Google kembali membuka kesempatan untuk startup di Indonesia untuk mengikuti program Launchpad Accelerator. Sebuah program yang diinisiasi oleh Google dalam rangka membantu startup-startup terpilih untuk mengakselerasi bisnis dan teknologi mereka. Dengan Launchpad Accelerator, Google berkomitmen untuk terus membina sejumlah startup berbakat, termasuk di Indonesia. Pendaftaran Launchpad Accelerator sudah dibuka mulai hari ini hingga tanggal 27 April 2017.
Program Launchpad Accelerator ini juga disebut akan membantu pemerintah menjadikan Indonesia sebagai negara dengan perekonomian digital terbesar di Asia Tenggara. Untuk kelas ke empat ini rencananya akan diselenggarakan di Launcpad Space, sebuah arena Google di San Francisco yang nantinya akan menjadi tempat para developer dan startup bisa mendapatkan pelatihan teknis gratis dan bimbingan individual untuk menyukseskan pembuatan aplikasi startup mereka.
Selain Indonesia, Google Launchpad Accelerator juga membuka kesempatan untuk startup di beberapa negara seperti India, Thailand, Vietnam, Malaysia dan Filipina dan beberapa negara di benua lain.
Untuk syarat, Google masih mencari startup yang menargetkan pasar lokal untuk solusi atau aplikasi yang diusung di negara masing-masing. Selain itu Google juga masih menjadikan market fit, solusi yang coba dipecahkan, value yang akan diberikan untuk pengguna dan beberapa hal lain sebagai pertimbangan pendaftar untuk lolos dan berhak mengikuti program ini.
Hingga saat ini, Google telah mengirimkan 20 startup Indonesia ke kantor pusatnya di Mountain View, California. Nama-nama seperti iGrow, Mapan, PicMix, Qlue, Jojonomic, Kakatu, HarukaEdu, Setipe, Kerjabilitas, Kurio, eFishery, dan beberapa nama lain menjadi alumni dari kelas-kelas Google Launcpad Accelerator sebelumnya.
Bersamaan dengan digelarnya Google for Indonesia kemarin, Google juga membawa kembali enam startup Indonesia yang mengikuti bootcamp Google Launchpad Acceleratorbatch kedua. Selain mendapat dana “gratis” $ 50 ribu, enam startup Indonesia ini juga berkesempatan menimba ilmu dari sejumlah orang-orang brilian pilihan Google, baik dari luar maupun dalam negeri. Di sisi lain, hari ini (10/8) angkatan pertama Google Launchpad Accelerator juga melakukan Graduation Ceremony.
Google Launchpad Accelerator batch kedua kali ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan batch pertama. Perbedaan yang ada hanya terdapat dari sisi jumlah peserta dan negara yang mengikuti batch kedua. Di batch kedua ini ada enam negara yang berpartisipasi dan masing-masing diwakili oleh enam startup.
Indonesia sendiri di batch kedua diwakili oleh Jarvis Store, Talenta, Ruangguru, IDNtimes, Codapay, dan Hijup yang menjadi satu-satunya startup di bidang e-commerce dan juga pendiri wanita. Masing-masing pendiri memiliki pengalaman pelatihan yang tidak jauh berbeda, mulai dari UI/UX, cara akuisisi pengguna dan juga talenta, hingga penempatan investasi di channel yang tepat.
President CodaPay Paul Leisshman mengatakan, “Hal yang paling menantang adalah menyeimbangkan semua informasi yang kami terima dan teknologi baru yang kami pelajari, memilih mana yang relevan, dan apa yang akan kami lakukan dengan bisnis kami berikutnya. […] Ini sedikit banyak mengubah rencana kami ke depannya. Paling dekat, kami ingin segera mengimplementasikan teknologi progressive web app dalam platform kami.”
Lain Paul, lain lagi pengalaman yang diperoleh CEO Talenta Joshua Kevin. Bagi Joshua pelajaran yang paling berharga adalah materi UI/UX. Joshua sendiri berencana untuk segera mengoptimasi UI/UX mereka lebih baik lagi, apalagi Talenta sendiri baru-baru ini telah mendapatkan pendanaan.
Sementara itu CEO Hijup Diajeng Lestari menjelaskan, “Kami mendapatkan ilmu mengenai bagaimana mengoptimalisasi funnel. Mulai acquisition cost-nya sampai si customer itu sudah masuk dalam customer base kami. […] Istilahnya performance analysis, jadi [kami bisa] invest di kanal-kanal yang terbaik saja untuk akusisi pengguna.”
Developer Relationship Program Manager Google Erica Hanson menyampaikan bahwa di batch kedua ini Hijup dan Ruangguru sendiri cukup menarik perhatian. Hijup sebagai startup e-commerce dinilai mampu menciptakan emotional connection dengan penggunanya. Sedangkan Ruangguru dari model bisnisnya yang baru pertama kali ini ada di program Launchpad Accelerator.
Di sisi lain, pada batch pertama, eFishery dinilai memiliki model bisnis paling unik bersama dengan Kerjabilitas. Erica juga berjanji bahwa ke depannya Google akan terus mencari startup yang mampu memecahkan masalah dengan cara yang unik lewat teknologi di Indonesia.
Sebagi informasi, di batch kedua ini ada beberapa peserta dari batch pertama yang menjadi mentor untuk peserta batch kedua. Contohnya Razi Thalib dari Setipe yang menjadi mentor untuk Hijup.
Graduation Ceremony Google Launchpad Accelerator angkatan pertama
Dengan kembalinya enam startup batch kedua, program Google Launchpad Accelerator batch pertama pun berakhir. Hari ini, delapan startup yang menjadi angkatan pertama pun mengadakan Graduation Ceremony mereka di Hotel Mulia, Jakarta dan menyampaikan pelajaran apa saja yang telah mereka ambil selama mengikuti program bimbingan dari Google tersebut. Mereka adalah Kerjabilitas, Setipe, Jojonomic, eFishery, Seekmi, HarukaEdu, dan Kakatu.
CEO HarukaEdu Novistar Rustandi menyampaikan bahwa pelajaran paling berharga yang didapatnya adalah mengenai pemahaman user experience. Berangkat dari sana, kini pihaknya telah membangun versi baru dari sistem yang sudah ada dan disebut sudah melalui uji coba hingga dua kali saat ini. Versi baru ini pun disebut Novistar memiliki UI/UX yang benar-benar berbeda dari yang sebelumnya.
CEO Kibar Yansen Kamto yang turut hadir dan juga menjadi salah satu mentor dalam program Launchpad Accelerator mengatakan, “Tidak mudah menjadi entrepreneur di Indonesia, tetapi sekarang kita bisa melihat para pendiri startup hebat […] yang mampu memecahkan masalah. […] Ini [lewat Launchpad Accelerator] sebenarnya bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk belajar dari mentor dan startup lain di dunia. […] Kita harus bisa menjaga momentum ini agar ekosistem startup di Indonesia terus tumbuh.”
Selain pendanaan bebas ekuitas sebesar $ 50 ribu dan pelatihan gratis selama dua minggu langsung di kantor pusat Google, perusahaan-perusahaan startup yang ikut di batch kedua tersebut akan mendapat mentoring selama enam bulan sekembalinya ke Indonesia sekaligus akses ke alat dan sumber daya Google. Google juga berencana akan membuka pendaftaran untuk kelas Launchpad Accelerator ke-3 pada 2017. Namun, detail berapa jumlah peserta yang bisa berangkat dan detail-detail lainnya masih belum bisa diungkap saat ini.
Google secara resmi telah mengumumkan 24 startup yang akan mengikuti gelombang kedua program Launchpad Accelerator. Dari empat negara yang berpartisipasi, terdapat masing-masing enam startup yang bergabung di gelombang kedua yang rencananya akan berjalan pada 13 Juni 2016 nanti. Hijup, Talenta, Codapay, Jarvis Store, Ruangguru, dan IDNtimes adalah startup yang mewakili Indonesia di program Google Launchpad Accelerator kali ini.
Sedikit berbeda dengan gelombang pertamanya, di gelombang kedua Launchpad Accelerator ini Google hanya mencari enam startup untuk berpartisipasi. Selain itu, Meksiko ditambahkan sebagai negara baru di samping Indonesia, Brazil, dan India yang sebelumnya telah ikut di gelombang pertama.
Pendaftaran gelombang kedua program Launchpad Accelerator sendiri dibuka pada awal Maret 2016 dan berakhir pada 31 Maret 2016 kemarin. Total ada 24 startup terpilih yang akan mengikuti program Launchpad Accelerator gelombang kedua yang diumumkan oleh Google minggu lalu (11/5).
Berikut adalah daftar lengkap enam startup yang mewakili Indonesia untuk ikut dalam program Launchpad Accelerator gelombang kedua:
Hijup: Platform e-commerce untuk busana perempuan muslim
Talenta: Perangkat lunak berbasis awan yang bertujuan membantu UKM dalam mengelola proses SDM
Jarvis Store: Layanan pembuatan situs bagi e-commerce kecil dan menengah
Ruangguru: Platform yang menghubungkan siswa dengan pengajar untuk belajar di luar sekolah
IDNtimes: Perusahaan media online independen yang membidik generasi muda Indonesia
CEO eFishery Gibran Chuzaefah Amsi El Farizy yang ikut dalam program Launchpad Accelerator gelombang pertama mengatakan, “Musuh terbesar Anda bukanlah kegagalan, namun godaan untuk menjadi biasa. […] Para mentor [di program Launchpad Accelerator] akan mendorong Anda untuk menciptakan produk yang luar biasa dan dengan skala startup yang juga luar biasa.”
Launchpad Accelerator sendiri adalah program percepatan pertumbuhan startup dari Google yang akan memberikan peluang pendanaan bebas ekuitas sebesar $50.000, bootcamp selama dua minggu di markas pusat Google, pembinaan berkelanjutan selama enam bulan, dan akses ke peralatan dan sumber daya Google.
Google baru saja mengumumkan program Launchpad Accelerator yang siap merangkul startup di Indonesia, India dan Brasil. Program tersebut memfokuskan pada kegiatan mentoring, pelatihan, dukungan serta memberikan pendanaan bebas ekuitas hingga $50.000 bagi startup pengembang solusi mobile.
Roy Glasberg selaku pimpinan global untuk Google Launchpad Accelerator mengatakan bahwa program ini akan fokus mencari startup yang dapat memberikan dampak tinggi di pasar lokal. Visi dari program ini tak lain untuk mengidentifikasi game changer di industri digital di masing-masing negara, khususnya untuk platform Android.
Pendekatan pendanaan bebas ekuitas dipilih Google karena tak ingin membebani pengembang dengan pencapaian return of investment (ROI) dan ekuitas itu sendiri. Launchpad Accelerator akan memberikan dukungan selama enam bulan kepada startup, termasuk memfasilitasi perjalanan ke kantor Google di Silicon Valley bagi startup yang terpilih untuk mengikuti rangkaian program pelatihan.
Startup akan dibimbing langsung di kantor pusat Google selama dua Minggu
Program akselerator ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan. Pertama, setelah startup terpilih akan diterbangkan ke Mountain View guna mengikuti bootcamp selama dua Minggu. Dalam acara bootcamp tersebut startup akan bertemu beberapa mentor, dari dalam dan dari luar perusahaan Google. Dua Minggu ini akan menjadi modal penting bagi startup untuk mampu merencanakan dengan matang strategi eksekusi di lima setengah bulan berikutnya.
Beberapa materi tentang desain produk dan strategi pemasaran juga akan menjadi fokus bootcamp. Sehingga diharapkan ketika para startup kembali ke negaranya masing-masing, mereka mendapatkan insight dan akses ke jaringan lokal dan internasional. Masing-masing startup juga akan mendapatkan akses khusus ke platform pengembang dan kit pemasaran dari Google.
Akselerator ini ditargetkan mampu merangkul 50 startup baru per tahun. Pada sesi pertama yang sudah berjalan dari beberapa waktu lalu, sudah terpilih 20 startup terbaik, dan pada pertengahan Januari nanti akan diterbangkan ke Mountain View untuk mengikuti program perdana mereka. Sedangkan untuk kelas kedua saat ini proses seleksi juga sudah mulai dibuka dan akan dieksekusi pada pertengahan tahun depan.
Menurut situs Google Launchpad Accelerator, Jojonomic, Kakatu, HarukaEdu, Kerjabilitas, Kurio, eFishery, dan Setipe bakal mengikuti batch pertama ini.
Dari sisi bisnis fokus Google untuk berinvestasi “tanpa syarat” kepada startup pengembang solusi mobile tak lain untuk terus mengembangkan inovasi aplikasi Android, khususnya di negara berkembang. Ini menjadi solusi kritis, setelah ditemukan fakta bahwa pertumbuhan perangkat Android terpantau melambat ketika bertarung melawan platform iOS.
Dengan melahirkan berbagai solusi mobile dengan sentuhan dan kultur lokal yang kental diharapkan mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekosistem Android di masing-masing negara. Indonesia, India, dan Brazil memiliki populasi yang sangat besar untuk dimaksimalkan sebagai lahan pertumbuhan pangsa pasar Android.