Google Stadia akhirnya resmi meluncur minggu ini lewat Founder’s dan Premiere Edition. Ia memang bukan layanan cloud gaming pertama, namun mayoritas khalayak mempercayai pengalaman Google di ranah teknologi. Tapi meski Stadia beroperasi seperti yang Google inginkan, banyak pakar merasa bahwa platform ini belum sepenuhnya siap – apalagi sejumlah fitur penting belum ada di sana.
Ada banyak hal yang harus Google lakukan agar Stadia mampu merangkul lebih banyak pengguna, apalagi dalam waktu ke depan, kompetisi dipastikan akan jadi kian ketat. Ketika Stadia baru mampu menawarkan 22 game, Microsoft xCloud sudah didukung oleh 50 permainan di masa uji coba dan ia dijadwalkan untuk tiba di PC tahun depan. Dan Anda juga mungkin telah mendengar agenda Amazon buat menyediakan layanan gaming on demand serupa.
Berdasarkan laporan CNET, raksasa teknologi asal Seattle itu berencana untuk memperkenalkan platform cloud gaming-nya tahun depan. Langkah tersebut boleh katakan sebagai ekspansi bisnis mereka di ranah gaming. Lewat kanal eCommerce-nya, Amazon sudah lama menjual game, console/hardware resmi serta segala macam aksesori pendukung gaming. Dan kita tahu, Amazon telah mengambilalih Twitch di 2014 – salah satu layanan video streaming game terbesar di dunia.
Dalam pengembangan platform cloud gaming, Amazon sudah mulai merekrut talenta-talenta berpengalaman yang sempat bekerja di perusahan gaming besar, seperti Microsoft. Mereka juga membuka lowongan di tim Amazon Web Services untuk mengeksekusi ‘inisiatif baru’. Menurut pengakuan dua narasumber pada CNET, semua ini berkaitan dengan ekspansi layanan gaming Amazon di masa depan.
Dan tidak tanggung-tanggung, Amazon turut mengakui niatannya untuk mengintegrasikan Twitch dan layanan-layanan lain milik perusahaan ke platform gaming on demand mereka.
Di salah satu posting lowongan pekerjaan, Amazon sempat bilang, “Kami percaya evolusi yang dahulu dicetus oleh komunitas arcade telah berkembang menjadi tren live stream dan esports yang sangat populer sekarang. Industri gaming akan terus tumbuh hingga semua orang dapat jadi gamer, dan tiap gamer bisa berkreasi, bertanding, berkolaborasi dan saling berhubungan dengan sesamanya dalam skala masif.”
Sekali lagi, gaming bukanlah hal baru bagi Amazon. Di tahun 2012 mereka mendirikan tim developer first-party Amazon Game Studios. Saat ini mereka tengah menggodok Crucible (permainan last man standing berbasis kelas yang mengadu 12 pemain) dan New World (MMO sandbox bertema supernatural). Sayangnya dua permainan ini masih belum dirilis oleh Amazon Game Studio, dan bersamaan dengan ajang E3 2019 kemarin, studio malah diketahui merumahkan sejumlah karyawannya.