Tag Archives: KVision

RateS Secures 85.8 Billion Rupiah of Equity and Debt Funding

A social commerce startup, RateS, has received a total $6 million or equivalent to 85.8 billion Rupiah. This follow-up round is divided in two forms, around $4.5 million of equity funding and $1.5 million of debt funding.

KVision from Kasikon Bank joined as a new investor. Meanwhile, also participated the previous investors, including Vertex Ventures, Insignia Ventures Partners, and Genesis Ventures.

RateS’ Co-Founder & CSO, Albert Ho said to DailySocial that this fresh money will be followed up with series B fundraising targeted to be closed this year. With the participation of Kasikorn Bank, RateS is also exploring new financing products for their reseller partners and end users.

“We are to expand to other tier-2 and 3 cities, strengthen our product development team, and invest more in our private label businesses, Hozu and Kidzu,” Albert said.

Previously, RateS announced their series A funding in February 2021 with an undisclosed amount. Vertex Ventures and Genesis Ventures are leading this round. The company has secured a seed funding from Alpha JWC Ventures and Insignia Ventures Partners in 2018.

“2021 was a tremendous year of growth for us, with a 4x increase since 2020. Today, we also have offline teams present in 25 cities, while making deliveries to over 300 cities. This round [funding] is a testimony of investors’ trust in our growth,” Albert added.

The growth of social commerce in Indonesia

Through the RateS app, anyone can sell (become a reseller) without having to buy stock beforehand. Users can create an online store containing various products according to the RateS catalog, then promote it through their online and offline channels. As partners, resellers will get special purchase and selling rates to consumers in return for bigger profits.

According to McKinsey’s projection, the Indonesian e-commerce industry is to generate $65 billion GMV by 2022. Social commerce alone is projected to contribute up to $25 billion.

In the ecosystem, local social commerce players are rising with unique approaches. However, for one similar thing that all platforms been doing, is targeting users in small cities. While people in big cities are already familiar with e-commerce or online marketplaces, there is still a lot of potential in suburban areas for these two services.

One certain thing that social commerce does, is to bridge the gap between people’s needs to shop online with limited access [for example to a payment system]. Resellers have a role to assist the process.

Several players have implemented the social commerce business model, including Evermos, Raena, Dagangan, Kitabeli, and others.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Pendanaan Lanjutan RateS 2022

RateS Tutup Investasi 85,8 Miliar Rupiah, Terdiri dari Pendanaan Ekuitas dan Debt

Startup pengembang platform social commerce RateS telah mendapatkan pendanaan segar dengan total nilai $6 juta atau setara 85,8 miliar Rupiah. Putaran lanjutan ini terbagi ke dalam dua bentuk, yakni $4,5 juta untuk pendanaan ekuitas dan $1,5 juta untuk pendanaan debt.

KVision dari Kasikon Bank bergabung menjadi investor baru. Sementara pendana sebelumnya yakni Vertex Ventures, Insignia Ventures Partners, dan Genesis Ventures juga terlibat di dalamnya.

Kepada DailySocial.id, Co-Founder & CSO RateS Albert Ho mengatakan, dana segar ini akan dilanjutkan dengan penggalangan dana seri B yang ditargetkan bisa ditutup tahun ini. Dengan bergabungnya Kasikorn Bank, RateS juga tertarik untuk menjajaki produk pembiayaan baru untuk mitra reseller dan pengguna akhir mereka.

“Kami akan memperluas kehadiran di kota tier-2 dan 3 lainnya, memperkuat tim pengembangan produk, dan investasi lebih besar ke bisnis private label kami, yakni Hozu dan Kidzu,” ujar Albert.

Sebelumnya RateS mengumumkan pendanaan seri A mereka pada Februari 2021 dengan nominal yang tidak disebutkan. Vertex Ventures dan Genesis Ventures memimpin pendanaan ini. Mereka membukukan pendanaan awal dari Alpha JWC Ventures dan Insignia Ventures Partners sejak tahun 2018 lalu.

“2021 adalah tahun pertumbuhan yang luar biasa bagi kami, dengan peningkatan 4x lipat sejak tahun 2020. Saat ini, kami juga memiliki tim offline yang hadir di 25 kota, sambil melakukan pengiriman ke lebih dari 300 kota. Putaran [dana] perpanjangan ini merupakan bukti keyakinan investor atas pertumbuhan kami,” imbuh Albert.

Pertumbuhan social commerce di Indonesia

Lewat aplikasi RateS, siapa saja bisa berjualan (menjadi reseller) tanpa harus membeli stok barang terlebih dulu. Pengguna bisa membuat sebuah lapak online berisi berbagai produk sesuai yang ada di katalog RateS, selanjutnya mempromosikannya melalui kanal online dan offline yang dimiliki. Sebagai mitra, reseller akan mendapatkan harga beli khusus dan harga jual ke konsumen sehingga mendapatkan keuntungan.

Menurut proyeksi dari McKinsey, nilai GMV yang akan dihasilkan industri e-commerce di Indonesia akan mencapai $65 miliar pada 2022 mendatang. Social commerce sendiri memiliki dapat menyumbang sampai $25 miliar pada capaian tersebut.

Secara ekosistem, pemain social commerce lokal juga terus berdatangan dengan pendekatan yang unik. Namun satu hal yang nyaris sama, dilakukan semua platform, adalah menyasar kalangan pengguna di kota-kota kecil. Sementara pengguna di kota besar sudah terbiasa dengan e-commerce atau online marketplace, di daerah pinggiran masih banyak potensi yang belum terakomodasi dari dua layanan tersebut.

Salah satu hal yang dilakukan social commerce adalah menjembatani antara kebutuhan masyarakat untuk berbelanja online namun belum memiliki kemampuan atau akses [misalnya ke sistem pembayaran] untuk melakukannya sendiri. Peran reseller untuk membantu proses tersebut.

Sejumlah pemain yang mengaplikasikan model bisnis social commerce adalah Evermos, Raena, Dagangan, Kitabeli, dan lain-lain.

Application Information Will Show Up Here