Tag Archives: Larry Chua

Mengenal Lanskap Industri Travel dan Pergerakan Digitalnya

Salah satu industri yang cukup berkembang pesat di era digital ini adalah perjalanan atau travel. Cakupannya cukup luas dengan segmentasi yang dimiliki. Mungkin beberapa dari pembaca mengenal beberapa istilah seperti Online Travel Agency (OTA), Hospitality dan lain sebagainya. Bahkan penguraiannya pun sekarang makin spesifik. Contoh saja soal kehadiran budget hotel, sebagai evolusi layanan penginapan yang mengakomodasi travellers.

Untuk mengulas tentang bisnis travel, kami berdiskusi dengan Larry Chua, Co-Founder Caption Hospitality. Pengalamannya di industri travel tidak diragukan lagi. Bersama Caption Hospitality saat ini ia mengembangkan sebuah solusi terpadu yang diperuntukkan pemilik hotel atau penginapan untuk memiliki sistem teknologi, untuk mengakselerasi bisnisnya di era digital.

Larry Chua - Co-Founder dan CEO Caption Hospitality / Caption
Larry Chua – Co-Founder Caption Hospitality / Caption Hospitality

Awal mula industri travel dan perkembangannya

Di awal perbincangan, kami membahas tentang industri travel online yang ada saat ini. Istilah seperti OTA cukup membingungkan bagi orang awam. Larry pun sepakat akan hal tersebut, ia mengungkapkan lanskap ini memiliki cakupan sangat luas. Industri travel pada mulanya ada untuk melengkapi kebutuhan bisnis, sehingga di awal kemunculannya banyak bermunculan istilah bisnis yang disebut dengan “corporate travel”.

Apa yang dicakup dalam bisnis tersebut ada dua hal, pertama ialah moda transportasi (pesawat, kereta api, bus, hingga ojek) dan akomodasi (hotel, hostel, guest house, hingga kos). Ini adalah hal paling fundamental. Hingga pada akhirnya kini moda perjalanan makin terjangkau, pergeseran pun dimulai, banyak orang melakukan travelling untuk tujuan di luar perjalanan bisnis, yakni bersantai.

Di masa lalu pemasok akomodasi dan agen transportasi menggunakan sistem keagenan untuk menjual inventory mereka, merujuk pada proses distribusi. Proses itu berjalan bukan tanpa alasan, didominasi konsumen bisnis alur transaksinya didesain untuk mampu menyesuaikan kebutuhan perkantoran, misalnya ada cerdit term dengan jangka pembayaran tertentu dan lain sebagainya. Sistem ini juga untuk mencegah pemindahbukuan dan penanganan yang terlalu banyak oleh agen.

Jadi apa yang disebut OTA sebenarnya sebuah kanal distribusi baru untuk para pemasok. Nilai plus yang mereka berikan adalah saluran 24 jam untuk pemesanan moda transportasi dan akomodasi. Dengan keunggulan yang diberikan, mereka bertarung memasarkan dan mengarahkan lalu lintas pengguna ke situs web mereka. Dengan upaya ini, sebagian besar OTA mengenakan biaya dari 17% – 30% dari harga jual pemasok akomodasi. Contoh OTA populer saat ini seperti Traveloka, Pegipegi, Tiket, Rajakamar dan sebagainya.

Bagaimana OTA dan penyedia jasa bersinergi?

Larry memulai dengan sebuah pertanyaan, apakah hotel bisa bertahan tanpa OTA? Jawabannya iya. Sebaliknya, bisakah OTA bertahan tanpa hotel? Jawabannya tentu tidak. OTA hanya seperti sebuah marketplace, tanpa pemasok produk akomodasi atau travel maka bisnis mereka tidak akan jalan. Masalahnya mereka (hotel) sangat baik dalam menjalankan bisnisnya (akomodasi), namun banyak yang tidak mengerti tentang teknologi dan dunia digital.

Teknologi di sisi penyedia jasa hotel (hoteliers) tidak berkembang cukup pesat. Baru akhir-akhir ini saja penggunaan perangkat lunak berbasis komputasi awan atau sejenisnya mulai terlihat sebagai improvisasi layanan. Hal itu menurut Larry wajar, karena jika hoteliers memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ruang digital, mereka tidak memerlukan OTA untuk melakukan pemasaran.

Faktanya masih ada beberapa kelompok hotel yang tidak mencantumkan propertinya di OTA dan masih berjalan baik. Ini adalah contoh sisi lain dalam konteks ini. Namun gelombang ketiga evolusi online travel tampaknya juga akan segera hadir. Raksasa internet Google pun telah bereksperimen banyak dalam lini industri travel, perubahannya tentu akan banyak memberikan keuntungan untuk bisnis.

Persaingan industri travel yang ada saat ini

Menurut Larry, travel adalah salah satu vertikal bisnis yang paling menguntungkan untuk situs e-commmerce, deals atau semacamnya. Sebelum di Caption, Larry pernah memimpin sebuah travel department bisnis e-commerce, yakni Ensogo dan Deal.com. Ia lanjut menceritakan, pada satu titik pendapatan netto travel department menutupi seluruh biaya bulanan perusahaan.

Jadi apa yang terjadi saat ini dalam bisnis travel di Indonesia bukan “hal aneh” bagi Larry, misalnya akuisisi Tiket.com oleh Blibli. Perusahaan e-commerce seperti Bukalapak dan Tokopedia akan mulai bergerak penuh ke dalam ruang ini dan juga tidak akan mengejutkan jika nanti unicorn lain seperti Go-Jek akan mulai bermain di dalam ruang ini.

Turut ditekankan Larry bahwa ini adalah sebuah langkah bertahap ketika perusahaan mulai mengendalikan basis data pengguna dalam jumlah pesat. Mereka semua beroperasi sebagai pasar. Pertanyaan selanjutnya adalah model seperti apa yang bisa dijual kepada konsumen untuk menghasilkan keuntungan dan harga tiket tertinggi.

Gambaran umum lanskap industri travel / Caption Hospitality
Gambaran umum lanskap industri travel / Caption Hospitality

Hospitality untuk menggerakkan digitalisasi industri

Masih banyak masalah dan tantangan yang dihadapi pemilik properti. Pebisnis di Indonesia (secara umum) perlu belajar dari industri di daerah seperti Bali dan meniru tingkat layanan. Teknologi pasti sangat berperan dalam hal ini, membantu hoteliers menjadi lebih laku, serta membantu membuat biaya operasional menjadi lebih efisien. Namun demikian tetap ada masalah yang belum terselesaikan, misalnya untuk pengelolaan insentif ruang rapat, akomodasi perjalanan bisnis, hingga pengelolaan pemanfaatan fasilitas spesifik seperti kolam renang.

Untuk menguraikan kebutuhan digitalisasi, kebanyakan orang berpikir bahwa situs web adalah jawabannya. Namun dari pengamatan Larry, situs web hotel banyak yang perlu dipikirkan dan dirancang ulang sehingga dapat menginspirasi dan mengubah lalu lintas kunjungan menjadi pemesanan, bahkan traksi. Fakta penting lainnya adalah kebanyakan orang di Indonesia melihat informasi perjalanan dan bertransaksi di ponsel.

Kenyataannya lainnya adalah sebagian besar hotel masih melibatkan beberapa perusahaan pengembangan situs web atau perancang freelance untuk mengembangkan situs web mereka. Parahnya pengembang tersebut tak sedikit yang memiliki pengetahuan minim tentang perilaku travelers. Sayangnya kita tidak lagi tinggal di tahun 1998, situs web tidak lagi hanya ditujukan untuk kebutuhan informatif.

Edukasi berkelanjutan sangat dibutuhkan di Indonesia tentang ruang digital dan teknologi. Menurut Larry, banyak pengelola hotel masih memiliki pola pikir tahun 1990-an. Kita masih bisa melihat properti menggunakan pena dan kertas manual untuk check-in, kita masih bisa menemukan hotel yang tidak memiliki website yang tepat. Di sini Hospitality berperan. Larry mendefinisikan Hospitality sebagai pemasok dan salah satu aspek inti dari perjalanan. Tanpa Hospitality dan hoteliers, tidak ada “bisnis travel“.

Pengembang Sistem Aplikasi Perhotelan Caption Hospitality Jalin Kerja Sama dengan eRevMax Perluas Mitra Distribusi

Caption Hospitality sebuah startup pengembang sistem aplikasi perhotelan asal Yogyakarta dan Singapura baru saja meresmikan kerja samanya dengan eRevMax. Kerja sama ini  bertujuan untuk mengintegrasikan layanan end-to-end CRONO milik Caption dengan teknologi distribusi online perhotelan yang dimiliki eRevMax. Integrasi dua sistem ini menawarkan channel management dan pengaturan reservasi yang dapat diautomasi bagi properti independen di seluruh kawasan Asia Pasifik.

Integrasi ini memungkinkan para penyedia jasa akomodasi yang tergabung dalam Property Manegement System (PMS) milik Caption untuk mendistribusikan ketersediaan kamar dan harga properti mereka ke situs distribusi pihak ketiga secara langsung dari PMS mereka dan menerima pemesanan langsung dari RTConnect dan LIVE OS milik RateTiger. Harga online dan ketersediaan kamar akan diperbarui secara otomatis di semua saluran penjualan yang terhubung termasuk Sistem Distribusi Global, Online Travel Agent (OTA), Meta-search, dan situs e-commerce lainnya.

“Akomodasi dengan tingkat lebih rendah di negara berkembang saat ini sedang menghadapi tantangan untuk terus mempertahankan bisnisnya di dunia online. Melalui kerja sama ini, kami menyelesaikan masalah yang dihadapi properti dan pemilik hotel dengan teknologi yang simpel dan mudah untuk dioperasikan, hanya dengan panel kontrol tunggal pada CRONO milik Caption Hospitality, mereka akan terhubung dengan lebih dari 700 OTA dan 4 GDS (Global Distribution System) di seluruh dunia dengan bantuan eRevMax.” ujar Co-Founder Caption Hospitality Larry Chua.

CRONO sendiri merupakan ‘single software untuk hotel’ yang menyediakan layanan terskala dan dapat diandalkan untuk semua tipe dan ukuran hotel, terutama hotel independen dan butik. Kerja sama strategis antara kedua spesialis industri teknologi hospitalitas ini akan membantu hotel mengefektifkan penjualan mereka melalui satu aplikasi untuk semua manajemen pendapatan dan distribusi.

eRevMax terus mengembangkan jaringan mitranya untuk menawarkan solusi yang terhubung secara langsung dan real-time untuk pengalaman distribusi yang lancar dan tanpa gangguan. Ini termasuk solusi bagi pasar independen dan skala atas melalui perusahaan grup hotel. Ekosistem channel milik eRevMax memfasilitasi layanan konektivitas dan relationship management yang bersertifikat kualitas untuk menunjang strategi yang kompleks untuk meningkatkan pendapatan.

“Hubungan antara software kami dengan PMS milik Caption Hospitality menyediakan pilihan bagi hotel atau properti independen untuk mengelola saluran distribusi online dengan biaya yang efektif tanpa perlu khawatir untuk mengatur ketersediaan kamar secara manual di setiap website pemesanan. Lebih banyak hotel akan dapat menggunakan keuntungan dari ekosistem channel kami sembari menyederhanakan upaya distribusi mereka. Koneksi XML yang aman akan memastikan pembaruan harga dan ketersediaan secara langsung, dan juga pengambilan data booking, sehingga menjaga PMS milik hotel akan selalu diperbarui,” ujar SVP Project Management eRevMax Ashis Saha.

Caption Ingin Mudahkan Bisnis Perhotelan Digitalkan Proses Operasional dan Akomodasi

Startup digital memang identik dengan upayanya dalam memecahkan masalah dengan cara-cara yang efisien. Pun demikian dengan Caption (atau sering disebut dengan Caption Hospitality/Hotel), sebuah startup berbasis di Yogyakarta yang berinovasi mengembangkan solusi digital untuk bisnis perhotelan. Misi Caption adalah memudahkan hotel atau penginapan di berbagai kelas untuk memiliki pendekatan digital yang baik dengan investasi yang paling efisien.

Caption didirikan oleh dua orang Co-Founder lulusan Founder Institute, Larry Chua dan Budi Santoso. Keduanya dihubungkan oleh seorang Founding Partner dari Goldern Gate Ventures. Larry yang telah berpengalaman lebih dari satu dekade di industri travel memegang tanggung jawab untuk mengembangkan proses bisnis dari Caption. Sedangkan Budi lebih banyak mengakomodasi kebutuhan pengembangan teknologi.

Ide startup dimulai ketika menemukan keterbatasan dari target pasar

Pada awalnya Caption mencoba membangun sebuah OTA (Online Travel Agencies) di Asia Tenggara yang fokus pada hotel butik (hotel kecil dengan fasilitas mewah). Kala itu pengembangan pelanggan dan bisnis awal dilakukan di Singapura. Namun ketika tim menguji model bisnis tersebut di pasar negara berkembang, seperti Indonesia dan Thailand, mereka menemukan kendala di sisi pengelola hotel, yakni mereka (hotel butik) tidak memiliki teknologi yang memungkinkan untuk terintegrasi dengan layanan OTA.

Melihat fakta tersebut, yang cukup berat untuk melancarkan sebuah OTA dengan segmentasi spesifik di hotel butik, akhirnya Caption sempat melakukan pivot, yakni dengan beralih mengembangkan mesin Meta-Search yang berfokus di pasar Thailand. Sayangnya keterbatasan justru ada pada pemahaman bahasa dan karakter pengguna. Akhirnya Caption mencoba memikirkan tentang langkah terbaik untuk merangkul industri tersebut dengan cara lain. Caption ingin mencoba menyelesaikan akar permasalahannya untuk mendigitalkan kegiatan operasional di hotel-hotel tersebut.

“Sebenarnya ada banyak solusi yang mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi bisnis properti. Lalu mengapa tidak menggunakannya? Setelah menghabiskan waktu hampir 4 bulan untuk survei dan melakukan wawancara dengan beberapa properti, kami menyimpulkan beberapa hal, (1) karena solusi tersebut terlalu mahal, (2) hanya cocok digunakan untuk keadaan ideal dari sisi infrastruktur, (3) terlalu rumit untuk staf hotel dan (4) keterbatasan pemasaran online,” ujar tim Caption menjelaskan tentang hasil temuannya.

Dari temuan tersebut maka lahirlah sebuah solusi end-to-end bernama CRONO. Sebuah solusi yang siap mengakomodasi kebutuhan wisata yang tidak memerlukan modul-modul rumit, seperti kebutuhan operasional F&B, spa, bar dan lainnya. Selain solusi berupa perangkat lunak untuk membantu kegiatan operasional, Caption juga menyediakan layanan manajemen hotel online yang bekerja sebagai perpanjangan tangan pihak pengelola hotel.

Caption memberikan layanan pengelolaan SEO, SEM, media sosial, dan kampanye online lainnya untuk meningkatkan peminat layanan hotel tersebut. Dalam hal ini, Caption sangat percaya bahwa teknologi adalah satu-satunya kendaraan yang dapat mengakselerasi bisnis tersebut. Namun penggunaannya pun harus tepat untuk memberikan keuntungan yang optimal, sehingga Caption memilih mendampingi pelanggannya secara lebih intend guna mencapai target optimal tersebut.

“Kami telah melaksanakan pendekatan pasar dengan metode bottom up, kami menginvestasikan waktu dan sumber daya kami bagi umpan balik dan pengembangan konsumen secara terus-menerus, yang memungkinkan kami untuk merancang sebuah produk yang user-friendly yang benar-benar dapat membantu staf hotel untuk bekerja dengan cara yang efisien dalam melakukan pekerjaan inti mereka,” ungkap tim Caption.

Akomodasi tingkat rendah untuk wisatawan modern

Saat ini Caption sedang menguji coba secara intensif solusi yang ditawarkan di 5 bisnis properti di beberapa kota di Indonesia. Selain itu Caption juga telah berhasil menjalin kemitraan eksklusif dengan salah satu Channel Manager terbesar di dunia, yang memungkinkan setiap properti untuk dihubungkan ke 3.700 OTA di dunia. Caption juga dalam tahap akhir dari penandatanganan kontrak manajemen selama 5 tahun dengan beberapa properti di Indonesia.

“Sementara Oracle telah mendominasi pasar akomodasi tingkat atas, kami memiliki tujuan untuk menjadi sistem operasi pilihan utama untuk akomodasi wisata dengan tingkat yang lebih rendah, serta memungkinkan dan memberdayakan akomodasi dengan tingkat yang lebih rendah untuk siap melayani wisatawan modern,” pungkas tim Caption.

Caption sendiri saat ini telah menutup angel round pada awal tahun 2016, dan berencana untuk menggalang dana pada awal tahun 2017 untuk mengakselerasi bisnisnya.