan inovasi untuk mengatasi isu-isu yang muncul selama situasi pandemi ini berlangsung, salah satunya melalui kolaborasi.

Qoala, berbekal pendanaan Seri A yang baru saja didapat, bekerja sama dengan perusahaan asuransi menyediakan layanan asuransi yang mencakup risiko terjangkit Covid-19 untuk konsumen dan UMKM di seluruh Indonesia. Selain itu, Qoala juga bekerja sama dengan sejumlah asuransi kredibel terkait Covid-19 melalui sejumlah platform, salah satunya GrabKios.

Sementara itu, dalam rangka berkontribusi di masa pandemi, Futuready telah memfasilitasi beberapa produk asuransi terkait Covid-19, salah satunya yang mengakomodasi Uang Santunan Harian pada nasabah yang dirawat, serta turut membagikan 500 polis asuransi kesehatan secara cuma-cuma.

Pengamat asuransi dan pengajar Sekolah Tinggi Asuransi Trisakti Azuarini Dyah berpendapat pemasaran asuransi melalui digital bisa meningkatkan kesadaran untuk berasuransi dengan tren masyarakat yang mulai melek teknologi. Ia  menyampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan. “Regulator diharapkan bisa membuat batasan batasannya mana yang bisa dijual via digital atau tidak. Menurut saya, tidak bisa semua aspek asuransi bergerak via digital karena tergantung jenis perlindungan, mekanisme penutupan, dan preminya,” sebut Azuarini dalam pesan singkat kepada DailySocial.

Ralali menggandeng Futuready meluncurkan produk asuransi anyar yang ditujukan bagi UMKM dengan harga terjangkau.

Ralali dan Futuready Sasar Pasar Asuransi B2B untuk UMKM

Ralali resmi mengumumkan kerja samanya dengan Futuready pada Selasa ini. Lewat kerja sama tersebut, Ralali dan Futuready mematok target 1 juta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sebagai nasabah asuransi B2B, hingga akhir tahun depan.

“Itu target akhir. Target awalnya 10.000-20.000 dari jumlah UMKM yang ada sudah bisa merasakan asuransi tersebut, tapi tetap target akhirnya 1 juta,” ujar SVP of Financial Business Ralali, Alvin Aulia Akbar.

Penyediaan produk asuransi untuk UMKM menjadi fokus Ralali dalam kerja sama ini. Pertama-tama hal ini tak lepas dari jumlah pengusaha UMKM yang berkisar 60 juta lebih. Sebagian kecil atau tepatnya 8 persen dari jumlah itu belum memanfaatkan layanan digital.

Alvin melanjutkan dalam produk ini UMKM mana pun bisa bergabung dengan membeli produk asuransi mulai dari harga Rp5.000 per bulan. Namun dari sekian banyak UMKM yang ada, mereka mengaku masih berfokus ke UMKM seperti warung, restoran, kafe, hingga toko elektronik.

“Dua segmen ini yang paling potensial di Indonesia, paling tidak ada 5 juta untuk kedua segmen ini,” imbuhnya.

Selain jenis-jenis usaha tersebut COO Ralali Alexander Lukman mengatakan pihaknya juga mempersilakan bagi para pelaku UMKM yang beroperasi mengandalkan gerobak. Dengan asuransi dari Futuready ini, Alex meyakini UMKM dapat terlindungi dari risiko-risiko tak terduga seperti huru-hara, banjir, hingga pemadaman listrik.

“Mungkin tidak semuanya, tapi setidaknya sekitar 70-80 persen bisa ter-cover,” ungkap Alex.

Ada sejumlah faktor yang membuat Ralali dan Futuready yakin produk asuransi mereka dapat dilirik oleh pelaku UMKM. Selain harga yang terjangkau, mereka mengandalkan Big Agent milik Ralali.

Big Agent yang merupakan agen lepas dengan sistem komisi yang melaksanakan tugas promosi, akuisisi, dan survei pasar. Sebanyak 300.000 agen yang biasanya terdiri dari mahasiswa, karyawan, hingga pengemudi ojek online, di seluruh Indonesia inilah yang nantinya memberi pengertian kepada pemilik UMKM untuk melindungi usahanya yang mayoritas merupakan single-income business.

“Mungkin sudah ada rumah toko yang bisa diasuransi. Tapi ini gerobak dan saya kira ini belum ada sebelumnya padahal kita tahu sendiri banyak sekali gerobak UMKM di Indonesia. Makanya untuk aksesibilitas kita mengandalkan Big Agent,” aku Head of Corporate Business Futuready, Gretel Griselda.

Setidaknya ada tiga jenis asuransi yang ditawarkan oleh Ralali dan Futuready ini. Mereka adalah Asuransi Fire yang ditujukan pemilik properti usaha bergerak seperti gerobak, Asuransi Pendidikan untuk melindungi pendidikan anak pemilik usaha, dan Asuransi Perlindungan Bisnis yang dapat membantu pemilik bisnis tetappunya pemasukan meski usaha sedang tidak beroperasi.

Rencana Tahun Depan

Produk asuransi baru ini memantapkan upaya Ralali membangun ekosistem pengembangan bisnis UMKM di platform mereka yang terdiri dari pembayaran, pinjaman, investasi, dan asuransi.

Alex tak menutup kemungkinan tahun depan akan ada perluasan keempat hal tadi dengan menyediakan infrastruktur logistik B2B di platform mereka. Hal ini memungkinkan bagi mereka dengan kembali menggandeng sejumlah penyedia jasa logistik pihak ketiga maupun pengiriman kargo bisnis.

Di samping itu, Ralali juga membuka kemungkinan membuka layanan gudang di platform mereka. Caranya dengan menggandeng mitra startup yang sudah bermain di sektor tersebut

“Saat ini kami sudah ekspansi di 35 kota, per akhir tahun ini akan di 55 kota. Di sana kami akan bangun fulfilment center. Lagi-lagi ini kan industri 4.0, ngakunya punya gudang tapi bukan punya kita. Kita kerja sama dengan mitra di kota tersebut agar bisa melayani lebih cepat dan lebih murah,” pungkas Alex.

Application Information Will Show Up Here
Futuready

Perbarui Model Bisnis, Futuready Tambah Produk Asuransi dan Targetkan Segmen B2B2C

Setelah sebelumnya dikenal sebagai supermarket asuransi digital, pialang asuransi Futuready saat ini telah melakukan perubahan model bisnis dan transformasi layanan. Langkah ini sengaja diambil perusahaan untuk menyesuaikan fokus baru mereka yaitu memberikan layanan dan memudahkan pelanggan untuk melakukan klaim asuransi.

Kepada DailySocial CEO Futuready Keet Peng Onn menyebutkan, setelah sebelumnya fokus kepada onboarding customer, sudah saatnya bagi perusahaan untuk fokus kepada layanan pelanggan secara menyeluruh, terutama dalam hal proses klaim asuransi.

“Setelah menjalankan bisnis selama 4 tahun, kami melihat fokus kepada layanan pelanggan bagi Futuready merupakan prioritas bagi kami. Kini Futuready mulai menyasar pasar B2B2C dengan menawarkan produk terbaru dan kemudahan klaim asuransi.”

Sebagai pialang asuransi digital yang memiliki izin resmi dari OJK, Futuready melihat masih banyak startup asuransi atau insuretech yang hanya menawarkan produk asuransi saja, namun tidak memberikan layanan yang memudahkan pelanggan untuk melakukan klaim. Didukung dengan teknologi dan pilihan pembayaran pelanggan, Keet Peng Onn menyebutkan proses klaim bisa dilakukan hanya dalam waktu 48 jam saja.

“Setelah pelanggan mengunggah KTP, STNK, atau dokumen lain yang dibutuhkan juga foto tampak samping, teknologi kami bisa membantu proses lebih cepat terutama saat klaim asuransi yang diminta oleh pelanggan.”

Futuready juga telah menerapkan artificial intelligence dan machine learning ke dalam platform, sehingga membuat proses semakin seamless dan cepat. Memanfaatkan pengalaman pribadi, Keet Peng juga mengklaim teknologi Futuready bisa melakukan data analytics yang akurat, guna membantu proses pembelian produk asuransi hingga klaim.

“Harapannya dengan model bisnis yang lebih segar ini, bisa menambah jumlah pelanggan lebih banyak lagi, terutama kalangan milenial yang mulai kami lirik sebagai potensi pelanggan produk asuransi Futuready.”

Jumlah mitra yang dimiliki saat ini ada 25 perusahaan asuransi dengan lebih dari 100 product plan yang ditawarkan. Futuready mengklaim sudah mengalami pertumbuhan pelanggan hingga 137%, jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan tahun 2018 lalu. Mereka mematok target untuk menambah jumlah pelanggan hingga dua kali lipat tahun 2020 mendatang.

Menambah produk asuransi

Selain melakukan penyegaran dalam model bisnis, Futuready juga bakal menambah produk asuransi baru yang dinilai sangat relevan untuk dihadirkan saat ini. Mulai dari asuransi untuk existing gadget hingga asuransi visa refund. Bukan hanya melindungi gadget baru saja, namun juga menghadirkan produk asuransi untuk pemilik gadget dengan kondisi yang sudah terpakai dan lama. Produk-produk asuransi tersebut dinilai sesuai dengan tren dan kondisi saat ini.

“Kami menyadari perangkat telekomunikasi yang dimiliki oleh banyak orang atau smartphone bukan hanya digunakan sebagai platform komunikasi dan hiburan saja, namun juga mata pencaharian terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online hingga agen digital yang saat ini banyak jumlahnya. Dengan asuransi existing gadget, bisa melindungi data smartphone mereka,” kata Keet Peng Onn.

Harapannya Futuready bukan hanya memberikan produk asuransi yang dibutuhkan namun juga bisa menghadirkan user experience yang mudah dan cepat. Futuready juga ingin menjadi platform yang bisa memberikan konsultasi terkait dengan risk management hingga membantu pelanggan.

Disinggung tentang adanya rencana penggalangan dana, masih menjadi bagian dari Aegon group perusahaan asuransi jiwa yang bermarkas di Den Haag, Belanda, perusahaan masih memiliki dana yang cukup untuk menjalankan bisnis dan tidak memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana.

“Namun untuk ke depannya kami juga memiliki rencana untuk melakukan ekspansi ke Thailand. Target lainnya adalah menambah jumlah produk asuransi yang paling relevan dan dibutuhkan oleh pelanggan,” tutup Keet Peng Onn.