Tag Archives: kerja sama esports

Morph Team Kerja Sama dengan Razer

Morph baru saja mengumumkan kerja sama mereka dengan Razer, perusahaan yang dikenal sebagai produsen dari berbagai perangkat gaming. Dengan ini, Razer akan menyediakan periferal gaming untuk para pemain Morph. Tak hanya itu, logo Razer juga akan disematkan ke jersey tim Morph. Dalam pernyataan resmi, pihak Morph mengatakan bahwa kehadiran Razer sebagai sponsor baru akan mendorong mereka untuk memenangkan lebih banyak turnamen esports, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Suatu kehormatan bagi saya, sebagai salah satu pendiri Morph, untuk menjadi bagian dari sejarah ini,” kata Reza “Arap” Oktovian, pendiri Morph. “Sebagai penggemar fanatik, saya selalu memilih perlengkapan gaming dari Razer untuk menjadi senjata saya saat saya sedang bermain. Terjalinnya kerja sama antara Morph dan Razer adalah mimpi yang jadi kenyataan. Kami tidak sabar untuk membuat kolaborasi bersama.”

Morph didirikan pada Februari 2020. Saat ini, organisasi esports tersebut telah memiliki beberapa tim, yaitu tim PUBG Mobile, PUBG Mobile Ladies, Valorant, dan Mobile Legends: Bang Bang Ladies. Di PUBG Mobile Pro – Spring Split 2020: Indonesia Finals, tim Morph berhasil merebut gelar runner up. Tak hanya itu, mereka juga berhasil masuk ke PMPL Spring Split 2020: Southeast Asia dan PUBG Mobile World League 2020 – Season Zero East.

Tim Morph berhasil merebut juara tiga di UniPin Ladies Series. | Sumber: Facebook

“Kerja sama antara Morph dan Razer merupakan kolaborasi yang bermakna bagi kami,” kata CEO Morph, Yohannes “Joey” Siagian. “Morph dan Razer sebagai brand gaming dan lifestyle punya kesamaan fokus pada inovasi dan kualitas. Razer merupakan rekan yang tepat bagi kami untuk terus mengembangkan Morph dan mendorong berkembangnya inovasi, inklusi, dan ekualitas di esports.”

Sebagai merek endemik, Razer telah menunjukkan dukungannya pada para pelaku esports sejak lama. Pada Mei 2021, Razer menggandeng Bren Esports, tim Mobile Legends asal Filipina yang memenangkan M2 World Championship. Selain tim, Razer juga pernah mensponsori berbagai turnamen esports, mulai dari M2 World Championship yang digelar di Singapura, sampai turnamen Wild Rift yang diadakan di Brasil.

Khang Tai, Manajer Pemasaran Esports Global Senior, Razer, berkata, “Kami sangat senang menyambut Morph ke tim Razer. Kami sangat antusias bisa menjadi bagian dari ambisi Morph dalam usahanya menaklukkan esports Indonesia.”

fnatic hisense

Gandeng Hisense, Fnatic Semakin Serius untuk Masuki Pasar Tiongkok

Fnatic baru saja menjalin kerja sama dengan Hisense, perusahaan manufaktur perangkat elektronik asal Tiongkok. Perjanjian ini akan berlangsung selama lebih dari 1 tahun.

Melalui kerja sama ini, Fnatic dan Hisense akan membuat konten video dan media sosial untuk menjangkau para fans Fnatic. Salah satu konten yang akan mereka buat adalah review produk. Selain membuat konten, Hisense juga akan menyediakan berbagai perangkat elektronik untuk markas Fnatic.

fnatic hisense
Salah satu bentuk kerja sama antara Fnatic dan Hisense adalah dengan membuat konten video, termasuk review produk.

“Kami senang dapat bekerja sama dengan Fnatic, salah satu dari organisasi esports terbaik di dunia. Tujuan kami adalah untuk meningkatkan standar hidup para fans Fnatic dan fans esports,” kata Alex Zhu, Vice President of Hisense International, seperti dikutip dari Esports Insider.

Kali ini bukan pertama kalinya Hisense masuk ke ranah esports. Pada 2017, mereka menjadi sponsor televisi eksklusif untuk Evil Geniuses, organisasi esports asal Amerika Serikat yang memenangkan The International pada 2015. Fnatic menjadi organisasi esports kedua yang Hisense gandeng untuk menjadi rekan mereka.

Industri esports memang sedang menjadi pembicaraan hangat. Tiongkok merupakan salah satu pasar esports yang paling menarik bagi para pelaku esports. Pasalnya, pertumbuhan industri esports di negara tersebut memang sangat pesat. Pada tahun ini, industri esports di Tiongkok tumbuh hingga 25% dari tahun lalu. Dukungan pemerintah menjadi salah satu alasan mengapa industri esports bisa tumbuh pesat di Tiongkok.

Jadi, tidak heran jika organisasi esports seperti Fnatic pun tertarik untuk masuk ke pasar Tiongkok. Menurut laporan The Esports Observer, Fnatic telah berusaha untuk melakukan ekspansi ke Tiongkok sejak 2017. Ketika itu, mereka bekerja sama dengan tim dan badan esports Tiongkok, B.O.O.T. Selain ke Tiongkok, Fnatic juga kini mulai fokus untuk melakukan ekspansi ke India. Mereka telah mengakuisisi tim PUBG Mobile di negara tersebut. Tak hanya itu, mereka juga bekerja sama dengan aplikasi layanan streaming India, Loco dan menggandeng OnePlus untuk menggeelar turnamen PUBG Mobile di India.

Garena Kolaborasi Dengan Netflix Untuk Hadirkan Konten Money Heist di Free Fire

Kolaborasi game dengan film untuk kepentingan konten, sepertinya kini sudah menjadi hal yang lumrah, apalagi pada genre Battle Royale. Fortnite mungkin bisa dibilang sebagai pelopor hal ini, yang beberapa waktu lalu sempat melakukan kolaborasi dengan Marvel Cinematic Universe untuk menghadirkan Thanos ke dalam game.

Seakan tak mau kalah, Free Fire juga melakukan strategi kolaborasi tersebut, dan melakukan kerja sama dengan Netflix. Dalam kerja sama ini, Free Fire akan menghadirkan konten bertemakan serial Money Heist, salah satunya adalah mode permainan yang diberi nama sama dengan salah satu serial Netflix terpopuler tersebut.

Tidak seperti biasanya, mode menyajikan pertarungan 4v4. Dalam mode ini, para pemain berlomba-lomba untuk mengumpulkan uang kertas sebanyak-banyaknya sebelum waktu habis. Untuk itu, pemain harus mengaktifkan Money Printer yang ditempatkan di lokasi yang sudah ditentukan. Pemain dapat mengaktifkan Money Printer dengan cara menduduki dan mempertahankan daerah sekitarnya. Tim pertama yang berhasil mencapai jumlah uang kertas yang ditargetkan akan menjadi pemenang.

Dalam mode ini, pemain akan ditemani oleh berbagai hal bernuansa Money Heist, mulai dari Money Printer, brankas di Spawn Island, hingga pesawat dan parasut Plan Bermuda. Pemain juga bisa mendapatkan kostum Eksklusif Free Fire x Money Heist yang berisikan jumpsuit berwarna merah dan topeng yang jadi ciri khas serial televisi Money Heist.

Terkait kerja sama ini, Christian Wihananto, Produser Garena Free Fire Indonesia mengatakan. “Kami tidak pernah berhenti untuk terus menyajikan pengalaman bermain terbaik melalui konten menarik yang tak terlupakan. Money Heist adalah salah satu series paling populer persembahan Netflix, yang kami yakini memiliki banyak unsur kemiripan dengan Free Fire, terutama dari segi karakter dan aksi yang disajikan. Lewat kolaborasi ini, kami berharap bisa bisa mempersembahkan event In-Game serta karakter yang lebih menarik lagi bagi seluruh pemain Free Fire.” Ucapnya.

Harold Teo selaku Produser Garena juga menambahkan. “Banyak dari kami di Garena sendiri merupakan penggemar serial Money Heist, begitu juga dengan jutaan pemain kami di seluruh dunia. Kami sangat senang dapat menghadirkan kerja sama ini bagi komunitas Free Fire, dan kami harap seluruh pemain juga sama senangnya.”

Sumber: Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Christian Wihananto, Produser Garena Free Fire Indonesia. Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Ini bukan kali pertama bagi Free Fire melakukan kolaborasi konten. Sebelumnya salah satu Battle Royale tersukses ini juga sempat berkolaborasi dengan game RPG Ragnarok. “Sebelumnya kami juga pernah melakukan kolaborasi dengan DJ Alok dari Brazil, bahkan juga membuat karakter yang berasal dari insan kreatif lokal, Joe Taslim.” Christian menceritakan.

Lebih lanjut soal kolaborasi dengan insan kreatif lokal, Christian Wihananto mengatakan. “Tentu saja ke depannya, ini tidak menutup kemungkinan dan kesempatan untuk menjalankan kolaborasi dengan insan kreatif lokal lainnya.”

Free Fire sendiri bisa dibilang sebagai salah satu game esports sukses di tingkat internasional. Salah satu yang menikmati dampak kesuksesan ini adalah LOUD Esports, tim Free Fire Brazil yang berhasil menjadi tim esports pertama dengan 1 miliar Views di YouTube. Turnamen dunia Free Fire bahkan jadi salah satu turnamen populer tahun 2019, berdasarkan dari data Esports Charts. Kesuksesan ini bahkan sampai membuat pelaku dunia esports jadi penasaran, dan melakukan analisisnya tersendiri terhadap alasan kesuksesan game ini di negara berkembang.

Organisasi Esports Asal Brazil Buat Game Mobile Berjudul Cyber Hero

Brazil mungkin bisa dibilang sebagai salah satu negara dengan perkembangan ekosistem esports yang pesat. Perkembangan tersebut terlihat salah satunya dari beberapa pencapaian yang didapat oleh ekosistem di sana. Contohnya ada LOUD Esports, sukses menjadi tim esports pertama dengan 1 miliar Views di YouTube, menyalip FaZe Clan. Contoh lainnya ada paiN Gaming dan Vivo Keyd, berhasil menarik perhatian bank B2S yang sebelumnya mensponsori klub sepak bola Flamengo.

Tak hanya berkembang dengan pesat, ekosistem esports di sana juga tumbuh dengan inovatif. Sebagai contoh ada Vivo Keyd, yang dikabarkan akan merilis mobile game dengan judul Cyber Hero. Cyber Hero merupakan mobile game kedua yang dibesut oleh Vivo Keyd Studio, anak perusahaan organisasi esports Vivo Keyd yang bergerak di bidang Game Development. Game pertama Vivo Keyd Studio berjudul Avalon yang dirilis tahun 2019 lalu. Game tersebut berhasil menjadi top-10 adventure game di Brazil, mengutip dari Esports Observer.

Masih dari Esports Observer, Cyber Hero masih belum dirilis di Play Store ataupun App Store sampai saat ini. Terkait perilisan, Tiago Xisto CEO Vivo Keyd memberikan komentarnya. “Game berfungsi sebagai cara bagi kami untuk dapat lebih dekat lagi dengan para penggemar. Setiap game dibuat agar setiap orang yang memainkannya bisa merasa seperti seorang ‘Keyd warrior’ yang sedang menjalankan misi.”

Vivo Keyd Studio sendiri merupakan sebuah inisiatif yang dibuat pada tahun 2018 oleh organisasi esports asal Brazil tersebut. Studio game tersebut dibuat dengan tujuan untuk mendukung perkembangan pengembang game lokal. “Selain untuk mendorong perkembangan industri game development nasional (Brazil), kami sadar game casual bisa membuat para penggemar jadi merasa lebih dekat dengan brand dan Vivo Keyd secara keseluruhan.” Ucap Xisto.

Game besutan Vivo Keyd ternyata tak sekadar menjadi alat untuk membuat fans jadi lebih dekat, tapi juga memiliki pemasukannya tersendiri. Esports Observer mengatakan bahwa Avalon juga menciptakan pemasukan lewat iklan yang ditampilkan di dalam game. Cyber Hero akan sedikit berbeda. Kali ini Vivo Keyd bekerja sama dengan sebuah startup teknologi yang bergerak di bidang sosial bernama Ribon. Nantinya pemasukan game Cyber Hero akan didonasikan untuk gerakan sosial yang didukung oleh startup tersebut.

Inisiatif dari Vivo Keyd jadi menarik, karena tidak hanya menjadi cara yang inovatif untuk tetap menggandeng para penggemar, namun juga jadi sarana yang bagus bagi pengembang game lokal untuk berkembang. Vivo Keyd sendiri merupakan salah satu organisasi esports besar di Brazil. Tim ini merupakan peserta dari liga League of Legends kasta utama di Brazil, CBLOL. Terakhir kali, Vivo Keyd bahkan berhasil menjadi pemenang babak Regular Season dari CBLOL 2020.

HUYA Dapatkan Hak Siar Turnamen ESL dan DreamHack

ESL dan DreamHack, dua Tournament Organizer dari Modern Times Group, umumkan kerja sama mereka dengan platform live streaming asal Tiongkok, HUYA. Kerja sama ini terjalin dalam bentuk kesepakatan penayangan yang berlangsung selama satu tahun. Ini berarti turnamen CS:GO Pro Tour dan turnamen Dota 2 ternama akan ditayangkan secara eksklusif di HUYA untuk khalayak di Tiongkok, lengkap dengan tayangan berbahasa Tiongkok.

Beberapa turnamen yang akan tayang di HUYA untuk khalayak Tiongkok sendiri termasuk, ESL Pro Tour, ESL One Tournament, Intel Extreme Masters. Selain itu, HUYA juga akan memiliki hak untuk menayangkan DreamHack CS:GO dan DreamHack Dota 2, yang didapatkan melalui sebuah kesepakatan sub-licensing.

Sumber: Twitter @IEM
Intel Extreme Masters, turnamen kasta satu dunia di dalam ekosistem CS:GO. Sumber: Twitter @IEM

Ini bukan pertama kalinya HUYA mendapatkan kesepakatan penayangan turnamen esports. Mengutip Dot Esports, HUYA juga memegang hak penayangan eksklusif dari tiga liga besar skena League of Legends, yaitu: LCK (Liga Korea), LCS (Liga Amerika Utara), dan LEC (Liga Eropa).

Masih dari Dot Esports, sebelumnya Modern Times Group juga dikabarkan pernah bernegosiasi dengan HUYA, dan meminta perusahaan streaming asal Tiongkok untuk berinvestasi kepada ESL. Namun demikian negosiasi tidak berakhir dengan baik, yang berakhir dengan MTG memutus kontrak kerja sama dengan HUYA, yang diumumkan pada Januari 2020 kemarin.

“Kami tetap percaya bahwa kerja sama antara HUYA dengan MTG ini memiliki potensi yang besar bagi industri esports secara global. Namun, kedua belah pihak melihat pemutusan negosiasi menjadi satu-satunya jalan untuk bisa tetap bergerak maju. Walau demikian, ekspansi ke dalam pasar esports Tiongkok tetap menjadi prioritas untuk MTG, dan kami tidak sabar untuk mengambil kesempatan tersebut dalam waktu dekat.” Ujar Jorgen Madsen Lindemann, CEO dan President of MTG pada pengumuman tersebut.

Pertandingan terdekat yang akan ditayangkan oleh HUYA adalah ESL One Cologne 2020. Pada 5 Mei 2020 lalu, ESL sempat memutuskan untuk memindahkan penyelenggaraan turnamen ini ke dalam keadaan tertutup, karena menghadapi situasi pandemi COVID-19 yang semakin mengkhawatirkan. Format turnamen kini diubah lagi menjadi format online, yang membagi pertandingan ke dalam beberapa divisi, yaitu Eropa, Amerika Utara, Oseania, dan Asia.

ESL mengumumkan tim yang tergabung dalam divisi tersebut lewat twit yang mereka posting kemarin. Dot esports mengatakan bahwa sampai saat ini baru TYLOO yang mengkonfirmasi akan mengikuti turnamen tersebut, walaupun dalam pengumuman ESL menyertakan Vici Gaming, Invictus Gaming, dan Beyond Esports.

Global Esports Federation Umumkan Kerja Sama Dengan Dentsu

Kehadiran International Esports Federation (IESF) ternyata tidak menghentikan pemangku kepentingan lain untuk turut membuat sebuah asosiasi esports internasional. 17 Desember 2019 lalu, dengan dukungan dari Tencent Games, Global Esports Federation berdiri yang mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk meningkatkan kredibilitas esports.

Sejak saat itu, dua asosiasi ini terlihat seperti sedang perang dingin dan berusaha melebarkan pengaruhnya masing-masing. 19 Mei 2020 lalu IESF mengumumkan kerja samanya dengan World Esports Consortium. Kini Global Esports Federation juga mengumumkan kerja sama terbarunya, yaitu dengan perusahaan advertising ternama asal Jepang, Dentsu. Kerja sama ini dikatakan bertujuan untuk mempromosikan perkembangan esports secara global.

Dentsu, salah satu advertising agency terbesar dunia yang berasal dari Jepang. Sumber: Nikkei Asian Review
Dentsu, salah satu advertising agency terbesar dunia yang berasal dari Jepang. Sumber: Nikkei Asian Review

Lebih lanjut, kerja sama ini nantinya akan membuat sebuah program marketing serta gelaran esports. Berkolaborasi dengan Japan esports Union (JeSU), Dentsu akan bekerja dengan publisher, rekan komersil, serta berbagai organisasi internasional untuk “meningkatkan kredibilitas, legitimasi, dan prestis atas ekosistem esports.”

Mengutip dari Esports Insider, Chris Chan, Presiden Global Esports Federation mengatakan. “Kami yakin sekali bahwa kerja sama strategis ini dapat memberi prospek yang cerah bagi GEF, dengan memperluas pekerjaan vital yang sudah dilakukan oleh tim internal sebelumnya. Kami melihat Dentsu atas ekspertise mereka dalam membawa sisi terbaik dari esports maupun olahraga tradisional. Lebih jauh, ini dapat memenuhi misi kami untuk membawa esports dan ekosistem esports jadi lebih tinggi lagi.”

Vice President GEF Edward Cheng dan President GEF Chris Chan. Sumber: Esports Insider
Vice President GEF Edward Cheng dan President GEF Chris Chan. Sumber: Esports Insider

Sebelumnya pada saat pertama kali dibentuk, mengembangkan kredibilitas dan reputasi esports memang menjadi pesan yang selalu digaungkan oleh Chris Chan. “Semoga, masyarakat dapat memahami esports dengan lebih baik, dan pada akhirnya, kami harap olahraga ini akan bisa menjadi bagian dari ajang olahraga paling bergengsi, yaitu Olimpiade.” ucap Chris Chan kepada Channel News Asia dalam pembahasan Hybrid sebelumnya.

Memang, walau esports sudah mendunia, namun pengakuan masyarakat yang lebih luas lagi masih belum bisa didapatkan hingga kini. Mendapatkan esports sebagai bagian Olimpiade mungkin bisa menjadi salah satu cara yang tepat, walaupun Komite Olimpiade masih mengkhawatirkan kekerasan di dalam konten video games. Namun melihat Asian Games dan SEA Games yang sudah menyertakan esports, dan usaha keras GEF serta IESF, mungkin tinggal menunggu waktu saja hingga esports akhirnya bisa disertakan sebagai cabang bermedali di Olimpiade.

Team Liquid Lanjutkan Kerja Sama Dengan HUYA hingga 2022

Posisi Team Liquid sebagai salah satu organisasi esports terbesar di seluruh dunia mungkin sudah hampir tidak bisa dipungkiri lagi. Kisah sukses tim ini, salah satunya terjadi karena prestasi yang mereka dapatkan, hampir di semua lini game esports dunia, mulai dari fighting games, MOBA, hingga FPS.

Tidak heran jika banyak brand ingin bekerja sama dengan organisasi esports asal Belanda ini. Terakhir kali, mereka bekerja sama dengan dua brand, yaitu Marvel Comics untuk rilis merchandise Black Widow, dan kursi gaming Secretlab seraya merayakan ulang tahunnya yang ke-20. Kini yang terbaru, Team Liquid mengumumkan bahwa mereka telah memperpanjang kerja sama dengan platform streaming asal Tiongkok, HUYA, hingga tahun 2022.

Sumber: Team Liquid
Sumber: Team Liquid

Sebagai bagian dari perpanjangan kerja sama ini, wajah-wajah yang baru menjadi bagian dari Team Liquid akan melakukan streaming di HUYA untuk pertama kalinya.

Bagi kalian yang mungkin belum tahu HUYA merupakan salah satu platform streaming terbesar di Tiongkok. Walau terdengar cukup asing, namun HUYA sebenarnya sudah akrab di Indonesia dengan merek yang berbeda, yaitu Nimo TV.

Team Liquid dengan HUYA telah bekerja sama sebelumnya pada bulan Juni tahun lalu, yang berbentuk tayangan livestream para pemain Team Liquid divisi League of Legends, CS:GO, Apex Legends, Hearthstone, dan PUBG. Mengutip Esports Insider, ada 22 pemain dan konten kreator Team Liquid yang terlibat dalam perbaruan kerja sama ini.

Masih dari Esports Insider, lebih lanjut Mike Milanov COO Team Liquid memberikan pandangannya soal perpanjangan kerja sama ini. “HUYA tetap akan menjadi rekan Team Liquid paling penting dalam ekspansi kami ke Tiongkok. HUYA tak hanya membantu kami untuk bernavigasi di pasar streaming yang kompetitif di Tiongkok, tetapi juga membantu kami untuk memberi dampak yang terasa terhadap khalayak baru. Kami tak sabar untuk membuat konten dan pengalaman yang memorable kepada khalayak baru kami lewat kolaborasi ini.”

Sumber: Dean Takahashi - Venture Beat
Mike Milanov, COO Team Liquid, saat diwawancarai Venture Beat di fasilitas esports training center terbaru yang dibuat berkolaborasi dengan Alienware. Sumber: Dean Takahashi – Venture Beat

Ziyang Zhao (Peter) Vice President HUYA juga menambahkan. “Kami sangat senang bisa memperpanjang kerja sama dan melanjutkan kolaborasi kami dengan Team Liquid. Melalui HUYA, Team Liquid bisa terus menyajikan konten mereka kepada fans esports Tiongkok, dan mempertemukan serta mengkomunikasikan dua budaya yang berbeda lewat platform kami.”

Ini bukan pertama kalinya HUYA menggandeng ekosistem esports barat ke dalam sebuah kolaborasi. Sebelumnya mereka juga sudah bekerja sama dengan organisasi esports asal Eropa, Team Secret bulan lalu, dan melakukan kerja sama hak siar LCS dan LEC di pasar Tiongkok melalui platform mereka bulan Januari lalu.