Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah merambah ke berbagai bidang, tanpa terkecuali di bidang kesehatan. Salah satu bentuknya adalah dengan berkembangnya layanan telemedicine.
Telemedicine sendiri merupakan layanan kesehatan berbasis teknologi yang memungkinkan penggunanya untuk berkonsultasi kesehatan secara jarak jauh dengan tenaga medis atau profesional di bidangnya. Telemedicine disebut-sebut sebagai revolusi bagi dunia kesehatan, sebab dengan bantuan aplikasi, masyarakat tidak perlu lagi melakukan tatap muka untuk mengakses layanan kesehatan.
Nah, kali ini Daily Social sudah merangkumkan 7 aplikasi kesehatan yang populer digunakan di Indonesia.
Halodoc
Halodoc merupakan salah satu aplikasi layanan kesehatan yang paling populer di Indonesia. Dengan aplikasi ini, kamu bisa melakukan konsultasi kesehatan dengan dokter dari beragam spesialis mulai dari dokter umum hingga dokter kesehatan jiwa, membeli obat, hingga melakukan pemeriksaan laboraturiom melalui smartphone.
Halodoc sendiri memiliki dua jenis konsultasi yang dapat dilakukan oleh pasien. Pertama adalah konsultasi yang bersifat emergensi yang 68 persen dapat diselesaikan dengan tindakan medis digital. Sementara yang kedua, pasien yang sudah bertemu dengan dokter dapat melakukan follow up dari perawatan yang dijalani.
Alodokter
Alodokter juga merupakan salah satu aplikasi telemedicine yang cukup populer digunakan di Indonesia. Aplikasi ini menyediakan berbagai fitur utama, yakni konsultasi dengan dokter, membuat janji konsultasi hingga mencari rumah sakit pilihan.
Kamu bisa melakukan konsultasi dengan dokter secara online pada kolom Tanya Dokter. Tak hanya itu, kamu juga bisa membaca berbagai artikel kesehatan yang ditulis oleh dokter yang berpengalaman.
KlikDokter
KlikDokter merupakan aplikasi kesehatan yang sudah berdiri sejak tahun 2008 yang lalu. Kini, KlikDokter memfokuskan diri untuk menyediakan informasi dan layanan kesehatan secara daring dengan mengembangkan berbagai fitur kesehatan.
Kamu bisa mencari berbagai informasi mengenai penyakit, diagnosis, gejala, hingga pengobatannya melalui fitur Indeks Penyakit. Tak hanya itu, kamu juga bisa memesan obat atau alat kesehatan lain secara daring melalui aplikasi ini.
SehatQ
Meski tergolong baru, aplikasi SehatQ hadir dengan berbagi fitur kesehatan yang tentunya dapat memudahkanmu dalam mengaksesnya. Dengan aplikasi ini, kamu dapat menikmati berbagai macam layanan kesehatan, mulai dari klinik gigi, klinik kecantikan, laboratorium, dan lain sebagainya.
Tak hanya itu saja, kamu juga bisa menikmati berbagai paket kesehatan yang ditawarkan, seperti paket vitamin, paket sunat, dan promosi kesehatan yang menarik lainnya.
Medi-call
Seperti layanan telemedicine pada umumnya, Medi-call juga melayani berbagai macam masalah kesehatan. Bedanya, aplikasi ini tidak hanya menawarkan konsultasi dengan tenaga kesehatan secara daring saja, tetapi kamu juga bisa meminta mereka untuk datang ke rumah.
Aplikasi ini juga menawarkan layanan kesehatan, seperti terapi infus, vaksi, dan vitamin dengan tarif yang bervariasi. Kisaran tarifnya mulai dari Rp. 150.000 hingga Rp. 300.000 tergantung pada jenis pengobatan yang kamu butuhkan.
Good Doctor
Good Doctor merupakan salah satu aplikasi layanan kesehatan yang pertama kali hadir sebagai bagian dari Grab pada akhir tahun 2019. Pada Maret 2020, Good Doctor resmi meluncurkan aplikasi layanan telemedicine di Google Play dan App Store.
Dengan aplikasi ini, kamu bisa melakukan konsultasi dan tanya jawab dengan tenaga kesehatan ahli, membeli obat, hingga membuat janji kunjungan rumah sakit atau klinik pilihan.
Riliv
Berbeda dengan beberapa aplikasi sebelumnya yang menyediakan layanan untuk berbagai macam masalah kesehatan, Riliv hadir sebagai platform khusus yang melayani masalah kesehatan mental pertama di Indonesia. Aplikasi yang didirikan sejak tahun 2015 ini memposisikan diri sebagai teman curhat profesional yang siap mendengarkan cerita kliennya kapan saja.
Berbagai layanan kesehatan mental yang disediakan aplikasi ini meliputi meditasi, cerita tidur, hingga konseling online.
Nah, itulah 7 aplikasi kesehatan yang populer di Indonesia. Dengan hadirnya aplikasi-aplikasi tersebut, kini kamu tidak perlu repot lagi jika ingin mengakses berbagai macam layanan kesehatan.
KlikDokter menunjukkan geliat untuk kembali memperkuat posisinya di pasar healthtech Indonesia. Salah satunya ditandai dengan penunjukan Hendra Tjong sebagai CEO KlikDokter sejak September 2021. Sekadar informasi, Hendra sebelumnya dikenal sebagai Co-founder dan CEO KliknClean.
Dalam kesempatan wawancara dengan DailySocial.id, Hendra mengungkap beberapa gebrakan baru yang akan dilakukan oleh platform milik raksasa farmasi Kalbe Farma ini. Terlebih melihat kondisi bahwa pandemi Covid-19 mulai melandai di Indonesia.
Sekilas mengenai KlikDokter, awalnya berdiri di 2008 sebagai portal seputar informasi kesehatan. Pada 2016, mereka berupaya menjangkau pasar yang lebih luas dengan meluncurkan aplikasi mobile. Beberapa layanan yang ditawarkan adalah telekonsultasi dan pengiriman produk farmasi.
Bagaimana KlikDokter melihat fase pasca-pandemi dan apa saja rencananya tahun ini?
Langkah selanjutnya pasca-pandemi
Menurut prediksi WHO, fase akut pandemi Covid-19 di dunia bakal berakhir di 2022. Sementara, Satgas Covid-19 menyebut Indonesia sedang menuju fase transisi dari pandemi ke endemi. Lalu, apa artinya bagi platform healthtech apabila layanan yang berkaitan dengan Covid-19 mulai tak lagi relevan di masa depan?
Hendra mengakui bahwa pandemi memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengedukasi layanan telekonsultasi kepada masyarakat. Platform healthtech juga mendapat sumber pemasukan baru dari tes Covid-19 (antigen dan PCR) dan pembelian obat/suplemen. Asal tahu saja, telekonsultasi merupakan layanan healthtech yang paling tinggi adopsinya di Indonesia.
Kendati begitu, ia tidak ingin platform healthtech hanya relevan bagi orang sakit. Justru layanan healthtech dapat ditingkatkan relevansinya lewat preventive care. Apalagi pandemi telah membuka mata bagi sebagian orang untuk berolahraga, makan bergizi, dan minum vitamin. “Kesehatan bukan cuma soal [menangani orang sakit] saja. Orang sehat justru lebih banyak,” ujarnya.
Di samping itu, ia menyoroti bahwa telekonsultasi dapat dieksplorasi lebih dalam untuk meningkatkan pengalaman penggunaannya. Saat ini, layanan telekonsultasi masih bersifat dasar. Komunikasi antara dokter dan pasien kebanyakan melalui live chat. Di masa depan, ia berharap telekonsultasi di Indonesia dapat menggunakan video call, BPJS dapat digunakan untuk mengkover biaya telekonsultasi, dan rekam medis dapat tersedia di aplikasi.
“Apabila hal tersebut bisa terealisasi, platform healthtech dapat membuat analisis bagi pasien, misalnya rekomendasi obat. Tapi tentu ini semua harus di-backup dengan data. Kami harap ada rekam medis berbasis elektronik juga nantinya,” tambahnya.
Modernisasi teknologi dan kolaborasi
Dari paparan di atas, Hendra mengungkap sejumlah rencana yang sedang disiapkan. Tak banyak yang dapat dibagikan, tetapi saat ini pihaknya tengah fokus melakukan modernisasi teknologi pada platform KlikDokter dan Hallobumil secara menyeluruh. Lewat modernisasi ini, pihaknya berupaya meningkatkan pengalaman penggunaan dan menghadirkan fitur baru kepada masyarakat.
“Kami akui platform kami kurang user-friendly. Makanya, saat ini kami sedang memperbaiki teknologi dan operasional KlikDokter dan Hallobumil, baik front-end maupun back-end. Kami juga sedang redevelop fitur untuk diagnosis dan preventive care. Kami ingin jangkau lebih luas pasarnya, dari yang muda sampai tua. Targetnya, kami relaunch aplikasi dengan tampilan baru pada Agustus ini,” ungkap Hendra.
Adapun, ia menyebut mayoritas teknologi dikembangkan sendiri oleh KlikDokter. Di luar itu, pihaknya juga membuka ruang kolaborasi dengan mitra eksternal untuk memperluas jangkauan layanannya.
Beberapa di antaranya adalah kemitraan dengan marketplace Shopee yang baru saja diumumkan. Shopee akan berperan sebagai front-end channel layanan telekonsultasi dan pengiriman obat/suplemen dari apotek rekanan KlikDokter. Selain itu, KlikDokter juga sudah bekerja sama dengan platform asuransi We+ untuk layanan serupa.
“Kami terbuka untuk [mencari] pendanaan eksternal. Sebetulnya, kami sedang fundraising tapi masih confidential. Kami tidak ingin hanya di bawah naungan Kalbe saja. Kami ingin punya lebih banyak partner, baik dalam maupun luar, yang cocok dengan visi-misi KlikDokter. Hopefully, ini dapat membuka akses ke ekosistem lain/baru di luar dari yang kami punya. Kami juga rencana ekspansi ke luar negeri,” ungkapnya.
Berdasarkan laporan keuangan Kalbe di 2021, KlikDokter telah menghubungkan pengguna ke 15.000 dokter terdaftar, 800 klinik dan rumah sakit, serta 2.000 apotek di seluruh Indonesia. Total kunjungan mencapai 10 juta per April 2022 mengacu peringkat di situs Similarweb.
Memanfaatkan aset milik Kalbe
Hendra menyebut bahwa saat ini mayoritas akses dan transaksi KlikDokter justru datang dari mobile browser. Itupun belum seluruhnya berpotensi memberikan pendapatan ke bisnisnya. Menurutnya, hal ini memperkuat anggapan bahwa belum banyak yang tahu keterlibatan KlikDokter dengan Kalbe.
Padahal, ujarnya, Kalbe memiliki pengalaman, data, dan ekosistem kuat di industri kesehatan Indonesia. Kalbe juga memiliki jangkauan distribusi produk yang luas yang mana dapat dimanfaatkan KlikDokter untuk mengakomodasi kebutuhan medis/obat di daerah.
Hal ini dinilai akan menjadi competitive advantage KlikDokter untuk bersaing dengan pemain sejenis di masa depan yang dinilai masih berpusat pada masyarakat di kota-kota besar. Saat ini, Kalbe punya 11 titik distribusi di Indonesia dan akan ditingkatkan menjadi 40 titik.
Sebagai informasi, KlikDokter melalui PT Medika Komunika Teknologi berada di bawah naungan PT Kalbe Farma Tbk (IDX: KLBF). Tadinya, KlikDokter merupakan perusahaan patungan (joint venture) yang didirikan oleh anak usaha Kalbe, PT Karsa Lintas Buwana (PT KLB) bersama PT Kreatif Media Karya (KMK), anak usaha konglomerasi media PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (IDX: EMTK). Namun, KMK melepas seluruh sahamnya ke KLB sehingga kini KlikDokter dimiliki sepenuhnya oleh Kalbe.
“Selain modernisasi teknologi dan operasional, strategi kami selanjutnya adalah memanfaatkan ekosistem Kalbe seoptimal mungkin agar dapat bersaing dengan kompetitor. Kami fokus menghadirkan layanan/produk di semua segmen, dari bayi sampai orang tua. Kami ingin menjadi perusahaan berbasis data yang dapat di-leverage di ekosistem kesehatan di Indonesia.” Tutupnya.
Healthtech company KlikDokter is now fully owned by Kalbe Farma after taking 23.81% shares from Emtek Group’s subsidiary, PT Kreatif Media Karya (KMK). Since the beginning, Kalbe, through PT Karsa Lintas Buwana (KLB), has been the major shareholder of 76.19% in KlikDokter when Emtek entered in 2016.
According to the disclosure on IDX, the transaction was completed on September 30, 2021, worth of IDR 62.5 billion. PT Medika Komunika Teknologi (MKT) which is the owner of KlikDokter service approved the decision to sell all shares or a total of 1,000 series B shares owned by KMK, each of 999 series B shares to KLB and 1 share to PT Hexpharm Jaya Laboratories (HJ) .
After the exchange, the latest composition is KLB with 99.98% ownership as follows, a total of 1000 series A shares or the equivalent of 23.81%; a total of 3,199 series B shares or the equivalent of 76.71%; and HJ with 1 share of series B or the equivalent of 0.02%.
Kalbe Farma’s Corporate Secretary, Lukito Kurniawan Gozali said that corporate actions were carried out to increase capital in the context of developing business in the future. “KMK has no affiliation and/or conflict of interest with the company [Kalbe Farma],” he wrote.
KlikDokter is one of the oldest healthtech companies as it has been operating since 2008. KlikDokter’s initial product was a health information portal that focused on accuracy and updates from trusted sources. Moreover, develop features around health services – such as online consultations, medical devices, hospital directories, online drug recommendations, drug delivery, to online ordering, which is accessible through websites and applications.
Various healthtech startups
In terms of service, other healthtech players has offered similar solutions to KlikDokter. In Indonesia, KlikDokter competes with several players, such as Halodoc, Alodokter, SehatQ, GoodDoctor, and others. According to RevoU’s findings, the most popular health application in Indonesia is Alodokter, based on website and social media data.
Alodokter’s monthly website visitors reached 51.3 million, followed by Halodoc with 45.8 million and SehatQ with 18.4 million. Next, there is KlikDokter with 15.1 million visits and GoodDoctor with 656,500 visits.
Based on the number of followers on various social media platforms, Instagram for example, both Alodokter and Halodoc are the leaders compared to the other three. On Facebook and Twitter, KlikDokter is a health application with the number one followers in Indonesia with 4.1 million page likes and 69 thousand followers respectively.
Meanwhile, according to the findings of the Global Consumer Survey Statista, Indonesia is the third country with the largest users of telemedicine applications. During the pandemic, the demand for telemedical services is increasing as patients can easily connect with medical practitioners virtually. Therefore, this pandemic provides a great opportunity for telemedical services to grow bigger.
– Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian
Perusahaan healthtech KlikDokter kini dikuasai sepenuhnya oleh Kalbe Farma pasca membeli 23,81% saham milik PT Kreatif Media Karya (KMK), entitas anak usaha Emtek Group. Sedari awal, Kalbe, melalui PT Karsa Lintas Buwana (KLB), adalah pemegang saham mayoritas sebesar 76,19% di KlikDokter sejak Emtek masuk pada 2016.
Menurut keterbukaan informasi di BEI, transaksi telah diselesaikan pada 30 September 2021 senilai Rp62,5 miliar. PT Medika Komunika Teknologi (MKT) yang merupakan pemilik layanan KlikDokter menyetujui keputusan penjualan seluruh saham atau sejumlah 1.000 lembar saham seri B milik KMK, masing-masing sejumlah 999 lembar saham seri B kepada KLB dan 1 lembar saham kepada PT Hexpharm Jaya Laboratories (HJ).
Setelah transaksi ini, komposisi kepemilikan saham terbaru adalah KLB dengan kepemilikan 99,98% saham dengan rincian, sejumlah 1000 lembar seri A atau setara 23,81%; sejumlah 3,199 lembar saham seri B atau setara 76,71%; dan HJ sejumlah 1 lembar saham seri B atau setara 0,02%.
Corporate Secretary Kalbe Farma Lukito Kurniawan Gozali menyampaikan, aksi korporasi dilaksanakan untuk peningkatan modal dalam rangka pengembangan bisnis/usaha ke depannya. “KMK tidak memiliki hubungan afiliasi dan/atau benturan kepentingan dengan perusahaan [Kalbe Farma],” tulisnya.
KlikDokter termasuk perusahaan healthtech tertua karena sudah beroperasi sejak 2008. Produk awal KlikDokter adalah portal informasi kesehatan yang fokus pada akurasi dan update dari sumber terpercaya. Kemudian, mengembangkan fitur seputar layanan kesehatan – seperti konsultasi online, alat kesehatan, direktori rumah sakit, rekomendasi obat online, pengiriman obat, hingga pemesanan online, yang dapat diakses melalui situs dan aplikasi.
Startup healthtech lainnya
Secara layanan, pemain healthtech lainnya juga menawarkan hal yang serupa dengan KlikDokter. Di Indonesia, KlikDokter bersaing ketat dengan pemain sejenisnya, seperti Halodoc, Alodokter, SehatQ, GoodDoctor, dan lainnya. Menurut temuan RevoU, aplikasi kesehatan yang paling populer di Indonesia adalah Alodokter, berdasarkan data situs dan media sosial.
Pengunjung situs bulanan Alodokter mencapai 51,3 juta kunjungan, kemudian disusul Halodoc dengan 45,8 juta kunjungan dan SehatQ dengan 18,4 juta kunjungan. Selanjutnya, terdapat KlikDokter dengan 15,1 juta kunjungan, dan terakhir ada GoodDoctor 656,500 kunjungan.
Berdasarkan jumlah followers di berbagai platform media sosial, misalnya di Instagram, baik Alodokter dan Halodoc adalah pemimpin dibandingkan ketiga lainnya. Di Facebook dan Twitter, KlikDokter merupakan aplikasi kesehatan dengan jumlah pengikut di Indonesia dengan angka masing-masing sebesar 4,1 juta page likes dan 69 ribu followers.
Sementara itu hasil temuan Global Consumer Survey Statista, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan jumlah pengguna aplikasi telemedis. Selama pandemi, permintaan layanan telemedis meningkat karena pasien dapat terhubung dengan mudah dengan praktisi medis secara virtual. Oleh karenanya, pandemi ini memberi ruang yang besar untuk layanan telemedis untuk berkembang lebih jauh.
Salah satu topik menarik yang menjadi perhatian adalah perkembangan healthtech di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut dihadirkan CEO Klikdokter Andreas Setiawan Santoso, Founder dan Managing Director Spokle Elisabeth Yunarko, dan CEO Medico Grace Tahir.
Kurangnya informasi dan adopsi teknologi layanan kesehatan
Masih rendahnya edukasi masyarakat umum soal healthtech dan kurangnya adopsi dari praktisi kesehatan hingga dokter memahami teknologi kesehatan, merupakan salah satu alasan mengapa teknologi kesehatan di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan negara lain.
Menurut Andreas, hal tersebut yang menjadi tantangan sekaligus menjadi peluang bagi startup yang menyasar di sektor kesehatan teknologi.
“Seperti Klikdokter misalnya, guna memberikan informasi kesehatan yang baik untuk masyarakat umum, kami membina hubungan baik dengan dokter-dokter muda yang ternyata cukup antusias terhadap perkembangan teknologi,” kata Andreas.
Sementara itu Grace, yang saat ini masih fokus mengembangkan startup baru Medico, mencermati peranan pemerintah untuk memanfaatkan data dan teknologi bisa mempercepat pertumbuhan layanan kesehatan di Indonesia. Hal tersebut bisa membantu teknologi kesehatan menciptakan inovasi baru, didukung dengan regulator terkait.
“Di Medico sendiri kami mengedepankan kultur perusahaan innovation driven, sehingga jika ada tim kami memiliki ide yang menarik langsung dibuat dan dilemparkan ke pasar. Intinya adalah terus lakukan uji coba,” kata Grace.
Bersaing dengan layanan transportasi online dan e-commerce
Di Indonesia sendiri saat ini teknologi yang sudah sangat familiar digunakan oleh masyarakat adalah layanan transportasi on-demand hingga e-commerce. Layanan teknologi kesehatan masih sangat rendah perkembangannya. Namun demikian menurut Grace Tahir, hal tersebut tidak membuat potensi dan peluang industri tersebut menurun, justru dengan segala kekurangan yang ada, layanan teknologi kesehatan masih memiliki peluang besar untuk bisnis.
“Pada akhirnya saya melihat dalam hal healthtech tujuan akhir adalah membantu orang mendapatkan layanan kesehatan sekaligus mengumpulkan pendapatan dari bisnis tersebut. Peluang itu masih terbuka lebar di healthtech,” kata Grace.
Disinggung apakah teknologi sudah cukup ampuh “mengganggu” layanan kesehatan konvensional dan apakah pihak rumah sakit sudah siap menghadapi perubahan teknologi yang ada, menurut Andreas, bukan hanya teknologi yang menjadi prioritas, namun juga edukasi dan informasi yang tepat kepada pengguna.
“Harus dipastikan apakah orang tersebut sudah terbiasa menggunakan aplikasi, dan mengerti teknologi yang diterapkan,” kata Andreas.
Andreas menambahkan lokasi juga masih mempengaruhi layanan kesehatan yang bisa didapatkan masyarakat. Misalnya bagi mereka yang tinggal di Papua, belum tentu bisa mendapatkan layanan kesehatan layaknya masyarakat yang tinggal di pulau Jawa.
“Di situlah teknologi harusnya bisa menjembatani antara pengguna di wilayah yang jauh agar bisa mendapatkan layanan kesehatan yang lebih baik memanfaatkan teknologi,” kata Andreas.
Pentingnya kolaborasi dan networking di Indonesia
Hal menarik lainnya yang disampaikan Grace dan Andreas di hadapan entrepreneur dan perwakilan pemerintah Australia adalah jika ingin membangun bisnis di Indonesia, perbanyak networking dan bertemu dengan orang yang tepat mempengaruhi jalannya bisnis. Hal tersebut diharapkan bisa membantu entrepreneur Australia yang berencana untuk menghadirkan startup healthtech atau lainnya di Indonesia.
“Lakukan networking seluas mungkin dan jangan lupa untuk menemukan partner yang tepat sebelum bisnis diluncurkan di Indonesia,” kata Andreas.
– Disclosure: DailySocial adalah media partner Indonesia – Australia Digital Forum 2018 (IADF2018)
Bidang kesehatan menjadi salah satu segmen yang saat ini banyak digarap oleh para pengembang lokal di level startup. Umumnya menyediakan layanan reservasi dan direktori dokter, namun beberapa lainnya mengeluarkan inovasi baru yang siap diandalkan untuk kebutuhan medis penggunanya.
Berikut ini startup-startup di Indonesia yang telah berhasil meluncurkan layanan dan aplikasi di bidang kesehatan.
Dokter.id
Dokter.id merupakan sebuah portal online yang berisi berbagai informasi kesehatan. Portal online yang sebelumnya memiliki nama PilihDokter ini memiliki beberapa fitur utama, di antaranya forum diskusi “Tanya Dokter”, yang memungkinkan pengunjung untuk melakukan diskusi dengan dokter secara langsung, mirip dengan sebuah forum online. Selain itu pengunjung juga dapat melakukan diagnosa (pengecekan) kesehatan secara otomatis dengan memasukkan berbagai informasi seputar gejala yang dialami.
Dokter.id saat ini juga tengah menumbuhkan eksistensinya sebagai direktori dokter dan rumah sakit di Indonesia. Data sebaran dokter dan rumah sakit mulai dihimpun oleh portal ini. Untuk daftar rumah sakit bahkan Dokter.id juga menyediakan menu ulasan. Cita-citanya ingin menjadi situs-situs review populer seperti yang sudah laris di bidang perhotelan dan kuliner.
Informasi terakhir terkait dengan pendanaan, startup besutan Grace Tahir ini mendapatkan suntikan dana dari RingMD.
Doktermana
Startup di bidang kesehatan ini pada awalnya memposisikan dirinya sebagai marketplace di bidang kesehatan. Namun sesuai informasi yang tertera di websitenya saat ini, Doktermana ingin memposisikan dirinya sebagai asisten virtual pribadi di bidang kesehatan. Layanan utama Doktermana adalah menyuguhkan menghubungkan pasien dengan dokter, rumah sakit, klinik, farmasi serta layanan asuransi kesehatan sehingga memungkinkan proses pelayanan yang transparan dan bisa dilakukan secara online.
Solusi yang dihadirkan oleh Firman Siahaan dan rekan ini digagas sejak awal tahun 2015. Hingga saat ini layanan Doktermana baru mencakup untuk wilayah Jakarta dan Banten. Doktermana mencoba mengusung segala kemudahan yang ada pada konsep e-commerce ke dalam pelayanan kesehatan, sehingga pasien dapat merasakan kenyamanan saat mereka berobat ke rumah sakit atau dokter.
DokterSehat
DokterSehat merupakan sebuah portal online di bidang kesehatan yang menyediakan informasi dan utilitas untuk membantu penggunanya hidup sehat. DokterSehat dapat diakses melalui web, aplikasi Android dan juga iOS. Selain menyajikan informasi terpadu, melalui portal DokterSehat juga memberikan kanal interaksi pasien dengan dokter.
Di awal kemunculannya DokterSehat juga bermitra dengan Internet.org yang diinisiasi oleh Facebook dan menjadi satu-satunya startup kesehatan lokal yang terdaftar di layanan ini. Pihaknya juga bermitra dengan Ciputra Healthcare Group dan Bank Mata Jakarta (Mata Bank) untuk mengumpulkan pengetahuan lokal dan meningkatkan fungsionalitas portal di Indonesia.
Startup yang diusung oleh Indra Darmawan ini awalnya didirikan sebagai situs informasi sederhana dengan beberapa dokter yang mengisi konten. Namun sejak kuartal terakhir tahun 2015, DokterSehat telah disulap menjadi sebuah portal kesehatan terintegrasi dengan lebih dari 50.000 pengunjung unik setiap hari dengan berbagai fitur kesehatan seperti direktori dokter dan rumah sakit di Indonesia, informasi kesehatan terpercaya, konsultasi online, dan platform untuk diskusi kesehatan.
Doktersiaga
Mirip dengan layanan yang dihadirkan Doktermana dan Dokter.id, Doktersiaga hadir sebagai startup baru yang memberikan layanan pemesanan jadwal dokter dan rumah sakit. Mengusung fitur berjuluk “Smart Reservation Doctor” yang dikembangkan dengan algoritma khusus, layanan Doktersiaga berharap ke depan bisa menjadi layanan utama dan melayani jutaan pengguna.
Startup yang didirikan oleh Fatah Iskandar Akbar menjadikan fitur Smart Reservation Doctor sebagai fondasi layanan mereka. Fitur ini memungkinkan pasien membuat jadwal kunjungan ke dokter maupun rumah sakit dengan lebih mudah dan cepat. Sehingga ada waktu tunggu yang terpangkas. Sebuah fitur yang menjadi khas layanan sejenis. Selain itu, di situs Doktersiaga juga menyediakan informasi mengenai event bertema kesehatan.
HaloDoc
Layanan kesehatan berbasis aplikasi HaloDoc resmi diluncurkan. Dikembangkan oleh MHealth Tech yang mendapat dukungan investasi dari Mensa Group, Global Digital Niaga (Blibli), Go-Jek, dan sebuah pendanaan kesehatan (health fund) dari sejumlah investor, HaloDoc hadir ingin mendekatkan dan memudahkan akses kesehatan bagi masyarakat.
Melalui HaloDoc, konsumen bisa melakukan konsultasi medis menggunakan fitur video call (teleconsultation), pembelian obat melalui Apotik Antar yang lebih dulu hadir, dan pemeriksaan lab secara on-demand. Meskipun demikian, HaloDoc tidak akan menggantikan pusat-pusat kesehatan yang sudah ada karena konsultasi dengan dokter di HaloDoc tidak boleh menghasilkan diagnosis dan pemberian resep.
Selain tiga fitur utama tersebut, HaloDoc juga memiliki Directory yang memuat informasi dokter dan pusat kesehatan di Indonesia. Mereka juga sedang mengembangkan fitur Appointment untuk memudahkan follow up pasca konsultasi dalam bentuk perjanjian bertemu dengan dokter terkait. Aplikasi HaloDoc sudah tersedia di platform iOS dan Android.
Application Information Will Show Up Here
HaiDokter
Startup haiDokter beroperasi di bawah payung AMPlified Digital Media Production bersama dengan AppsCo dan Labbaik. haiDokter diinisiasi sejak Februari 2015 sebagai portal informasi kesehatan dengan gaya penyampaian dewasa. Namun pada Oktober 2015 haiDokter memutuskan untuk pivot dan lahir sebagai portal kesehatan yang membidik generasi muda lewat gaya penyampaian yang lebih ringan.
Dengan konsep barunya ini, haiDokter juga melakukan penyebaran konten melalui berbagai saluran media sosial yang secara garis besar dihuni oleh generasi muda, seperti Facebook, Twitter, Intagram, Youtube, dan SoundCloud. Selain itu, masih ada juga layanan live streaming.
KlikDokter
KlikDokter adalah startup yang fokus sebagai portal informasi dan edukasi mengenai kesehatan yang dikelola oleh para dokter dan tenaga medis profesional. Sama seperti portal online kesehatan pada umumnya, KlikDokter menyediakan direktori yang berisi daftar dokter, rumah sakit, obat dan juga apotek.
Rubrik spesialis dan ulasan kesehatan menjadi salah satu pembeda KlikDokter sebagai sebuah sistem informasi kesehatan. Dalam portalnya juga menyediakan informasi seputar istilah-istilah kesehatan yang terurutkan sesuai dengan abjad. Terakhir KlikDokter bersama Lifebuoy bekerja sama mengembangkan sebuah aplikasi edukasi kesehatan berbasis mobile.
Konsula
Konsula didirikan oleh Shinta Nurfauzia, Johannes Ardiant, dan Ronald Wijaya, tiga orang Indonesia yang menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Layanan ini didirikan berdasarkan pada fakta bahwa di Indonesia, masih sangat sulit untuk menemukan dokter handal yang sesuai dengan kebutuhan pasien, meskipun saat ini ada sekitar 160,000 dokter yang telah terdaftar di Indonesia. Karena itulah Konsula bertindak sebagai marketplace yang mempertemukan para pasien dengan dokter yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Setelah mendapatkan pendanaan dari East Ventures pada Oktober 2015, di menjelang akhir tahun pihaknya meluncurkan versi penuh dari konsula setelah sebelumnya hanya baru di versi beta. Di versi penuh Konsula menyediakan Konsula Connect, berita, dan tips sebagai bentuk perbaikan dari versi sebelumnya. Dan terakhir di awal tahun 2016, dihadirkan juga Konsula Chat untuk memberikan pengalaman lebih baik dalam konsultasi dengan dokter melalui aplikasi mobile.
Lokadok
Dilatarbelakangi pengalaman di bidang medis, pengembang perangkat lunak Dannie Yo mengembangkan layanan website listing dan sistem reservasi dokter yang diberi nama Lokadok. Portal Lokadok sendiri sudah dikembangkan sejak Juli 2015, dan saat ini telah menghimpun lebih dari 1.500 dokter. Pengembangan Lokadok memiliki visi untuk membuat pasien dan dokter dengan mudah membuat jadwal pertemuan untuk kebutuhan konsultasi atau pengobatan.
Untuk melengkapi sistemnya, belum lama ini LokaDok layanan terbarunya yang disebut dengan LokaDok OmniCare. Layanan baru ini didesain untuk dapat membantu klinik atau rumah sakit dalam mengatur antrian tunggu pasien secara lebih efisien. OmniCare juga terhubung dengan sistem booking di aplikasi Lokadok.
Medico
Medico merupakan sebuah layanan manajemen rumah sakit berbasis SaaS (Software as a Services). Medico didirikan oleh Grace Tahir dan Jonathan Susantyo. Keduanya memang sudah lama terlibat di dunia layanan kesehatan. Selain mengurusi Medico, Grace juga mendirikan Dokter.id, situs konsultasi kesehatan online yang telah mendapatkan pendanaan dari RingMD.
Belum lama ini Medico mengumumkan perolehan pendanaan awal, dengan nilai yang tak disebutkan, dari East Ventures. Pendanaan akan digunakan untuk merekrut talenta dan meningkatkan kualitas sistem supaya siap diluncurkan awal kuartal kedua tahun ini.
Dengan menawarkan layanan berbasis SaaS, Medico mencoba memberikan perspektif berbeda karena selama ini biasanya sistem dikembangkan dan dipelihara oleh konsultan pihak ketiga, tetapi server biasanya tetap diletakkan di jaringan lokal.
Mediku
Aplikasi Mediku saat ini terdiri dari 5 fitur utama, yakni First Aid, Symptom Checker, Medical History, Hospital Finder dan Pill Reminder. First Aid merupakan sebuah layanan sistem informasi kesehatan yang dapat diakses untuk mendapatkan tips melakukan tindakan cepat saat terjadi keadaan darurat kesehatan. Symptom Checker merupakan sebuah fasilitas yang dapat digunakan untuk memeriksa potensi penyakin dengan mengindikasi gejala-gejala yang dirasakan pengguna.
Mediku dikembangkan berawal dari ide yang didapat Velta Azizah Destiana dan rekan saat mengikuti brainstorming di acara Gemastik (Pagelaran Mahasiswa TIK) UGM, startup bernama VistoWorks Studio terinspirasi untuk membuat sebuah aplikasi di bidang kesehatan. Ide tersebut diwujudkan dalam sebuah aplikasi Mediku. Aplikasi tersebut sudah tersedia di Google Play.
Application Information Will Show Up Here
MedisMap
Menampilkan user interface berbasis sitem informasi geografi, MedisMap menyediakan layanan pencarian fasilitas kesehatan dan tenaga medis berdasarkan lokasi tertentu. Pengguna juga dapat melakukan pencarian spesifik berdasarkan pelayanan atau opsi asuransi yang dapat digunakan untuk berobat ke klinik/dokter tersebut.
Sistem MedisMap juga memungkinkan pasien melakukan pendaftaran online serta mendapatkan kepastian waktu layanan dan notifikasi secara online. Saat ini aplikasi MedisMap dapat dinikmati melalui platform web, iOS dan Android. Dan sudah beroperasi di Jakarta, Surabaya, Sidoarjo, Malang, juga Gersik.
Application Information Will Show Up Here
Ovula
Kurangnya pengetahuan mendalam di kalangan perempuan Indonesia tentang kondisi tubuh dan kesuburan/reproduksi, mendorong Friesca Saputra dan Yuvensia Lidya Riyanto mendirikan situs dan aplikasi mobile yang secara lengkap berfungsi untuk mengenal dan mengamati tanda-tanda yang terjadi di dalam tubuh perempuan bernama Ovula.
Berdiri sejak tahun 2015, Ovula dikembangkan berdasarkan Metode Ovulasi Billings (MOB), suatu metode sesederhana mengenal dan mengamati tanda-tanda yang terjadi di dalam tubuh perempuan, sehubungan dengan kesuburannya.
Selain bisa diakses melalui browser, aplikasi Ovula saat ini juga bisa diunduh di platform Android. Menyasar kalangan perempuan usia 25 – 40 tahun, menggunakan aplikasi ini pengguna yang merasakan dan mengamati sensasi pada area kewanitaan, dan juga tanda-tanda yang tampak. Hasil pengamatan tersebut akan dicatat setiap hari, sehingga menghasilkan pola-pola kesuburan yang dapat digunakan sesuai rencana pasangan atau perorangan, seperti mengusahakan kehamilan, menjarakkan kehamilan, atau memantau kesehatan reproduksi.
Application Information Will Show Up Here
Pasienia
Pasienia dikembangkan oleh empat orang mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM). Mereka adalah Fadli Wilihandarwo, Dimas Ragil Mumpuni, Haydar Ali Ismail, dan Nur Hilda. Pasienia juga merupakan salah satu produk hasil inkubator Innovative Academy, sebuah inkubator startup milik UGM. Aplikasi mobile ber-platform Android ini berkonsep layaknya media sosial Pasienia berusaha memberikan ruang digital untuk pasien berkomunikasi dengan dokter dan sesama pasien.
Pasienia sejauh ini memiliki beberapa suka relawan dokter yang membantu, berbagi, dan menjawab pertanyaan dari pasien terkait keluhan kesehatan mereka. Fadli juga menyampaikan saat ini mereka tengah mencoba menjalin kerja sama dengan lab pemeriksaan kesehatan untuk memberikan keuntungan berupa kemudahan bagi pengguna Pasienia dalam melakukan pemeriksaan kesehatan mereka.
Application Information Will Show Up Here
ProSehat
ProSehat merupakan startup Indonesia yang berfokus sebagai layanan marketplace untuk membantu konsumen dalam menemukan dan membeli obat asli lewat e-Resep dan auto refill subs. Selain melalui desktop, ProSehat juga dapat diakses melalui aplikasi mobile untuk perangkat Android. Aplikasi ProSehat ini dikembangkan oleh sebuah tim dengan latar belakang medis yang kental. Tim tersebut terdiri dari dr. Bimo, dr.Agnes, dan Wiguni. Tim ini juga sebelumnya juga menjalankan portal tanya jawab kesehatan TanyaDok.
ProSehat sendiri dikembangkan berdasarkan permasalahan-permasalahan seperti antrian obat yang lama dan ketidakjelasan proses menebus resep, stok obat yang tidak tersedia baik akibat produksi pabrik maupun distribusi, lupa beli obat resep yang harus rutin ditebus terutama bagi penderita penyakit kronis, kesadaran konsumen akan pentingnya memahami informasi dan keamanan obat dan minimnya pengetahuan mengenai harga obat.
Stetoskoop
Mirip dengan Mediku, portal web ini menghadirkan fitur rating, review, dan pencarian layanan kesehatan di Indonesia. Stetoskoop mulai dikembangkan pada April 2015, namun baru saja diluncurkan pada pertengahan tahun 2015.
Denistya Sagita selaku Project Manager Stetoskoop pernah berujar pada DailySocial, bahwa ada beberapa fitur yang mereka andalkan. Salah satunya adalah Reviews dan Ratings. Dengan fitur ini pengguna bisa berbagi pengalaman berkunjung di suatu fasilitas kesehatan kepada para pengguna lainnya.
TanyaDok
TanyaDok yang dikembangkan oleh PT. Atoma Medical. Layanan yang sebelumnya bernama TanyaDokterAnda ini hadir sejak tahun 2006. TanyaDok juga menjadi pemenang Echelon 2013 Jakarta Satellite pada bulan Maret 2013. Sampai saat ini layanan TanyaDok masih beroperasi dan terus dikembangkan.
TanyaDok Live menjadi salah satu fitur andalannya. Fitur ini memungkinkan pengguna TanyaDok memperoleh layanan konsultasi kesehatan online secara gratis. Interaksi dalam TanyaDok Live didukung oleh tim dokter yang solid yang terdiri dari banyak spesialisasi mulai dari dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis, hingga dokter konsulen.
Keinginan utama setiap ibu adalah untuk memberikan yang terbaik bagi anak, termasuk dalam hal menjaga kesehatan. Berangkat dari latar belakang itu, Lifebuoy menggandeng Mirum Indonesia untuk menciptakan aplikasi Berbagi Sehat. Harapannya, aplikasi Berbagi Sehat dapat bantu para ibu dalam mengantisipasi datangnya penyakit dan juga memberi tips pencegahannya.
“Lifebuoy menyadari bahwa kuman penyebab penyakit dapat mengancam kesehatan anak-anak di mana saja. Maka dari itu lahirlah aplikasi Berbagi Sehat ini sebagai wujud kepedulian Lifebuoy terhaadap kesehatan bangsa. Aplikasi ini dapat membantu para ibu untuk selalu waspada akan ancaman penyakit dan cara-cara pencegahannya,” ujar Brand Manager Lifebuoy Indriani.
Lifebuoy tidak sendirian dalam menciptakan aplikasi Berbagi Sehat ini. Ada kerja sama yang terjalin dengan Mirum Indonesia untuk menghadirkan aplikasi Berbagi Sehat ini. Mirum Indonesia sendiri adalah salah satu agensi digital terkemuka di Indonesia yang merupakan bagian dari jaringan Mirum Global.
Ada tiga fitur yang diunggulkan dalam aplikasi Berbagi Sehat besutan Lifebuoy dan Mirum Indonesia ini. Ketiga fitur tersebut adalah, Alat Pemeriksa Gejala & Penyakit, Diary Sakit, dan Radar Infeksi.
Alat Pemeriksa Gejala & Penyakit adalah portal informasi dengan ratusan daftar penyakit yang sering ditemukan pada anak dan dilengkapi dengan cara pencegahannya. Sedangkan Diary Sakit adalah catatan kesehatan anak yang mencakup berat badan, tinggi, dan catatan kesehatan yang diperbarui sesuai perkembangan kesehatan anak.
Sementara itu fitur Radar Infeksi berguna untuk menunjukkan ancaman penyakit ataupun virus yang sering menyerang anak-anak seperti diare, disentri, dan gejala flu di sekitar lokasi pengguna. Fitur ini juga dilengkapi dengan tips pencegahan bila ditemukan ancaman penyakit di sekitar. Menariknya, Lifebuoy berkolaborasi dengan KlikDokter dalam fitur ini.
KlikDokter adalah startup yang fokus sebagai portal informasi dan edukasi mengenai kesehatan yang dikelola oleh para dokter dan tenaga medis professional.
Associate Creative Director Mirum Indonesia Hendry Wibisono menyampaikan, “Ketiga fitur […] dalam aplikasi ini lahir berkat pengamatan kami atas kekhawatiran setiap ibu dari bahaya kuman penyebab penyakit. […] Dengan menggabungkan kekuatan teknologi, kami yakin aplikasi Berbagi Sehat ini dapat menjadi andalan para ibu dalam memastikan kesehatan terbaik bagi anaknya.”
Saat ini aplikasi Berbagi Sehat sudah tersedia untuk di unduh melalui Google Play untuk perangkat Android.