Kredivo Holdings (rebranding dari FinAccel) mengumumkan pendanaan seri D senilai $270 juta atau setara Rp4 triliun. Putaran ini dipimpin Mizuho Bank Ltd., anak perusahaan dari Mizuho Financial Group Inc. dari Jepang – turut disampaikan, perusahaan berpartisipasi $125 juta dalam putaran seri ini.
Selain itu investor terdahulu Kredivo juga terlibat, seperti Square Peg Capital, Jungle Ventures, Naver Financial Corporation, GMO Venture Partners, dan Openscape Ventures.
Evercore, perusahaan penasihat perbankan investasi independen global terkemuka, bertindak sebagai penasihat keuangan eksklusif dalam transaksi ekuitas seri D ini, dan Cooley LLP bertindak sebagai penasihat hukum.
Sebelumnya rumor mengenai pendanaan ini sempat santer diperbincangkan pada akhir tahun 2022 lalu.
Kendati memiliki kantor induk berbasis di Singapura, produk utama Kredivo Holdings dipasarkan untuk pengguna utama di Indonesia. Layanan utama mereka adalah platform paylater Kredivo, yang kini telah terintegrasi ke 1000+ ritel online dan offline di Indonesia. Perusahaan juga mengoperasikan KrediFazz, layanan fintech lending konsumer yang telah mendistribusikan sekitar dana Rp37 triliun ke lebih dari 4,8 juta pengguna.
Kini mereka juga mengoperasikan bisnis bank digital melalui merek Krom Bank Indonesia, ini merupakan tindak lanjut dari akuisisi perusahaan atas saham mayoritas Bank Bisnis Internasional.
“Kredivo memiliki rekam jejak yang luar biasa di Asia Tenggara, memanfaatkan kemitraan data yang mendalam untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dan Asia Tenggara, sekaligus mempertahankan metrik risiko setara bank dan membangun model bisnis yang efisien secara modal,” sambut Group Executive Officer Deputy Head of Retail & Business Banking Company of Mizuho, Daisuke Horiuchi.
Target setelah pendanaan
Lewat suntikan dana ini, Kredivo ingin melakukan perluasan ekosistem layanan keuangan melalui paylater, pinjaman tunai, kartu fisik dan virtual, serta mendukung peluncuran neobank, Krom.
CEO Kredivo Holdings Akshay Garg mengatakan, “Ekspansi ke perbankan digital yang akan datang sangat sinergis dengan produk Kredivo yang ada dan juga membuka peluang yang sangat menjanjikan bagi kami untuk menjadi platform layanan keuangan digital pilihan bagi puluhan juta konsumen di Asia Tenggara. Oleh karena itu, kami sangat senang Mizuho bergabung sebagai investor dan mitra strategis kami yang berharga.”
Di segmen paylater, Kredivo berhadapan dengan sejumlah pemain di Indonesia. Salah satu yang terbesar – yang juga sudah berstatus unicorn seperti Kredivo–adalah Akulaku. Tahun lalu Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. (MUFG) memberikan investasi sebesar $200 juta. Ini merupakan investasi strategis kedua yang diterima oleh Akulaku pada tahun tersebut. Sebelumnya, mereka memperoleh pendanaan sebesar $100 juta dari Siam Commercial Bank (SCB) pada awal 2022.
Sementara di segmen neobank, bisnis ini masih terus bertumbuh diisi oleh inovasi dari perusahaan digital. Terbaru ada superbank yang diinisiasi Grab, EMTEK, dan Singtel. Astra dan WeLab juga tengah menuju ke sana setelah mengakuisisi mayoritas saham Bank Jasa Jakarta.
Kendati demikian, sejak 2021 sebenarnya ekosistem bank digital mulai terbentuk di Indonesia dengan hadirnya puluhan produk menyasar segmen yang sama. Ini termasuk inovasi yang dilahirkan dari perusahaan perbankan itu sendiri.
Pendanaan ekuitas terbaru Kredivo Holdings jelas menjadi amunisi penting untuk membantu perusahaan menghadirkan proposisi nilai di tengah iklim persaingan industri yang kian ketat. Namun demikian peluangnya memang masih sangat besar.
Pada tahun 2021, penetrasi kartu kredit di Asia Tenggara baru berkisar 9,98% saja. Layanan paylater menjembatani kesenjangan tersebut, memudahkan konsumen mendapatkan fasilitas serupa dengan proses yang lebih mudah dan terdigitalisasi. Sementara layanan bank digital juga menyasar 51% unbanked dan 26% underbanked dari 181 juta masyarakat usia muda di Indonesia.