Tag Archives: komputer mini

Mini PC Asus PN50 Unggulkan Prosesor AMD Ryzen 4000 U-Series yang Dibekali GPU Terintegrasi

Pasar laptop belakangan ini dibanjiri oleh produk-produk yang ditenagai prosesor AMD Ryzen Mobile 4000 Series. Dalam waktu dekat, sepertinya tren yang serupa juga akan merambah segmen mini PC. Salah satu pelopornya adalah Asus, yang baru saja meluncurkan mini PC seri PN50 berbekal prosesor Ryzen Mobile 4000 Series.

Secara fisik, perangkat ini kelihatan sangat identik dengan seri PN60 yang mengusung prosesor Intel ber-TDP 15 W. Dimensinya sangat mungil di angka 115 x 115 x 49 mm, dan bobotnya hanya berkisar 0,7 kg. Saking kecilnya, perangkat ini datang bersama VESA mount kit sehingga bisa dipasangkan ke belakang monitor.

Namun seperti yang sudah disebutkan, jeroan PN50 mengandalkan platform besutan AMD, spesifiknya lini Ryzen 4000 U-Series yang mengemas GPU terintegrasi. Total ada empat varian PN50 yang bakal ditawarkan, masing-masing dengan rincian prosesor sebagai berikut:

Core/Thread Clock Speed (Base/Boost) Cache GPU GPU Clock Speed
Ryzen 7 4800U 8/16 1,8 GHz / 4,2 GHz 12 MB Vega 8 1.750 MHz
Ryzen 7 4700U 8/8 2 GHz / 4,1 GHz 12 MB Vega 7 1.600 MHz
Ryzen 5 4500U 6/6 2,3 GHz / 4 GHz 11 MB Vega 6 1.500 MHz
Ryzen 3 4300U 4/4 2,7 GHz / 3,7 GHz 6 MB Vega 5 1.400 MHz

Asus PN50

Semua prosesor itu punya TDP cuma 15 W, wajar mengingat AMD merancangnya untuk dipakai di ultrabook. Namun meskipun TDP-nya sama seperti prosesor Intel yang dipakai di seri PN60, keempat prosesor Ryzen ini tentu punya kinerja grafis yang jauh lebih unggul, dan jika memilih varian termahalnya, performa multithreading-nya juga lebih superior berkat jumlah core dan thread yang lebih banyak.

Keempat prosesor itu bisa ditandemkan dengan RAM DDR4-3200 berkapasitas maksimum 64 GB, serta storage tipe SATA 2,5 inci dan M.2 2280 SATA/PCIe sekaligus. Terkait konektivitas, selain mengemas modul Wi-Fi 6 Intel AX200, Asus PN50 dilengkapi sederet port di sisi depan dan belakangnya. Pada bagian depan, ada port USB-C 3.2 Gen 2, port USB-A 3.2 Gen 1, 3-in-1 card reader, beserta jack audio.

Asus PN50

Beralih ke belakang, PN50 mengemas port HDMI 2.0, port USB-C 3.2 Gen 2, port Gigabit Ethernet, sepasang port USB-A 3.2 Gen 1, dan satu port tambahan yang bakal berbeda di setiap kawasan (pilihannya antara DisplayPort 1.4, COM, VGA, atau LAN). Secara total, Asus PN50 bisa disambungkan ke satu layar 8K 60 Hz, atau empat layar 4K 60 Hz via port HDMI, DisplayPort, dan sepasang port USB-C.

Belum diketahui kapan perangkat ini akan Asus bawa ke Indonesia dan berapa harganya. Di Inggris, Asus PN50 dibanderol paling murah £275 (Ryzen 3 4300U), sedangkan yang paling mahal dijual seharga £500 (Ryzen 7 4800U). Perlu dicatat, harga itu belum termasuk RAM dan storage sama sekali.

Sumber: AnandTech.

Chuwi LarkBox Adalah PC Mini Seukuran Kubus Rubik

Stick PC ala Intel Compute Stick bisa dibilang merupakan puncak dari upaya miniaturisasi komputer dalam satu dekade terakhir. Namun meski berukuran sangat kecil, stick PC terkadang bisa sedikit menyulitkan dalam hal penempatan, terutama jika sambungan HDMI monitor terletak di sisi belakang, dan monitornya sendiri diposisikan hampir dempet dengan tembok.

Bentuk yang memanjang dan konektor HDMI itulah sumber masalahnya. Alternatifnya mungkin adalah PC berwujud balok super-kecil seperti perangkat besutan Chuwi berikut ini. Meski tidak terlalu terkenal, Chuwi bukanlah nama asing di industri komputer, sebab perusahaan asal Tiongkok ini dari dulu memang hobi menciptakan beragam PC mini.

Dinamai Chuwi LarkBox, dimensinya (61 x 61 x 43 mm) kurang lebih sama seperti Kubus Rubik meski berbentuk balok, dengan bobot hanya 127 gram. Dengan ukuran sekecil itu, LarkBox sebenarnya mudah saja kita bawa-bawa selagi disimpan di dalam kantong jaket. Namun yang menjadi problem adalah, LarkBox datang bersama power adapter yang ukurannya bahkan lebih besar ketimbang unit komputernya itu sendiri.

Hal menarik lain dari fisiknya adalah, LarkBox dapat digantungkan ke dudukan VESA milik monitor jika mau, memunculkan kesan seakan-akan penggunanya sedang memakai PC all-in-one. Spesifikasinya pun cukup mumpuni berkat pemakaian prosesor quad-core Intel Celeron J4115, GPU terintegrasi Intel UHD Graphics 600 yang mendukung resolusi 4K, RAM LPDDR4 6 GB, dan storage eMMC 128 GB.

Chuwi LarkBox

Satu-satunya kelemahan LarkBox dari segi performa kalau menurut TechRadar yang berkesempatan mencobanya langsung adalah storage eMMC yang lambat. Meski begitu, dengan sedikit upaya ekstra, pengguna sebenarnya bisa membuka casing-nya dan menyematkan M.2 SSD. Terkait panas, LarkBox punya cukup banyak ventilasi sekaligus kipas pendingin, namun sayang kipasnya ini terkadang bisa agak berisik.

Kalau melihat ukurannya, konektivitas LarkBox terbilang cukup lengkap. Selain port USB-C sebagai colokan daya, terdapat sepasang port USB 3.0 biasa, port HDMI 2.0, slot microSD, dan headphone jack 3,5 mm. Wi-Fi AC dan Bluetooth 5.0 turut menjadi penawaran standar.

Chuwi LarkBox saat ini telah dipasarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo dengan harga paling murah 1.201 dolar Hong Kong (± Rp 2,2 juta) selama masa kampanye. Pengiriman produknya sendiri diestimasikan berlangsung mulai Agustus 2020.

Apple Umumkan MacBook Air dan Mac Mini Generasi Terbaru

MacBook Air boleh memulai tren laptop tipis nan premium, tapi penampakannya sudah tergolong usang setelah melihat laptop lain seperti Dell XPS 13 atau malah HP Spectre Folio. Lebih parah lagi, beberapa tahun terakhir Apple cuma sebatas menerapkan penyegaran spesifikasi tanpa ubahan desain yang berarti.

Tahun ini berbeda. Apple baru saja mengumumkan MacBook Air generasi baru bersamaan dengan iPad Pro generasi ketiga. Gaya desainnya masih mirip, tapi semuanya berubah ketika Anda membukanya; bezel masif yang mengitari layarnya sudah tiada, digantikan oleh bezel tipis berwarna hitam ala MacBook Pro.

Retina MacBook Air

Bezel-nya memang bukan yang paling tipis, tapi setidaknya tidak sampai berdampak pada penempatan webcam di posisi yang kurang ideal. Dampak positifnya, volume MacBook Air menyusut 17 persen dibandingkan generasi sebelumnya meski ukuran layarnya masih sama di angka 13,3 inci.

Layarnya ini juga ikut dirombak. Resolusinya kini meningkat drastis menjadi 2560 x 1600 pixel. Sasisnya masih terbuat dari bahan aluminium utuh, tapi lebih tipis di angka 1,56 cm pada titik paling tebalnya, dan bobotnya juga lebih ringan di angka 1,25 kg. Terlepas dari itu, Apple mengklaim speaker MacBook Air baru dapat menghasilkan volume 25 persen lebih keras dan bass dua kali lebih mantap.

Retina MacBook Air

Penyegaran spesifikasi tentu tidak dilupakan. Apple menyematkan prosesor dual-core Intel Core i5 generasi kedelapan, ditemani oleh RAM 8 GB atau 16 GB, serta pilihan SSD berkapasitas 128 GB sampai 1,5 TB. Baterai yang tertanam memiliki kapasitas 50,3 Wh, diklaim tahan untuk penggunaan selama 12 jam (browsing).

Satu hal yang saya sayangkan sebagai pengguna MacBook Air lama adalah, bodi yang semakin tipis berarti keyboard-nya juga ikut menipis. Apple membenamkan switch keyboard yang sama seperti pada MacBook Pro generasi terbaru, yang kalau berdasarkan pengalaman saya mencoba, lebih tidak nyaman dipakai untuk mengetik ketimbang keyboard milik MacBook Air lawas.

Beruntung trackpad-nya kini jadi lebih besar dan telah mendukung Force Touch. Tidak ketinggalan juga adalah sensor sidik jari yang terintegrasi pada tombol power. Sistem Touch ID ini ditopang oleh chip khusus Apple T2 Security Chip yang ternyata juga bertugas memberikan proteksi digital ekstra pada komponen lainnya, seperti misalnya enkripsi data pada SSD-nya.

Retina MacBook Air

Juga sedikit disayangkan adalah hilangnya konektor MagSafe untuk charging, digantikan sepenuhnya oleh sepasang port USB-C. Untungnya port ini mendukung standar Thunderbolt 3, yang berarti kompatibilitasnya dengan berbagai aksesori seperti display dan GPU eksternal cukup terjamin.

Secara keseluruhan, MacBook Air generasi baru ini dapat disimpulkan sebagai MacBook Pro tanpa Touch Bar dan dengan desain yang agak berbeda. Apple berencana memasarkannya mulai 7 November dengan banderol mulai $1.199 untuk konfigurasi terendahnya.

Mac Mini generasi keempat

Mac Mini 4th Gen

Di samping MacBook Air, komputer usang lain yang juga Apple perbarui adalah Mac Mini. Pengumuman ini agak mengejutkan mengingat Mac Mini terakhir di-update pada tahun 2014, dan jarak sejauh itu berarti lompatan performa generasi terbarunya ini amat signifikan.

Pilihan prosesor yang ditawarkan mencakup Intel Core i3-8100 (4-core), Core i5-8500B (6-core) dan Core i7-8700B (6-core), lengkap dengan pilihan RAM DDR4 8 GB sampai 64 GB. Soal storage, SSD tipe PCIe yang terbenam bisa dikonfigurasikan dari kapasitas 128 GB sampai 2 TB.

Mac Mini 4th Gen

Sayang semua komponen tersebut duduk manis di dalam sasis aluminium yang tidak berubah. Dimensinya masih sama persis seperti generasi sebelumnya, dengan panjang sisi 19,7 cm dan ketebalan 3,6 cm, serta bobot 1,3 kg. Tidak bisa dibilang mini lagi untuk standar 2018.

Semua port-nya masih diposisikan di belakang, yang meliputi port Gigabit Ethernet, empat port USB-C (Thunderbolt 3), HDMI 2.0, dua port USB 3.0 biasa dan jack headphone. Apple tak lupa menyematkan Bluetooth 5.0 pada Mac Mini generasi terbaru ini, dan Apple T2 Security Chip turut hadir sebagai pengaman digital ekstra.

Mac Mini 4th Gen

Jadwal perilisan yang ditunjuk untuk Mac Mini sama seperti MacBook Air tadi, sedangkan harganya dipatok mulai $799.

Sumber: Apple 1, 2.

Rekor Komputer Termungil Kembali Dipecahkan oleh University of Michigan

Rekor komputer termungil di dunia kembali terpecahkan. Sebelumnya, IBM sempat memegang titel ini ketika mengungkap sebuah komputer berdimensi 1 x 1 milimeter di bulan Maret lalu. Kali ini, adalah University of Michigan yang kembali mencatatkan rekor baru di ranah ini.

Panjang sisi komputer mungil ini hanya 0,3 mm, dan ketika disandingkan dengan sebutir beras seperti pada gambar di atas, terlihat jelas betapa mikroskopisnya komputer ini. Saking kecilnya, komputer ini tak bisa dijejali antena radio biasa, sehingga proses transfer data harus berlangsung via medium cahaya (punya IBM juga demikian).

University of Michigan (U-M) sendiri bukanlah sosok yang asing dalam pengembangan komputer berukuran super-kecil. Sebelum IBM, merekalah yang memegang rekor komputer termungil lewat Michigan Micro Mote, yang berdimensi 2 milimeter. Sepertinya mereka tidak terima dengan pencapaian IBM belum lama ini, yang memicu perdebatan mengenai definisi suatu komputer.

Selama ini banyak yang percaya bahwa suatu komputer haruslah sanggup menyimpan data ketika sedang tidak menyala. Komputer 1 mm garapan IBM tidak demikian, di mana data bakal hilang sesaat setelah perangkat dimatikan, sama kasusnya dengan komputer 0,3 mm ini.

Lain halnya dengan Michigan Micro Mote, yang mampu menyimpan data meski sedang tidak disaluri energi listrik. Sederhananya, tim U-M sebenarnya bisa membuat komputer yang lebih kecil lagi, tapi konsekuensinya kemampuan menyimpan data selagi perangkat mati ini harus ditiadakan.

Terlepas dari itu, komputer mungil racikan IBM dan U-M ini juga punya fungsi yang berbeda. Kalau IBM merancang komputer mungilnya untuk keperluan seputar blockchain, U-M merancang komputernya sebagai sensor suhu yang amat presisi, dengan rasio kesalahan hanya 0,1 derajat Celsius, dan yang diyakini dapat dimanfaatkan dalam studi mengenai kanker.

Sumber: SlashGear dan University of Michigan.

IBM Ungkap Komputer Termungil Buatannya, Lebih Kecil dari Butiran Garam

Komputer mengacu pada alat yang mampu menerima instruksi, kemudian memproses perintah itu secara logis dan otomatis berbekal dukungan central processing unit dan memori. Di era modern ini, kemampuan tersebut bisa kita temui di mana-mana, dari mulai oven microwave, remote control, hingga perangkat-perangkat multi-fungsi seperti PC dan smartphone.

Kini komputer bukan hanya semakin canggih, tapi dikemas dalam ukuran yang kian mengecil. Pertanyaannya, seberapa besar ukuran komputer paling mungil ciptaan manusia? Beberapa dari kita mungkin akan menjawab: PC berwujud thumb drive atau komputer single-board. Namun belum ada yang berhasil menyamai kreasi IBM Research ini. Dalam konferensi IBM Think 2018 ditanggal 19 Maret 2018, perusahaan teknologi asal Amerika itu menyingkap PC berukuran lebih kecil dari butiran garam.

Tentu saja ia tidak bisa digunakan untuk bermain Overwatch atau Call of Duty. Komputer super-mungil ini dirancang sebagai crypto-anchor dalam menunjang blockchain, disiapkan buat membantu melacak pengiriman barang serta mendeteksi percobaan pencurian atau penipuan. Ia dapat dibubuhkan ke berbagai produk, bermanfaat jadi sidik jari digital anti-tamper, dan bisa melakukan tugas dasar semisal menyortir data.

Komputer mini IBM mempunyai dimensi 1×1-milimeter, berisi ‘beberapa ratus ribu’ transistor dan ditunjang oleh random-access memory statis (SRAM). Selain itu, tim IBM Research turut membubuhkan fitur komunikasi berupa LED dan photo-detector, serta mencantumkan sel photo-voltaic sebagai unit penghasil tenaga. Kabarnya, komputer tersebut mempunyai performa setara chip x86 tahun 1990.

IBM 1

Via Mashable, head of research IBM Arvind Krishna mengestimasi bahwa dalam lima tahun lagi komputer cryptographic anchor akan dicantumkan ke benda sehari-hari. Metodenya bisa jadi sangat sederhana, misalnya dengan mencoretkan tinta khusus atau sekadar menyematkan komputer mini tersebut pada barang. Jika perkiraan Krishna tepat, maka dalam waktu dekat kita akan melihat kelahiran lebih banyak komputer ‘butiran garam’.

IBM belum mengungkapkan harga dari kreasinya itu dan kapan mereka akan mulai merilisnya, namun kabarnya, biaya ongkos produksi komputer crypto-anchor ini kurang dari 10 sen.

Mungkin Anda penasaran mengapa gambar header artikel ini menunjukkan chip berukuran ‘cukup besar’, bukan 1x1mm. Papan kecil tersebut sebetulnya ialah kumpulan dari 64 motherboard dengan dua komputer mungil IBM di pojok kiri atasnya. Rekor komputer terkecil di dunia sebelumnya dipegang oleh Michigan Micro Mote, berukuran 2-milimeter.

Di bawah ini adalah gambar komparasi komputer IBM dengan butiran-butiran garam.

IBM 2

Sumber: Mashable.

Dibekali 100+ Aplikasi, Komputer Mini Ini Tetap Handal Tanpa Koneksi Internet

Kira-kira semenjak tiga tahun yang lalu, koneksi internet sudah benar-benar menjadi bak salah satu dari sembilan bahan pokok buat saya. Kemungkinan besar Anda juga berpendapat sama, bahkan Anda mungkin mengalaminya lebih dulu ketimbang saya. Continue reading Dibekali 100+ Aplikasi, Komputer Mini Ini Tetap Handal Tanpa Koneksi Internet

Komputer Seukuran USB Intel Compute Stick Kini Sudah Bisa Dipesan

Masih ingat dengan Intel Compute Stick? Bulan Januari lalu, tepatnya di ajang CES 2015, Intel memperkenalkan sebuah perangkat berukuran mini yang sejatinya merupakan sebuah komputer dengan fungsi lengkap. Continue reading Komputer Seukuran USB Intel Compute Stick Kini Sudah Bisa Dipesan