Tag Archives: komputer

Raspberry Pi 400 Adalah Komputer yang Menyamar Sebagai Keyboard

Single-board computer seperti Raspberry Pi sering kali lebih terkesan seperti basis dari sebuah proyek DIY ketimbang produk yang ditujukan untuk konsumen umum. Namun kalau berdasarkan pengakuan Eben Upton sendiri selaku pendiri Raspberry Pi Foundation, jumlah orang yang menggunakan Raspberry Pi 4 meningkat drastis selama pandemi COVID-19.

Itu berarti tidak sedikit yang menggunakan komputer papan tunggal semacam ini untuk keperluan bekerja maupun belajar. Seandainya Raspberry Pi bisa dibuat jadi lebih user-friendly lagi, mungkin konsumen yang tertarik menggunakannya sebagai komputer utama bakal semakin banyak lagi.

Berangkat dari pola pikir seperti itu, lahirlah Raspberry Pi 400, sebuah keyboard yang juga merupakan komputer fungsional. Cukup sambungkan monitor, lalu pasangkan mouse dan kartu microSD, maka kita bisa langsung menggunakannya untuk keperluan sehari-hari, di samping untuk belajar coding.

Komputer dalam wujud keyboard tentu bukanlah ide baru. Produk-produk legendaris seperti Commodore 64 atau Apple II sebenarnya juga merupakan komputer yang menyamar sebagai papan ketik, dan merekalah yang menjadi inspirasi utama Raspberry Pi 400. Tentu saja implementasinya jauh lebih mudah sekarang karena memang dimensi Raspberry Pi sangatlah mungil.

Secara teknis, jeroan yang dimiliki Raspberry Pi 400 sangat mirip seperti Raspberry Pi 4 yang diperkenalkan tahun lalu. Yang menjadi otaknya masih prosesor quad-core 64-bit ARM Cortex-A72, hanya saja yang memiliki clock speed sedikit lebih tinggi di angka 1.8 GHz, plus RAM LPDDR4 berkapasitas 4 GB.

Konektivitasnya pun sangat lengkap, mulai dari Bluetooth 5.0 sampai Wi-Fi AC, plus sambungan Ethernet jika perlu. Total ada dua port USB 3.0 dan satu port USB 2.0, dua port micro HDMI untuk menyambungkan dua monitor sekaligus, dan satu port USB-C yang berfungsi sebagai sumber dayanya. Berhubung ini masih merupakan Raspberry Pi, tentu saja masih ada sambungan GPIO 40-pin untuk menghubungkan berbagai macam sensor atau perangkat lainnya.

Bagian terbaiknya, seperti halnya semua Raspberry Pi, adalah harga yang terjangkau. Satu unit Raspberry Pi 400 dihargai $70, atau konsumen juga bisa membeli dalam bentuk bundel lengkap seharga $100. Bundel tersebut turut mencakup mouse, power supply USB-C, kartu microSD dengan sistem operasi Raspberry Pi OS pre-installed, kabel micro HDMI ke HDMI, dan sebuah buku panduan pemula. Kabarnya, Raspberry Pi 400 akan mulai tersedia di beberapa negara pada awal 2021.

Sumber: Raspberry Pi Foundation.

Mini PC Asus PN50 Unggulkan Prosesor AMD Ryzen 4000 U-Series yang Dibekali GPU Terintegrasi

Pasar laptop belakangan ini dibanjiri oleh produk-produk yang ditenagai prosesor AMD Ryzen Mobile 4000 Series. Dalam waktu dekat, sepertinya tren yang serupa juga akan merambah segmen mini PC. Salah satu pelopornya adalah Asus, yang baru saja meluncurkan mini PC seri PN50 berbekal prosesor Ryzen Mobile 4000 Series.

Secara fisik, perangkat ini kelihatan sangat identik dengan seri PN60 yang mengusung prosesor Intel ber-TDP 15 W. Dimensinya sangat mungil di angka 115 x 115 x 49 mm, dan bobotnya hanya berkisar 0,7 kg. Saking kecilnya, perangkat ini datang bersama VESA mount kit sehingga bisa dipasangkan ke belakang monitor.

Namun seperti yang sudah disebutkan, jeroan PN50 mengandalkan platform besutan AMD, spesifiknya lini Ryzen 4000 U-Series yang mengemas GPU terintegrasi. Total ada empat varian PN50 yang bakal ditawarkan, masing-masing dengan rincian prosesor sebagai berikut:

Core/Thread Clock Speed (Base/Boost) Cache GPU GPU Clock Speed
Ryzen 7 4800U 8/16 1,8 GHz / 4,2 GHz 12 MB Vega 8 1.750 MHz
Ryzen 7 4700U 8/8 2 GHz / 4,1 GHz 12 MB Vega 7 1.600 MHz
Ryzen 5 4500U 6/6 2,3 GHz / 4 GHz 11 MB Vega 6 1.500 MHz
Ryzen 3 4300U 4/4 2,7 GHz / 3,7 GHz 6 MB Vega 5 1.400 MHz

Asus PN50

Semua prosesor itu punya TDP cuma 15 W, wajar mengingat AMD merancangnya untuk dipakai di ultrabook. Namun meskipun TDP-nya sama seperti prosesor Intel yang dipakai di seri PN60, keempat prosesor Ryzen ini tentu punya kinerja grafis yang jauh lebih unggul, dan jika memilih varian termahalnya, performa multithreading-nya juga lebih superior berkat jumlah core dan thread yang lebih banyak.

Keempat prosesor itu bisa ditandemkan dengan RAM DDR4-3200 berkapasitas maksimum 64 GB, serta storage tipe SATA 2,5 inci dan M.2 2280 SATA/PCIe sekaligus. Terkait konektivitas, selain mengemas modul Wi-Fi 6 Intel AX200, Asus PN50 dilengkapi sederet port di sisi depan dan belakangnya. Pada bagian depan, ada port USB-C 3.2 Gen 2, port USB-A 3.2 Gen 1, 3-in-1 card reader, beserta jack audio.

Asus PN50

Beralih ke belakang, PN50 mengemas port HDMI 2.0, port USB-C 3.2 Gen 2, port Gigabit Ethernet, sepasang port USB-A 3.2 Gen 1, dan satu port tambahan yang bakal berbeda di setiap kawasan (pilihannya antara DisplayPort 1.4, COM, VGA, atau LAN). Secara total, Asus PN50 bisa disambungkan ke satu layar 8K 60 Hz, atau empat layar 4K 60 Hz via port HDMI, DisplayPort, dan sepasang port USB-C.

Belum diketahui kapan perangkat ini akan Asus bawa ke Indonesia dan berapa harganya. Di Inggris, Asus PN50 dibanderol paling murah £275 (Ryzen 3 4300U), sedangkan yang paling mahal dijual seharga £500 (Ryzen 7 4800U). Perlu dicatat, harga itu belum termasuk RAM dan storage sama sekali.

Sumber: AnandTech.

iMac-27-Inci

Apple Umumkan iMac 27 Inci Versi 2020 dengan Prosesor Intel Core Generasi ke-10

Apple telah mengumumkan pembaruan untuk perangkat iMac 27 inci ke versi 2020 yang mungkin akan menjadi iMac berbasis Intel terakhir. Sebab pada acara Worldwide Developer Conference (WWDC) 2020 bulan lalu, Apple mengumumkan akan menggantikan prosesor Intel dengan Apple Silicon buatannya sendiri.

Pembaruan komputer all-in-one tersebut termasuk peningkatan kapasitas penyimpanan versi dasar, opsi CPU dengan Intel Core generasi ke-10 dan GPU yang lebih kuat. Dukungan kapasitas RAM lebih besar dan peningkatan pada layar Retina 5K.

apple-umumkan-imac-27-inci-versi-2020-1

Dari desain, iMac 27 inci tidak tampak berbeda dengan versi sebelumnya. Namun iMac anyar ini kini tersedia dengan layar kaca dalam finishing yang disebut nano-texture matte, sebelumnya hanya tersedia dengan layar kaca finishing glossy.

Teknologi nano-texture matte pertama kali dipamerkan pada perangkat monitor Pro Display XDR. Di mana akan mengurangi silau pada layar dan menyuguhkan gambar yang lebih baik di lingkungan yang cerah. Selain kaca matte, layar iMac 27 inci juga mengemas teknologi Apple True Tone untuk mengadaptasi keseimbangan warna berdasarkan pencahayaan sekitar.

apple-umumkan-imac-27-inci-versi-2020-3

Lanjut ke bagian dalam, Apple memperbarui prosesor iMac 27 inci dengan Intel Core generasi ke-10, baik opsi 6-core, 8-core, dan juga untuk pertama kalinya tersedia versi 10-core. Kemampuan grafisnya juga ditingkatkan dengan GPU AMD Radeon Pro 5000 series, opsi RAM hingga 128GB, dan penyimpanan berbasis SSD hingga 8TB.

Selain itu, Apple juga telah menambahkan chip keamanan T2 dengan bandwidth tinggi seperti jajaran komputer Apple lainnya. Kamera FaceTime 1080p juga diperbarui, termasuk mikrofon dan speakernya untuk memberikan kualitas audio yang lebih baik.

apple-umumkan-imac-27-inci-versi-2020-4

Sementara, untuk iMac 21,5 inci seluruh variannya kini menggunakan penyimpanan SSD dan iMac Pro datang dengan prosesor Intel Xeon 10-core. Harga iMac 27 inci versi dasar dibanderol mulai US$1.800 atau sekitar Rp26,2 jutaan dengan prosesor Intel Core i5 generasi ke-10 6-core 3.1GHz, RAM DDR4 8GB 2666MHz, penyimpanan SSD 256GB, dan GPU Radeon Pro 5300 6GB.

Sumber: DPreview

Chuwi LarkBox Adalah PC Mini Seukuran Kubus Rubik

Stick PC ala Intel Compute Stick bisa dibilang merupakan puncak dari upaya miniaturisasi komputer dalam satu dekade terakhir. Namun meski berukuran sangat kecil, stick PC terkadang bisa sedikit menyulitkan dalam hal penempatan, terutama jika sambungan HDMI monitor terletak di sisi belakang, dan monitornya sendiri diposisikan hampir dempet dengan tembok.

Bentuk yang memanjang dan konektor HDMI itulah sumber masalahnya. Alternatifnya mungkin adalah PC berwujud balok super-kecil seperti perangkat besutan Chuwi berikut ini. Meski tidak terlalu terkenal, Chuwi bukanlah nama asing di industri komputer, sebab perusahaan asal Tiongkok ini dari dulu memang hobi menciptakan beragam PC mini.

Dinamai Chuwi LarkBox, dimensinya (61 x 61 x 43 mm) kurang lebih sama seperti Kubus Rubik meski berbentuk balok, dengan bobot hanya 127 gram. Dengan ukuran sekecil itu, LarkBox sebenarnya mudah saja kita bawa-bawa selagi disimpan di dalam kantong jaket. Namun yang menjadi problem adalah, LarkBox datang bersama power adapter yang ukurannya bahkan lebih besar ketimbang unit komputernya itu sendiri.

Hal menarik lain dari fisiknya adalah, LarkBox dapat digantungkan ke dudukan VESA milik monitor jika mau, memunculkan kesan seakan-akan penggunanya sedang memakai PC all-in-one. Spesifikasinya pun cukup mumpuni berkat pemakaian prosesor quad-core Intel Celeron J4115, GPU terintegrasi Intel UHD Graphics 600 yang mendukung resolusi 4K, RAM LPDDR4 6 GB, dan storage eMMC 128 GB.

Chuwi LarkBox

Satu-satunya kelemahan LarkBox dari segi performa kalau menurut TechRadar yang berkesempatan mencobanya langsung adalah storage eMMC yang lambat. Meski begitu, dengan sedikit upaya ekstra, pengguna sebenarnya bisa membuka casing-nya dan menyematkan M.2 SSD. Terkait panas, LarkBox punya cukup banyak ventilasi sekaligus kipas pendingin, namun sayang kipasnya ini terkadang bisa agak berisik.

Kalau melihat ukurannya, konektivitas LarkBox terbilang cukup lengkap. Selain port USB-C sebagai colokan daya, terdapat sepasang port USB 3.0 biasa, port HDMI 2.0, slot microSD, dan headphone jack 3,5 mm. Wi-Fi AC dan Bluetooth 5.0 turut menjadi penawaran standar.

Chuwi LarkBox saat ini telah dipasarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo dengan harga paling murah 1.201 dolar Hong Kong (± Rp 2,2 juta) selama masa kampanye. Pengiriman produknya sendiri diestimasikan berlangsung mulai Agustus 2020.

Dell Perkenalkan Komputer Desktop Kecil untuk Bisnis: OptiFlex 7070 Ultra

Dengan berkembangnya jaman, ternyata dimensi dari sebuah komputer sangat diminati pada dunia enterprise. Oleh karena itu, semua vendor berlomba-lomba untuk mengeluarkan komputer dengan dimensi yang ringkas. Hal tersebut yang membuat PC seperti All-in-One, NUC, dan MiniPC semakin laku di pasar Indonesia dan dunia.

Dell OptiFlex 7070 - Launch

Namun, ternyata masih banyak konsumen yang menginginkan antara monitor dan desktop yang dipisahkan. Selain itu, banyaknya kabel komputer sering membuat orang menjadi pusing. Terakhir, luasnya ruang di meja saat hadirnya sebuah komputer pun menjadi impian sebagian besar orang.

Dell OptiFlex 7070 - Bongkar Pasang

Oleh karena itu, Dell menciptakan komputer baru yang ditujukan untuk para pebisnis, yaitu OptiFlex 7070 Ultra. Dell pun mengadakan acara peluncuran pada restoran De Luca Plaza Senayan pada tanggal 28 November 2019.

Jika dilihat setelah dirakit, OptiFlex 7070 Ultra terlihat seperti kebanyakan komputer All-in-One pada umumnya. Namun, OptiFlex 7070 Ultra terpisah antara modul desktop dengan monitornya. Untuk mesin komputernya sendiri, diletakkan pada penyangga monitor yang ada. Nantinya, hanya ada satu kabel yang menancap dari desktop ke monitornya, yaitu USB-C dengan Display Port 1.2.

Dell OptiFlex 7070

Spesifikasi dari Dell OptiFlex 7070 Ultra ada sebagai berikut

Prosesor Intel 8th Gen Whiskey Lake U Series
GPU Intel UHD sampai 3 monitor
RAM DDR 4 2400 MHz sampai 64 GB, default 4 GB
Storage SSD NVMe 1 TB atau 2 TB HDD
OS Windows 10
PSU 65 watt dengan dukungan USB-C Power Delivery

Dell OptiFlex 7070 - Compute

Jika spesifikasinya dilihat, Dell memang sengaja masih menggunakan Intel Whiskey Lake. Hal tersebut berkaitan dengan dimensi SoC yang mereka gunakan. Selain itu, penggunaan prosesor seri U juga berkaitan dengan pemakaian listrik yang hemat dari sebuah kantor.

Dell pun mengatakan bahwa OptiFlex 7070 Ultra ini sudah tersedia di Indonesia. Mereka mematok harga mulai dari Rp. 9.900.000, belum termasuk monitornya.

Jajaran ASUS ROG Desktop Telah Tersedia, Ini Alasan Memilih ROG Desktop Dibanding PC Rakitan

Bagi sebagian orang, merakit PC merupakan hal yang rumit untuk dilakukan sendiri dan resikonya juga cukup tinggi. Dari mulai salah beli komponen, hingga performa PC yang tidak stabil.

Ya, bahkan nggak semua gamer PC mengerti seluk beluk hardware seperti spesifikasi motherboard, VGA, atau prosesor. Beberapa diantara mereka ada yang cuma jago main dan membutuhkan PC desktop dengan performa yang konsisten.

Nah pada acara Sneak Peek of ASUS ROG Desktop kemarin (22 Oktober 2019), ASUS mengungkap lima alasan kenapa harus memilih ROG Desktop dibanding PC rakitan.

Selain itu, mereka juga memberi bocoran mengenai beberapa monitor gaming yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Seperti monitor gaming 43 inci ROG Strix XG438Q dan monitor gaming 65 inci ROG Swift PG65UQ.

ASUS juga mengumumkan ketersediaan seluruh jajaran produk ROG desktop terbaru mereka dengan prosesor 9th Gen Intel Core yang diperkenalkan di acara ROG Be Unstoppable bulan Juli 2019 lalu.

Sebut saja, ROG GL10CS yang dibanderol cukup terjangkau mulai dari Rp8.099.000. ROG Huracan (G21CX) yang dijual mulai Rp 17.299.000 dan ROG Strix GL12CX mulai Rp43.999.000.

Why Choose ROG Desktop?

PSX_20191023_122201

Banyak para gamer PC yang bingung saat mereka ingin membangun PC gaming sendiri, apalagi yang belum pernah merakit PC sebelumnya. Inilah target market dari ROG Desktop, memberi kemudahan gamer terutama gamer esports untuk mendapatkan PC desktop gaming yang lebih terjamin dalam brand ASUS ROG.

Asalan pertama memilih ROG Desktop ialah karena diracik dan dirakit oleh ASUS sehingga pengguna tinggal pakai saja. Kedua dibanding dengan PC rakitan, ROG Desktop menyuguhkan desain menarik yakni ROG Centric design dan sudah menggunakan casing branded dari ASUS ROG.

Ketiga ialah menghadirkan PC gaming yang simple bagi para gamer. Untuk memilih ROG Desktop, kita tinggal pilih jenis prosesor dan VGA-nya saja disesuaikan dengan budget yang dimiliki. Sistem operasi dan driver juga sudah terinstal, benar-benar siap digunakan.

Keempat adalah semua ROG Desktop ini sebelum dijual telah ditest stabilitasnya dan kualitasnya. Terakhir, ROG Desktop memiliki garansi dua tahun untuk all system. Seluruh sistemnya mulai power supply, hardisk, memori, hingga RAM bergaransi dua tahun.

Garansi juga dapat diklaim di 200 Service Center ASUS yang tersebar di Indonesia. Buat yang mau upgrade komponen juga bisa datang ke Service Center. Bagaimana pun target audiens ROG Desktop berbeda dengan PC rakitan, yaitu untuk para gamer terutama gamer esports yang belum memiliki cukup pengetahuan untuk membuat PC sendiri.

Dell-Latitude

Dell Umumkan Seri Laptop Bisnis Latitude Terbaru ke Indonesia

Buat Anda yang terus bergerak, sering bepergian, dari satu pertemuan ke rapat lainnya, ataupun bekerja secara remote – Dell Technologies telah memperkenalkan jajaran laptop Latitude terbaru untuk memenuhi kebutuhan komputasi pekerja modern.

Laptop bisnis Latitude ini dirancang ulang dengan dimensi lebih ramping sehingga mudah dibawa. Serta, bertujuan untuk membantu para pengguna bisnis bisa produktif lebih cepat dan lebih lama, kapan pun, di mana pun dan bagaimana pun cara mereka bekerja.

Dell-Latitude

Portofolio Dell Latitude generasi ke-10 ini telah tersedia di Indonesia, berikut daftar harganya:

  • Latitude 3300, harga mulai dari Rp 7.900.000
  • Latitude 3400, harga mulai dari Rp 8.200.000
  • Latitude 5300, harga mulai dari Rp 15.100.000
  • Latitude 5400, harga mulai dari Rp 17.400.000
  • Latitude 7400, harga mulai dari Rp 19.650.000
  • Latitude 7300, harga mulai dari Rp 21.200.000
  • Latitude 7400 2-in-1, harga mulai dari Rp 27.500.000

Ada tiga seri laptop Dell Latitude yang dirilis yaitu Latitude 3000, Latitude 5000, dan Latitude seri 7000. Latitude 3000 merupakan laptop bisnis pemula yang terjangkau oleh berbagai level perusahaan.

Sementara, Latitude 5000 merupakan laptop bisnis yang menawarkan berbagai fitur bisnis dan konfigurasi. Seperti opsi layar sentuh beresolusi HD dan Full HD, serta prosesor Intel Core generasi ke-8 dengan grafis diskret opsional untuk mengerjakan tugas-tugas berat.

Lalu, Latitude 7000 merupakan laptop kelas bisnis premium. Laptop ini dirancang dengan daya tahan baterai selama mungkin untuk digunakan. Dari semua model yang dirilis, yang paling menarik perhatian ialah Latitude 7400 2-in-1.

Laptop dengan desain desain convertible dan berlayar sentuh 14 inci FHD yang pertama kali diperkenalkan di ajang CES di awal tahun ini mengusung fitur Express Sign-in.

Menurut Dell, Latitude 7400 2-in-1 merupakan laptop pertama di dunia yang menggunakan sensor proximity atau jarak dekat persembahan dari Intel Context Sensing Technology.

Dengan Express Sign-in, laptop akan mendeteksi keberadaan penggunanya, menyalakan sistem, dan langsung memindai wajah pengguna untuk login dengan Windows Hello.

Bila pengguna beranjak menjauh, laptop akan langsung mendeteksinya dan otomatis mengunci untuk menghemat daya tahan baterai dan sekaligus menjaga keamanan.

Dibentuk lebih ramping, Dell menyatakan tidak mengorbankan performa, daya tahan baterai, konektivitas, port atau fitur-fitur penting lainnya.

Daya tahan baterai Latitude diklaim sangat panjang dan yang lebih penting lagi dibekali fitur pengisian cepat yang disebut ExpressCharge – di mana bisa mengisi ulang baterai hingga 80% hanya dalam waktu satu jam.

Raspberry Pi 4 Janjikan Performa Sekelas Komputer Desktop Tanpa Korbankan Fleksibilitasnya

Ada kejutan dari Raspberry Pi Foundation. Mereka baru saja merilis generasi teranyar dari komputer papan tunggalnya, yakni Raspberry Pi 4. Kalau dilihat sepintas, ia memang punya banyak kemiripan dengan pendahulunya, akan tetapi jika ditelusuri secara mendalam, ternyata pembaruan yang dibawanya begitu komprehensif.

Yang paling kentara adalah peningkatan dari segi performa. Berbekal prosesor quad-core 64-bit ARM Cortex-A72 berkecepatan 1,5 GHz, performa Raspberry Pi sudah cukup pantas dimasukkan ke kategori komputer desktop, dan peningkatannya pun bisa mencapai tiga kali lipat jika dibandingkan generasi sebelumnya.

Spesifikasinya semakin dimatangkan oleh pilihan RAM DDR4 berkapasitas 1 GB, 2 GB atau 4 GB, tidak ketinggalan pula chip grafis VideoCore VI yang mendukung hardware decoding video 4K 60 fps dengan codec HEVC. Sepasang monitor 4K pun juga dapat dihubungkan via sambungan HDMI.

Raspberry Pi 4 Model B

Lanjut ke konektivitas, Raspberry Pi 4 sudah mengikuti standar terbaru dengan mengemas Bluetooth 5.0 dan Wi-Fi AC. Selain sepasang port micro HDMI itu tadi, masih ada port USB 3.0 dan USB 2.0 yang masing-masing berjumlah sepasang, serta tentu saja sebuah port Gigabit Ethernet dan port USB-C untuk power.

Semua itu disematkan di atas PCB (printed circuit board) yang dimensinya kurang lebih sama seperti generasi sebelumnya. Peningkatan performa dan penyempurnaan konektivitas ini juga sama sekali tidak berpengaruh terhadap kadar hackability Raspberry Pi 4, dan pengembangnya pun menjamin kompatibilitas yang sama lengkapnya seperti generasi sebelumnya.

Ini penting mengingat fungsi utama Raspberry Pi 4 bukanlah untuk kebutuhan hiburan maupun produktivitas secara umum, melainkan untuk mengotaki beragam kreasi komunitas maker. Kebetulan saja generasi keempatnya ini semakin kencang dalam hal performa, sehingga bisa dipergunakan sebagai pengganti komputer desktop jika memang diperlukan.

Raspberry Pi 4 Model B

Hal positif lain yang turut dipertahankan Raspberry Pi 4 adalah soal harga. Banderolnya masih dipatok di angka $35 untuk varian dengan RAM 1 GB, atau masing-masing $45 dan $55 untuk varian 2 GB dan 4 GB. Dari sisi software, Raspberry Pi 4 bakal ditemani sistem operasi baru pula, yaitu Raspbian Buster.

Juga tak kalah menarik adalah bundel Raspberry Pi 4 Desktop Kit yang dipasarkan seharga $120. Bundel ini mencakup Raspberry Pi 4 dengan RAM 4 GB, sebuah case, power supply unit, mouse dan keyboard, sepasang kabel HDMI, buku panduan pemula, serta kartu microSD 16 GB.

Sumber: Raspberry Pi Foundation.