Tag Archives: Kosuke Sogo

AnyMind Group mengumumkan telah mengakuisisi e-distributor dan e-commerce enabler asal Indonesia, PT Digital Distribusi Indonesia (DDI)

AnyMind Group Akuisisi Perusahaan E-commerce Enabler Lokal DDI

AnyMind Group, perusahaan end-to-end commerce enabler, mengumumkan telah mengakuisisi seluruh saham yang diterbitkan oleh e-distributor dan e-commerce enabler asal Indonesia, PT Digital Distribusi Indonesia (DDI). Transaksi tersebut bernilai $7,5 juta atau senilai 111 miliar Rupiah (mencakup pertimbangan earnout sebesar $2,5 juta).

Ini merupakan akuisisi perdana AnyMind Group di Indonesia, sekaligus akuisisi pertama pasca menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Tokyo Growth Market pada 29 Maret 2023.

Melalui langkah strategis ini, kedua perusahaan akan saling menggabungkan kemampuannya. AnyMind Group dengan teknologinya untuk end-to-end commerce dan jaringan mitra global, serta tim operasi e-commerce lokal dan jaringan pelanggan DDI di Indonesia.

Dalam keterangan resmi, Co-founder dan CEO AnyMind Group Kosuke Sogo mengatakan, pihaknya menyadari potensi pasar Indonesia dan menjadikannya salah satu dari beberapa pasar pertama yang diekspansikan. “Selama bertahun-tahun, kami telah membangun momentum bisnis di Indonesia melalui lini bisnis pemasaran kami dan akuisisi DDI memberikan kami pemimpin yang kuat dan dorongan tambahan ke dalam ruang e-commerce di sini,” ucapnya.

DDI didirikan pada 2019 oleh Tatum Kembara (CEO). Sebelum mendirikan DDI, Tatum merupakan VP of Business Growth Bliblimart di Blibli, kemudian memegang peran korporat dan analis di perusahaan-perusaahaan, seperti Sale Stock dan A.T. Kearney.

Tatum akan bergabung dengan tim manajemen AnyMind Group sebagai Managing Director, dan tim DDI saat ini akan terus terlibat dalam pengelolaan DDI setelah akuisisi.

Tatum menuturkan, “Sejak awal, kami menyadari sinergi yang dimiliki oleh kedua perusahaan: DDI dengan keahlian kami di bidang e-commerce di Indonesia, dan AnyMind dengan teknologi dan jaringan mitra mereka. Kami tahu bahwa kedua perusahaan hanya dapat bergerak ke atas dari sini, dan memberikan yang terbaik dari kedua kelompok pelanggan.”

DDI menyediakan berbagai layanan di seluruh rantai nilai e-commerce untuk perusahaan-perusahaan di Indonesia, dengan fokus pada merek-merek barang konsumen. Layanannya mencakup semua aspek rantai nilai e-commerce yang mencakup: strategi penjualan online, operasi toko, pemasaran dalam aplikasi, layanan pelanggan, pergudangan, dan pemenuhan.

Perkembangan AnyMind Group

DDI merupakan akuisisi pertama perusahaan terhadap e-commerce enabler, dan akuisisi kedelapan secara global, yang mencakup meja perdagangan publisher FourM (berbasis di Jepang; diakuisisi pada 2017) dan Acqua Media (berbasis di Hong Kong; diakuisisi pada 2018), jaringan influencer Moindy (berbasis di Thailand; diakuisisi pada 2019), dan GROVE (berbasis di Jepang; diakuisisi pada 2019), perusahaan periklanan seluler POKKT Mobile Ads (berbasis di India; diakuisisi pada 2020), merek pakaian fitnes direct-to-consumer LÝFT (berbasis di Jepang; diakuisisi pada 2020), dan perusahaan pemasaran lintas negara ENGAWA (berbasis di Jepang; diakuisisi pada 2021).

Dalam rangkaian solusinya, AnyMind Group telah meluncurkan platform conversational commerce AnyChat, dan platform manajemen e-commerce AnyX, yang mengoptimasi sistem operasi e-commerce melalui manajemen pusat dari beberapa saluran e-commerce. Sebelumnya, perusahaan telah mengembangkan dan meluncurkan platform manufaktur AnyFactory dan platform manajemen logistik AnyLogi.

AnyMind Group merintis di industri pemasaran teknologi dengan platform untuk iklan dan influencer marketing, dan setelah itu memperluas ke ruang teknologi bagi publisher dan kreator. Strategi ini diambil untuk membentuk dan memperkuat rangkaian tools yang akan membentuk inti bisnis perusahaan di masa depan.

Masa depan ini akan menjadi masa di mana bisnis dapat dilakukan hanya melalui satu platform, tanpa batas dan terbuka, dan data dapat digunakan dan dimaksimalkan secara bebas di seluruh fungsi bisnis yang tertutup secara tradisional. AnyMind Group menyebut ini sebagai “next-generation commerce”.

AnyMind Group
AnyMind Influencer D2C

AnyMind D2C Diluncurkan, Fasilitasi Influencer Mendirikan Brand Produknya Sendiri

Setelah sebelumnya diklaim mengalami kesuksesan di Jepang dan Thailand, AnyMind Group meluncurkan AnyMind D2C (direct-to-consumer) for Influencer di Indonesia. Layanan dihadirkan untuk mendongkrak bisnis mandiri yang dimiliki oleh influencer, menyediakan teknologi dan solusi bagi influencer, pemasar, publisher, dan pemilik bisnis.

Untuk permulaan di pasar Indonesia, AnyMind mengumumkan peluncuran SNH, yang merupakan brand pakaian gaya hidup bekerja sama dengan aktris Nathalie Holscher. Ini adalah brand D2C influencer pertama yang dibuat.

“Peluncuran SNH oleh Nathalie Holscher hanyalah permulaan, dan kami akan terus membantu pemasar, influencer, dan publisher menjadi lebih tanpa batas,” kata Country Manager AnyMind Group Indonesia Lidyawati Aurelia.

AnyMind akan menanggung semua biaya awal untuk brand mereka, termasuk perencanaan dan konseptualisasi, evaluasi potensi, pembuatan barang, serta pengoperasian e-commerce dan logistik. Singkatnya, influencer tidak perlu mengeluarkan biaya dari awal, dan monetisasi dilakukan melalui pembagian pendapatan berdasarkan penjualan barang.

Inovasi semacam ini memang perlu digulirkan, terlebih di Indonesia persaingan platform yang mengakomodasi para influencer sudah cukup banyak. Selain AnyMind, ada beberapa pemain yang menjembatani kebutuhan pemasar dengan influencer, di antaranya Allstars yang baru jalin kerja sama dengan Gojek, ada juga SocialBuzz, Hiip, Partipost, Verikool, dan lain sebagainya.

Target perusahaan

Sejak diluncurkannya AnyMind D2C for Influencer, diklaim sudah banyak respons positif dari para influencer yang ingin mengembangkan bisnis mereka secara mandiri. AnyMind telah meluncurkan beberapa brand dengan influencer di Thailand dan Jepang. Perusahaan juga mengatakan telah memiliki lebih dari 40 brand di pipeline untuk waktu 6 bulan ke depan.

“Pada paruh kedua tahun 2019, kami mulai merencanakan dan mengeksplorasi konsep ini, dan secara resmi meluncurkan model bisnis baru dan produk pertama AnyFactory pada Maret 2020,” kata Co-founder & CEO AnyMind Group Kosuke Sogo.

Lini platform yang kini dikelola AnyMind Group / AnyMind
Lini platform yang kini dikelola AnyMind Group / AnyMind

Untuk memudahkan semua proses, AnyMind telah bekerja sama dengan beberapa brand (bisnis) untuk meningkatkan kapabilitas D2C mereka. Termasuk di dalamnya manufaktur produk melalui AnyFactory, penyediaan infrastruktur e-commerce melalui AnyShop dengan menggunakan alat dari AnyMind Group seperti AnyManager (analisis situs) dan AnyCreator (analisis dan manajemen media sosial).

Perusahaan juga menyediakan versi alpha dari platform logistik, AnyLogi untuk mengelola rantai pasokan dengan mudah, mulai dari pergudangan produk, manajemen inventaris, dan sinkronisasi dengan AnyShop untuk stok produk, hingga penyediaan layanan dukungan pelanggan.

“Pada akhirnya, misi kami adalah menjadikan setiap bisnis tanpa batas, dan kami ingin menyediakan infrastruktur untuk bisnis generasi berikutnya di seluruh Asia. Infrastruktur ini mencakup perangkat lunak untuk intelijen bisnis, manufaktur, e-commerce, pemasaran, dan logistik, yang memungkinkan calon pemilik bisnis di mana pun di dunia untuk membuat, menjual, memasarkan, dan memenuhi produk mereka sendiri kepada pelanggan,” tutup Sogo.

AnyMind meluncurkan CastingAsia Creators Network, memiliki target mengakuisisi 15 ribu influencer hingga akhir tahun 2019

AnyMind Group Kantongi Pendanaan Seri B Plus Rp112 Miliar

Setelah sebelumnya telah mendapatkan pendanaan Seri B senilai $13,4 juta (sekitar 204 miliar Rupiah) dari LINE Corporation dan Mirai Creation Fund akhir tahun 2018 lalu, AnyMind Group kembali mengumumkan perolehan pendanaan Seri B Plus senilai Rp112 miliar. Dengan demikian perolehan dana Seri B perusahaan menjadi lebih dari 316 miliar rupiah. Investor yang terlibat dalam pendanaan kali ini adalah VGI Global Media Plc dan Tokyo Century Corporation.

CEO AnyMind Group Kosuke Sogo menyebutkan, pendanaan kali ini akan difokuskan untuk pengembangan bisnis AnyMind Group di Indonesia dan juga negara-negara lainnya. Berkantor pusat di Singapura, saat ini AnyMind Group memiliki lebih dari 400 staf dari 20 negara, di 13 kantor dan 11 pasar.

“Dengan adanya investor baru, kami sekarang berada di posisi yang kuat untuk mendorong industri periklanan, influencer marketing dan sumber daya manusia di Asia.”

Untuk mendukung pertumbuhan ekosistem influencer marketing, AnyMind Group melalui CastingAsia juga meluncurkan CastingAsia Creators Network. Platform yang nantinya bisa menjadi wadah bagi content creator di semua platform media sosial yang ada, bisa mendapatkan kesempatan untuk menambah wawasan, memperluas jaringan hingga berpotensi untuk mendapatkan sponsorship, jika bergabung dalam jaringan.

Selain di Indonesia, CastingAsia Creators Network juga hadir di Thailand, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Ekspansi selanjutnya termasuk ke Singapura, Hong Kong, Taiwan dan jepang.

“Melalui jaringan ini nantinya content creator dari Indonesia bisa melakukan kolaborasi dengan content creator dari negara lainnya. CastingAsia akan membantu mereka mengembangkan kreasi dengan bergabung dalam jaringan CastingAsia Creators Network,” kata Sogo.

Secara keseluruhan CastingAsia telah memiliki sekitar 35 ribu lebih influencer mikro dan makro di 17 pasar. Di Indonesia sendiri saat ini telah bergabung sekitar 10 ribu influencer dan targetnya hingga akhir tahun 2019 jumlah tersebut akan bertambah menjadi 15 ribu influencer.

Untuk mendukung rencana tersebut, AnyMind Group telah mengakuisisi Moindy Digital Co.Ltd, yang merupakan jaringan multi-channel terkemuka di Thailand. AnyMind Group akan menampung merek Moindy di bawah portofolio CastingAsia.

“Pendanaan baru yang telah kami dapatkan salah satunya akan kami investasikan untuk mengembangkan CastingAsia Creators Network di pasar yang kami sasar. Kami melihat ke depannya tren influencer marketing memanfaatkan media sosial akan semakin masif dan terus bertambah jumlah hingga demand-nya,” kata Sogo.

Rebranding platform untuk publisher

Untuk mempermudah publisher mempelajari data dan mengolah data yang ada, AdAsia Holdings, penyedia solusi end-to-end periklanan dan bagian dari AnyMind Group, melakukan rebranding perusahaan untuk publisher menjadi AdAsia360 (sebelumnya bernama AdAsia Digital Platform untuk publisher). Turut dirilis gelombang pertama fitur baru yang akan mengubah platform menjadi asisten yang bisa mencakup semua untuk publisher.

AdAsia360 memungkinkan pemilik media online untuk mengelola dan melacak aliran pendapatan situs mereka di berbagai platform dari sisi penawaran dan jaringan iklan melalui marketplace swasta, penawaran secara real time, dan agregat serta optimalisasi permintaan sumber daya dan harga dasar melalui pembelajaran mesin (machine learning) untuk iklan video, native, dan display advertising.

“Alasan utama mengapa kami melakukan rebranding adalah, agar fokus kami tidak hanya melakukan monetisasi namun juga membantu publisher untuk mendapatkan data analytics dan hal-hal terkait lainnya memanfaatkan teknologi kami,” kata Sogo.

Meskipun mulai banyak bermunculan startup lokal hingga asing yang menyasar kepada advertising technology (adtech), tidak menjadikan pertumbuhan AdAsia Holdings menurun. Dengan produk yang dimiliki, diklaim AdAsia Holdings kerap mengalami pertumbuhan yang signifikan. Saat ini, AdAsia Holdings memiliki tim Publisher Engagement lokal di 11 pasarnya di Asia, memberikan publisher kustomisasi onboarding dan dasbor produk, situs, unit iklan, serta analisis, dan konsultasi strategi monetisasi.

“Kami melihat saat ini masih besar demand dan pertumbuhan bisnis kami yang menyasar advertising technology di AdAsia Holdings. Bukan hanya di Indonesia tapi negara lainnya,” kata Sogo.

After receiving funding, AnyMind Group focused on marketing activities and launches strategic cooperation with LINE Corporation and Mirai Creation Fund

AnyMind Group Obtains Series B Funding Worth of 204 Billion Rupiah

Been focusing on technology development, AnyMind Group announced Series B funding worth of $13,4 million (around 204 billion rupiah) from LINE Corporation and Mirai Creation Fund. The existing shareholders, including JAFCO Asia and Dream Incubator, also participated in this round.

AnyMind Group’s COO, Otohiko Kozutsumi, said to DailySocial, this round is to be used for platform development, market growth in the advertising industry, marketing promotion, member acquisitions, and strategic partnership.

“We’re still in discussion of what kind of strategic partnership suitable with LINE Corporation, as the communication platform provider and LINE Messenger app developer, and Mirai Creation Fund.”

Earlier this year, they extend into AnyMind Group leading three companies (AdAsia, TalentMind, and CastinggAsia). Previously in 2017, AdAsia Holdings receives Series A funding worth of $12 million and additional $2.5 million.

Focus on Indonesia’s market

AdAsia Holdings, under AnyMind Group, has been provided many offerings in advertising technology, including solutions such as AdAsia Digital Platform for publishers. They claim to raise more than 12 billion impressions monthly in 800 publishers in Asia through display, native, and video.

“Indonesia’s publishers and advertisers development is getting increased. It’s one of the reasons to be focused on the Asian market, Indonesia in particular,” Kozutsumi said.

Aside from AdAsia, another platform under AnyMind Group that’s available in Indonesia is TalentMind. It’s a human resource’s management platform applying adjustment with artificial intelligence (AI) technology, currently used by more than 150 business in Asia.

The TalentMind platform targeting B2B to facilitate companies in talent recruitment, make use of social media data, CV, and competency. The process, using natural language process (NLP), is claimed to make TalentMind capable to specify relevant candidates for the company.

CastingAsia, focused on micro-influencers, is also claimed to make a significant increase, both total influencers and companies intended to have marketing activities using micro-influencers registered in CastingAsia. In total, CastingAsia has more than 3 thousand influencers worldwide.

“We’ve experienced rapid growth in the past 2.5 years, and are now entering an advanced phase. Among those are to expand market geographically and industry we entered to,” Kosuke Sogo, AnyMind Group’s CEO, said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Fokus ke kegiatan pemasaran dan melancarkan kerja sama strategis dengan LINE Corporation dan Mirai Creation Fund

AnyMind Group Kantongi Pendanaan Seri B Senilai 204 Miliar Rupiah

Fokus kepada pengembangan teknologi, AnyMind Group mengumumkan perolehan pendanaan Seri B senilai $13,4 juta (sekitar 204 miliar Rupiah) dari LINE Corporation dan Mirai Creation Fund. Pemegang saham yang ada, termasuk JAFCO Asia dan Dream Incubator, juga berpartisipasi dalam pendanaan kali ini.

Kepada DailySocial, COO AnyMind Group Otohiko Kozutsumi mengungkapkan, pendanaan kali ini akan dimanfaatkan untuk mengembangkan platform, menumbuhkan pangsa pasar dalam industri periklanan, kegiatan pemasaran, menambah anggota tim, dan melancarkan kerja sama strategis.

“Kami masih dalam tahap pembicaraan kerja sama strategis apa yang sesuai dengan LINE Corporation, sebagai penyedia platform komunikasi dan pengembangan aplikasi LINE Messenger, dan Mirai Creation Fund.”

Awal tahun ini perusahaan diperluas menjadi AnyMind Group yang saat ini membawahi tiga perusahaan (AdAsia, TalentMind dan CastingAsia). Sebelumnya pada tahun 2017, AdAsia Holdings mendapatkan pendanaan Seri A senilai $12 juta dan tambahan $2,5 juta.

Fokus pada pasar Indonesia

AdAsia Holding, yang berada dibawah AnyMind Group, telah menyediakan berbagai penawaran dalam teknologi periklanan, termasuk solusi seperti AdAsia Digital Platform untuk publisher. AdAsia Holding mengklaim telah menghasilkan lebih dari 12 miliar tayangan bulanan di 800 penerbit di Asia melalui display, native dan video.

“Pertumbuhan publisher dan advertiser di Indonesia sendiri sudah makin meningkat jumlahnya. Hal ini yang yang menjadi alasan bagi kami untuk fokus kepada pasar di Asia, salah satunya di Indonesia,” kata Otohiko.

Selain AdAsia, platform lain yang berada di bawah naungan AnyMind Group dan telah tersedia di Indonesia adalah TalentMind. Platform manajemen sumber daya manusia, yang menerapkan pencocokan dengan teknologi artificial intelligence (AI), saat ini telah digunakan lebih dari 150 bisnis di Asia.

Platform TalentMind yang menyasar B2B ini memberikan kemudahan kepada perusahaan untuk memudahkan pencarian kandidat pegawai, memanfaatkan data dari media sosial, CV, hingga kompetensi. Pengolahan yang memanfaatkan pemrosesan bahasa alami (NLP) diklaim membuat pencarian TalentMind bisa mengerucut kepada kandidat yang relevan untuk perusahaan.

Sementara itu, CastingAsia yang fokus kepada micro-influencers, diklaim juga mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari sisi jumlah influencer maupun perusahaan yang ingin melakukan kegiatan pemasaran memanfaatkan mikro influencer yang terdaftar di CastingAsia. Secara keseluruhan saat ini CastingAsia telah memiliki sekitar 3 ribu influencer di seluruh negara.

“Kami telah mengalami pertumbuhan besar dalam waktu 2,5 tahun terakhir, dan saat ini memasuki fase perkembangan ke tingkat berikutnya. Di antaranya memperluas pasar secara geografi dan industri yang kami masuki,” kata CEO AnyMind Group Kosuke Sogo.

Penjajakan strategi pemasaran menggunakan influencer bisa melalui marketplace / Pexels

Melakukan Kegiatan Pemasaran Memanfaatkan “Influencer”

Maraknya kegiatan pemasaran memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Facebook telah melahirkan pilihan kegiatan pemasaran memanfaatkan influencer.

Istilah influencer mulai hadir ketika pengguna media sosial telah memiliki eksistensi yang kuat dalam menampilkan jati diri mereka secara online. Bukan hanya sekedar memiliki pengikut dalam jumlah yang banyak, influencer  memiliki cara unik tersendiri menampilkan kreativitas mereka yang bersifat menghibur dan informatif ke pengikut mereka di masing-masing platform.

Kepada DailySocial, Co-Founder dan CEO GetCRAFT Indonesia Anthony Reza mengungkapkan, di tahun 2015, Nielsen menyatakan bahwa “word of mouth” adalah salah satu strategi pemasaran yang paling efektif. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan obyektif yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran tersebut. Kemudian lakukan analisis audiens yang menjadi target, seperti perilaku konsumsi mereka yang mencakup produk, informasi, media, dan influencer yang mereka ikuti.

“Tergantung dari obyektif pemasaran, brand bisa menentukan skala influencer yang akan diajak kerja sama dan juga frekuensi keterlibatan dari influencer ini, apakah hanya untuk campaign tertentu atau terus menerus,” kata Anthony.

Mengukur efektivitas influencer

Menurut hasil survei yang dikeluarkan Sociabuzz soal penggunaan influencer untuk kegiatan pemasaran, terungkap sebanyak 98,8% digunakan untuk meningkatkan awareness, sementara 62,7% untuk mengedukasi target konsumen, 50,6% untuk penjualan, dan sisanya yaitu 39,8% untuk meningkatkan jumlah follower. Pemanfaatan influencer yang sifatnya cenderung viral dianggap mampu mengubah cara pandang konsumen saat melihat tampilan produk.

Hal menarik lainnya yang bisa dipertimbangkan ketika ingin memanfaatkan influencer untuk kegiatan pemasaran adalah tidak selamanya artis atau selebriti memiliki efek yang lebih baik, dibandingkan dengan “selebgram”, istilah bagi pemilik akun media sosial Instagram yang populer.

Jika konsep yang dimiliki menarik, memanfaatkan influencer dari kalangan selebriti internet kini menjadi preferensi utama. Menurut survei Sociabuzz tersebut, sebanyak 59,0% responden memiliki influencer berdasarkan kategori selebriti internet, disusul dengan artis sebesar 22,9% dan sisanya adalah micro influencer sebesar 14,5%.

Menurut survei tersebut, ternyata sekitar 70% memilih efektivitas penggunaan influencer mencapai skala 7-10, artinya dinilai efektif untuk mendukung target yang ingin dicapai.

Skala influencer yang ideal

Saat ini secara organik influencer terbagi menjadi tiga kategori, yaitu mega influencer (selebriti), macro influencer, dan micro influencer. Kategori ini menyesuaikan jumlah pengikut, engagement, kreativitas masing-masing influencer.

Brand saat ini banyak mengunakan influencer marketing sebagai salah satu strategi channel PR mereka untuk meningkatkan engagement dengan target pelanggan. Terutama di Indonesia, Instagram [saat ini] paling populer untuk influencer,” kata Country Manager AdAsia Holdings Indonesia Lidyawati Aurelia.

Apabila brand ingin mendapatkan awareness yang besar, seperti peluncuran produk baru, dapat menggunakan mega dan macro influencer karena jumlah follower mereka yang sangat banyak. Namun jika obyektifnya adalah engagement, seperti pembelian produk, dapat menggunakan micro influencer karena tingkat engagement-nya lebih tinggi.

“Setelah memilih influencer yang sesuai, kita harus mengarahkan influencer ini untuk membuat konten yang dapat mendorong follower mereka untuk mencoba langsung pengalaman yang dirasakan influencer,” kata Lydia.

Influencer biasanya memiliki cara yang kreatif dan storytelling yang menarik untuk membuat follower tertarik mengetahui lebih lanjut mengenai brand yang mereka dukung.

“Ketika bekerja sama dengan influencer, penting memosisikan mereka seperti creative media partner yang ahli dalam melakukan produksi konten dan memiliki ide kreatif untuk menyampaikan pesan brand kepada audiens mereka. Jadi sifatnya kolaboratif dan dua arah.”

Setelah menemukan influencer yang dirasa tepat, untuk memperkuat informasi, sebaiknya kegiatan pemasaran memanfaatkan influencer juga didukung strategi pemasaran lainnya, termasuk konten bersponsor menggunakan publisher.

Memanfaatkan marketplace influencer

Mulai banyak marketplace influencer yang menawarkan opsi beragam dan harga terjangkau yang bisa dimanfaatkan brand dan UKM. Salah satunya GetCRAFT yang baru saja meluncurkan marketplace tempat praktisi pemasaran (brand dan agency) menemukan lebih dari empat ribu influencer, media online, penulis, fotografer, videographer, dan desainer grafis di Asia Tenggara.

“Marketplace ini juga memberikan kemampuan penggunanya untuk mencari content creator dengan lebih mudah melalui fitur filter mulai dari kategori konten, jangkauan konten, harga, dan lainnya,” kata Anthony.

Sementara CastingAsia, yang telah melokalkan platform-nya di Indonesia, Vietnam, Thailand, Taiwan, dan Jepang, menggunakan deteksi penipuan untuk menyaring influencer yang memanfaatkan pengikut berbasis bot.

“Hal ini penting bagi kami untuk mempertahankan pasar yang aman untuk brand. Pada saat yang sama, kami akan meluncurkan aplikasi CastingAsia Marketplace sehingga influencer dapat disiagakan untuk setiap kampanye di mana pun mereka berada,” kata CEO & Co-Founder AnyMind Group Kosuke Sogo.

Apa pun pilihannya, pengunaan influencer menjadi opsi menarik bagi brand dan UKM bereksplorasi untuk berbagai kegiatan pemasaran. Marketplace influencer bisa menjadi awal penjajakan tersebut.

Co-founder dan CEO AnyMind Group Kosuke Sogo, Co-founder dan COO AnyMind Group Otohiko Kozutsumi saat acara peluncuran / DailySocial

AnyMind Group Resmikan Peluncuran Marketplace Influencer CastingAsia dan HR Platform TalentMind

Setelah sebelumnya mengumumkan bakal meluncurkan platform SaaS optimasi rekrutmen berbasis AI, AnyMind Group perusahaan induk dari AdAsia Holding secara resmi meluncurkan TalentMind di Bangkok, Thailand. Dalam kesempatan tersebut turut diumumkan bahwa kini AnyMind ditunjuk sebagai perusahaan induk AdAsia Holdings, yang membawahi AdAsia, TalentMind dan CastingAsia.

Memanfaatkan pembelajaran algoritma mendalam

Platform TalentMind yang menyasar B2B ini nantinya akan ditawarkan kepada perusahaan untuk memudahkan pencarian kandidat pegawai, memanfaatkan data dari media sosial, CV, hingga kompetensi. Pengolahan yang memanfaatkan pemrosesan bahasa alami (NLP) diklaim membuat pencarian TalentMind bisa mengerucut kepada kandidat yang relevan untuk perusahaan.

“Tim HR kami telah mengintegrasikan TalentMind ke dalam alur kerja mereka dan telah menggunakan platform tersebut untuk menyewa tim tambahan untuk perluasan vertikal ini,” kata Co-founder dan CEO AnyMind Group Kosuke Sogo.

Secara keseluruhan, TalentMind memiliki empat fase saat menentukan kandidat, dimulai dengan screening memanfaatkan data media sosial dan resume kandidat, kemudian analytics untuk menentukan kerangka kerja kompetensi, sourcing yaitu melibatkan kandidat secara langsung di platform, dan yang terakhir matching yaitu pencocokan kandidat ke perusahaan berdasarkan model perekrutan dan bakat yang dimiliki kandidat.

Dengan memanfaatkan pembelajaran algoritma mendalam (deep learning), TalentMind ideal digunakan untuk organisasi yang memungkinkan perusahaan menemukan kandidat yang sesuai dengan persyaratan dan kriteria yang ditentukan.

“Kami telah menggunakan mesin AI untuk mendorong pencocokan influencer di media sosial dan sekarang mengeskalasi ke dalam industri HR memanfaatkan serangkaian solusi berbasis AI di seluruh bisnis,” kata Sogo.

Marketplace influencer CastingAsia

Menargetkan influencer micro-influencers, diharapkan CastingAsia yang secara resmi diluncurkan, bisa membantu brand melancarkan kegiatan pemasaran melalui influencer. Di sisi lain, influencer juga bisa mendapatkan profit, jika bergabung dalam marketplace tersebut.

“Kendala saat ini yang banyak ditemukan adalah bagaimana caranya menjadi influencer dan bagaimana influencer tersebut bisa mendapatkan kisaran harga yang tepat. Demikian juga dengan advertiser dan brand yang tertarik untuk memanfaatkan influencer untuk kegiatan pemasaran,” kata Regional Head CastingAsia Shingo Hayashi.

Selain CastingAsia sebagai platform dan CastingAsia sebagai marketplace terdapat fitur lainnya yang tersedia, yaitu CastingAsia engagement, yang merupakan solusi layanan terkelola yang memberikan informasi kepada marketer mengenai pemasaran lokal dan regional serta eksekusi pemasaran.

“Selain menghubungkan influencer dengan brand, pihak brand sendiri dengan mudah bisa menentukan influencer yang cocok sesuai kriteria di 9 negara di mana produk CastingAsia tersedia,” kata Hayashi.

Untuk memudahkan brand memonitor kampanye yang sedang berlangsung secara real-time, disediakan sebuah dashboard yang berisikan informasi hingga analytics dari kampanye tersebut untuk brand. Sementara untuk influencer bisa melihat juga performa dari mereka dengan mendaftarkan diri menggunakan media sosial. Nantinya di landing page tersebut, bisa dilihat juga analytics dan kampanye yang sedang berlangsung dan bisa diikuti oleh influencer.

“Saat ini kami memiliki basis lebih dari 10 ribu influencer dan micro-influencer, kami bertujuan untuk mengembangkannya menjadi 50 ribu pada akhir tahun 2018,” kata Hayashi.

Co-founder dan CEO AdAsia Kosuke Sogo dan Country Manager AdAsia Lidyawati Aurelia / DailySocial

Rencana AdAsia Luncurkan Marketplace “Influencer” untuk Brand dan Advertiser

Besarnya peluang untuk kegiatan pemasaran yang lebih efektif memanfaatkan influencer, menjadikan kegiatan ini pilihan pertama dari brand hingga advertising untuk melancarkan kegiatan pemasaran. Melihat potensi yang menjanjikan tersebut, AdAsia perusahaan teknologi yang fokus kepada adtech di negara Asia Pacific, berencana untuk fokus mengembangkan produk tersebut memanfaatkan Artificial Intelligence (AI).

Kepada media, Co-founder dan CEO AdAsia Kosuke Sogo mengungkapkan, saat ini secara global AdAsia telah memperoleh sekitar 10 ribu influencer, dan menargetkan 100 ribu influencer secara global dalam waktu 1-2 tahun ke depan.

“Dengan memanfaatkan influencer kami bisa membantu brand dan advertiser mendapatkan influencer yang tepat dan relevan memanfaatkan teknologi AI, serta menyebarkan kegiatan promosi tersebut kepada berbagai channel yang kami miliki.”

Di Indonesia sendiri teknologi AI yang digunakan AdAsia untuk mengolah data dan melihat consumer-behaviour diklaim merupakan layanan pertama yang hadir di Indonesia.

Tiga produk unggulan AdAsia

Untuk menampung semua data yang dimiliki oleh AdAsia memanfaatkan teknologi AI, rencananya pada awal tahun 2018 mendatang, AdAsia akan meluncurkan produk terbaru bernama CastingAsia. Dengan platform ini nantinya brand dan advertiser bisa memanfaatkan marketplace influencer yang telah dikumpulkan oleh AdAsia memanfaatkan teknologi Ai dan pengolahan data. Dengan demikian memudahkan brand dan advertiser menemukan influencer yang tepat.

Selain CastingAsia produk unggulan lainnya dari AdAsia adalah AdAsia Digital dan AdAsia Ad Network serta AdAsia Video Network. Sementara klien dari AdAsia kebanyakan datang dari perusahaan OTA, FMCG, layanan e-commerce, ritel hingga produk kecantikan.

“Kami berusaha memanfaatkan teknologi AI di semua layanan yang kami hadirkan, agar bisa lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan klien,” kata Kosuke.

Mendirikan R&D Center di Vietnam

Sejak didirikan pada tahun 2016 lalu, AdAsia telah beroperasi di Singapura, Bangkok, Jakarta, Ho Chi Minh, Hanoi dan Taipei. Dalam waktu dekat AdAsia juga akan melakukan ekspansi ke Uni Emirat Arab serta India. Ekspansi tersebut merupakan salah satu rencana dari AdAsia usai mendapatkan pendanaan Seri A dari JAFCO Asia sebesar $12 juta bulan April 2017 lalu.

“Rencananya kita juga akan membangun data center di Ho Chi Minh untuk mengolah data dan tentunya menerapkan teknologi AI di semua produk yang dimiliki oleh AdAsia,” kata Kosuke.

Disinggung tentang adanya rencana untuk melakukan fundraising tahun 2018 mendatang, Kosuke menyebutkan saat ini belum memiliki rencana, namun melihat besarnya minat dari beberapa investor yang ingin berinvestasi di AdAsia, Kosuke dan tim masih membuka peluang untuk melakukan fundraising.

Perluasan ke platform SaaS HR

Meskipun mengklaim sebagai perusahaan yang bergerak dibidang periklanan, namun tahun 2018 mendatang AdAsia akan melebarkan bisnisnya dengan menghadirkan produk SaaS (software-as-a-Service) berupa HR platform memanfaatkan teknologi AI.

“Dengan software ini nantinya bisa membantu perusahaan menemukan kandidat yang tepat memanfaatkan data dari berbagai sumber yang diolah memanfaatkan teknologi AI,” tutup Kosuke.