Tag Archives: KONI

10 Kesepakatan Bisnis Terbesar di Industri Esports Tanah Air Pada 2020

Esports adalah salah satu industri yang mendapatkan dampak positif selama pandemi. Viewership kompetisi esports naik karena banyak orang yang mengurung diri di rumah. Namun, pandemi juga membawa dampak negatif untuk esports. Faktanya, sejumlah pelaku esports terpaksa gulung tikar. Meskipun begitu, sepanjang 2020, tetap ada perjanjian bisnis menarik yang terjadi, mulai dari sponsorship sampai ekspansi tim esports.

Berikut 10 deal terbesar di industri esports lokal sepanjang 2020:

1. EVOS Kerja Sama dengan VISA

EVOS Esports mengumumkan kerja samanya dengan VISA pada Juli 2020. Chief of Business Operation EVOS, Hartman Harris mengungkap, kerja sama dengan VISA ini tidak berbeda dengan kerja sama mereka dengan perusahaan lain. Namun, dia mengaku bangga karena EVOS dipercaya oleh VISA. Memang, VISA sudah pernah menjalin kerja sama dengan pelaku esports lain sebelum ini, seperti FACEIT. Meskipun begitu, EVOS adalah organisasi esports pertama yang VISA ajak kerja sama di kawasan Asia Tenggara.

Kerja sama antara EVOS dan VISA berlangsung selama satu tahun. Selain menjadi sponsor, VISA juga akan membantu EVOS untuk mengembangkan program EVOS Membership mereka. Nantinya, fans EVOS yang menggunakan VISA akan mendapatkan promosi khusus.

2. EVOS Dapat Kucuran Dana US$12 Juta

Kerja sama dengan VISA bukan satu-satunya pencapaian EVOS Esports pada tahun ini di segi bisnis. Pada Oktober 2020, perusahaan induk EVOS, Attention Holdings Pte. Ltd. mengumumkan bahwa mereka berhasil mendapatkan pendanaan Seri B sebesar US$12 juta. Ronde pendanaan ini dipimpin oleh Korea Investment Partners. Seri pendanaan kali ini juga diikuti oleh IndoGen Capital dari Indonesia dan Insginia Ventures Partners, yang memimpin pendanaan Seri A untuk EVOS pada tahun lalu.

EVOS Esports saat memenangkan Free Fire Indonesia Masters 2020. | Sumber: ONE Esports
EVOS Esports saat memenangkan Free Fire Indonesia Masters 2020. | Sumber: ONE Esports

Selain memberi suntikan modal, Insignia menyebutkan bahwa mereka juga akan membantu Attention untuk mendapatkan rekan strategis agar mereka bisa mengembangkan bisnis mereka. Tak hanya itu, Insignia juga akan menggunakan pengetahuan mereka di bidang teknologi untuk membantu Attention mengembangkan produk mereka. Sementara itu, IndoGen mengungkap, mereka akan membantu EVOS melakukan ekspansi, khususnya di Jepang.

3. Xiaomi Bekerja Sama dengan Bigetron

Xiaomi mengumumkan kerja samanya dengan Bigetron pada Juni 2020 melalui media sosial. Kerja sama ini berlaku untuk semua tim Bigetron. Melalui kerja sama ini, tim PUBG Mobile Bigetron RA mempromosikan Redmi Note 9 Pro, yang diklaim sebagai smartphone untuk gamer. Sebelum ini, Bigetron juga pernah menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi ternama lain, seperti Razer. Sebagai organisasi esports, Bigetron paling dikenal berkat tim PUBG Mobile mereka, yang berhasil memenangkan kejuaraan tingkat Asia Tenggara dan bahkan dunia.

4. RevivalTV Adakan Kampanye Pejuang Esports

Kampanye Pejuang Esports adalah acara yang RevivalTV adakan setiap tahun sebagai bentuk apresiasi pada semua pihak yang ikut mengembangkan ekosistem esports di Tanah Air. Mengusung tema #INDOPRIDE, RevivalTV memberikan apresiasi pada 45 tokoh di dunia esports pada tahun ini. Selain itu, mereka juga memperkenalkan lini fashion dan aksesori hasil kolaborasi antara Nevertoolavish, Brodo, Gold Inc., dan Revival Goods.

5. Riot Percayakan Turnamen VALORANT Indonesia ke ONE Up

Riot Games merilis VALORANT pada Juni 2020. Empat bulan kemudian, pada Oktober 2020, Riot mengumumkan rencana mereka tentang pengembangan ekosistem esports VALORANT di Asia Tenggara. Ketika itu, mereka menunjuk tujuh perusahaan sebagai rekan. Salah satunya adalah One Up, yang akan bertanggung jawab untuk mengadakan turnamen serta kompetisi tingkat universitas dari VALORANT di Indonesia.

Turnamen First Strike. | Sumber: SPIN
Turnamen First Strike. | Sumber: SPIN

First Strike menjadi turnamen VALORANT resmi pertama yang diadakan di Indonesia. Digelar pada 2-6 Desember 2020, turnamen ini diikuti oleh 16 tim profesional. Empat tim ikut serta dalam turnamen ini melalui jalur undangan, seperti BOOM Esports, Alter Ego, Somnium Esports, dan Morph Team. Sementara 12 tim lainnya berhasil masuk ke babak playoff First Strike setelah memenangkan babak kualifikasi. Babak grand final mempertemukan NXL Ligagame dengan Alter Ego. Pada akhirnya, NXL Ligagame berhasil menaklukkan Alter Ego dan membawa pulang hadiah sebesar Rp60 juta.

6. Joe Taslim Jadi Karakter di Free Fire

16 Maret 2020, Garena merilis karakter Jota yang diangkat dari Joe Taslim — aktor laga asal Indonesia. “Melalui karakter Jota, kita berharap tidak hanya dapat menjadi lebih dekat dengan pemain Indonesia, tetapi juga dapat memperkenalkan Indonesia kepada pemain Free Fire di seluruh dunia,” ujar Christian Wihananto, Produser Garena Free Fire — dikutip dari Kompas.com.

Jota memang bukan tokoh pertama dari Indonesia yang muncul di game namun tokoh-tokoh sebelumnya merupakan karakter fiksi, seperti Gatot Kaca dan Kadita (Nyi Roro Kidul) di MLBB ataupun Wiro Sableng di AoV.

 

7. Raffi Ahmad Buat Tim Esports

Esports digadang-gadang sebagai industri yang tengah berkembang pesat. Di tengah pandemi, esports juga masih bisa bertahan, walau ada sebagian pemain yang tumbang. Jadi, tidak heran jika ada banyak pihak yang tertarik untuk masuk ke dunia esports, mulai dari atlet olahraga tradisional sampai selebritas. Di Indonesia, salah satu artis yang tertarik untuk terjun ke dunia esports adalah Raffi Ahmad.

Raffi membentuk organisasi esports yang dinamai Rans Esports. Divisi yang pertama kali diperkenalkan adalah Rans Glory, yang berlaga di PUBG Mobile. Mereka juga sudah menyiapkan nama untuk divisi lain, yaitu Rans Victory dan Rans Ultimate. Namun, pada Juli 2020 — ketika keberadaan Rans diumumkan — masih belum diketahui game apa yang akan dimainkan oleh kedua tim tersebut.

8. KONI dan PBESI Nyatakan Esports Sebagai Cabang Olahraga Berprestasi

Besarnya potensi industri esports juga menarik perhatian pemerintah. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) menyatakan esports sebagai cabang olahraga berprestasi pada akhir Agustus 2020 lalu. Dengan ini, pemerintah, melalui Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) akan mencari bibit unggul baik di tingkat provinsi maupun kota. Para pemain berbakat ini kemudian akan diadu di tingkat nasional.

Pelantikan PBESI. | Sumber: Esports ID
Pelantikan PBESI. | Sumber: Esports ID

Para atlet yang terpilih tersebut juga akan mendapatkan pembinaan dan pelatihan dari PBESI. Selain itu, PBESI juga akan mengadakan turnamen esports secara rutin. Mereka mengungkap, game yang akan diadu dalam turnamen bakal ditentukan berdasarkan keadaan. Tentunya, game yang akan diadu adalah game yang populer.

9. KONI Umumkan Lokapala Bakal Masuk PON XX Papua 2021

Peran pemerintah di dunia esports tak terbatas pada dinyatakannya esports sebagai olahraga berprestasi. Pada Desember 2020, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) mengungkap, esports akan menjadi salah satu cabang olahraga eksibisi di PON XX Papua 2021. Salah satu game yang akan diadu dalam ajang olahraga itu adalah Lokapala, mobile game MOBA buatan Anantarupa Studios.

KONI memasukkan game lokal ke PON merupakan salah satu usaha pemerintah untuk mengembangkan ekosistem esports di Indonesia. Tak hanya itu, mereka juga ingin mendukung developer lokal agar tidak kalah bersaing dari developer asing.

10. Team Secret Masuk ke Indonesia

Last but not least, Team Secret mengumumkan keputusannya untuk masuk ke Indonesia. Mereka mengungkapkan rencana mereka ini melalui media sosial. Team Secret adalah organisasi esports asal Eropa yang dikenal berkat tim Dota 2 mereka. Pada awal 2019, mereka menjajaki pasar esports Asia Tenggara dengan membentuk tim PUBG Mobile di Malaysia. Pada Oktober 2020, mereka masuk ke Filipina. Beberapa bulan kemudian, mereka menyatakan rencana mereka membuat tim di Indonesia. Sayangnya, belum diketahui game yang akan dimainkan oleh Team Secret di Indonesia.

esports di PON

Esports Lokapala Bakal Masuk PON 2021, Garena Ungkap Skema Esports Free Fire di Malaysia

Minggu lalu, ada beberapa kabar menarik di industri esports, baik di tingkat nasional maupun internasional. Di Indonesia, KONI mengungkap bahwa esports akan menjadi cabang olahraga eksibisi di PON 2021. Salah satu game yang akan diadu adalah game lokal, Lokapala. Sementara itu, Garena juga telah mengungkap turnamen-turnamen Free Fire yang akan diadakan di Malaysia pada tahun depan.

Lokapala Jadi Cabang Olahrga Eksibisi di PON 2021

Lokapala, game MOBA mobile buatan Anantarupa Studio, akan masuk dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 sebagai cabang olahraga eksibisi. Hal ini diungkapkan oleh Marciano Norman, Ketua KONI ketika dia dan timnya berkunjung ke markas Anantarupa pada Kamis, 17 Desember 2020.

“KONI Pusat merasa terpanggil untuk membantu mempromosikan game buatan developer asal Indonesia, sejalan dengan apa yang dianjurkan oleh pemerintah,” kata Sekretaris Jenderal, KONI, Ade Lukman. “Kami ingin membantu industri lokal agar bisa bersaing dengan industri dari luar Indonesia. Esports adalah salah satu cabang olahraga yang berkembang dan kami mendukung penuh pengembangan industri esports lokal.”

Versi beta Lokapala dirilis pada Februari 2020. Sementara pada Mei 2020, game itu diluncurkan resmi. Pihak Anantarupa mengungkap, saat ini, Lokapala telah memiliki 1,5 juta pemain meski mereka tidak pernah melakukan promosi atau mengadakan turnamen Lokapala tingkat nasional. Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa gamer Indonesia cukup menyukai game-game buatan mereka.

EA dan EUFA Umumkan eChampions League Musim Ketiga

Electronic Arts dan Union of European Football Associations (UEFA) mengumumkan musim ketiga dari turnamen esports FIFA, eChampions League. Turnamen ini akan menjadi bagian dari EA Sports FIFA 21. Kompetisi tersebut akan menggunakan mode FIFA 21 Ultimate Team dan akan dimulai dengan babak kualifikasi online yang bakal diadakan pada Februari 2021.

Kompetisi ini bisa diikuti oleh semua orang yang setidaknya telah memenangkan 27 game di FUT Champions Weekend League. Namun, menurut The Esports Observer, biasanya, untuk bisa mendapatkan tim yang kuat, seseorang harus menghabiskan uang hingga puluhan ribu dollar.

Terinspirasi dari Dragon Ball Z, Team Vitality dan Adidas Rilis Sepatu VIT.02

Bersama Team Vitality, adidas memamerkan snekars edisi terbatas barunya, VIT.02. Selain dari branding Vitality, desain sneakers ini juga terinspirasi oleh Dragon Ball Z. Sepatu tersebut juga sudah dilengkapi dengan teknologi BOOST milik adidas. Sepatu ini merupakan hasil kontrak kerja sama Team Vitality dan adidas yang ditandatangani tiga tahun lalu. Sneakers tersebut didesain untuk para atlet esports yang ingin menampilkan aspirasi dan kreativitas mereka, lapor Esports Insider.

Adidas.VIT 02. | Sumber: Esports Insider
Adidas.VIT 02. | Sumber: Esports Insider

Tim Red Bull Racing Esports Team Buka Tempat Latihan Khusus

Red Bull Racing Esports baru saja membuat tempat latihan khusus sim racing. Fasilitas itu akan menjadi markas dari tim Red Bull Esports Team, yang berisi 12 orang. Tak hanya itu, fasilitas ini juga akan digunakan sebagai tempat pelatihan bagi para sim racer muda yang ingin mengembangkan diri, menurut laporan Esports Insider.

Red Bull Esports Racing baru bangun fasilitas baru. | Sumber: Esports Insider
Red Bull Esports Racing baru bangun fasilitas baru. | Sumber: Esports Insider

Fasilitas sim racing ini terbagi menjadi empat kawasan, yaitu tempat latihan, tempat bertanding, kawasan konsol, dan ruangan loker untuk para sim racer. Red Bull akan memilih nama dari fasilitas ini berdasarkan lebih dari 4.000 masukan yang diberikan oleh para fans.

Garena Ungkap Jadwal Turnamen Free Fire di Malaysia untuk 2021

Garena mengumumkan, mereka akan menyelenggarakan tiga turnamen Free Fire major di Malaysia pada 2021. Salah satunya adalah Free Fire MCP Majors Season 1. Turnamen ini terbuka untuk semua tim dan pemain di Malaysia, Kamboja, dan Filipina. Dari babak kualifikasi, akan terpilih 24 tim terbaik dari 3 region untuk maju ke babak Qualifier Finals. Dari sini, akan terpilih 12 tim yang akan bertanding di babak League. Dalam MCP Majors League, 6 tim terbaik dari Free Fire Tri-nation Cup akan berlaga melawan 12 tim yang lolos dari babak Qualifiers.

Turnamen kedua adalah Free Fire Malaysia Championship. Turnamen ini akan menggunakan format serupa MCP Majors. Tentu saja, ada beberapa perbedaan antara keduanya. Sebanyak 48 tim dari babak Qualifier akan masuk ke Qualifier Finals. Dari sana, akan terpilih 18 tim untuk maju ke babak League. Sementara 12 tim teratas akan saling bertanding untuk memperebutkan gelar juara dari FFMC, menurut laporan Egg Network.

Ada tiga turnamen Free Fire yang diadakan di Malaysia pada 2021. | Sumber: Egg Network
Ada tiga turnamen Free Fire yang diadakan di Malaysia pada 2021. | Sumber: Egg Network

Turnamen terakhir adalah Free Fire MCP Majors Season 2. Format turnamen ini serupa dengan Season 1. Hanya saja, enam tim yang mendapatkan tiket langsung ke babak League adalah tim undangan. Tim yang memenangkan kejuaraan ini akan mewakili negara mereka untuk bertanding di kompetisi internasional Free Fire berikutnya.

Apa Dampak dari Dinyatakannya Esports Sebagai Cabang Olahraga Prestasi?

Esports mulai diakui sebagai olahraga di dunia internasional. Buktinya, esports telah dimasukkan ke dalam beberapa kegiatan olahraga akbar. Misalnya, pada Asian Games 2018, esports menjadi pertandingan eksibisi. Sementara dalam SEA Games 2019, esports bahkan menjadi cabang olahraga bermedali. Sebelum Olimpiade 2020 dibatalkan, esports juga masuk sebagai kegiatan pre-event Olimpiade. Sementara itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) juga percaya, esports bisa dianggap sebagai kegiatan olahraga, walau mereka hanya ingin fokus pada game esports yang didasarkan pada olahraga tradisional.

Di Indonesia, esports mulai menjadi perhatian pemerintah sejak beberapa tahun lalu. Salah satu alasan pemerintah tertarik dengan esports adalah karena industri competitive gaming dipercaya akan bisa membuka lowongan pekerjaan untuk generasi muda di Indonesia. Memang, walau atlet esports sering menjadi sorotan media dan perhatian banyak orang, sebenarnya ada berbagai pekerjaan lain yang bisa Anda temukan di industri esports, mulai dari manager tim esports sampai analis.

Minggu lalu, pemerintah kembali menunjukkan perhatiannya pada esports. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) menyatakan esports sebagai cabang olahraga berprestasi. Pertanyaannya adalah:

Apa Dampaknya?

Sebelum kita masuk ke dalam pembahasan tentang dampak dari pernyataan Kemenpora dan KONI bahwa esports merupakan olahraga prestasi, mari kita bahas tentang pengertian dari olahraga prestasi itu sendiri, yang terdapat di dalam UU no.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Pasal 20.

“Olahraga prestasi dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan.” – Pasal 20, Ayat 1

Esports sudah dinyatakan sebagai olahraga prestasi. Hal itu berarti, pemerintah punya kewajiban untuk “meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan”. Di esports, olahragawan adalah para pemain profesional. Hybrid lalu menghubungi Ashadi Ang, Ketua Humas Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) untuk membahas tentang rencana konkret pemerintah terkait hal ini.

Pengurus besar PB Esports. | Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono
Pengurus besar PB Esports. | Sumber: Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

“Tahap pertama, kita akan menjaring dulu bibit unggul dari berbagai provinsi maupun kota melalui ESI Provinsi yg telah terbentuk saat ini,” kata Ashadi. Per Maret 2020, PBESI telah melantik pengurus di 34 provinsi Indonesia. “Lalu, para bibit unggul ini akan dipertandingkan lagi ke tingkat nasional melalui PBESI Pusat. Tentunya, para atlet/bibit unggul yang telah terjaring akan melewati pembinaan maupun pelatihan tersendiri oleh PB Esports Indonesia. Dan tentunya, ekosistem dari esports sendiri yang telah tergabung dalam PBESI akan membantu untuk pembinaan tersebut.”

Lebih lanjut, Ashadi menjelaskan, PBESI akan mengadakan turnamen esports secara rutin, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten. Sayangnya, dia tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang sistem turnamen atau game yang akan diadu dalam kompetisi tersebut.

“Turnamen game apa, akan ditentukan sesuai dengan kondisi perkembangan game yang sedang terjadi. Game yang akan menjadi fokus dari PBESI adalah game yang banyak peminatnya dan dapat membawa manfaat bagi banyak orang dan juga game yang akan dipertandingkan di level internasional,” ujar Ashadi.

Berdasarkan akun Instagram resmi PB Esports, ada lima ESI Provinsi yang telah mengadakan turnamen esports. Salah satunya adalah ESI Badung, yang mengadakan turnamen Mobile Legends dan PUBG Mobile pada awal Agustus 2020 dengan total hadiah Rp8 juta. Selain itu, ESI Lampung juga telah menyelenggarakan Esports Lampung Championship. Turnamen dengan total hadiah Rp50 juta itu mengadu tiga game, yaitu PUBG, Mobile Legends, dan PES. Sementara ESI Sulawesi Selatan mengadakan turnamen esports PUBG Mobile dengan total hadiah Rp10 juta.

ESI Bangka Belitung bekerja sama dengan Polda Bangka Belitung untuk mengadakan turnamen esports pada 21-23 Agustus. Total hadiah dari turnamen tersebut mencapai Rp10 juta. Terakhir, ESI Gorontalo mengadakan turnamen PUBG Mobile pada 29 Agustus dengan total hadiah Rp20 juta.

CS:GO jadi salah satu game esports terpopuler di dunia. | Sumber: Steam
CS:GO jadi salah satu game esports terpopuler di dunia. | Sumber: Steam

Satu hal yang harus diingat, game esports yang populer di Indonesia berbeda dengan game yang populer di tingkat internasional. Menurut PC Games Impact Index dari The Esports Observer, League of Legends telah menjadi game esports dengan dampak paling besar di ekosistem esports selama beberapa kuartal berturut-turut. Namun, di Indonesia, jangankan skena esports yang tumbuh pesat, popularitas dari League of Legends pun masih kalah jika dibandingkan dengan game-game PC lain, seperti Dota 2 atau Counter-Strike: Global Offensive.

Sebagai negara mobile firstgame esports yang berkembang di Indonesia memang mobile game, seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Free Fire. Tak hanya  itu, publisher dari ketiga game tersebut — Moonton, Tencent, dan Garena — juga peduli pada pengembangan ekosistem esports  dari game mereka di Indonesia. Baik Mobile Legends, PUBG Mobile, dan Free Fire, ketiganya memiliki liga esports rutin. Walau memang, pasar mobile game di Indonesia jauh lebih besar dari pasar game PC. Jadi tak heran, jika publisher mobile game mau fokus untuk mengembangkan ekosistem esports Tanah Air.

Pembinaan dan Penyuluhan

Ashadi menjelaskan, setelah menemukan bibit unggul dengan mengadakan turnamen di tingkat kabupaten dan provinsi, PBESI juga akan melakukan pembinaan, sesuai dengan UU no. 3 Tahun 2005 tentang Sistem keolahragaan Nasional, Pasal 22, ungkap Ashadi.

“Pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga melalui penetapan kebijakan, penataran/pelatihan, koordinasi, konsultasi, komunikasi, penyuluhan, pembimbingan, pemasyarakatan, perintisan, penelitian, uji coba, kompetisi, bantuan, pemudahan, perizinan, dan pengawasan.” – Pasal 22.

Saat ini, peraturan tentang esports masih dalam tahap penyusunan. Terkait topik apa saja yang akan dibahas, Ashadi mengatakan bahwa kebijakan terkait esports akan mencakup banyak hal, termasuk kategori umur pemain serta syarat penyelenggaraan turnamen demi memastikan turnamen yang diselenggarakan sudah sesuai dengan standar PBESI.

Wacana lain yang dicakup oleh Undang-Undang terkait olahraga prestasi adalah penyuluhan. “Salah satu agenda dari PBESI adalah untuk membuka wawasan orangtua bahwa esports itu berbeda dengan main game, bahwa esports ada masa depan, dan ada jenjang karirnya,” jelas Ashadi. Dia juga mengatakan, mereka ingin memberikan edukasi bahwa pekerjaan di dunia esports tak terbatas menjadi pemain profesional saja. “Tapi juga termasuk broadcasting, project management, content creator dan lain sebagainya,” akunya.

PBESI dan Badan Game/Esports Lain di Indonesia

Jika Anda memantau perkembangan industri esports (atau menjadi pembaca setia Hybrid), Anda pasti tahu bahwa PB Esports bukanlah badan esports pertama di Indonesia. Faktanya, jika dibandingkan dengan beberapa badan gaming/esports di Indonesia, PB Esports masih sangat baru.

PB Esports resmi dilantik pada Januari 2020. Sementara itu, Indonesia Esports Association (IESPA) telah berdiri sejak 2013, Asosiasi olahraga Video Game Indonesia (AVGI) sejak Juli 2019, dan Federasi Esports Indonesia sejak Oktober 2019. Terkait hal ini, Ashadi mengatakan bahwa badan-badan game/esports selain PB Esports dibentuk sebaga badan cabang olahraga rekreasi.

“Hanya PBESI satu-satunya badan yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai badan pemerintahan resmi di bawah KONI untuk cabang olahraga prestasi,” katanya. Namun, dia meyakinkan, PBESI akan bekerja sama dengan asosiasi game/esports lain yang ada.

Melirik Tiongkok yang Sudah Mengakui Pekerjaan Esports Sebagai Profesi

Indonesia bukan satu-satunya negara di Asia yang pemerintahnya peduli dengan esports. Pemerintah Tiongkok juga peduli pada esports. Faktanya, pasar esports di Tiongkok merupakan salah satu pasar yang paling berkembang di dunia. Pada 2019, pasar esports di Tiongkok tumbuh 25% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dukungan pemerintah dipercaya sebagai salah satu alasan mengapa pasar esports Tiongkok bisa tumbuh dengan sangat pesat.

Bentuk dukungan pemerintah di Tiongkok bisa dilihat dari apa yang dilakukan pemerintah Shanghai. Pada 2017, pemerintah Shanghai mulai mengeluarkan wacana bahwa mereka ingin menjadikan Shanghai sebagai ibukota esports dalam waktu tiga sampai lima tahun ke depan. Untuk merealisasikan rencana itu, pemerintah Shanghai membuat sejumlah panduan. Salah satunya adalah mereka akan meningkatkan kapasitas riset dan pembuatan konten terkait esports dan juga mendorong media untuk membahas esports lebih sering.

Pemerintah Shanghai juga ingin agar  jumlah turnamen esports besar yang diselenggarakan di Shanghai bertambah. Salah satu turnamen esports besar yang akan diadakan di Shanghai dalam waktu dekat adalah League of Legends World Championship. Dengan pandemi virus corona, sempat muncul kekhawatiran bahwa turnamen global tersebut akan dibatalkan atau dialihkan menjadi turnamen online.

Namun, pada Agustus 2020, Riot Games mengatakan bahwa mereka akan tetap mengadakan LWC di Shanghai. Mereka mengungkap, untuk melakukan itu, mereka tak hanya memonitor dampak COVID-19 dengan ketat, tapi juga terus menjalin komunikasi dengan pemerintah lokal dan nasional. Kesediaan pemerintah untuk bekerja sama dengan Riot menunjukkan keseriusan mereka untuk mengembangkan esports, bahkan di tengah pandemi sekalipun.

Selain Shanghai, pemerintah Beijing juga mengatakan bahwa mereka ingin menjadikan kota tersebut sebagai Ibukota Game Online. Mereka berharap, mereka akan bisa merealisasikan rencana itu pada 2025. Jangan heran jika pemerintah kota berbondong-bondong untuk menjadikan kotanya sebagai kota yang ramah pada pelaku industri gaming dan esports. Ketika sebuah kota menjadi tuan rumah dari turnamen esports besar, hal ini akan memberikan dampak ekonomi yang positif.

Dukungan dari pemerintah Tiongkok tak berhenti sampai di situ. Pada Januari 2019, pemerintah Tiongkok meresmikan bahwa esports professional dan esports operator merupakan dua profesi baru. Pada Juli 2019, sebanyak 88 atlet esports dinyatakan sebagai atlet resmi Shanghai. Jangan salah, atlet resmi bukanlah gelar yang bisa didapatkan semua orang. Orang-orang yang menjadi atlet resmi juga berhak untuk mendapatkan berbagai fasilitas dari pemerintah, sama seperti atlet olahraga tradisional lainnya. Contoh fasilitas yang diberikan pemerintah Tiongkok adalah dukungan visa internasional dan fasilitas pendidikan.

Akhir Kata

Jika kita berkaca pada Tiongkok, dukungan pemerintah bisa mengakselerasi pertumbuhan industri esports. Untuk mendukung indsutri esports, pemerintah tak perlu mengambil alih tugas pelaku industri esports lainnya.

Misalnya, pemerintah Shanghai memang ingin agar semakin banyak turnamen esports besar diadakan di sana. Namun, hal itu bukan berarti mereka sibuk menggelar turnamen esports sendiri. Mereka justru bekerja sama dengan pihak lain. Dalam kasus League of Legends World Championship, mereka menggandeng Riot Games. Jika pemerintah Indonesia bisa melakukan hal yang sama (disesuaikan dengan keadaan di Indonesia, tentunya), tak tertutup kemungkinan, industri esports Tanah Air juga akan bisa berkembang pesat.

Sumber header: Game Prime

Esports is Recognized as a National Sports Branch by Indonesian Government

Esports is growing fast worldwide, including Indonesia. However, something was missing from the Indonesian ecosystem — which is the recognition of the government. Now, that problem is solved after esports is acknowledged as a sports branch by the Indonesia Ministry of Youth and Esports (Kemenpora) and Indonesia National Sports Committee (KONI).

The recognition is officially concluded during the 2020 National Conference (Rakernas) of Central KONI that held virtually on August 25th-27th, 2020. Being recognized as an official sports branch, this means esports could be included in nation-wide official sports competition, such as National Sports Week (PON).

Furthermore about official sports branch, according to the Constitution (Act No. 3 of 2005 on National Sports Systems),  it’s said that: “Official sports are conducted through planned, tiered, and sustainable development with the supports of sports science and technology.”

That’s why this recognition is expected to transform esports to be more structured to boost its growth.

Sumber: PB ESI
Komjen. Pol. Drs. Bambang Sunarwibowo, S.H., M.Hum (right) Daily Chairman PB ESI. Source: PB ESI

Komjen. Pol. Drs. Bambang Sunarwibowo, S.H., M.Hum as the Daily Chairman of PB ESI said that there are some reasons why esports could be included as sports. First, esports use human agility, speed, and brain as well as sports. He also added that esports competition has already been held in various national or event international events, such as the Asian Games 2018 and SEA Games 2019.

According to the press release, this conference also officially recognized that Indonesia Esports Managing Committee (PB ESI) is the only institution that covers esports in Indonesia under KONI.

It’s undebatable that the government can have a significant impact on developing industry. In the esports ecosystem, we saw that there was growth by 25% from 2018 to 2019 in China because (one of the reasons) the government already officially acknowledge professions in esports. The local government of Shanghai and Hainan also actively supports esports tournaments.

Sumber: DotEsports
KeSPA Cup. Source: DotEsports

South Korea is also another country that could be seen as an example. Esports ecosystem in South Korea snowballed because of the significant development from internet and telecommunication infrastructure, Korea E-Sports Association (KeSPA), and government’s investments in the industry. The results? As we can see, South Korea becomes one of the center of the esports industry in the world and home to so many high tier esports players.

However, despite the declaration, some follow-up questions need to be asked. Hopefully, this declaration could start the momentum to improve Indonesian esports ecosystem.

The original article is in Indonesian, translated by Yabes Elia

KONI dan MENPORA Resmikan Esports Sebagai Cabang Olahraga Prestasi

Esports memang terbilang sedang berkembang dengan begitu pesat, tak terkecuali di Indonesia. Namun demikian, di Indonesia, masih ada satu hal yang kurang dari ekosistem esports, yaitu pengakuan resmi oleh pemerintah. Tapi, hal tersebut akhirnya kini tercapai, setelah esports akhirnya diakui sebagai cabang olahraga prestasi di Indonesia oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Peresmian ini dilakukan pada tanggal 25-27 Agustus 2020 lalu, dalam Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) KONI Pusat 2020. Dengan peresmian sebagai olahraga prestasi di Indonesia, maka esports kini dapat ikut dipertandingkan dalam kompetisi resmi tingkat nasional, Pekan Olahraga Nasional (PON) salah satu contohnya.

Lebih lanjut soal cabang olahraga prestasi, mengutip UU Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Pasal 20, Ayat 3 mengatakan: “Olahraga prestasi dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.”

Maka dari itu, peresmian ini tentu diharapkan bisa membuat esports menjadi lebih tertata secara struktur, agar dapat berkembang lebih pesat lagi.

Sumber: PB ESI
Komjen. Pol. Drs. Bambang Sunarwibowo, S.H., M.Hum (kanan) Ketua Harian PB ESI. Sumber: PB ESI

Komjen. Pol. Drs. Bambang Sunarwibowo, S.H., M.Hum selaku Ketua Harian Pengurus Besar Esports mengatakan beberapa alasan kenapa esports layak menjadi cabang olahraga. Alasannya adalah karena esports menggunakan tenaga manusia berupa kecepatan, ketangkasan, dan strategi seperti pada olahraga umumnya. Ia juga menambahkan bahwa keikutsertaan esports dalam event nasional atau internasional seperti ASIAN Games 2018 atau SEA Games 2019 menjadi alasan lain kenapa esports layak diresmikan menjadi cabang olahraga prestasi di Indonesia. Mengutip rilis, pengumuman ini juga seraya meresmikan Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI), sebagai satu-satunya badan resmi pemerintah yang menaungi esports sebagai olahraga prestasi di Indonesia di bawah KONI.

Tak bisa dipungkiri, pemerintah terbilang punya peran yang signifikan dalam membantu perkembangan sebuah industri. Dalam konteks ekosistem esports, kita sudah melihat sendiri contohnya di beberapa negara. Esports di Tiongkok berkembang sebesar 25% dari tahun 2018 ke 2019, salah satunya karena pemerintah mengakui esports sebagai salah satu profesi, juga pemerintah lokal kota Shanghai dan Hainan yang berusaha secara aktif mendorong keberadaan turnamen esports.

Sumber: DotEsports
KeSPA Cup, salah satu inisiatif asosiasi untuk terus dorong kompetisi antar pemain game di negeri ginseng. Sumber: DotEsports

Korea Selatan juga jadi negara lain yang bisa dijadikan contoh. Ekosistem esports di Korea Selatan berkembang salah satunya karena pengembangan infrastruktur telekomunikasi dan internet, penciptaan Korea E-Sports Association (KeSPA), dan investasi pemerintah terhadap industri potensial tersebut. Hasilnya? Seperti Anda lihat sendiri, Korea Selatan bisa dibilang menjadi salah satu pusaran esports dunia, dan menjadi negara yang berisi pemain-pemain esports yang berkualitas.

Dalam konteks lokal, terlepas dari dukungan ini, bisa dibilang masih banyak pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut lagi yang harus dilontarkan. Tapi semoga saja peresmian esports sebagai cabang olahraga prestasi, bisa menjadi momentum awal untuk membuat ekosistem esports di Indonesia menjadi lebih maju dan makmur.