Tag Archives: Larian Studios

Gameplay Dipamerkan, Baldur’s Gate III Siap Puaskan Dahaga Pecinta RPG D&D

Sesuai agenda, Larian Studios resmi memamerkan gameplay Baldur’s Gate III secara perdana di hari pertama Pax East 2020 Boston kemarin. Baldur’s Gate III adalah sekuel permainan role-playing PC legendaris yang meluncur hampir dua dekade silam. Eksistensinya diungkap di E3 tahun lalu, merupakan kabar gembira bagi mereka yang kecewa atas dibatalkannya pengerjaan proyek The Black Hound oleh Black Isle Studios.

Demonstrasi dipadu oleh founder sekaligus CEO Larian Studios, Swen Vincke. Permainan dibuka dengan intro sinematik, mengisahkan upaya seorang illithid (disebut pula mind flayer) menculik penduduk kota menggunakan ‘kapal terbang’ nautiloid. Terlahir sebagai larva, illithid membutuhkan makhluk lain untuk jadi inkubator dan tumbuh dewasa. Kabar baik, Anda merupakan salah satu korbannya. Setelah sosok misterius ini memasukkan larva di tubuh Anda, game segera menampilkan bagian kreasi karakter.

Seperti mayoritas RPG berbasis Dungeons & Dragons yang ada sebelumnya, Baldur’s Gate III menyuguhkan beragam opsi ras dan kelas familier. Di versi demo ini, tersedia 15 pilihan ras serta 8 kelas, dan Larian berniat untuk menambah lagi jumlahnya. Kustomisasi lebih lanjut bisa Anda lakukan, seperti menentukan gender, mengubah penampilan karakter, serta mentapkan skill dan latar belakang. Aspek terunik di sana adalah, kita juga dapat bermain sebagai tokoh kreasi Larian dengan kisahnya masing-masing.

Petualangan Anda dimulai setelah kapal nautiloid karam karena diserang penunggang naga. Game dapat dinikmati lewat dua cara: melalui tampilan third-person atau isometrik ala CRPG klasik. Anda bisa mengantinya kapan pun, dan keleluasaan ini berkaitan dengan cara dunia permainan disuguhkan. Tempat ini sangat luas, menyimpan banyak rahasia, jalan pintas, serta peluang-peluang tersembunyi; dan fleksibilitas dalam mengubah perspektif akan sangat membantu eksplorasi.

IMG_28022020_144242_(1000_x_650_pixel)

Satu hal yang segera saya tangkap di sesi demo ini ialah adanya begitu banyak elemen Divinity: Original Sin II yang Larian bubuhkan di Baldur’s Gate III. Pertama, sistem pertempuran turn-based hadir menggantikan pause-based. Itu berarti, pemain diberikan lebih banyak peluang strategis dalam menaklukkan lawan. Mode turn-based dapat pula digunakan saat Anda berjelajah. Ia akan sangat berguna buat menghindari jebakan serta menyelinap di area berbahaya.

Kedua, Baldur’s Gate III juga menyajikan level interaksi yang tinggi. Pemain dapat memanipulasi beragam objek: membuat tangga dari susunan boks kayu atau menutup lubang pembuangan minyak menggunakan vas. Genangan air (atau darah) efektif dalam menghantarkan listrik, bisa Anda manfaatkan untuk menyetrum musuh yang berdiri di atasnya. Seperti di Original Sin II, solusi dari sebuah hambatan dapat Anda temukan dengan berpikir kreatif.

IMG_28022020_144254_(1000_x_650_pixel)

Keunikan lain Baldur’s Gate III yang membuatnya berbeda dari permainan sebelumnya ialah kita dibebaskan untuk memecah grup. Karakter rogue bisa Anda perintahkan menyusup ke makam kuno dan mengambil artefak penting, sementara tokoh lain Anda kirim ke kota buat berbelanja. Metode ‘memisah party‘ ini membuka banyak kesempatan dalam pertempuran, memudahkan kita menyusun serangan atau menyergap lawan.

Berbicara soal pertempuran, tiap konfrontasi di Baldur’s Gate III terbilang menantang. Pemain dituntut mengesekusi langkah dengan cermat karena satu kesalahan kecil dapat berakibat fatal bagi para karakter yang Anda kendalikan. Baldur’s Gate III bahkan terbukti cukup sulit bagi Sven Vincke selaku game director. Hanya karena kurang beruntung, karakter-karakter yang ia kendalikan disapu bersih oleh musuh, memaksanya mengulang dari awal.

IMG_28022020_144223_(1000_x_650_pixel)

Segala aksi pemain – seperti serangan ke lawan atau upaya persuasi atau intimidasi – didasari oleh ‘lemparan dadu’ virtual 20 sisi khas D&D. Karena hasilnya acak, tak semua rencana Anda akan berjalan sesuai keinginan. Meski demikian, kegagalan kadang malah memunculkan efek menarik dan pilihan-pilihan baru.

Dari aspek visual hingga nilai produksi, Baldur’s Gate III tentu jauh lebih baik dibanding Divinity: Original Sin II. Desain karakternya dibuat begitu realistis dan disertai pula segala macam detail krusial – pada mimik wajah, pakaian, hingga gerakan tubuh. Adegan dialog Baldur’s Gate III mengedepankan elemen sinematik, punya kemiripan dengan game-game BioWare di era keemasannya serta The Witcher 3. Dan entah mengapa, aspek estetikanya juga mengingatkan saya pada Neverwinter Nights 2.

Demo Baldur’s Gate III diakhiri oleh bug. Sepertinya ada glitch yang memicu sesi pertempuran tanpa kehadiran musuh, secara berulang-ulang. Sebagai orang yang sangat menanti perilisan permainan ini, saya sendiri tidak terlalu mencemaskan bug. Walaupun game terlihat sudah bisa dimainkan, dan rencananya akan memasuki tahap early access di tahun ini, peluncuran resmi Baldur’s Gate III kemungkinan masih lama.

Buat sekarang, Baldur’s Gate III baru dikonfirmasi untuk hadir di Windows (lewat Steam dan GOG) serta layanan cloud gaming Google Stadia. Tapi melihat kebiasaan Larian sebelumnya, ada peluang permainan turut di-port ke console.

Baldur’s Gate III Akan Meluncur Tahun Ini di Steam Early Access

Sebagai salah satu seri game role-playing paling legendaris, upaya pengembangan penerus Baldur’s Gate sudah dilakukan sejak dua dekade silam. Saat itu, Interplay selaku pemegang lisensi Dungeons & Dragons menugaskan Black Isle Studios untuk mengerjakannya. Namun karena masalah teknis dan krisis finansial, game yang tadinya akan diberi judul The Black Hound tersebut akhirnya dibatalkan. Sementara itu, hak publikasi game D&D kembali diamankan oleh Wizards of the Coast.

Beberapa belas tahun berlalu, fans dan gamer dikejutkan oleh pengumuman mendadak Baldur’s Gate III dalam presentasi Google Stadia di ajang E3 2019. Berkat kesuksesan Divinity: Original Sin dan sekuelnya, Larian Studios mendapatkan kepercayaan Wizards of the Coast untuk menggarap permainan yang dinanti-nanti ini. Baldur’s Gate III akan dihadirkan di Windows serta platform cloud gaming Google, dan ada kemungkinan versi console-nya meluncur setelah itu. Dan di minggu ini, terungkaplah informasi mengenai kapan game bisa mulai dicicipi.

Dalam acara investor di New York Toy Fair, Hasbro yang merupakan perusahaan induk Wizards of the Coast mengumumkan agenda buat meluncurkan Baldur’s Gate III via Steam Early Access di tahun 2020. Melalui cara ini, Larian mengajak komunitas untuk bersama-sama mengembangkan dan memoles permainan – sama seperti ketika mereka meramu Divinity: Original Sin 1 dan 2. Menariknya lagi, perusahaan juga mengungkap rencana pelepasan tujuh game Dungeons & Dragons hingga tahun 2025. Selain Baldur’s Gate III, sedang digarap pula sekuel spin-off Baldur’s Gate: Dark Alliance.

Setelah trailer sinematik Baldur’s Gate III ditayangkan di E3 2019, Larian berencana untuk memamerkan demo gameplay perdana di acara PAX East di tanggal 27 Februari besok. Lewat channel YouTube resmi, minggu lalu tim developer menyingkap sedikit apa yang sudah mereka kerjakan – seperti proses desain level, perekaman musik dan dialog, serta motion capture. Baldur’s Gate III dibangun berlandaskan ruleset D&D edisi kelima dengan sejumlah penyesuaian agar gameplay-nya lebih berorientasi pada pemain.

Baldur’s Gate III buatan Larian tidak mempunyai keterkaitan dengan Baldur’s Gate III: The Black Hound yang sempat ditangani Black Isle. Permainan di-setting kurang lebih 200 tahun setelah Baldur’s Gate II dan menyajikan jalan cerita orisinal. Berdasarkan trailer-nya, permainan sepertinya mengedepankan insiden atau konflik dengan ras illithid (Mind Flayer).

Selain lewat Stadia dan Steam, Baldur’s Gate III juga akan dirilis di platform bebas-DRM GOG.com. Uniknya, ketika banyak developer melangsungkan kesepakatan eksklusif dengan Epic Games Store, Larian malah tidak punya niatan untuk meluncurkan game di platform distribusi yang dimiliki pencipta Fortnite itu. Founder Larian Studios, Swen Vincke menyampaikan bahwa ia ingin agar Baldur’s Gate III tersedia secara luas dan mudah diakses gamer.

Via DualShockers.

Baldur’s Gate 3, cRPG Legendaris: Buah Hati Baru Larian Studios

Buat yang fanatik dengan Dungeons and Dragons (D&D) ataupun gamer PC sejati yang sekarang sudah jadi om-om, Anda seharusnya tahu seri game Baldur’s Gate.

Jika kita berbicara soal Baldur’s Gate, tak ada salahnya juga kita belajar sedikit soal sejarah RPG dan turunannya (termasuk MOBA). Baldur’s Gate (1998) adalah salah satu game yang mendapatkan lisensi resmi D&D karena memang menggunakan lore yang diangkat dari tabletop (board) game legendaris yang menjadi nenek moyang RPG.

D&D bisa dibilang sebagai cikal bakal lahirnya segala jenis game yang memiliki character role/class (macam Warrior, Mage, Rogue, dan varian-varian lainnya) dan formula rock-paper-scissors. Sedangkan Baldur’s Gate adalah salah satu game yang memopulerkan sistem dan formula itu ke kalangan yang lebih luas (di luar penggemar board game).

Baldur’s Gate dan Baldur’s Gate 2 (dengan BioWare sebagai developernya) adalah dua dari RPG klasik (cRPG) yang menjadi pakem bagaimana seharusnya merumuskan cerita (lore, plot, ketokohan, karakteristik, dkk.) dan gameplay dari sebuah game; bersama dengan game-game legendaris lainnya seperti seri Icewind Dale dan Planescape: Torment.

Baldur's Gate Enhanced Edition. Sumber: Steam
Baldur’s Gate Enhanced Edition. Sumber: Steam

Kenapa saya bercerita sedikit soal itu tadi? Karena saya ingin menekankan betapa penting dan istimewanya seri Baldur’s Gate sebagai salah satu tonggak sejarah perkembangan game sampai hari ini.

Menariknya, Baldur’s Gate 3 menjadi proyek garapan dari Larian Studios. Buat yang tidak tahu, Larian Studios adalah yang menggarap seri Divinity, termasuk Divinity: Original Sin (D:OS) dan Divinity: Original Sin 2 (D:OS2). Buat yang lebih senang bermain game picisan, Anda mungkin tak pernah mendengar nama developer ini. Namun mereka berhasil menciptakan sebuah mahakarya lewat 2 game terakhir mereka tadi. Karena itu, Larian Studios memiliki sentimen positif dari mereka-mereka yang cukup idealis dalam menilai sebuah game.

Kombinasi antara Baldur’s Gate 3 dan Larian Studios inilah yang membuat gempar para fanatik RPG sejati saat mendengar pengumumannya.

Menurut cerita CEO Larian Studio, Swen Vincke, kepada PC Gamer, ada cerita menarik di balik mendaratnya proyek Baldur’s Gate 3 ini ke pangkuan mereka. Awalnya, saat Vincke mendekati Wizards of the Coast (pemegang lisensi D&D), Larian Studios dianggap masih ‘bau kencur’ (kala itu Larian masih sedang dalam tahap pengembangan D:OS). Namun demikian justru Wizards yang menghubungi Larian saat mereka sedang menggarap D:OS2.

“Waktu D:OS2, kami harus menyerahkan desain untuk Baldur’s Gate, yang terasa sangat menyebalkan karena kami juga hendak merilis D:OS2,” Vincke bercerita. “Jadi kami duduk di hotel selama akhir pekan, sebulan sebelum rilis (D:OS2), saya bersama beberapa penulis dan designer, untuk membuat dokumen desain awal. Desain awal tadi memang tak terlalu bagus namun punya ide-ide inti dan mereka (Wizards) menyukainya.”

Larian pun membuat versi lainnya, Wizards jatuh hati, dan itulah yang menjadi fondasi dari Baldur’s Gate 3. Sayangnya, Larian belum mau mengungkap lebih banyak soal fondasi tadi. Meski memang ada beberapa hal yang mungkin bisa jadi clue dari obrolan Vincke bersama PC Gamer.

“Ada banyak orang di Larian yang bermain D&D dan ada banyak sesi game yang berjalan terus menerus, jadi hal itu memudahkan kami karena kami punya lore police internal. Saya malah yang biasanya mencoba keluar dari pakem namun mereka menegur saya untuk kembali ke ‘kiblat’. Biasanya hal itu memang cukup karena koreksi internal kami justru lebih kaku ketimbang Wizards. Mereka sangat fleksibel dengan tujuan membuat petualangan jadi lebih menyenangkan. Kami (Larian dan Wizards) punya keselarasan dalam berpikir dan implementasinya, namun punya kami berbentuk video game.” Jelas Vincke.

D:OS2 juga sudah punya mode Game Master dan Co-Op yang mengijinkan Anda bermain tabletop RPG di PC. Karena itu, Baldur’s Gate juga akan memberikan para pemainnya perlengkapan yang serupa untuk dimainkan.

Meski memang Vincke tidak mau memberikan konfirmasinya untuk Baldur’s Gate 3, ia mengaku tertarik untuk meninjau kembali sistem origin di Original Sin 2 yang menyuguhkan karakter premade dengan latar belakang, quests, dan talents yang unik.

“Saya kira latar belakang cerita yang berbeda-beda (di D:OS2) adalah sebuah terobosan untuk genre RPG. Ekspektasi untuk origin stories tadi juga sebenarnya lebih tinggi dari apa yang bisa kita implementasikan di game-nya namun saya kira kami berhasil membuatnya relevan dan saling terkait, namun ada banyak hal lainnya yang bisa dilakukan lagi soal fitur tersebut. Saya sungguh tertarik untuk eksplorasi lebih jauh soal ini.”

Divinity: Original Sin 2. Credits: Larian Studios
Divinity: Original Sin 2. Credits: Larian Studios

Baldur’s Gate 3 juga akan mengizinkan Anda bertualang bersama kawan (multiplayer) namun Larian belum mau bercerita tentang bagaimana implementasi sistem multiplayer-nya nanti.

Akhirnya, saya pribadi, yang memang maniak cRPG dan selalu mendamba game-game dengan cerita mendalam serta gameplay yang kompleks, sungguh tak sabar menanti reinkarnasi seri game legendaris yang jadi buah hati baru antara Larian Studios dan Wizards of the Coast.

Divinity: Fallen Heroes Ialah Sekuel Original Sin II Dengan Sentuhan ala XCOM

Bersama The Witcher 3 dan trilogi Dark Souls, banyak orang setuju bahwa Divinity: Original Sin II merupakan permainan role-playing modern terpenting. Game kreasi Larian Studios itu istimewa berkat kombinasi kompleksnya dunia dan cerita, karakter-karakter unik, serta bagaimana ia memberikan para pemain keleluasaan dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas.

Dua tahun hampir berlalu semenjak Divinity: Original Sin II melakukan debutnya di Windows. Dan secara mendadak, tim developer dari Belgia itu mengumumkan Divinity: Fallen Heroes di tengah minggu ini. Game baru tersebut sangat menarik karena berperan sebagai sekuel sekaligus spin-off dari Original Sin II. Lewat pengembangannya, Larian mecoba bereksperimen dengan formula baru, berangkat dari gameplay taktis di dua Original Sin terdahulu.

Fallen Heroes mungkin bisa dideskripsikan sebagai Final Fantasy Tactics-nya seri Divinity. Dan menggali lebih dalam, game punya sejumlah kesamaan dengan seri XCOM. Itu artinya, ia siap memuaskan dahaga penggemar permainan strategi kelas kakap – tetapi dilatarbelakangi jagat fantasi, bukan sci-fi. Di sana Anda dapat merekrut pasukan dari berbagai ras, lalu meng-upgrade dan membekali mereka dengan perlengkapan yang lebih baik.

Uniknya, kita akan menemui banyak hal familier di Divinity: Fallen Heroes. Pertama, karakter-karakter Divinity: Original Sin II seperti Malady, Fane, Ifan, Lohse, Sebille, Red Prince, dan Beast akan hadir lagi serta membantu Anda mengerjakan misi. Kedua, perahu perang Lady Vengeance kembali jadi markas dan pusat misi. Anda tidak bisa membangun atau menambah ruang seperti di XCOM, tapi dipersilakan buat mengunjungi area berbeda dan berdialog dengan penghuninya.

Satu lagi kesamaan antara Fallen Heroes dan XCOM adalah sistem kematian permanen. Itu artinya, keputusan keliru dapat menyebabkan karakter favorit yang telah Anda asuh sedimikian rupa tewas. Game juga tidak kalah menantang: musuh akan mencoba menyergap Anda dan mereka bisa menggunakan kemampuan serupa para hero di tim Anda. Untuk meminimalkan korban, pemain dituntut buat berpikir dan mengeksekusi langkah matang-matang.

Seperti dalam Original Sin, elemen memegang peranan penting dalam pertempuran. Genangan oli bisa menghambat gerakan musuh dan membakar mereka jika disulut api. Lawan yang basah kuyup dapat lebih mudah membeku. Lalu selain mematikan, elemen racun bisa pula meledak. Namun berbeda dari XCOM, beberapa level punya kondisi kemenangan yang bervariasi karena Fallen Heroes juga mengedepankan elemen narasi dan cerita.

Divinity: Fallen Heroes diproduksi secara kolaboratif oleh Larian dan Logic Artists. Game dijadwalkan untuk meluncur di sejumlah platform gaming di tahun ini juga, tetapi developer belum mengungkap detailnya secara lebih spesifik. Tebakan saya, Fallen Heroes kemungkinan akan tersedia di PC, Xbox One dan PS4 – dan saya pribadi berharap ada versi Nintendo Switch-nya.

Sumber: Situs Divinty: Fallen Heroes. Tambahan: PC Gamer.

RPG Terbaik PC di 2017, Divinity: Original Sin II Akan Hadir di PS4 dan Xbox One

Hal menakjubkan yang saya baru sadari belakangan ini ialah bagaimana Larian meramu Divinity: Original Sin II dengan begitu apik agar permainan bisa dinikmati lebih santai. Sambungkan controller Xbox One ke PC dan game akan menyuguhkan mode gamepad plus UI khusus sehingga pengendalian dapat diakses mudah dari periferal yang mempunyai input lebih sedikit dari keyboard dan mouse itu.

Versi terbaru Divinity: Original Sin II, yakni v3.0.190.74, boleh dibilang sudah sangat siap untuk dimainkan dari console. Dan benar saja, tepat di tanggal 5 April kemarin, Larian Studios mengumumkan rencana untuk menghadirkan RPG fenomenal itu di PlayStation 4 dan Xbox One. Via blog PlayStation dan Xbox Wire, Larian menjelaskan bahwa langkah ini merupakan jawaban atas permintaan para gamer console.

Meskipun didesain sebagai permainan role-playing dengan narasi memukau ala Baldur’s Gate yang dipadu tingginya level interaktivitas antara karakter dan lingkungan serta objek dalam game, keistimewaan Divinity: Original Sin II juga terletak pada dukungan multiplayer co-op. Di console, Original Sin II dapat dimainkan bersama teman dari atas sofa ataupun secara online.

Versi Xbox One dan PS4 permainan ini menyuguhkan segala konten edisi PC-nya. Larian Studios sejauh ini belum pernah melepas DLC, hanya ada update untuk menyempurnakan aspek-aspek di permainan. Devine Edition yang disediakan secara digital sendiri hanya dibundel bersama bonus peta, soundtrack, art pack dan buku digital – isinya sama sekali tidak memengaruhi gameplay.

Divinity Original Sin II 2

Developer kembali menekankan bagaimana Divinity: Original Sin II akan menantang kreativitas Anda. Segala quest dan penghalang di sana dapat diselesaikan melalui cara berbeda. Misalnya untuk mendapatkan isi peti harta di belakang jeruji besi: Anda bisa menghancurkan pintunya, mengakali kuncinya, atau menggunakan sihir teleportasi buat mengeluarkan peti tersebut dari ruangan.

Divinity Original Sin II 1

Sesi pertempurannya juga tidak kalah unik. Pertarungan disajikan secara turn-based, dan di sana, Anda dipersilakan bereksperimen serta memanfaatkan elemen yang ada untuk menundukkan lawan: minyak bisa memperlambat gerakan dan akan terbakar ketika terekspos api, lalu air dapat menghantarkan listrik atau membekukan musuh jika dipadu sihir es.

Divinity Original Sin II 3

Divinity: Original Sin II akan mendarat di PlayStation 4 dan Xbox One pada bulan Agustus 2018 nanti. Larian juga berjanji untuk memoles kontennya hingga kualitas Divinity: Original Sin II di console betul-betul memuaskan.

Sebagai salah satu RPG terbaik yang dilepas di dekade ini, saya sangat gembira Divinity: Original Sin II akhirnya dapat dimainkan oleh lebih banyak orang. Saya berharap suatu saat nanti, permainan juga akan dirilis di Nintendo Switch.

Divinity: Original Sin II Terjual 1 Juta Kopi, Buktikan Bahwa Gamer Masih Menyukai RPG ‘Old-School’

Di era platform gaming modern, ada indikasi yang menyiratkan bahwa khalayak kini lebih menyukai permainan dengan gameplay sederhana: hanya ada sedikit real-time strategy blockbuster meluncur di tahun ini, lalu terdapat kekhawatiran game-game single-player berformula kompleks seperti Deus Ex tak lagi jadi favorit. Tapi sentimen itu tidak bisa dikatakan sepenuhnya akurat.

Sejak pertama kali diumumkan, developer Larian Studios tak segan-segan menunjuk kalangan antusias RPG sebagai target utama permainan baru mereka yang diberi judul Divinity: Original Sin II. Namun tak disangka, hanya dalam empat hari setelah dirilis, Original Sin II dibeli oleh hampir 500 ribu orang. Game juga mendapatkan banyak pujian dari pemain, bahkan sebagian dari mereka berpendapat bahwa Original Sin II merupakan salah satu RPG terbaik sepanjang masa.

Dan di akhir tahun 2017 ini, Larian Studios punya satu lagi kabar gembira buat para gamer Divinity: Original Sin II. Lewat Twitter-nya, sang developer mengumumkan bahwa permainan ini telah terjual sebanyak satu juta kopi dalam waktu kurang lebih dua bulan selepas peluncurannya, dibarengi oleh meme ala Boromir serta ucapan terima kasih untuk seluruh pemain setianya.

“Kami tidak akan bisa menjual Divinity: Original Sin II sebanyak satu juta kopi tanpa bantuan para fans terbaik di dunia!” tutur tim developer, “Hanya dalam waktu dua bulan, kami sukses memperoleh pencapaian ini, dan itu semua karena berkat dukungan Anda!”

Berdasarkan data yang ditangkap oleh SteamSpy, saat artikel ini ditulis, Divinity: Original Sin II dimiliki oleh 947.178 user Steam. Itu berarti lebih dari 50 ribu gamer lain membelinya dari platform non-DRM GOG.com. Ada indikasi kuat angka penjualan game terdongkrak naik karena dampak dari program Steam Autumn Sale yang berlangsung belum lama ini.

Bahkan tanpa promo Steam Sale, harga Divinity: Original Sin II cenderung lebih murah dari permainan lain, meski konten dan kualitasnya boleh dibilang melampaui sejumlah judul-judul RPG blockbuster yang juga diriliis di 2017 – sebut saja Mass Effect: Andromeda. Buat gamer Indonesia, Original Sin II bisa dibeli seharga cuma Rp 336 ribu.

Jika kebetulan Anda punya modal lebih banyak, Larian juga menawarkan versi Devine Edition seharga Rp 452 ribu (berisi bonus art book dan peta digital, art pack, dan original soundtrack) serta Eternal Edition di harga Rp 546 ribu. Edisi terakhir ini menyuguhkan segala konten Divine Edition, plus game Divinity: Original Sin Enhanced Edition, Divinity II Developer’s Cut, Divine Divinity, dan Beyond Divinity.

Via PC Gamer.

Divinity: Original Sin II Menjadi Game Dengan Review Tertinggi Kedua di Tahun 2017

September 2017 merupakan momen penuh suka cita bagi para penggemar RPG. Satu permaianan yang sangat mereka nanti tak hanya memuaskan, tapi tersuguh melampaui ekspektasi. Kualitas dari game independen berjudul Divinity: Original Sin II itu begitu tinggi dan menjadi buah bibir di kalangan gamer.

Di akhir minggu setelah game dirilis, Divinity: Original SIn II dimainkan lebih dari 85 ribu gamer bersama-sama, dan secara mengejutkan masuk ke daftar lima permainan terbesar di Steam. Kemudian kurang lebih empat hari selepas peluncurannya, developer Larian Studios mengabarkan penjualan game ini via  Steam mendekati angka 500 ribu kopi, belum termasuk versi yang didistribusikan lewat platform lain.

Kini ulasan-ulasan mulai bermunculan, dan hampir semuanya mengungkapkan apresiasi serta skor yang tinggi. Penilaian ‘paling rendah’ disodorkan oleh Trusted Review, mereka ‘hanya’ memberikan skor 80. Di situs-situs agregat review seperti OpenCritic dan Metacritic, nilai rata-rata permainan terus melambung. Dan kemarin, game berhasil menyingkirkan Persona 5 sebagai RPG terbaik di tahun 2017.

Divinity Original Sin II reviews 1

Di dua situs tersebut, Divinity: Original Sin II mencetak skor (sementara) 95 dari 100, berdasarkan rata-rata dari sekitar 30 ulasan. Angka tersebut melampaui nilai yang diraih oleh Persona 5 (93 di Metacritic dan 94 di OpenCritic). Tadinya, Persona 5 merupakan permainan dengan review tertinggi kedua di 2017. Pencapaian luar biasa Original Sin II menempatkan mereka hanya satu poin di belakang The Legend of Zelda: Breath of the Wild, yang menduduki singgasana game berskor terbaik tahun ini.

Divinity Original Sin II reviews 2

Dari mayoritas ulasan tersebut, kata ‘kompleksitas’ berkali-kali muncul, ditujukan baik pada aspek narasi dan pertempuran. Sejumlah media juga tak ragu mengomparasi Divinity: Original Sin II dengan The Witcher 3: Wild Hunt. Sangat menarik, karena penyuguhan kedua game ini betul-betul bertolak belakang: Wild Hunt merepresentasikan RPG modern, dibekali teknologi grafis paling mutakhir dan mengusung elemen action yang kental; sedangkan Original Sin II menyajikan perspektif isometrik, dengan dua gameplay berbeda – real-time saat eksplorasi dan turn-based sewaktu bertempur.

Divinity Original Sin II reviews 3

Memang tetap ada peluang nilai rata-rata Original Sin II kembali turun, apalagi jika sejumlah media mengeluarkan skor di bawah 95. Namun pencapaian tersebut membuktikan bahwa satu karya digital dari studio indie mampu menyaingi, dan bahkan melampaui, kualitas game developer-developer yang memperoleh dukungan finansial dari perusahaan-perusahaan gaming raksasa dunia.

Saya sudah menghabiskan hampir 70 jam buat menikmati Divinity: Original Sin II, dan karena banyaknya hal yang bisa dilakukan, saya belum dapat melihat ujung petulangan ini. Saya sempat menulis impresi bermain Original Sin II, dan terkesima oleh kebebasan yang diberikannya.

Divinity: Original Sin II bisa Anda beli di Steam seharga Rp 336 ribu.

Empat Hari Setelah Dirilis, Divinity: Original Sin II Terjual Hampir Setengah Juta Kopi

Ada masa ketika game-game role-playing buatan BioWare dielu-elukan sebagai standar RPG modern: mengutamakan aspek sinematik dipadu voice acting kelas Hollywood. Tapi kesuksesan ‘judul-judul baru dengan rasa klasik’ seperti Pillars of Eternity dan Torment: Tides of Numenera membuktikan bahwa masih ada banyak gamer menyukai gameplay kompleks yang berorientasi pada narasi.

Menariknya, sekuel pertama dari Divinity: Original Sin kreasi Larian Studios bukan hanya mengikuti kisah sukses permainan-permainan sejenis. Ia juga memecahkan rekor peluncuran CRPG. Di akhir minggu lalu, Divinity: Original Sin II dimainkan oleh lebih dari 85 ribu pengguna Steam secara bersama-sama – dan angka ini belum termasuk gamer yang membelinya dari platform distribusi tanpa-DRM, GOG.

Kabar gembira tak berhenti sampai di sana. Berdasarkan pengakuan head of studio Swen Vincke pada Eurogamer, angka penjualan Divinity: Original Sin II terus melesat. Hanya empat hari setelah dirilis, permainan sudah dibeli oleh hampir 500 ribu orang. Uniknya lagi, ketertarikan gamer telah terlihat tinggi sejak Original Sin II masih tersedia dalam versi Early Access, karena mayoritas transaksi dilakukan ketika game belum rampung. Pasca hari pelepasan Divinity: Original Sin II, angka pembelian bertambah 180 ribu kopi.

“Luar biasa, hal ini di luar ekspektasi kami,” kata Vincke. Namun melonjaknya jumlah pemain Divinity: Original Sin II juga memberikan masalah baru buat Larian Studios: mereka harus memastikan server-servernya siap menangani serbuan gamer.

Peluncuran Divinity: Original Sin II sebetulnya juga diwarnai perisiwa tak terduga. Tepat di hari perilisannya, proses unggah permainan ke Steam harus ditunda karena seperempat bagian kota Ghent di Belgia mengalami pemadaman listrik. Bahkan sewaktu developer mencoba mengunggah dari lokasi lain, Steam uploader mengalami eror dan tidak mau memulai prosesnya. Staf Larian sempat skeptis permainan bisa betul-betul dirilis di tanggal 14 September.

Kesuksesan penjualan Divinity: Original Sin II di PC tentu saja memperbesar peluang kehadiran RPG unik ini di platform lain. Larian Studios memang sudah punya agenda untuk menggarap versi console (di PC, game didesain agar siap mendukung controller DualShock 4 dan Xbox One), namun mereka belum mengungkap kapan tepatnya versi tersebut akan tersedia.

“Saat ini kami sedang memfokuskan perhatian dalam meramu patch pertama untuk Original Sin II di PC, rencananya akan digulirkan minggu ini,” ttur Vincke pada Eurogamer. “Banyaknya pemain berarti bertambah pula masalah-masalah terkait kompatibilitas, dan kami ingin menanganinya secepat mungkin. Sesudah itu, tim akan mengambil liburan panjang sebelum memulai pekerjaan baru.”

Divinity: Original Sin II Sajikan Kebebasan Bermain yang Sulit Ditandingi RPG Lain

Melihat bagaimana judul-judul seperti Persona 5, Nier: Automata dan Nioh mendapatkan pujian dari gamer dan media, untuk sementara kita bisa menyimpulkan bahwa 2017 adalah tahun bersinarnya game-game role-playing Jepang. Tapi satu judul buatan studio Belgia belum lama ini meluncur dan berpeluang meruntuhkan dominasi developer Negeri Matahari Terbit.

Saat dirilis, Swen Vincke dan tim Larian Studios sama sekali tidak menyangka Divinity: Original Sin II dimainkan oleh begitu banyak gamer, berhasil mengalahkan rekor Pillars of Eternity beserta Original Sin pertama. Di Steam, jumlah pemain yang menikmatinya secara bersamaan minggu lalu mencapai 85.945 orang, belum termasuk di platform distribusi lain seperti GOG.

Original Sin II 7

Hal tersebut mengindikasikan ada sesuatu yang istimewa dalam Divinity: Original Sin II, dan dari sesi bermain selama 30 jam lebih, saya menyadari bahwa kebebasan merupakan alasannya, membuat Original Sin II berbeda dari RPG lain. Fakta ini sangat menarik karena Original Sin II bukanlah game berstruktur open-world.

Original Sin II 2

Dalam mayoritas RPG, pilihan Anda di awal akan memengaruhi jalannya permainan, dan hal ini sangatlah wajar. Di JRPG, kustomisasi umumnya lebih sedikit lagi (kecuali mungkin di seri Dark Souls). Namun Original Sin II tidak mengunci pemain di satu peran tertentu. Karakter support (kelas Enchater misalnya) dipersilakan mentransformasi dirinya jadi Battlemage atau Inquisitor.

Original Sin II 3

Kebebasan turut diterapkan pada sistem companion-nya. Biasanya kita menyesuaikan kelas karakter utama dengan tokoh-tokoh NPC di dalam grup – misalnya saat sudah ada rogue, wizard atau archer, pemain jadi enggan memilih kelas yang sama. Di Original Sin II, Anda-lah yang menentukan kelas para NPC. Anda bahkan bisa bermain sebagai salah satu karakter tersebut, lengkap dengan latar belakang dan pilihan dialog uniknya sendiri.

Original Sin II 5

Selanjutnya, kita juga dibebaskan bermain, menyelesaikan teka-teki dan quest sesuka hati. Original Sin II menyediakan banyak sekali peluang dalam menangani masalah. Untuk mengambil peti harta dibelakang pintu yang terkunci misalnya, Anda bisa menggunakan lock pick, menghancurkan pintu tersebut, atau men-teleportasi teman Anda buat menjarahnya. Lalu untuk keluar dari camp tahanan, kita dapat melakukan pemberontakan terbuka, menyusup lewat gorong-gorong pembuangan, atau bekerja sama dengan penjaga.

Saya sempat mencoba merusak sistem quest dengan menghabisi semua karakter non-playable di area awal, namun game tetap berjalan normal, walaupun hal tersebut membuat saya kehilangan banyak peluang penting.

Original Sin II 6

Dan tentu saja, kemampuan-kemampuan karakter Anda akan memengaruhi gameplay. Pemain bisa mempelajari skill Pet Pal agar dapat berbicara dengan hewan, atau jika bermain sebagai Elf, Anda bisa memakan potongan tubuh mayat untuk ‘mengintip’ masa lalunya. Lalu andaikan karakter Anda seorang Undead, maka aturan berlaku terbalik: healing spell sangat berbahaya dan racun malah dapat mengobati Anda.

Original Sin II 4

Masih ada banyak aspek-aspek superior di Divinity: Original Sin II: jalan cerita, penulisan naskah, humor, kustomisasi, gameplay turn-based-nya, mode multiplayer co-op, hingga voice acting yang diperhatikan developer hingga ke karakter-karakter pelengkap (tikus yang Anda ajak bicara misalnya). Saya ingin mengulas semuanya, namun sesi bermain 30 jam masih terbilang sangat dangkal dibanding melimpahnya konten yang Larian benamkan dalam Original Sin II.

Original Sin II 8

Divinity: Original Sin II buat sekarang cuma tersedia secara eksklusif di Windows PC via Steam, dijajakan seharga Rp 336 ribu saja.