Tag Archives: Kristian Frits

Quick Commerce Startup Bananas Is Reportedly Received Seed Funding, Soon to Debut

Another online grocery platform arise. It’s called “Bananas”, this service applies the quick commerce concept with 10 minutes delievery guaranteed. The product categories ranged from meat, vegetables, drinks, and various other daily needs.

Based on the website, in the early stage, Bananas is available for users in the Kelapa Gading, Sudirman, and Senopati areas — soon to be available in Kuningan, Senayan, PIK, and surrounding areas.

Regarding funding, based on our source, the company also secured seed investment from a number of investors, including East Ventures and Arise.

In terms of purchasing, users can download the Bananas app on the Android or iOS platform. The app will confirm whether it is within the coverage area. If it is available, you can continue to order items according to the product SKUs.

After the payment is completed, the order will be shipped within 10 minutes after the packing finished. After the goods are shipped and received, the user has 10 minutes to make sure the order is correct. The delivery is carried out by Bananas trained partners.

Bananas was founded by Mario Gaw and Kristian Frits, they curently also participating in the Y Combinator (W22) program. Mario himself is quite familiar in the digital startup industry, he used to be Tiket.com’s CPO, Co-Founder of Cashbac, CEO of Dimo, General Manager of Rumah123.com and several executive positions in other digital companies.

Online groceries innovation in Indonesia

Previously, Astro came up with the same concept. The company recently announced a series A funding of IDR 387 billion. In Indonesia, the quick commerce concept is still relatively new, however, several overseas markets have already validated the business. For example in India, there is Zepto with a similar service. In Europe there is also Gorilla platform.

Quick commerce is basically one of the existing online grocery models. Previously, the Indonesian market had been introduced to the online grocery platform with Happy Fresh or Sayurbox. Although they do not guarantee fast delivery, they are able to deliver orders on the same day with an in-house logistics fleet.

Another concept is in the form of on-demand services, for example, presented by Titipku. They connect Jatiper (partners who shop for goods) scattered in various traditional markets to buy and deliver orders from consumers. Titipku currently accommodates more than 100 markets with nearly 500 thousand users.

Apart from that, unicorns also offer grocery-related sub-services by utilizing their ecosystem and platform. For example, Gojek with GoMart, Grab with GrabFresh, to Blibli with BlibliMart. Blibli seems serious enough to work on the potential of online grocery, last year they just completed a corporate action to acquire a majority stake in the parent company Ranch Market.

On the other hand, several retail companies have also begun to intensify its digital transformation by providing delivery services through applications. Indomaret did it with the KlikIndomaret application and website.

According our observation, the following are Indonesia’s online grocery platforms with the fastest user growth based on rankings in the Shopping category and the number of downloads:

App Rank Download
Klikindomaret 11 1 million+
Segari 23 100 thousand+
Sayurbox 26 1 million+
Pasarnow 30 100 thousand+
Titipku 40 100 thousand+
KitaBeli 42 100 thousand+
TaniHub 52 500 thousand+
LOTTEmart 92 50 thousand+
MyYOGYA 99 100 thousand+

The existing online grocery business models will ultimately provide flexibility for consumers. Moreover, since the pandemic, many people are considering to purchase their needs online to avoid crowds and physical contact. However, the progress of the retail business is also expected to have an impact on industry players – including MSMEs, market traders, to farmers – by including them in the supply chain.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Bananas Quick Commerce

Dikabarkan Dapat Pendanaan Awal, Startup “Quick Commerce” Bananas Segera Debut [UPDATED]

Satu lagi platform online grocery muncul. Bernama “Bananas”, layanan ini mengusung konsep quick commerce, menjanjikan proses pengiriman pesanan dalam 10 menit. Kategori produk yang disuguhkan mulai dari daging, sayur, minuman, dan berbagai kebutuhan harian lain.

Menurut informasi di situs webnya, di fase awal ini Bananas sudah bisa digunakan untuk pengguna di area Kelapa Gading, Sudirman, dan Senopati — segera menyusul di Kuningan, Senayan, PIK, dan sekitarnya.

Terkait pendanaan, dari data yang kami peroleh, saat ini mereka juga sudah mengamankan investasi awal dari sejumlah pemodal, termasuk East Ventures, SMDV, Arise, dan Y Combinator. Total pendanaan yang didapat adalah $1,5 juta sekitar 21,5 miliar rupiah.

Untuk melakukan pesanan, pengguna dapat mengunduh aplikasi Bananas yang terdapat di platform Android atau iOS. Aplikasi akan memastikan apakah area tempat tinggal sudah diakomodasi atau belum. Jika sudah, dapat melanjutkan membuat pesanan item belanja sesuai SKU produk.

Setelah pembayaran selesai, pesanan akan dikirim dalam waktu 10 menit setelah produk selesai dikemas. Setelah barang dikirim dan diterima, pengguna memiliki waktu 10 menit untuk memastikan pesanan sudah sesuai. Pengiriman barang dilakukan oleh mitra Bananas yang telah diberikan pelatihan.

Bananas didirikan oleh Mario Gaw dan Kristian Frits, saat ini mereka juga tengah mengikuti program Y Combinator (W22). Mario sendiri bukan orang baru di dunia startup digital, sebelumnya ia sempat menjadi CPO Tiket.com, Co-Founder Cashbac, CEO Dimo, General Manager Rumah123.com dan beberapa jabatan eksekutif di perusahaan digital lain.

Inovasi online grocery di Indonesia

Sebelumnya, Astro juga hadir dengan konsep yang sama. Baru-baru ini mereka umumkan pendanaan seri A senilai 387 miliar Rupiah. Di Indonesia konsep quick commerce memang relatif masih baru, namun demikian beberapa pasar di luar negeri telah terlebih dulu memvalidasi bisnis tersebut. Misanya di India, ada Zepto yang mengusung layanan serupa. Di Eropa juga ada Gorilla.

Quick commerce sendiri pada dasarnya satu dari varian model online grocery yang saat ini ada. Sebelumnya, pasar Indonesia sudah terlebih dulu dikenalkan dengan platform online grocery ala Happy Fresh atau Sayurbox. Kendati tidak menjanjikan pengiriman kiat, mereka mampu mengantarkan pesanan di hari yang sama dengan armada logistik yang juga dikelola sendiri.

Konsep lain berupa layanan on-demand, misalnya yang dihadirkan oleh aplikasi Titipku. Mereka menghubungkan Jatiper (mitra membelanjakan barang) yang tersebar di berbagai pasar tradisional untuk membelikan dan mengantar pesanan dari para konsumen. Saat ini Titipku sudah mengakomodasi lebih dari 100 pasar dengan hampir 500 ribu pengguna.

Di luar itu, para unicorn juga memiliki sub-layanan terkait grocery yang ditawarkan memanfaatkan ekosistem dan platform yang dimiliki. Misalnya Gojek dengan GoMart, Grab dengan GrabFresh, sampai Blibli dengan BlibliMart. Blibli sendiri tampak cukup serius untuk menggarap potensi online grocery, tahun lalu mereka baru menyelesaikan aksi korporasi mengakuisisi saham mayoritas perusahaan induk Ranch Market.

Di sisi lain, beberapa perusahaan ritel juga mulai menggencarkan transformasi digital mereka dengan menghadirkan layanan pesan-antar melalui aplikasi. Seperti yang dilakukan Indomaret dengan aplikasi dan situs web KlikIndomaret.

Dari data yang berhasil kami kumpulkan, berikut ini adalah platform online grocery di Indonesia dengan pertumbuhan pengguna paling pesat didasarkan pada peringkat di kategori Belanja dan jumlah unduhannya:

Aplikasi Peringkat Jumlah Unduhan
Klikindomaret 11 1 juta+
Segari 23 100 ribu+
Sayurbox 26 1 juta+
Pasarnow 30 100 ribu+
Titipku 40 100 ribu+
KitaBeli 42 100 ribu+
TaniHub 52 500 ribu+
LOTTEmart 92 50 ribu+
MyYOGYA 99 100 ribu+

Hadirnya berbagai model bisnis online grocery pada akhirnya akan memberikan keleluasaan pada konsumen. Terlebih, dari pandemi kemarin banyak orang yang kini mempertimbangkan pemenuhan kebutuhannya secara online untuk menghindari kerumunan dan kontak fisik. Namun demikian, kemajuan bisnis ritel ini juga diharapkan dapat berdampak kepada pelaku industri – termasuk UMKM, pedagang pasar, hingga petani—dengan mengikutsertakan mereka ke dalam rantai pasoknya.

Update: kami menambahkan nominal pendanaan yang didapat dan data investor. Pendanaan ini sudah dikonfirmasi dengan pengiriman rilis oleh East Ventures.

Application Information Will Show Up Here